Oleh :
Rahmatun Ni’mah, S.Kep
NIM. 2130913320033
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SC
ATAS INDIKASI LETAK SUNGSANG
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
Oleh :
Mengetahui,
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Penyebab Letak Sungsang dapat berasal dari faktor janin maupun faktor ibu
(WikjosastroHanifa dkk, 2000)
1. Dari faktor janin, antara lain:
a. Gemeli (kehamilan ganda)
b. Hidramion (kembar air)
c. Hidrocepalus
2. Dari Faktor Ibu, diantaranya :
a. Plasenta previa
b. Panggul sempit
c. Multiparitas
d. Kelainan uterus (seperti uterus arkuatus, uterus bikornis, mioma
uteri)
Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain:
multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, plasenta previa,panggul sempit, kelainan uteri dan kelainan
bentuk uterus, implantasi plalsenta di kornu fundus uteri (Nurdiyana, 2020):
1. Usia Ibu
Usia > 35 tahun dapat menjadi faktor risiko persalinan sungsang. Hal ini
kemungkinan berhubungan dengan mulai terjadinya regenerasi sel-sel
tubuh terutama endometrium akibat usia biologis jaringan dan adanya
penyakit yang dapat menimbulkan kelainan letak. Sedangkan Persalinan
sungsang yang terjadi pada usia < 20 tahun dipengaruhi oleh bentuk
anatomi panggul ibu yang sempit dan kematangan organ reproduksinya.
2. Paritas
Dimana ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahim menjadi elastis
dan memicu janin berputar hingga minggu ke-37 hingga akhirnya terjadi
letak sungsang. Perut gantung terjadi padagrandemultipara, hal ini
disebabkan oleh regangan uterus yang terus-menerus karena kehamilan
dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus
menjadi jatuh ke depan.Kondisi perut gantung berdampak pada ibuhamil,
dimana posisi uterus yang menggantung kedepan sehingga janin tidak
dapat menekan, rapat dan berhubungan langsungdengan segmen bawah
rahim. Akhirnya janin dapat mengalami kelainan letak, seperti letak
sungsang.
3. Berat Janin
Dimana yang sering terjadi persalinan sungsang adalah bayi dengan berat
lahir rendah, yaitu berat lahir < 2500 gram. Hal ini dapat disebabkan oleh
bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relative besar (Nurdiyana, 2020).
4. Usia Kehamilan
Jika posisi sungsang terjadi pada usia kehamilan dibawah 32 minggu. Pada
usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin
masih dapat bergerak bebas. Dari posisi sungsang berputar menjadi posisi
melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala dibagian bawah rahim.
Sehingga frekuensi letak sungsang menjadilebih tinggi pada kehamilan
beluh cukup bulan.
Pada ciri-ciri yang terdapat pada bayi dengan letak sungsang adalah adanya
ketidak nyamanan dari ibu yang mana akan mengakibatkan sesak dikarenakan
letak kepala yang berada dibagian atas yang akan menekan paru-paru dan
tulang rusuk, lalu merasakan tendangan dibagian bawah perut, dan yang
terakhir adalah kepala bayi berada dibagian atas atau nanti pada pemeriksaan
leopold I akan ditemukan presentasi kepala.
E. CARA PERSALINAN BAYI DENGAN LETAK SUNGSANG
ada terdapat 2 cara persalinan bayi dengan letak sungsang yaitu pervaginam
yang mana syaratnya adalah pembukaan yang lengkap, lalu perabdominan
atau secara seksio sesaria yang mana melihat indikasi apabila banyak
komplikasi yang akan terjadi ketika dengan persalinan normal yang mana
kebanyakan kasus dengan letak sungsang dirokemendasikan menggunakan
persalinan dengan seksio sesaria dengan kriteria panggul sempit dan
presentasi kaki ganda (complete breech) (Prawirohardjo, 2008).
1. Pervaginam dibagi mejadi 3 penata laksanaan yaitu persalinan spontan
yang mana bayi dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri, man-
ual aid atau yang disebut dengan sebagian dengan tenaga ibu dan sebagian
dengan tenaga penolong dan yang ketiga adalah dengan ekstraksi
sungsang yang mana janin seluruhnya dibantu dengan bantuan tenaga
penolong.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada persalinan ibu dengan letak sungsang
adalah adanya perdarahan resiko syok, robekan jalan lahir, adanya infeksi lalu
juga dapat mengakibatkan komplikasi pada bayi yang mana asfiksia bayi
pada kelahiran mengalami kemacetan persalinan di bagian kepala karena akan
keluar di akhir yang menyebabkan dapat mengaspirasi air ketuban-lendir,
trauma persalinan karena kompleksnya cara persalinan sungsang dapat
mengakibatkan trauma pada ektremitas-ektremitas bayi, dan yang terakhir
adalah infeksi dikarenakan persalinan berjalan lama lalu ketuban pecah
terlebih dahulu.
G. PATHWAY
Penyebab
Letak sungsang
Pemeriksaan bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan abdominal dan USG
(ultrasonografi). Pada pemeriksaan abdominal yang dilihat adalah letaknya memanjang
diatas panggul teraba lunak bukan teraba seperti kepala yang dicurigai sebagai bokong,
punggung ada disebelah kanan, kepala teraba di fundus uteri, tonjolon kepala tidak
terlihat diagian bawah, dan DJJ terdengar paling nyaring di kuadran kanan ibu. Pada
pemeriksaan USG akan terlihat jelas bagaimana posisi dari janin.
I. PENGKAJIAN
2. Resiko Syok (00205) dengan Setela dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan syok (4260)
kondisi terkait Hipovolemia 1x60 menit resiko kehilangan darah yang 1. Monitor terhadap adanya kompensasi awal syok
dialami dapat berkurang dengan kriteria hasil: 2. Monitor kemungkinan penyebab kehilangan cairan
Keparahan Kehilangan Darah (0413) 3. Monitor tekanan oksimetri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4. Monitor suhu dan status respirasi
keparahan dan tanda gejala pendarahan teratasi 5. Monitor terhadap adanya tanda dan gejala asites dan nyeri ab-
atau berkurang dengan kriteria hasil: domen
1. Kehilangan darah yang terlihat (2 ke 3) 6. Berikan cairan melalui IV atau oral sesuai kebutuhan
2. Pendarahan vagina (2 ke 3) 7. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Pasien terlihat pucat (2 ke 4)
4. Kehilangan panas tubuh (2 ke 4) Pengurangan Pendarahan(4020)
1. Identifikasi penyebab pendarahan
Keterangan : 2. Monitor jumlah dan sifat kehilangan darah
1. Berat 3. Pertahankan kepatenan akses IV
2. Cukup berat 4. Beri produk-produk darah dengan tepat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
3. Risiko Infeksi (00004) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perlindungan Infeksi (6550)
dengan kondisi terkait selama 1x12 jam diharapkan resiko infeksi 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
prosedur invasive dapat teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
(pembedahan) dan ketuban Keparahan Infeksi (0709) 3. Periksa kulit dan selaput lendir untuk adanya kemerahan, ke-
pecah dini 1. Kemerahan (2 ke 4) hangatan ekstrim atau drainase
2. Wajah pucat (2 ke 4) Perawatan Daerah Sayatan (3440)
3. Ketidak stabilan suhu (2 ke 4) 1. Periksa daerah sayatan terhadap kemerahan, bengkak, atau tanda-
4. Nyeri (2 ke 4) tanda eviserasi
5. Peningkatan jumlah sel darah putih (2 ke 4) 2. Catat karakteristik drainase
Keparahan Infeksi: Bayi Baru Lahir (0708) 3. Monitor proses penyembuhan di daerah sayatan
1. Ketidakstabilan suhu dari besar (2) men- 4. Bersihkan daerah sekitar sayatan dengan pembersihan yang tepat
jadi ringan (4) 5. Bersihkan mulai dari area yang bersih ke area kurang bersih
2. Kejang neonatus dari besar (2) menjadi 6. Monitor sayatan untuk tanda dan gejaa infeksi
ringan (4) 7. Berikan plester penutup
3. Umbilikus terinfeksi dari besar (2) men- 8. Berikan salep antiseptik
jadi ringan (4) 9. Arahkan pasien dan keluarga cara merawat luka insisi termasuk
4. Hipotermi dari besar (2) menjadi ringan tanda dan gejala infeksi
(4)
5. Takipnea dari besar (2) menjadi ringan (4)
6. Aritmia dari besar (2) menjadi ringan (4)
Keterangan :
(5) berat
(4) besar
(3) sedang
(2) ringan
(1) tidak ada
4 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan se- Pengurangan Kecemasan
lama 1x20 menit, diharapkan Tingkat (5820)
Kecemasan (1211) klienberkurang dengan 1. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
kriteria hasil: tepat.
1. Rasa cemas yang disampaikan secara lisan 2. Lakukan usapan pada penggung/leher dengan cara yang tepat.
berkurang 3. Dengarkan klien
2. Perasaan gelisah berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Herdman, T. H. dan S. K. 2021. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020 (Edisi 12). New York: Thieme Medical Publishers
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Swara
Nurdiyana S. “Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan letak Sungsang Di RS Kesdam
Jaya Tahun 2018”. Syntax Literate, Vol. 5, No.1 Januari 2020.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Reny, Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Aplikasi NANDA, NIC, dan
NOC, Jakarta: Trans Info Media
Sue Moorhead, d. 2016. edisi enam Nursing outcomes classification (Noc).Singapore:
Elsevier Global Rights.