OLEH:
1810013
A. PengertianInfertilitas
1. DefinisiInfertilitas
Infertilitas adalah bila pasangan suami istri, setelah bersanggama secara teratur 2-3 kali
seminggu, tanpa memakai metode pencegahan belum mengalami kehamilan selaman 1 tahun
(Mansjoer, 2004 : 389).
2. Jenis infertilitas
Jenis infertilitas 2 yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer
adalah kalau istri belum pernah hamil walaupun bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan
dihadapkan pada kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
Infertilitas sekunder adalah kalau istri pernah hamil, namun kemudian tidak terjadi
kehamilan lagi walaupun bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
B. PenyebabInfertilitas
a. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan menyebabkan
infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat menyebabkan
gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi vital untuk
terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan vagina
yang sangat asam, yang secara nyata dapat mengurangi daya hidup sperma(Stright B, 2005 : 60).
b. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama periode
praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi daya hidup
spermamisalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi( Stright B, 2005, hal. 60 ).
c. Masalah uterus
d. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan. Apabila
terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat menghambat pergerakan
ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau menghambat implantasi ovum yang telah
dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari banyak penyebab infertilitas.
Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan
oleh endometriosis atau inflamasi (Hall et all. 1974 ). Infertilitas yang berhubungan dengan
masalah tuba ini yang paling menonjol adalah adanya peningkatan insiden penyakit radang
panggul ( pelvic inflammatory disease –PID). PID ini menyebabkan jaringan parut yang
memblok kedua tuba fallopi.
e. Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovum nya harus
normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau implantasi ovum yang
telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi infertilitas yaitu kista
atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang
mengganggu siklus ovarium. Dari perspektif psikologis, terdapat juga suatu korelasi antara
hyperprolaktinemia dan tingginyatingkat stress diantarapasangan yang mempengaruhi fungsi
hormone.(Handersen C & Jones K, 2006 : 86 ).
a. Faktorkoituspria
Mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vas deferens kongenital, obstruksi vas
deferens dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat terjadi
akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau
varikokel( Benson R &Pernoll M, 2009 : 680 ).
b. Masalah ejakulasi
c. Faktor lain
Adapun yang berpengaruh terhadap produksi sperma atau semen adalah infeksi yang ditularkan
melalui hubungans eksual, stress, nutrisi yang tidak adekuat, asupan alcohol berlebihan dan
nikotin.
d. Faktorpekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperature tubuh, Spermagenesis
diperkirakan kurang efisien pada pria dengan jenis pekerjaantertentu, yaitu pada petugas
pemadam kebakaran dan pengemudi truk jarak jauh( Henderson C & Jones K, 2006 : 89).
3. Masalah interaktif
Berupa masalah yang berasal dari penyebab spesifik untuk setiap pasangan meliputi :frekuensi
sanggama yang tidak memadai, waktu sanggama yang buruk, perkembangan antibody terhadap
sperma pasangan dan ketidak mampuan sperma untuk melakukan penetrasike sel telur ( Stritgh
B, 2005 : 61 ).
C. PenyebabInfertilitasSekunder
Masalah pada infertilitas sekunder sangat berhubungan dengan masalah pada pasangan dengan
infertilitas primer. Sebagian besar pasangan dengan infertilitas sekunder menemukan penyebab
masalah kemandulan sekunder tersebut, dari kombinasi berbagai faktor meliputi :
1. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama wanita tersebut
masihdalam masa reproduksi yang berarti mengalami haid yang teratur, kemungkinan masih bias
hamil. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya usia maka kemampuan indung telur untuk
menghasilkan sel telur akan mengalami penurunan. Penelitian menunjukkan bahwa potensi
wanita untuk hamil akan menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastic setelah usia diatas
38 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Center for Health Statistics
menunjukkan bahwa wanita subur berusia dibawah 25 tahun memiliki kemungkinan hamil 96%
dalam setahun, usia 25 – 34 tahun menurun menjadi 86% dan 78% pada usia 35 – 44 tahun.
2. Masalahreproduksi
Masalah pada system reproduksi dapat berkembang setelah kehamilan awal bahkan, kehamilan
sebelumnya kadang-kadang menyebabkan masalah reproduksi yang benar-benar mengarah pada
infertilitas sekunder, misalnyaperempuan yang melahirkan dengan operasi caesar, dapat
menyebabkan jaringan parut yang mengarah pada penyumbatan tuba. Masalah lain yang juga
berperan dalam reproduksi yaitu ovulasi tidak teratur, gangguan pada kelenjar pituitary dan
penyumbatan saluran sperma.
3.Faktor gaya hidup
Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada kemampuan setiap pasangan
untuk dapat menghamili atau hamil lagi. Wanita dengan berat badan yang berlebihan sering
mengalami gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi estrogen dalam
tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Pria yang berolah raga secaraberlebihan juga
dapat meningkatkan suhu tubuh mereka,yang mempengaruhi perkembangan sperma dan
penggunaan celana dalam yang ketat juga mempengaruhi motilitas sperma ( Kasdu, 2001:66 ).
Kesuburan wanita secara mutlak dipengaruhi oleh proses-proses fisiologis dan anatomis, di mana
proses fisiologis tersebut berasal dari sekresi internal yang mempengaruhi kesuburan. Dalam hal
ini kesuburan wanita itu merupakan satu unit psikosomatis yang selalu dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor psikis dan factor organis atau fisis. Kesulitan- kesulitan psikologis ini
berkaitan dengan koitus dan kehamilan, yang biasa nya mengakibatkan ketidak mampuan wanita
menjadi hamil.
Banyak dari kemandulan adalah ketakutan-ketakutan yang tidak disadariatau yang ada dibawa
hsadar, yang infantile atau kekanak-kanakansifatnya. (Kartono, 2007:74 ).
Penelitian kedokteran juga menemukan bahwa peningkatan kadar prolaktin dan kadar
Lutheinizing Hormon (LH) berhubungan erat dengan masalah psikis. Kecemasan dan
ketegangan cenderung mengacaukan kadar LH, serta kesedihan dan murungcenderung
meningkatkan prolaktin. Kadar prolaktin yang tinggi dapat mengganggu pengeluaran LH dan
menekan hormon gonado tropin yang mempengaruhi terjadinya ovulasi( Kasdu, 2001 : 70 ).
Keadaan wanita yang lebih rilekster nyata lebih mudah hamil dibandingkan dengan wanita yang
selalu dalam keadaan stres. Adapun perasaan tertekan atau tegang yang dialami wanita tersebut
berpengaruh terhadap fungsi hipotalamus yang merupakan kelenjar otak yang mengirimkan
sejumlah sinyal untuk mengeluarkan hormone stress keseluruh tubuh. Hormon stress yang terlalu
banyak keluar dan lama akan mengakibatkan rangsangan yang berlebihan pada jantung dan
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kelebihan hormone stres juga dapat mengganggu
keseimbangan hormon, sistem reproduksi ataupun kesuburan. Pernyataan ini seperti
dikemukakan oleh Mark Saver pada penelitiannya tahun 1995, mengenai Psychomatic Medicine
yang
Menjelaskan bahwa wanita dengan riwayat tekanan jiwa kecil kemungkinan untuk hamil
dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalaminya. Hal ini terjadi karena wanita tersebut
mengalami ketidakseimbangan hormon (hormon estrogen). Kelebihan hormon estrogen akan
memberikan sinyal kepada hormone progesterone untuk tidak berproduksi lagi karena
kebutuhannya sudah mencukupi. Akibatnya akan terjadi kekurangan hormone progesteron yang
berpengaruh terhadap proses terjadinyaovulasi (Kasdu, 2001 : 72).
Berbagai budaya di belahan dunia masih menggunakan simbol dan upacara adat untuk
merayakan fertilitas ataupun keberhasilan pasangan dalam memperoleh keturunan. Salah satu
upacara yang masih bertahan sampai saat ini adalah adat istiadat melempar beras kearah
pengantin pria dan wanita. Ada juga yang memberikan rokok, permen atau pun pensil sebagai
ucapan selamat kepada pria yang baru menjadi ayah sebagai antisipasi kelahiran anak.
Beberapa penulis menyatakan bahwa masa klimakterik adalah masa penyesuaian dari
seorang wanita terhadap menurunnya produksi hormon-hormon yang dihasilkan ovarium dan
dampaknya terhadap poros hipotalamus-hipofisis dan organ sasaran. Sudah lama diketahui
bahwa hampir semua wanita menopause hidup dalam keadaan defisiensi estrogen. Kekurangan
hormon ini menyebabkan menurunnya fungsi organ tubuh yang bergantung pada estrogen,
seperti ovarium, uterus (rahim) dan endometrium. Kekuatan serta kelenturan vagina dan jaringan
vulva menurun, dan akhirnya semua jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami
atrofi (mengkerut). Cepat atau lambat gangguan akibat kekurangan estrogen pasti akan muncul,
yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang
menjurus ke osteroporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi. Keluhan-keluhan ini perlu
dikenal agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Agar kehidupan usia senja ini berlangsung dalam kepuasan dan kebahagiaan, maka setiap
wanita perlu mengadakan persiapan untuk menghadapinya. Salah satu persiapan yang penting
adalah mengetahui organ tubuh kita sendiri dan fungsinya, serta mengenal bagaimanakah
sebenarnya kejadian masa klimakterik itu.
B. Gejala
Gejala klimaterium yang umum, keadaan patofisiologis yang mendasari dan beberapa uji
diagnostik yang berguna.
Gejala Patologi yang mendasari Uji
E. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel
dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada
hipofisis.
F. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk
menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus–
hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid
ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan
ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling
mencolok peningkatannya adalah FSH.
Manifestasi Klinik
1. Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan
hipermenore.
2. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa kedinginan,
sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-jari atrofi, gangguan
usus (meteorismus).
3. Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah tidur.
4. Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, afipositas,
kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi,
virilasi dan gangguan libido.
G. Diagnosis
1. Umur dan gejala-gejala yang timbul.
2. FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ).
3. Kalsium, kolesterol.
4. Foto tulang lumbal I.
5. Sitologi ( Pap Smear ).
6. Biopsi endometrium.
KASUS DILEMA ETIK
Ny. V dan Tn. R rutin memeriksakan kehamilan Ny. V yang pertama pada dokter kandungan di
RSUD KK yang ada kotanya. Setelah trimester 2, mereka berkata pada dokter kandungan ingin
melihat anaknya dengan USG. Tn.R sangat menantikan anak pertamanya karena rekan-rekannya
sudah mempunyai anak. Mereka pun pergi ke ruang USG, dokter memanggil perawat yang jaga
di poli maternitas untuk menemani dokter. Dari USG tersebut dokter menemukan kelainan pada
bayi yang dikandungnya Ny.V tapi tidak membahayakan kelahiran bayinya. Dokter pun ber
bisik-bisik dengan perawat tentang apa yangdia temukan, perawat pun juga melihat itu melalui
layar USG. Mereka pun bingung memberitahu Ny.V apa tidak tentang hal tersebut. Melihat hal
yang aneh pada perawatdan dokter Ny. V dan Tn.R bertanya pada dokter,”ada apa dok?”. Dokter
pun akhirnya memutuskan untuk memberitahu mereka berdua. Setelah diberitahu sikap mereka
ternyata sikap yang semula tidak diharapkan oleh dokter. Tn. R menolak kehamilan istrinya dan
ingin agar anakyang dikandung istrinya agar diaborsi. Tapi berlawanan dengan istrinya yang
menerima kelahiran anaknya dengan kondisi apapun.
Keterangan :
5W1H
a. Apa? Terjadi dilema etik pada Tn. R yang gegnsi mempunyai anak cacat
f. Bagaimana? Tn. R dan Ny. V memeriksakan kehamilan Ny. V pada dokter kandungan
di RSUD KK dan ditemukan kelainan pada janin yang di kandung Ny. V. Lalu Tn.R
tidak menghendaki anak yang dinantikannya terlahir cacat
Dari analisa kasus di atas melibatkan beberapa aspek peting yaitu etika, agama, hukum, kode
etik keperawatan, kode etik kedokteran dan hak serta kewajiban pasien
PEMBAHASAN
Untuk menyelesiakan kasus dilema etik yang dialami Tn. R dan Ny. V. Kami mengambil
salah satu metode dari 3 metode pemacahandi atas yaitu metode ke 2. Berikut langkah
langkahnya
Tindakan yang di usulkan yaitu aborsi janin yang dikandung oleh Ny. V. Di usulkan
oleh Tn. R
Alasan dari tindakan tersebut: Tn. R malu bila mempunyai anak cacat
o Si ibu meninggal
Periksa keadaan janin yang dikandung si ibu apakah kelahiran nya nanti dapat
membahayakan si ibu
3. Menganalisis data
Dalam kasus ini teori yang cocok digunakan adalah teori deontologi karena kelahiran
bayinya tidak membahayakan hidup si ibu
4. Mengonsep argumentasi
Bila kemauan si ayah dituruti maka perawatdan dokter tidak akan bisa tenang saat
bekerja karena teringat terus dosa yangtelah mereka lakukan.
Bila kemauan si ayah dituruti maka reputasi dokter dan perawat akan jatuh
Bila emauan si ayah diuruti mereka akan mendapat sangsi agama dan hukum serta
sangsi dari organisasi profesi masing-masing
Bila kemauansi ayah tidak dituruti ikatan pernikahan mereka bisa rusak
Bila kemauan si ayah tidak dituruti oleh perawat dan dokter, mereka akan bebas dari
segala sangsi agama maupun hukum tapi mereka akan berfikiran telah merusak
hubunganan antara si ayah dan si ibu
Bila kemauan si ayah tidak dituruti dan mereka masih tetap bersama maka si ayah
berkemungkinan tidak akan menyayangi anaknya sepenuh hati
5. Mengambil tindakan
Tindakan yang diambil adalah tidak menuruti kemauan si ayah yaitu membiarkan
kehamilan si ibu sampai masa post natal karena sikap si ayah masih dapat di ubah dan
kehidupan tidak dapat dikembalikan dari kematian
Katakan pada bahwa mereka telah diberi ujian itu bukti saying dari sang pencipta
Beritahu konsekuensi secara spiritual yang dia dapatkan bila melakukan aborsi
Motivasi si ayah bahwa bila anak nya cacat dapat melakukan apa yang orang
normal bisa lakukan, itu akan menjadi kebanggaan sendiri
Jelaskan pada si ayah apa nanti konsekuensi dari masyarakat sekitar bila dia
melakukan aborsi
Pedoman dasar
Pasal 2
a. perikemanusiaan;
Al Qur’an
“Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya).
(QS. al-An`am[6]:151).
KUHP
o Pasal 229
o Pasal 347: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
o Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
o Pasal 349 : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan.