ASKEB IV
INFERTILITAS
,KLIMAKTERI
UM DAN
OLEH
NURHAFIZAH
FRANSISKA JASRI
ST.AISYAH
MAKASSAR
2012
A. INFERTILITAS
Infertilitas didefenisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk hamil dan
melahirkan seorang anak.
Suatu pasangan diklasifikasikna sebgai infertile atau subfertile apabila
tidak hamil dalam satu tahun., tidak ada pembatasan koitus, dan tidak
menggunakan alat kontrasepsi. Pasangan usia subur yang ratta-rata
berumur 20-an, dengan frekuensi koitus 3-4x/minggu, mempunyai 1 dari 4
kemungkinan tiap bulan.
Infertilitas dapat terjadi dibeberapa kalangan, ras/bangsa, atau berbagai
latar belakang social, dan infertilitas sering dikatakan sebagai masalah
perempuan.
B. PENYEBAB
Penyebab infertilitas dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Masalah perempuan
a. Viabilitas sel telur
Saat dilahirkan, sel telur wanita berbentuk in situ. Sisa dalam
tubuhnya tidak diubah sampai lepaskan sebagian pada siklus
menstruasi. Telur yang diproduksi oleh wanita yang lebih tua
mempunyai kualitas yang lebih rendah, pengeluaran tidak teratur
dn mudah menjadi tidak subur; kedaan ini tidak seperti pada laki-
laki. Sperma diproduksi mulai saat pubertas sampai seterusnya.
b. Kerusakan tuba falopi
Wanita yang mengalami kerusakan tuba falopi akan menghalangi
sel telur dan sperma bertemu dan mencegah terjadinya pembuahan.
Jika terjadi pembuahan, telur yang dibuahi tidak bergerak menuju
uterus maka akan tertanam dituba, dan akan menjadi kehamilan
ektopik, dimana tumbuhnya hasil konsepsi setiap saat dapat
memecah tuba dan menyebabkan pendarahan.
c. Kelainan uterus
Wanita mungkin dapat mempunyai kelainan pada uterusnya
dimana dapat mencegah proses implantasi, contohnya kelainan
struktur fibrosa seperti uterus bikornu atau septum yang bercabang-
cabang.
d. Endometriosis
Endometriosis yang dapat menyebabkan rasa sakit kadang tidak
diperhatikan kecuali jika cukup banyak mnyebabkan kerusakan
atau menyebabkan kista ovarium yang dinamakan endomeriomas.
2. Masalah laki-laki
Masalh pada laki-laki yaitu tidak diproduksinya sperma, jumlah
sperma yang kurang atau adnya kelainan pada sperma. Jika sperma
yang diproduksi tidak mampu bergerak maka maka tidak akan
mampu melakukan pembuahan.
Berikut adalah karasteristik sperma normal menurut (WHO, 1994):
Volume : 2,4 ml
Lama pencairan : mencair sempurna dalam 30 menit
Jumlah : 20 juta/ml atau lebih
Gerakan : 40% (bergerak kedepan)
Morfologi : 30% lebih berbentuk normal (oval)
C. PENGOBATAN
Pengobatab pada klien infertile setiap saat selalu berkembang, tetapi
berikut adalah pengobatan yang biasa dilakukan:
1. Induksi ovulasi
Untuk menentukan bagaimana tidak adanya ovulasi harus diketahui
kenapa hal tersebut terjadi
Penyebab yang biasa terjadi pada amenothoe adalah:
a. Kista ovarium
Merupakan penyebab patologis terbesar, tidak adanya ovulasi dan
gangguan menstruasi, yang dapat dilihat dengan gejalanya sbb:
Gangguan menstruasi- oligomenorhea, amenorhoe atau
terlalu sering (polimenorhe)
Jerawat, banyak tumbuh rambut dibadan atau kulit
berminyak
Obesitas
b. Hypopituitari hipotalamus
Pada keadaan ini, kelenjara pituitary tidak mengeluarkan cukup LH
dan FSH untuk merangsang ovarium untuk mematangkan ovum
dan mengeluarkannya.
c. Hiperprolactinemia
Prolaktin adalah hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar pitutari
dan dalam pelepasannya diatur oleh hipotalamus.
d. Menopause premature
Menopause premature apabila menopause terjadi sebelum umur 40
tahun; dapat di diagnosa adanya kadar :LH dan FSH yang tinggi
dan estradiol yang rendah.
2. Operasi tuba
Kerusakan tuba secara umum disebabkan karena infeksi pelvis seperti
penyakit radang panggul yang akhirnya akan terjadi karusakan tuba
atau tuba tersumbat.
3. Fertilasi in vitro
Fertilasi in vitro digunakan sebagai penanganan beberapa penyebab
infertile dintaranya:
Infertiltas yang tidak jelas
Infertile karena factor laki-laki
Kegagalan donor pembuahan
Penyakit servik
Kegagalan induksi ovulasi
E. PEMERIKSAAN INFERTIL
Pemeriksaan infertilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Uji pasca senggama
2. Histeroskopi
Histreroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang sebelumnya
telah digelembungkan dengan media dekstran 32%, glukosa 5%,garam
fisiologik, atau gas CO2.
3. Pemeriksaan hormonal.
4. Sitologi vagian hormonal
Menyelidiki sel-sel yang terlepas dari selaput lender vagina, sebagai
pengaruh hormone-hormon ovarium (estrogen dan progesterone).
Tujuan pemeriksaan adalah:
Memeriksa pengaruh estrogen dengan mengenal perubahan
sitologik yang khas pada fase poliferasi
Memeriksa adanya ovulasi dengan mengenal gambaran
sitologik pada fase luteal lanjut
Menentukan saat ovulasi dengan mengenal gambaran sitologik
ovulasi yang khas
Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada siklus haid yang
tidak berovulasi
a. Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause
adalah: merasa tua, mudah tersingguang, mudah kaget sehingga
jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual
suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginak
seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga
merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa
memebratkan keluarga dan orang lain.
b. Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.
Lemak bawah kulit menghilang sehingga kelit menegndor,
sehinnga jatuh dan lembek, kelenjar kulit kurang berfungsi
sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Karena menurunnya
estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat,
dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang sehingga
menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada liang senggama, lapisan sel liang
senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi
kandung kemih dan liang senggama). Perubahan pada tulang
terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormone paratiroid.
Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga
tulang keropos dan mudah terjadi pata tulang terutama terjadi pada
persendian paha.
4. Gangguan klimakterium dan menopause
a. Gangguan pada klimakterium
1. Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan
vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes),
kerinngat banyak, rasa kedingianan, sakit kepala, desing dalam
telinga, tekanan darh yang goyah, berdebar-debar, susah
bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2. Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung,
depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
Gangguan soamotic, selain gangguan haid atau amenorea,
mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium treter,
osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan
adipositas.
b. Gangguan menopause ialah jadwal menopause
1. Menopause premature
Terhentinya haid pada umur 40 tahun
Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan
gonadotropin
2. Menopause terlambat
Berhentinya haid setelah umur 55 tahun
Terdapat gejala menopause
c. Kelainan organic pada masa menopause
Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan
progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis
organ tujuan estrogen dalam bentuk:
1) Pendarahan disfungsional semakin meningkat
2) Terjadi perubahan alat genitalia menjadi tumor jinak; mioma
uteri, polip endometrial, polip servikal
3) Karsinoma korpus uteri
4) Keganasan payudara
5. Manajemen kebidanan klimakterium dan menopause
Bagaiman bidan menghadapi masalah klimakterium ditengah
masyarakat. Sebagai seorang bidan dapat mengambil langkah
a. Melakukan KIEM sehingga wanita dengan keluhan menopause
dapat memeriksakan diri kedokter puskesmas
b. Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli
c. Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan
d. Bidan dapat merujuk penderita kerumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA