Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI


Bdn. Kadek Primadewi, S.ST.,M.Kes
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng

A. INFERTILITAS WANITA DAN PRIA


Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk
memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan
setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / minggu, tanpa memakai
metode pencegahan selama 12 bulan.

Pasangan suami-istri dianggap fertile untuk bisa memiliki anak


apabila suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria
(spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri dan istri memiliki
sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat
dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi
tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan
dan dilahirkan. Dua faktor yang telah disebutkan tersebut apabila
tidak dimiliki oleh pasangan suami-istri, pasangan tersebut tidak akan
mampu memiliki anak atau infertil.

a) Klasifikasi Infertilitas

Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan


sebagai infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
 Infertilitas Primer adalah pasangan suami-istri belum
mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1
tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per
minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.

 Infertilitas Sekunder adalah pasangan suami istri telah


atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini
belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi
dalam bentuk apapun.

b) Etiologi Infertilitas

Penyebab infertilitas pada Wanita

1) Hormonal

Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau


ovarium yang menyebabkan kegagalan ovulasi,
kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi
sekresi, sekresi vagina dan cervix yang tidak
menguntungkan bagi sperma, kegagalan gerakan
(motilitas) tuba falopi yang menghalangi spermatozoa
mencapai uterus.

2) Obstruksi
Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab
sepertiga daripenyebab infertilitas. Sumbatan tersebut
dapat disebabkan oleh kelainan kongenital, penyakit
radang pelvis yang umum, contohnya apendisitis
dan peritonitis, dan infeksi tractus genitalis,
contohnya gonore.
3) Faktor Lokal

Faktor-faktor lokal yang menyebabkan infertil pada


wanita adalah fibroid uterus yang menghambat
implantasi ovum, erosi cervix yang mempengaruhi pH
sekresi sehingga merusak sperma, kelainan kongenital
vagina, cervix atau uterus yang menghalangi
pertemuan sperma dan ovum, mioma uteri oleh karena
menyebabkan tekanan pada tuba, distrorsi, atau
elongasi kavum uteri, iritasi miometrium, atau torsi
oleh mioma yang bertangkai.

Penyebab infertilitas pada Pria

1) Gangguan Spermatozoa

Analisis sperma dapat mengungkapkan jumlah


spermatozoa normal atau tidak. Pengambilan specimen
segar dengan cara masturbasi di laboratorium. Standar
untuk specimen semen normal telah ditetapkan oleh
Badan Kesehatan Dunia (WHO).
2) Obstruksi

Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu


penyebab infertile pada pria. Obstruksi dapat terjadi
pada ductus atau tubulus yang disebabkan karena
konginetal dan penyakit peradangan (inflamasi) akut
atau kronis yang mengenai membrane basalais atau
dinding otot tubulus seminiferous misalnya orkitis,
infeksi prostat, infeksi gonokokus. Obstruksi juga
dapat terjadi pada vas deferens.

3) Ketidakmampuan Koitus atau Ejakulasi

Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak


mampuan koitus dan ejakulasi, misalnya hipospadia,
epispadia, deviasi penis seperti priapismus atau
penyakit peyronie.Faktor-faktor psikologis yang
menyebabkan ketidakmampuan untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi dan kebiasaan pria
alkoholisme kronik

4) Faktor Sederhana

Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat,


mandi dengan air terlalu panas, atau berganti
lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan
keadaan luar panas yang tidak menguntungkan untuk
produksi sperma sehat.
B. KLIMAKTERIUM

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita


dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. Fase terakhir dalam
kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir (Kasdu, 2002).
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia
berpindah dari tahap reproduktif ketahap tidak reproduktif, disertai
regresi fungsi ovarium (Bobak,2005). Klimakterium merupakan periode
peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi
akibat menurunnya fungsi generative ataupun endrokinoligik dari
ovarium.

Klimakterium adalah waktu ketika siklus haid berhenti dan


berkurangnya sekresi hormon esterogen dan progresteron ovarium
(Nelson,2008) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa klimakterium
berarti berhentinya haid, ini menandai berakhirnya kemampuan wanita
untuk bereproduksi dan merupakan kejadian normal dalam kehidupan
seorang wanita. Menurut Adji (2007) klimakterium adalah berhentinya
menstruasi karena berhentinya proses fisiologis akibat menurunnya
esterogen tanpa obat-obatan dan intervensi.

1. Gejala Klimakterium

Masa klimakterium merupakan masa yang ditandai dengan


berbagai macam keluhan endokrinologis. Gejala klimakterium
bermula dari berbagai macam keluhan endokrinologis dan
vegetatif. Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai
oleh berkurangnya kadar estrogen, serta mulai meningkatnya
pengeluaran gonadotropin. Dalam hal ini, kekurangan hormon
estrogen ini menjadi sebab atas menurunnya berbagai fungsi
degeneratif maupun endokrinoligik dari ovarium yang dapat
menimbulkan rasa cemas pada beberapa perempuan yang
memasuki fase klimakterium. Keluhan-keluhan pada fase ini
disebabkan karena sindrom klimaterik.(Dr. Tedi Priatna 2015)
Pada umumnya perempuan mengalami beberapa gejala
klimakterium atau menopause, yaitu sebagai berikut:

1) Perdarahan

2) Vasomotor

3) Atrofi Urogenital

4) Efek Psikologis

5) Gangguan Fungsi Seksual

6) Gejala Somatik

7) Osteoporosis

8) Kelainan Kardiovaskuler
C. TRAUMA MELAHIRKAN

BIOGRAFI PENULIS
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tedi Priatna, M. AG. 2015. “Scanned by CamScanner ‫ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ‬.” A


Psicanalise Dos Contos de Fadas. Tradução Arlene Caetano 48.

Anda mungkin juga menyukai