Anda di halaman 1dari 14

Makalah Biokimia

Oleh Kelompok V :

Dhesy Ria Novita

Nurlela

Yunita H.

Putri Anggraeni

Kelas : C.12

PROGRAM DIII KEBIDANAN

UNIVERSISTAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2013/2014

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan ini sesuai dengan rencana.

Makalah berjudul “LIPID” ini disusun untuk menyelsaikan tugas yang di berikan oleh dosen
pembimbing untuk meningkatan mutu belajar mengajar, atau menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidikan.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik-Nya untuk itu kami mengharapakan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-teman untuk mengembangkan makalah ini
serta untuk perbaikan makalah ini.

Makassar 15 April 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Lipid........................................................................................................4
B. Tujuan.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Definisi Lipid...............................................................................................................5


1.2. Fungsi Umum Lipid.....................................................................................................5
1.3. Karakteristik Lipid.......................................................................................................6
1.3.1. Karakteristik Fisik Lipid.........................................................................................7
1.3.1 Karakteristik Kimia Lipid........................................................................................7

1.4. Klasifikasi Lipid.............................................................................................................9

1.5. Metabolisme Lipid......................................................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................13
Daftar Pustaka..................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN LIPID

Lipid, yang merupakan makronutrien penghasil energi kedua, terus mengalami


perkembangan. Walaupun kita biasa mendengar tentang bahaya diet berlemak tinggi dan
risiko penyakit jantung, tetapi kita juga membaca tentang manfaat kesehatan dari diet
Mediterania yang cukup tinggi kandungan lemaknya. Sebuah survei konsumen terbaru
menyelidiki alasan-alasan mengapa masyarakat umum sangat menyukai hamburger-
hamburger siap saji dan survei ini menemukan jawaban antara lain “Memiliki rasa yang
tidak ada duanya,” “Cukup hangat dan menggoda,” dan “Tepat mengobati rasa lapar.”
Sebagian besar dari opini ini disebabkan oleh lemak. Lemak menambahkan cita rasa dan
sensasi dalam mulut yang nikmat bagi makanan kita dan berkontribusi bagi “perasaan puas
kita”. Lemak sendiri adalah sebuah gizi yang esensial.

Lazimnya, lemak memiliki tempat yang utama dalam diet orang-orang Amerika. Akan
tetapi, karena adanya pertimbangan-pertimbangan kesehatan, sikap kita terhadap lipid
makanan mulai berubah. Kita perlu menilai bukan hanya seberapa banyak lemak yang kita
makan, tetapi juga jenis lemak apa, karena lemak-lemak berbeda memiliki efek yang
berbeda terhadap tubuh dan kesehatan kita. Sebagai profesional kesehatan kita perlu
berfokus pada diet total, bukan pada satu gizi saja. Lipid di kelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simplelipids) dan kelompok lipid kompleks
(complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis
oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri darisubkelompok-kelompok:
steroid,prostaglandin dan terpena.Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang
mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan
gliserida.

Komponen-komponencampuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan


menggunakan perbedaan kelarutannyadidalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh;
fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol danlemak netral atas dasar ketidaklarutannya di
dalam aseton.Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi
penyabunan.

 B.TUJUAN

Adapun tujuan pembahasan lipid dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian lipid
2. Untuk mengetahui karakteristik lipid
3. Untuk memahami fungsi lipid
4. Untuk mengetahui metabolisme lipid
5. Untuk mengetahui klasifikasi lipid
6. Untuk memahami hubungan lipid dengan hormon dan vitamin

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Definisi Lipid

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar
larut atau tidak larut dalam air.

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta
tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon
atau dietil eter.

Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi
larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena,
carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)

 1.2. Fungsi Umum Lipid

Fungsi lipida termasuk (soendoro, 1981) :


1. Penyimpan energy dan transport
2. Struktur membrane
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampai kimia
Selain itu ada beberapa referensi peran lipid dalam sistem makhluk hidup adalah sebagai
berikut (Toha, 2005)  :

1. Komponen struktur membran

Semua membran sel termasuk mielin mengandung lapisan lipid ganda. Fungsi membran
diantaranya adalah sebagai barier permeabel.

2. Lapisan pelindung pada beberapa jasad

Fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid sperti barier permeabel untuk
mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.

3. Bentuk energi cadangan

Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan adiposa.

4. Kofaktor/prekursor enzim

Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A, dan sebagainya.

5
5. Hormon dan vitamin

Prostaglandin: asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis prostaglandin, hormon


steroid, dan lain-lain.

6. Insulasi Barier

Untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.

 1.3.Karakteristik Lipid

Lemak berkarakteristik  sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut
dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene,
heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang
menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut
dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran,
lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul
lain, contohnya karbohidrat dan asam amino.

Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset
biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga
sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai
dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk
menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya, sistem transport aktif
dan respon selular terhadap rangsang luar (Armstrong, 1995). Jaringan bawah kulit di
sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-
kira sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-
30% (Riawan, 1990).

Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah


kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :

1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,CHCl3,
benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel hewan/tumbuhan
dengan pelarut tersebut.

2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat
95%asam lemak).

3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak essential
(EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam linolenat dan asam
arakidonat. (

Dalam penjelasan yang lain di sebutkan bahwa karakteristik suatu lipid dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :

6
1.3.1. Karakteristik Fisik Lipid

Berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu (Rolifartika, 2011) :

1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak
dari tumbuhan berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan
lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh.
Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik
lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat)
mempunyai titik lebur –17 °C.
3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan
lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
4. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut
lemak yang baik.
5. Pada suhu kamar, jika  berbentuk cair cenderung disebut dengan  minyak. Jika
berbentuk padat disebut sebagai lemak.
6. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat penting
dalam pembentukan membran sel
7. Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul
yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air).

 Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar oksigen
setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga larut dalam
pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai titik leleh dan titik
didih lebih rendah daripada lemak.

1.3.2.      Karakteristik Kimia Lipid

Beberapa karakteristik lipid adalah sebagai berikut (Iskandar, 1974):

1. Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)

Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali
disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut
sabun

Reaksi umum:Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan


penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung
pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa
besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.

Hidrolisis dari trigliserida biasanya oleh enzim lipase akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak. Fosfolipase merupakan enzim yang menghidrolisis fosfolipid dan ternyata terdapat
beberapa fosfolipase, diantaranya fosfolipase A, yang dapat mengurai ikatan antara gliserol
dan asam lemak tidak jenuh. Fosfolipase B, menguraikan ikatan antara asam lemak baik

7
yang jenuh dan yang tidak. Fosfolipase C membebaskan ikatan antara gliserol dengan fosfat-
basa-nitrogen. Fosfolipase D akan membebaskan ikatan antara basa-nitrogen dengan asam
fosfat.

Reaksi lemak dengan alkali dinamakan penyabunan. Beberapa zat pada lipid tidak dapat
disabunkan, akan tetapi larut dalam eter. Karena sabun tidak larut dalam eter, maka kedua
zat tersebut dapat dipisahkan dengan memakai eter. Beberapa zat yang tidak dapat
disabunkan diantaranya, beberapa macam keton, alkohol dengan jumlah atom C yang tinggi,
steroid. Bila lemak dapat disabunkan maka dia mempunyai nilai yang disebut angka
penyabunan. Angka penyabunan ialah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan 1 gr lemak atau minyak. Gunanya untuk menentukan berat molekul lemak
atau minyak tersebut.

2. Pembentukan membran, misel (micelle) dan emulsi.

Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung hidrokarbon adalah
nonpolar. Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih
banyak bagian yang polar dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu
dinamakan polar lipid. Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian lain larut
dalam pelarutan nonpolar. Pada oil water interface, bagian yang polar dalam fase air (water
phase) sedangkan bagian yang nonpolar pada fase minyak (oil phase). Dengan adanya polar
lipid tersebut dapat membentuk membran biologik dengan lapis ganda (double layer).

Misel (Micelle), bila polar lipid mencapai konsentrase tertentu yang terdapat pada aqueous
medium, maka akan terbentuk misel. Pembentukan garam empedu menjadi misel, sehingga
memudahkan pencernaan lemak, merupakan mekanisme yang penting untuk penyerapan
lemak di usus halus.

Emulsi, adalah partikel-partikel koloid yang besar, yang dibentuk dari non polar lipid di
dalam aqueous medium. Untuk kestabilannya biasanya dipakai emulgator (emulsifying
agent) sperti lesitin (polar lipid).

3. Halogenasi

Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak
mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya.

Gambar:

 Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap
pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak
dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium.
Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat
bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam
asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh
karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.

8
4. Hidrogenasi

Dengan adanya katalisator (Pt atau Ni) maka lemak-lemak tak jenuh (biasanya lemak
tumbuh-tumbuhan) dapat dihidrogenasi sehingga membentuk asam lemak jenuh, sehingga
dapat menjadi lebih keras. Metode ini dapat dipakai unutuk membuat lemak buatan
(margarin) dari minyak. Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak
tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi).
Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih
dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen
dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang
terdispersi.

5. Ransid, Tengik (Rancidity)

Ransid atau tengik adalah perubahan kimiawi dari lemak atau minyak sehingga terjadi
perubahan bau dan rasa dari minyak tersebut. Proses ini agaknya proses oksidasi dari udara
bebas, pada ikatan rangkap sehingga terbentuk ikatan peroksida. Timbel (Pb) dan tembaga
(Cu) mempercepat proses ketengikan. Sebaliknya menghindarkan udara dan pemberian
antioksidan mencegah ketengikan.

6. Angka Keasaman

Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dari 1 gr lemak.
Gunanya untuk menetukan banyaknya asam lemak yang terdapat pada lemak tersebut.

7. Angka Iodine

Banyaknya iodine (dalam gr) yang diperlukan untuk diabsorbsi oleh 100 gr lemak (minyak).
Gunanya untuk menetukan banyaknya (derajad) ketidakjenuhan dari lemak.

8. Angka Asetat

Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralisasikan asam asetat yang didapat dari 1 gr
lemak yang telah diasetilkan. Gunanya untuk menetukan banyaknya gugusan hidroksil dari
lemak tersebut.

1.4.Klasifikasi Lipid

Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke
dalam 5 grup, seperti pada tabel di bawah. Asam lemak, kelas pertama , berfungsi sebagai
sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam lemak adalah blok pembangun dario
asamlemak ini kompleks – kompleks lipid disintetis. Prostaglandin, yang dibentukdariasam
lemak tidak jenuh ganda tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang mengubah
tanggapan – tanggapan sel terhadap rangsangan luar. Karena prostaglandin berperan dalam
kerja hormon. Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula
asilgliserol, yang selain merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk
penyimpanan asam lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari

9
membran sel. Sfingolipid, kelas ketiga, juga merupakan komponen membran. Mereka
berasal dari alkohollemak sfingosin. Sterol mencangkup kelas ke empat lipid. Derivat sterol,
termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D sangat penting dari segi
kesehatan. Aspek-aspek metabolisme ester kolesteril yang berkaitan dengan bagian-bagian
asam lemaknya. Terpen, kelas terakhir lipid, mencangkup dolikol dan vitamin A, E, K yang
larut dalam lemak. Derivat-derivat isoprene ini terdapat dalam jumlah kecil, tetapi
mempunyai fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah.

Tabel klasifikasi dan fungsi lipid

No Lipid Fungsi
1 Asam Lemak  Bahan bakar metabolik, blok pembangun
untuk lipid lainModulator intrasel
Prostaglandin
2 EstergliserilAsilgliserol Penyimpanan asam lemak, senyawa
metabolik
 
Struktur membran
Fosfogliseril
3 SfingolipidSfingomielin Struktur membran

Glikosfingolipid Membran antigen, permukaan


4 Derivat sterolKolesterol Membran dan struktur lipoprotein

Ester Kolesterol Penyimpanan dan angkutan

Asam empedu Pencernaan lipid dan absorbsi

Hormon steroid Pengaturan metabolik

Vitamin D Metabolisme kalsium dan fosfor


5 TerpenDolikol Sintesis glikoprotein

Vitamin A Penglihatan, integritas epitel

Vitamin E Antioksidan lipid

Vitamin K Pejendalan darah

1. Asam Lemak

Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus kimiawi sebagai R-
COOH, dengan R adlah rantai alkil yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen.

2. Ester kolesterol

10
Ester kolesterol mengandung asam lemak yang diesterkan menjadi gugus 3-β-hidroksil dari
sistem cincin steroid. Terbentuk dalam tetesan lipid intrasel dan dalam lipoprotein plasma

3. Asilgiserol (gliserid)

Ester asam lemak dari gliserol, asilgliserol, sering dinamakan gliserid. Kelas gliserid
tergantung pada jumlah gugus alkohol gliserol yang diesterkan.

4. Fosfogliserid

Asilgliserol yang mengandung stasam fosfat diesterkan pada gugus C3-hidroksil disebut
fosfogliserid. Molekul ini membentuk lapis ganda yang bila dihamburkan pada larutan
berair, dan merupakan bentuk utama struktur membran sel.

5. Sfingomielin

Struktur ini merupakan komponen utama dari banyak membran eritrosit manusia.

1.5. Metabolisme Lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa
monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju
hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi
dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel
epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk
menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena
kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adiposa.

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida


Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan
esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak

11
tersebut ditransportasikan  oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).

Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak
dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus
memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan
lipolisis.

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis
menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

12
BAB III

PENUTUP

2.1. Kesimpulan

A.Berdasarkan penjelasan diatas didapatkan kesimpulan, bahwa:

1.Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut-pelarut organik.

2.Lipid memiliki fungsi penting, yaitu:

 Sebagai penyusun struktur  membran sel


 Sebagai cadangan energi
 Sebagai hormon dan vitamin

B.Sifat-sifat Lipid

 Sifat Fisik Lemak

Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.

 Sifat Kimia Lemak

Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung hidrokarbon adalah
nonpolar. Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih
banyak bagian yang polar dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu
dinamakan polar lipid. Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian lain larut
dalam pelarutan nonpolar.

2.2. Saran

Lipid merupakan molekul yang sangat dibutuhkan bagi tubuh namun juga memberikan
dampak negatif jika berlebihan. Oleh karena itu, konsumsi lipid harus dalam keadaan
seimbang. Lipid dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain berdasarkan berbagai bentuknya.
Misalnya minyak.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ub.ac.id/andylaw/2012/06/03/makalah-tentang-lipid-3/

14

Anda mungkin juga menyukai