Dosen pengampu
Disusun oleh:
Aril Hattami Billah 2304290133
Hikmal raya fareja 2304290126
Raihan Alfitra 2304290103
Rayhan Gusnan Dalimunthe 2304290105
Muhammad Iqbal 2304290102
Nadia Aulina 2304290129
PROGRAM STUDI BIOKIMIA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................................................
C. Tujuan penulisan....................................................................................................................
BAB II................................................................................................................................................
PEMBAHASAN................................................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................................................
Kesimpulan........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karbohidrat
Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam: semuanya tidak dapat larut dalam air.
Namun dapat larut dala zat pelarut non polar seperti eter dan kloroform. Lipid biologis yang
penting meliputi lemak netral, zat lilin, fosfolipid, dan steroid.
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan
basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu gliserol.
Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang
bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau alkil).
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut
dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida,
xylena, alkohol panas, dan aseton panas.
2.1 Struktur dan Karakteristik Lipid
2.1.1 Struktur Lipid
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida,
digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-
lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari
wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan
dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon
sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara
lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4),
tumor necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan
hormon adipokinetik (Akh).
Struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-). maka lemak
mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di
5
dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, chloroform,
atau benzol.
2.1.2 Karakteristik Lipid
Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah kelompok
senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :
1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, CHCl3,
benzena,alkohol/aseton panas, xylen, dll yang sering juga disebut pelarut
lemak.
2. Secara kimia, penyusun utamanya adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid
terdapat 95%asam lemak).
3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak
essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam
linolenat dan asam arakidonat.
4. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan
lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
5. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam
lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam
stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol
dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
6. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut
dalam air.
7. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan
pelarut lemak yang baik.
8. Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan minyak.
Jika berbentuk padat disebut sebagai lemak.
9. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat
penting dalam pembentukan membran sel.
10. Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen. Juga larut
dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter.
2.1.3 Karakteristik Fisik Lipid
Berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu:
1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan
lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak
tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat)
mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga
molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan
lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
6
4. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan
pelarut lemak yang baik.
5. Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan minyak. Jika
berbentuk padat disebut sebagai lemak.
6. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat
penting dalam pembentukan membran sel
7. Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian
molekul yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil
(suka air).
Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar
oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga
larut dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak
mempunyai titik leleh dan titik didih lebih rendah daripada lemak.
Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan
alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut
sabun
Hidrolisis dari trigliserida biasanya oleh enzim lipase akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak. Fosfolipase merupakan enzim yang menghidrolisis fosfolipid dan ternyata terdapat
beberapa fosfolipase, diantaranya fosfolipase A, yang dapat mengurai ikatan antara gliserol dan
asam lemak tidak jenuh. Fosfolipase B, menguraikan ikatan antara asam lemak baik yang jenuh
dan yang tidak. Fosfolipase C membebaskan ikatan antara gliserol dengan fosfat-basa-nitrogen.
Fosfolipase D akan membebaskan ikatan antara basa-nitrogen dengan asam fosfat.
Reaksi lemak dengan alkali dinamakan penyabunan. Beberapa zat pada lipid tidak dapat
disabunkan, akan tetapi larut dalam eter. Karena sabun tidak larut dalam eter, maka kedua zat
tersebut dapat dipisahkan dengan memakai eter. Beberapa zat yang tidak dapat disabunkan
diantaranya, beberapa macam keton, alkohol dengan jumlah atom C yang tinggi, steroid. Bila
lemak dapat disabunkan maka dia mempunyai nilai yang disebut angka penyabunan. Angka
7
penyabunan ialah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gr lemak atau
minyak. Gunanya untuk menentukan berat molekul lemak atau minyak tersebut.
Misel (Micelle), bila polar lipid mencapai konsentrase tertentu yang terdapat pada aqueous
medium, maka akan terbentuk misel. Pembentukan garam empedu menjadi misel, sehingga
memudahkan pencernaan lemak, merupakan mekanisme yang penting untuk penyerapan lemak
di usus halus.
Emulsi, adalah partikel-partikel koloid yang besar, yang dibentuk dari non polar lipid di
dalam aqueous medium. Untuk kestabilannya biasanya dipakai emulgator (emulsifying agent)
sperti lesitin (polar lipid).
3. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak
mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya.
Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap
pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan
untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam
lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium adalah
bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram
lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan
rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.
4. Hidrogenasi
Dengan adanya katalisator (Pt atau Ni) maka lemak-lemak tak jenuh (biasanya lemak
tumbuh-tumbuhan) dapat dihidrogenasi sehingga membentuk asam lemak jenuh, sehingga dapat
menjadi lebih keras. Metode ini dapat dipakai unutuk membuat lemak buatan (margarin) dari
minyak. Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi
lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak
menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan.
Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki
minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.
8
5. Ransid, Tengik (Rancidity)
Ransid atau tengik adalah perubahan kimiawi dari lemak atau minyak sehingga terjadi
perubahan bau dan rasa dari minyak tersebut. Proses ini agaknya proses oksidasi dari udara
bebas, pada ikatan rangkap sehingga terbentuk ikatan peroksida. Timbel (Pb) dan tembaga (Cu)
mempercepat proses ketengikan. Sebaliknya menghindarkan udara dan pemberian antioksidan
mencegah ketengikan.
6. Angka Keasaman
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dari 1 gr lemak.
Gunanya untuk menetukan banyaknya asam lemak yang terdapat pada lemak tersebut.
7. Angka Iodine
Banyaknya iodine (dalam gr) yang diperlukan untuk diabsorbsi oleh 100 gr lemak (minyak).
Gunanya untuk menetukan banyaknya (derajad) ketidakjenuhan dari lemak.
8. Angka Asetat
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralisasikan asam asetat yang didapat dari 1 gr
lemak yang telah diasetilkan. Gunanya untuk menetukan banyaknya gugusan hidroksil dari
lemak tersebut.
9
2.2. Klasifikasi lipid beserta contohnya
2.2.1 Asam lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari
asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Ini adalah konstituen mendefinisikan lipid dan adalah sebagian besar bertanggung jawab
untuk sifat fisik dan metabolik yang khas. Mereka juga penting dalam bentuk bebas Crocetin.
Dalam tubuh ini dilepaskan dari triasilgliserol selama puasa untuk menyediakan sumber
energi.Linoleic dan linolenic asam adalah asam lemak esensial, dalam bahwa mereka tidak dapat
disintesis oleh hewan dan harus datang dari tanaman melalui diet. Mereka adalah prekursor
arachidonic, eicosapentaenoic dan docosahexaenoic asam, yang merupakan komponen penting
dari semua membran lipid.
Asam lemak dalam diet pendek dan panjang rantai medium tidak biasanya Crocetin. Sekali
dalam tubuh mereka dioksidasi cepat dalam jaringan sebagai sumber 'bahan bakar'.Panjang rantai
asam lemak biasanya Crocetin pertama triasilgliserol atau struktural lipid dalam Rentang ukuran
dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu:
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai
hidrokarbonnya.Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain,
sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat.
Lemak jenuh cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida, yang merupakan
komponen-komponen lemak di dalam darah yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Asam lemak tak jenuh
Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak
10
lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak
jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.
Saat ini banyak diteliti tentang asam lemak tidak jenuh omega-3 yang banyak terdapat dalam
minyak ikan. Manfaat omega-3 antara lain dapat menurunkan kadar lemak darah (kolesterol dan
trigliserida) dan dapat mencegah pembekuan darah yang disebabkan butir-butir pembekuan
darah (trombosit) yang merupakan hal yang penting dalam mencegah terjadinya penyumbatan
pada pembuluh darah arteri. Oleh karena itu, tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan,
karena asam lemak tidak jenuh melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah
2.2.2 Gliserida
O
O --
1) Gliserida netral (lemak netral) HO
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida
netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin
berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1
asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan
jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan
energi penting dari sumber lipid.
O
O --
Digliserida HO
Trigliserida
2) Fosfogliserida (fosfolipid)
11
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah
satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah sebagai komponen penyusun membran
sel dan sebagi agen emulsi. Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel.
2.4.3 Non Gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-
molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan
malam.
a. Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer
dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada
manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.
b. Kolesterol
Androgen
12
OH O
H3 C H3 C
H
H3 C H H3 C H
H H H H
O HO
Testosterone Androsterone
Androgen adalah istilah generik untuk senyawa alami atau sintetis, biasanya hormon steroid ,
yang merangsang atau mengendalikan pembangunan dan pemeliharaan karakteristik maskulin
vertebrates untuk mengikat ke androgen receptors. Ini termasuk aktivitas dari aksesori organ sek
laki-laki dan perkembangan karakteristik seks sekunder. Androgen, yang pertama kali ditemukan
pada 1936, juga disebut androgenic hormon atau testoids. Androgens merupakan dasar anabolic
steroids. Mereka juga menjadi pelopor dari semua estrogens, pada perempuan hormon seks.
Utama dan paling terkenal adalah androgen testosterone. Androgen ablation dapat digunakan
sebagai terapi yang efektif dalam urologic tertentu seperti kanker metastatic kanker prostata.
Estrogen
CH3
C= O H3 C OH
H3 C
H
H3 C H H
H H H H
O HO
Progesterone Estradiol
Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama
sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,
kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan
perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti
payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid.
Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di
antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol,
estriol, dan estron. Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di
dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol
dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah
daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada
estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip
estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami
dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen. Estrogen digunakan
sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.
Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko
terkena kanker payudara, dan kanker endometrium. Mekanisme klasik estrogen akan
berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah menjadi risiko
kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi sel yang
sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replikasi
DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen. Walaupun
13
demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi
dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi globulin pengusung hormon
seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.
15
merupakan kelainan genetic yang serius yang paling umum terdapat pada
manusia.
4) Liporotein Densitas Tinggi (HDL).
HDL berfungsi sebagai pembawa kolesterol dari jaringan perifer ke hati
untuk metabolism (katabolisme) yang selanjutnya dikeluarkan dari tubuh. Kadar
HDL yang sangat tinggi (sampai 95%) berkorelasi positif dengan lamanya masa
hidup. Tingkat kadar kolesterol HDL plasma dianggap rendah bila kadarnya di
bawah 35mg/dl.
b) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah
glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak
mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan
sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
2.4.5 Derivat Lipid
Derivat lipid yaitu zat yang diturunkan dari lipid dengan hidrolisis. Termasuk didalamnya
adalah asam lemak dan minyak, gliserol, sterol dan benda-benda keton.
a. Lemak dan Minyak
Umumnya
Umumnya
Sumber dari
dari hewani
tumbuhan
Tidak mudah
Reaktifitas Mudah tengik
tengik
16
CH3(CH2)4 CH = CHCH2CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Linoleat
CH3CH2CH = CHCH2CH = CHCH2CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Linolenat
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan
basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu gliserol.
Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang
bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau alkil). Bagian karboksil
menuju air dan menghasilkan buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R -) menjauhi air
dan membelah molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah
membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah senyawa polar sedangkan
minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar bercampur oleh karena itu emulsinya
mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu ditambahkan suatu zat emulgator atau zat
pemantap, antara lain :
Ca Butirat, Ethanol.
Senyawa pembentuk sel liofil,protein, gum, dan gelatin.
Garam Fe, BaOH, SO4, Fe(OH)SO4, PbSO4, Fe2O3, Tanah liat, CaCO3, dll.
Minyak tanah dan minyak pelumas adalah derivat dari minyak residu dan batu bara yang
berisikan karbon dan nitrogen. Minyak bisa sampai ke perairan sebagai limbah. Sebagian besar
lemak mengapung di dalam air limbah, akan tetapi ada juga yang mengendap terbawa oleh
lumpur.
Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau
lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah
dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai
gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis)
maupun terikat sebagai gliserida.
Perbandingan model asam stearat (C18:0, atas), asam oleat (C18:1, tengah), dan asam α-
linolenat (C18:3, bawah). Posisi cis pada ikatan rangkap dua mengakibatkan melengkungnya
rantai dan mengubah perilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini. Pelengkungan tidak
terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans.
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C
lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di
antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
b. Terpen
17
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan
terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Senyawa dasar terpen merupakan satuan C5
disebut isoprene
2.3. Metabolisme Lipid
Tahap pertama, ß-oksidasi, dilakukan dalam siklus yang berkesinambungan dengan hasil
akhir sebagai acetyl-CoA. Tiap siklus terdiri atas 4 tahap reaksi, yaitu (1) dehidrogenasi 1, (2)
hidratasi, (3) dehidrogenasi 2, dan (4) tiolasi. Tahap kedua, tiap acetyl-CoA dioksidasi
menghasilkan 2 CO2 dan 8 elektron dalam siklus TCA. Tahap ketiga, elektron yang dihasilkan
dari tahap 1 dan 2 masuk ke rantai respirasi mitokondria dengan menghasilkan energi untuk
sintesis ATP dengan forforilasi oksidatif. Oksidasi asam lemak tidak jenuh memerlukan 2 enzim
tambahan: enoyl-CoA isomerase dan 2,4-dienoyl-CoA reductase. Asam lemak beratom C ganjil
dioksidasi ß menghasilkan acetyl-CoA dan propionyl-CoA. Propionyl-CoA dikarboksilasi
menjadi Lmethylmalonyl-CoA yang kemudian diisomerisasi menjadi succinyl-CoA untuk
dioksidasi menjadi CO2 dalam siklus TCA. Peroxisome tanaman dan hewan dan glyoxysome
tanaman menjalankan ß oksidasi dalam empat tahap yang mirip dengan ß oksidasi di
mitokondria hewan. Akan tetapi pada tahap pertama elektron langsung ditransfer ke molekul O2
menghasilkan H2O2. Reaksi -oksidasi yang terjadi di dalam retikulum endoplasma
menghasilkan asam lemak dikarboksilat yang dapat mengalami ß-oksidasi dari kedua ujungnya
sampai diperoleh asam dikarboksilat berantai pendek seperti C8 (asam suberat) atau C6 (asam
adipat).
Anabolisme Asam Lemak
Asam Lemak jenuh rantai panjang disintesis di sitosol dari acetyl-CoA oleh sistem enzim
kompleks asam lemak synthase dengan enam aktivitas enzim dan ACP. Sistem enzim kompleks
ini terdiri atas dua jenis gugus –SH, yang satu terikat pada ACP, dan yang lainnya pada residu
Cystein pada ß-ketoacyl-ACP synthase yang berfungsi sebagai pembawa intermediet asam
lemak. Tiap satu siklus penambahan satu unit 2 atom C pada sintesis asam lemak terdiri atas 4
tahap reaksi, yaitu (1) kondensasi gugus acetyl dari malonyl-ACP dengan intermediet asam
lemak yang terikat pada cys-SH, dengan melepaskan CO2, (2) reduksi 1 menghasilkan turunan
D-ß-hydroxy, (3) dehidrasi menghasilkan trans-2- unsaturated acyl-ACP, dan (4) reduksi 2
menghasilkan intermediet asam lemak yang sudah diperpanjang dengan dua atom C. Asam
palmitat dapat diperpanjang menjadi asam stearat (C18:0). Baik asam palmitat maupuan stearat
dapat didesaturasi menghasilkan masing-masing palmitoleat dan oleat. Mamalia tidak dapat
18
membuat asam linoleat dan asam -linolenat, kedua asam lemak ini disebut asam lemak
esensial. Triasil gliserol dibentuk dengan reaksi dua molekul asam lemak-CoA dengan gliserol-
3-fosfat membentuk asam fosfatidat, yang selanjutnya didefosforilasi menghasilkan
diacylglicerol. Melalui asilasi dengan molekul asam lemak-CoA ketiga triasilgleserol dapat
diperoleh. Sintesis dan degradasi triasilgliserol diatur oleh hormon.
Gambar 3. Perbedaan Anabolisme dan Katabolisme Asam Lemak
Singkatnya, metabolisme asam lemak adalah proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi
beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.
Gambar 3. Perbedaan Anabolisme dan Katabolisme Asam Lemak
Singkatnya, metabolisme asam lemak adalah proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi
beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3),
benzena dan hidrokarbon lainnya. Lipid atau yang umum disebut lemak, tersusun dari reaksi
asam lemak dengan gliserol. Asam lemak ada yang baik untuk tubuh dan juga berbahaya untuk
tubuh. Lemak jenuh (ikatan tunggal) yang umumnya lemak hewani cenderung meningkatkan
kadar kolesterol dan trigliserida, yang merupakan komponen-komponen lemak di dalam darah
yang berbahaya bagi kesehatan. Sebaliknya, lemak tidak jenuh (ikatan rangkap) yang umumnya
lemak nabati melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida darah. Agar tidak membahayakan tubuh batas lemak jenuh sebaiknya kurang dari
10% dari total kalori harian dan kolesterol kurang dari 300 miligram sehari .
20
DAFTAR PUSTAKA
Http://dhiyahblogger.blogspot.com/2011/08/biokimia-lipid.html
Https://www.academia.edu/5497424/RANGKUMAN_KATABOLISME_ASAM_LEMAK
Http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-fungsi-lemak.html
Http://haniifadly.files.wordpress.com/2011/03/lipid.pdf
Http://www.academia.edu/5471304/Makalah_LEMAK_dan_LIPID_-_Ilmu_Nutrisi
Blog.ub.ac.id/akbarsaitama/2012/09/09/metabolisme-lipid/comment-page-14/
21
22