Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRATIKUM

BIOKIMIA GIZI

LIPID

NAMA : AIZYAH NURSYAFITRI

NIM : B0422375

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : PUTRI RAHMAN

TGL.PRATIKUM : 7 JUNI 2023

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

LABORATORIUM TERPADU

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap pratikum biokimia gizi dengan dengan judul bab


pratikum “Lipid” yang di susun oleh:

Nama : Aizyah Nursyafitri

Nim : B0422375

Kelas : Gizi A

Kelompok : IV (Empat)

Telah diperiksa oleh dosen/asisten dosen dan dinyatakan diterima/


disetujui:

Majene, Juni 2023

Kordinator Asisten Asisten

Hermin Pando Pasoso Putri Rahman


Nim: H0318009 Nim: H0320335

1
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Tujuan Percobaan.......................................................................................3
C. Prinsip Percobaan.......................................................................................4
D. Manfaat Percobaan.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
A. Pengertian Lipid..........................................................................................6
B. Jenis-jenis Lipid..........................................................................................6
C. Sifat Fisiokimia Lipid.................................................................................7
D. Minyak Kelapa............................................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
METODE PERCOBAAN....................................................................................10
A. Waktu dan Tempat....................................................................................10
B. Alat dan Bahan..........................................................................................10
C. Prosedur Kerja..........................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................12
A. Tabel Pengamatan.....................................................................................12
B. Gambar Hasil............................................................................................13
C. Pembahasan...............................................................................................16
BAB V....................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan


asam lemak. Lipid terdiri dari karbon, hydrogen dan sedikit oksigen dan
lipid mempunyai sifat tidal larut dalam air dan larut dalam pelarut
nonpolar seperti eter, kloroform dan benzene. Lipid diklafiasikan sebagai
lipid sederhana (lemak lilin), lipid campuran (fosfolipid, glikolipid, lipid
campuran lain) dan derivat lipid seperti, asam lemak, gliserol, steroid
(Arie et all,.2021).
Metabolisme lipid terdiri dari proses katabolisme dan anabolisme.
Metabolisme lipid mencakup metabolism trigliserida, metabolism
kolestrol dan metabolisme lipoprotein. Kelainan dalam metabolism lipid
merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis yang merupakan pangkal
mula terjadinya penyakit jantung kroner dan stoke.Lipid merupakan unsur
makanan yang penting dan dibutuhkan tidak hanya karena nilai energi
yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut dalam lemak. Sementara
lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan penyekat panas
dalam jaringan subkutan dan penyekat listrik yang memungkinkan
perambatan cepat gelombang depolarisasi sepanjang saraf bermielin
(Marlina et all.,2017).

B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui kelarutan kipid pada pelarut tertentu (sifat fisiokimia dari
lipid).
2. Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
3. Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa.
4. Mengetahui adanya hidrolisis pada minyak oleh alkali.

3
C. Prinsip Percobaan
1. Uji Kelarutan Lipid
Pada umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.
Minyak dala air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila
dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
Sebaliknya mnyak dalam soda (Na²CO³) akan membentuk emulsi yang
stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi
dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehinnga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah dispresi atau supensi metastabil suatu cairan dalam
cairan lain dimana keduanya tiak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut
emulsifier atau emulsifyingagent. yang berfungsi menurunkan
tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat
berupa protein, gum sabun atau garam empedu. Daya kerja emulsifier
terutama di sebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, pada
minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling
minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan dan diadsorpsi
melapisi butir-butir minyak sehinnga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
3. Uji Kesamaan Minyak
Minyak murni bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah
tengik bersitaf asam. Hal ini disebabkan minyak mengalmi hidrolisis
dan oksidasi menghasilkan aldehid , keton dan asam-asam lemak
bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat di percepat
oleh adanya cahaya, kelembapan,pemanasan, aksi mikroba, dan katalis
logam tertentu, seperti Fe, Ni dan Mn sebaliknya zat-zat yang dapat
menghemat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan,

4
misalnya: tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,
hidroquinon, dan flavonoid.
4. Uji Penyabunan Minyak
Lemak dan minyak dapat di terhidrolisis yang sengaja biasa di
lakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH,
melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses
hidrolisis minyak oleh alkali sisebut reaksi penyabunan saponifikasi.

D. Manfaat Percobaan
1. Pratikan dapat mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. Pratikan dapat mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari
minyak.
3. Pratikan dapat mengetahui sifat asam basa pada minyak kelapa.
4. Pratikan dapat mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh
alkali.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lipid
Lipid di sebut juga dengan lemak. Istilah lipid meliputi senyawa-senyawa
heterogeny, termasuk lipid dan minyak umum digunakan dalam bahan
makanan, fosfolipida, sterol dan ikatan lain sejenis terdapat di dalam bahan
makanan dan tubuh manusia. Lipid mempunyai sifat yang sama, yaitu larut
dalam pelarut nonpolar sepertinetanol, ester, kloroform dan benzena. Namun
lipid memiliki sifat larut air dan larut dalam pelarut organic seperti eter,
alkohol, benzene dan kloroform. Lemak mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). namun proposi atom oksigen lebih kecil di
bandingkan dengan atom karbon (C) dan hidrogen (H). Dalam
metabolismenya, lema memerlukan lebih banyak oksigen sehingga
menghasilkan energi lebih banyak di bandingkan karbohidrat dan
proteinKomponen penyusun lipid yang umumnya kita komsumsi berbentu
trigliserida dan di sebut juga lemak netral yang terdiri dari gliserol dan tiga
buah asam lemak. Asam lemak penyusun trigliserida disebut lemak sederhana
(simple fat), tetapi bisa pula berbeda Sebagian atau ketiganya di ditemukan
di alam (Marlina et all.,2017).

B. Jenis-jenis Lipid
Menurut Novi (2021) Jenis-jenis lipid dibagi menjadi empat yaitu:
1. Lipid sederhana atau lemak sederhana merupakan lemak yang
komponenya hanya terdiri dari asam lemak dan alkohol saja, tanpa
menandung senyawa lainnya. Contoh lemak sederhana adalah minyak dan
lilin. Minyak atau lemak, merupakan lemak yang tersusun dari asam
lemak dan gliserol. Minyak merupakan bentuk lemak cair. Lilin adalah

6
lemak yang tersusun dari asam lemak dengan alkoholn monohidrik
dengan berat molekul lebih tinggi.
2. Lipid kompleks atau lemak kompleks merupakan lemak yang lebih
banyak lagi komponen penyusunya dibandikan dengan lemak sederhana.
Pada lemak kompleks terdiri komponen penyusun lain selain asam lemak
dan alkohol. Contoh lemak komleks antaralain fosfolipid. Fosfolipid
adalah lemak kompleks yang mengandung residu asam fosfat disamping
asam lemak dan alkohol. Fosfolid sering memiliki basa yang mengandung
nitrogen dan unsur lainnya, misalnya dlam gliserofosfolipid jenis
alkoholnya adalah gliserol, dan dalam sphingofosfolid jenis alkoholnya
adalah sphingosine. Glikolipid merupakan jenis lemak kompleks yang
mengandung asam lemak, alkohol (berupa sphingosine), dan karbohidrat.
Sulfolipid merupakan lemak kompleks yang tersusun dari lemak dan
senyawa sulfat. Aminolipid adalah lema kompleks yang tersusun dari
lemak dan asam amino. Lipoprotein merupaka lemak kompleks yang
tersusun dari asam lemak dan protein.
3. Lipid turunan atau lemak turunan adalah jenis lemak yang diperoleh dari
proses metabolisme lemak sederhana atau lemak kompleks contoh lemak
yang termasuk lemak turunan antara lain kolestrol, hormon steroid,
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D E DAN K),
hormon reproduksi, dan aldehida berlemak.
4. Bakal lemak atau asal muasal lemak adalah bahan baku Menyusun lemak.
Contoh bakal lemak adalah asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan
gliserol ini diperlukan untuk Menyusun triasilgliserol untuk Menyusun
lemak, di perlukan bahan baku asam lemak dan gliserol yang diaktivitasi
terlebih dahulu.

C. Sifat Fisiokimia Lipid


1. Sifat fisika lipid
Lemak mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh sedangkan lemak cair (minyak) mengandung tidak jenuh. Lemak
hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-

7
beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
terkandung di dalamnya di ukur dengan menggunakan bilangan iodium.
Ioium ini bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap
molekul iodim mengadakan reaksi aidisi pada suatu ikatan rangkap.
Oleh karena itu, makin banyak pula ikatan iodium yang dapat bereaksi.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan di udara akan menimbulkan bau
dan rasa yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas.Di samping itu dapat terjadi proses
oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan
menambah bau dan rasa tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh
akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida.
Inilah menyebabkan bau dan rasa tidak enak atau tengik. Kelembapan
udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-
faktor yang menyebabkan ketengikan lemak (Dwi, 2017).
2. Sifat Kimia Lipid
Lemak dan minyak dapat mengalami ketengikan karena dapat
terhidrolisis dan teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan
udara. Hidrolisis yang paling umum dengan alkali disebut penyabunan
karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun.

Gambar 5.5 Reaksi Penyabunan Pada Lemak

Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan


penyabunan. Bilangan penyabunan adalah bilangan yang
menyatakan jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk

8
menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan
penyabunan tergantungan pada Panjang pendeknya rantai karbon
asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan
penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut (Dwi,
2017).

D. Minyak Kelapa
Minyak kelapa atau Bahasa ilmianya Virgin coconut oil (VCO) adalah
minyak yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higenis tanpa
sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan sehingga kandungan
penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Komponen utama dari
minyak kelapa sekitar 92% adalah asam lemak jenuh, diantaranya asam laurat
(48,74%), asam mirisat (16,31%), asam kaprilat (10,91%), asamkaprat
(8,10%) (Marlina et al.,2017).
Kepala hibidra adalah jenis kelapa yang dihasilkan dari persilangan antara
kelapa berpohon tinggi (kelapa dalam) dan kelapa yang cepat berbuah (kelapa
genjah) sehingga dihasilkan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asal.
Kelapa hibidra memiliki sifat unggul yang diwariskan oleh tetuanya, yaitu
dapat berubah cepat (4-5 tahun), potensi berbuah rata-rata mencapai 120 butir
per pohon per tahun, memiliki daging buah yang tebal, terdapat kandungan
minyak tinggi, tergolongn tanaman dengan pohon berukuran sedang serta
tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Asal mula memperoleh minyak
dari dari buah kelapa adalah bukan dari kopra (daging buah kelapa segar).
Kopra di buat pada waktu itu memenuhi kekurangan minyak yang melanda
daratan Eropa. Daging buah kelapa merupakan bahan yang mudah
membusuk, karena di sebabkan oleh kandungan airnya yang sangat tinggi.
Agar dapat tahan lama diperjalanan maka daging buah kelapa di keringkan
dengan maksud memperoleh kopra.pada waktu daging buah kelapa di parut,
sel-sel nya akan rusak dan isi sel dengan mudah dikeluarkan dalam wujud
emulsi bewarna putih yang dikenal dengan santan. Santan mengandung

9
minyak sebanyak 50%. Sisa minyak yang lain di peroleh dengan penambahan
air dam pemerasan kedua dan ketiga (Marlina et all.,2017).

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Rabu, 7 Juni 2023
Waktu : “13:00-17:00” WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar, Laboratorium Terpadu
Universitas Sulawesi Barat

B. Alat dan Bahan


1. Uji Kelarutan Lipid
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Penjepit tabung
3) Pipet ukur
4) Pipet tetes
5) Rak tabung
b. Bahan
1) Minyak kelapa
2) Alkohol 96%
3) Kloroform
4) Eter
5) Air suling (aquades)
2. Uji Pembentukan Emulsi
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung
3) Pipet ukur
4) Pipet tetes

10
b. Bahan
1) Minyak Kelapa
2) Larutan NaCO³ 0,5%
3) Larutan Sabun
4) Air Suling
3. Uji Kesamaan Minyak
a. Alat
1) Kertas Lakmus Merah
2) Kertas Lakmus Biru
3) Porselin Tetes
4) Pipet tetes
5) Mikro Pipet
b. Bahan
1) Minyak Kelapa
2) Minyak Kelapa Tengik
4. Uji Penyabunan Minyak
a. Alat
1) Pipet Tetes
2) Gelas Ukur 100 ml
3) Alat Pemanas
4) Pipet Ukur
5) Makro Pipet
b. Bahan
1) Minyak Kelapa
2) Alkohol 95%
3) NaOH
4) Erlenmeyer 500 ml
5) Timbangan analitik

C. Prosedur Kerja
1. Uji Kelaruitan Lipid

11
Tabung pertama air suling. Air suling di masukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 2ml dan tambahkan empat tetes minyak kelapa
lalu di homogenkan secara perlahan kemudian tunggu beberapa saat,
dan hasilnya tidak tercampur dan minyaknya berada pada bagian atas.
Tabung kedua alkohol. Alkohol dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 2ml kemudian tambahkan 4 tetes minyak lalu di
homogenkan tunggu beberapa saat dan hasilnya tidak bercampur
minyak berada pada bagian bawah dan bersih. Tabung ketiga
kloroform. Kloroform dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak
2ml dan tambahkan 4 tetes minyak lalu di homogenkan tunggu
beberapa saat dan hasilnya bercampur atau larut. Tabung keempat eter.
Eter dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2ml kemudian
tambahkan 4 tetes minyak kelapa lalu di homogenkan tunggu beberapa
saat, hasilnya bercampur atau larut.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Tabung kesatu masukkan air suling sebanyak 3ml kedalam tabung
reaksi dan tambahkan 3 tetes minyak kelapa lalu homogenkan tunggu
beberapa saat, dan hasilnya terbentuk emulsi tidak stabil. Tabung
kedua masukkan air suling sebanyak 3ml kedalam tabung reaksi
tambahkan 3 tetes minyak kelapa dan 3 tetes Na²CO³ 0,5% lalu
homogenkan tunggu beberapa saat, dan hasilnya terbentuk emulsi
tidak stabil. Tabung ketiga masukkan air suling sebanyak 2ml kedalam
tabung reaksi tambahkan 3 tetes minyak kelapa dan 3 tetes larutan
sabun lalu homogenkan tunggu beberapa saat, dan hasilnya terbentuk
emulsi stabil.
3. Uji Kesamaan Minyak
Zat uji minyak kelapa Siapkan kertas lakmus merah dan biru lalu
teteskan minyak kelapa di setiap lakmus dan amatilah perubahan
warna yang terjadi pada minyak kelapa tunggu beberapa saat, dan hasil
dari kertas lakmus merah tetap bewarna merah menunjukkan bahwa

12
minyak kelapa memiliki sifat asam basa netral begitu pula dengan
lakmus biru.
Zat uji minyak tengik siapkan kertas lakmus merah dan biru lalu
teteskan minyak tengik di setiap lakmus dan amatilah perubahan warna
yang terjadi pada minyak tengik tunggu beberapa saat, dan hasil dari
kertas lakmus merah dan biru menujjukan netral pada hasil pratikum
yang dilakukan karena minyak tengik yang digunakan tidak terlalu
tengik.
4. Uji Penyabunan Minyak
Masukkan minyak kelapa sebanyak 5 ml ke dalam Erlenmeyer lalu
tambahkan 1,5 g NaOH dan 25 ml alcohol 95% dan panaskan sampai
mendidih pada pratikum yang di lakukan hanya membutuhkan 8 menit
48 detik utuk mendidih, untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan
telah sempurna, ambilah 3 tetes larutan, kemudian larutkan kedalam air
dan hasilnya sempurna pada batas larut 75 ml.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan
1. Uji Kelarutan Lipid

Tabung Tabung Tabung Tabung Tabung


Bahan
1 2 3 4 5
Air suling 2ml - - - -
Alkohol 96% - 2ml - - -
Eter - - 2ml - -
Kloroform - - - 2ml -
Na²CO³ 0,5% - - - - 2ml
Minyak kelapa 4 tetes 4 tetes 4 tetes 4 tetes 4 tetes
kocok tabung sampai homogen, beberapa saat
Hasil:
Larut/tidak Tidak Tidak Tidak
Larut Larut
Larut/terbentuk larut larut Larut
emulsi
2. Uji Pembentukan Emulsi

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Air suling 3ml 3ml 3ml
Minyak kelapa 3 tetes 3 tetes 3 tetes
Na²CO³ 0,5% - 3 tetes -
Larutan sabun - - 3 tetes
Kocok tabung sampai homogen, beberapa saat
Hasil: Tidak stabil Tidak stabil Stabil
Terbentuk
emulsi
stabil/tidak

12
stabil
3. Uji Kesamaan minyak

Perubahan warna Sifat asam/basa


Zat uji
Lakmus merah Lakmus biru
Minyak
Lakmus merah Lakmus biru Netral
kelapa
Minyak
Lakmus merah Lakmus biru Netral
tengik
4. Uji Penyabunan Minyak

Perlakuan minyak kelapa + NaOH + alkohol 95%


Hidrolisis Hasil
15 menit pemansan batas larutan
Penyabunan sempurna dan larut
75ml sampai larut

B. Gambar Hasil
1. Uji Kelarutan Lipid

Sebelum Sesudah

13
2. Uji Hasil Pembentukan Emulsi

14
Sebelum Sesudah

3. Uji Kesamaan Minyak

Sebelum Sesudah

15
4. Uji Penyabunan Minyak

Sebelum Sesudah

C. Pembahasan
1. Uji Kelarutan Lipid
Menurut Khaerani (2018) mengatakan bahwa hasil pengamatanya
akurasi yaitu: Semua lipid tidak mudah larut dalam udara melainkan
larut dalam solusi organik, hal ini disebabkan lipid disusun oleh karbon
dan hidrogen dengan proposi tertinggi.
Sedangkan Dalam uji ini dapat diketahui bahwa hampir semua jenis
lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air,
namun larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, aseton, benzena,
eter dan pelarut non polar lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil
pencampuran antara eter dan kloroform dengan minyak kelapa, hasil
yang didapatkan adalah keduanya larut dalam minyak dan tidak
terbentuk emulsi. Hal ini disebabkan minyak merupakan pelarut non
polar yang larut pada pelarut non polar eter dan kloroform dan pada air
suling dan alkohol 96% yang dengan minyak kelapa, kedua larutan

16
tersebut tidak larut dan tidak terbentuk emulsi. Hal ini disebabkan
kedua jenis pelarut tersebut merupakan jenis pelarut polar. Semua
pelarut polar tidak akan larut pada pelarut non polar. Kecuali pada
pelarut yang sama (Fitriana, 2019).
2. Uji Pembentukan Emulsi
Menurut Khaerani (2018) mengatakan bahwa hasil pengamatanya
akurasi tertinggi yaitu: Berdasarkan analisi data bahan yang positif
membentuk emulsi adalah minyak tengik sedangkan hasil negarif
adalah minyak kelapa.
Sedangkan Uji percobaan ini juga dilakukan uji pembentukan
Emulsi digunakan untuk mengetahui adanya pembentukan emulsi. Hasil
percobaan tersebut menunjukkan bahwa air suling dan minyak ada yang
membentuk emulsidan ada yang tidak membentuk emulsi dan ada yang
stabil dan tidak stabil. Hasil percobaan air suling, minyak kelapa, dan
Na-CO, (soda) membentuk emulsi yang tidak stabil, ini karena ada soda
berfungsi sebagai emulsifier yang menurunkan tegangan permukaan
antara air dan minyak. Soda akan membentuk lapisan disekeliling
minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diabsorbsi
mikaelapisi butir-butir minyak sehingga mengurangi bersatunya butir-
butir minyak satu sama lain. Pencampuran air, minyak dan larutan
sabun membentuk emulsi yang stabil hal ini terjadi karena larutan sabun
merupakan emulsifier dipa yang berfungsi menurunkan tegangan
permukaan antara kedua fase kontinu (air) dan fase dispersi (minyak)
sebagai akibat menurunnya tegangan per- mukaan dan diabsorbsi
melapisi butir minyak sehingga buti-butir minyak tak dapat menyatu
Kembali.
3. Uji Keasaman Minyak
Menurut Tarigan (2019) menyatakan bahwa hasil pengamatanya
akurasi yaitu: Penentuan bilangan asam menggunkan dua jenis minyak,
yaitu minyak goreng bekas dan minyak goreng kemasan kedua minyak

17
dibandingkan nilai mutunya berdasarkan penentuan bilangan asam
menggunakan tirasi oleh alkali.
Sedangkan uji keasaman minyak dilakukan untuk mengetahui sifat
asam basa minyak kelapa. Pada percobaan ini digunakan 2 jenis minyak
yang berbeda. Kertas lakmus merah dan biru yang dicelupkan pada
minyak kelapa biasa tidak menunjukkan perubahan warna, hal ini
membuktikan bahwa minyak kelapa bersifat netral, begitupula dengan
kertas lakmus yang dicelupkan pada minyak tengik.
4. Uji Penyabunan Minyak
Menurut Dian (2020) mengatakan bahwa hasil pengamatanya hasil
akurasi tertinggi yaitu: Berdasarkan hasil penelitian dengan Analisa
bahan baku minyak sereh dan VCO di peroleh oleh dibilangan asam
lemak bebas sebesar 0,065% sabun yang baik menurut SNI adalah
sabun dengan kadar asam lemak bebas melebihi standar sabun berbau
tengik.
Sedangkan dalam uji penyabunan minyak untuk mengetahui terjadinya
hidrolisis pada minyak oleh alkali. Penambahan basa kuat pada minyak
yaitu NaOH kemudian dipanaskan menghasilkan gliserol dan sabun,
melalui proses hidrolisis. Selanjutnya larutan tersebut ditambah dengan
air 75 ml dan dipanaskan sampai semua sabunnya larut, dan hasilnya
terbentuk larutan berwarna putih kekuning-kuningan dan pada
permukaan larutan terdapat busa sabun, hal ini disebabkan karena
trigliserida (bahan penyusun lemak) bereaksi dengan alkali membentuk
sabun. Proses hidrolisis minyak olch alkali ini disebut reaksi
penyabunan atau saponifikasi.

18
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Uji Kelarutan Lipid
Pada umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak
dala air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya
mnyak dalam soda (Na²CO³) akan membentuk emulsi yang stabil karena
asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda
membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehinnga
tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Pada uji pembentukan emulsi untuk mengetahui pembentukan emulsi
dari minyak. Emulsi adalah dispresi atau supensi metastabil suatu cairan
dalam cairan lain dimana keduanya tiak saling melarutkan. Agar
terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang
disebut emulsifier atau emulsifyingagent. yang berfungsi menurunkan
tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat
berupa protein, gum sabun atau garam empedu. Daya kerja emulsifier
terutama di sebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, pada
minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling
minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan dan diadsorpsi
melapisi butir-butir minyak sehinnga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
3. Uji Kesamaan Minyak
Pada uji kesamaan minyak untuk mengetahui sifat asam basa minyak
kelpa. Minyak murni bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik
bersitaf asam. Hal ini disebabkan minyak mengalmi hidrolisis dan

19
oksidasi menghasilkan aldehid , keton dan asam-asam lemak bebas.
Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat di percepat oleh adanya
cahaya, kelembapan,pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu,
seperti Fe, Ni dan Mn sebaliknya zat-zat yang dapat menghemat
terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya: tokoferol
(vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan
flavonoid.
4. Uji Penyabunan Minyak
Pada uji penyabunan minyak untuk mengetahui kelarutan lipid pada
pelarut tertentu. Lemak dan minyak dapat di terhidrolisis yang sengaja
biasa di lakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH,
melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses
hidrolisis minyak oleh alkali sisebut reaksi penyabunan saponifikasi.

B. Saran
1. Saran untuk pratikan
Sebelum melakukan pratikum sebaiknya memahami materi dan
melengkapi alat-alat selama partikum agar pratikum berjalan denagn
lancer dan baik.
2. Saran untuk asisten
Asisten memberikan arahan yang jelas padat dan mudah di mengerti
oleh pratikan agar pratikum lebih baik.
3. Saran untuk laboratorium
Sebaiknya laboratorium lebih melengkapi kelengkapan alat dan
bahan saat pratikum dan alangkah baiknya laboratorium mempunyai
AC di dalam ruangan agar pratikan lebih nyaman dalam laboratorium
saat partikum.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alristina, A. D., Rossa K. E & Rizky D. L. (2021). Ilmu Gizi Dasar. Jawa Tengah:
CV Sarnu Untung.
Fitriana, N. K., Happy K. P & Dicky F. I. (2021). Tinjauan Biokimia Dan
Patalogi Lemak. Malang: Tim UB Press.
Wahyudiati, D. (2017). Biokimia. Mataram: Leppin Mataram.
Siregar, F. A & Makmur. T. (2022). Metabolisme Lipid Dalam Tubuh. Jurnal
Inovasi Kesehatan Masyarakat.
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JIKM 1 (2): 60-64 Diakses pada
hari jumat, 9 Juni 2023, pukul 02:20.
Khaerani, S., Muhammad F. N & Puspa J. P. (2018). Sifat Stuktur Lipid. Jurnal
Insitut Pertanian Bogor.
http://www.academia.edu/36379840/SIFAT_DAN_STRUKTUR-LIPID 1
(1) 4-25 Diakses pada hari jumat, 9 Juni 2023, pukul 23:04.
Tarigan J., Dimas, F. S. (2019). Uji Kualitas Minyak Goreng Bekas Pakai
Penentuan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida Dan Kadar Air. Jurnal
Politeknik Kimia Industri.
http://ptki.ac.id/jurnal/index.php/readystar/article/view/27/pdf 2 (1) 6-8
Diakses pada hari jumat 9 Juni 2023, pukul 23:13.
Widiyati D., Dewi W. (2020). Optimasi Pemanfaatan Minyak Serai
(CYIMBOPOGANCITRATES DC) Sebagai zat Antiseptik Pada
Pembuatan Sabun Lunak Herbal. Jurnal inovasi proses.
http://www.academia.edu/36379840/SIFAT_DAN_STRUKTUR-LIPID 5
(1) 2238-6452 Diakses pada hari jumat 9 Juni 2023, pukul 23:21.

21
LAMPIRAN

BUKU REFERENSI DAN JURNAL

22
23
24
25
DOKUMENTASI

26
27

Anda mungkin juga menyukai