Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SC


ATAS INDIKASI LETAK SUNGSANG
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Tanggal 31 Januari – 6 Februari 2022

Oleh :
Rahmatun Ni’mah, S.Kep
NIM. 2130913320033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SC
ATAS INDIKASI LETAK SUNGSANG
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Oleh :

Rahmatun Ni’mah, S.Kep


NIM. 2130913320033

Banjarmasin, 17 Januari 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan,

Fitri Ayatul Azlina, Ns. M.Kep Nurdiana, S.Kep., Ns


NIP. 19811028 200903 2 005
LAPORAN PENDAHULUAN
POST SC ATAS INDIKASI LETAK SUNGSANG

A. DEFINISI

Pertolongan operasi persalinan yang disebut juga seksio cesarean (SC)


merupakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan tujuan untuk
menyelamatkan ibu maupun bayi (Nilakesuma & Batavia, 2018).

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang membujur dalam


rahim kepala berada di fundus (letak tertinggi bagian atas ibu hamil atau
bagian terjauh dari pintu masuk panggul) dan bokong berada di bawah yang
mana terbalik dari letak pada normalnya yang kepala dibagian bawah ataupun
berada pada bagian letak pintu panggul bawah (Reny, 2017). Letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Prawirohardjo,
2009).

B. ETIOLOGI

Penyebab Letak Sungsang dapat berasal dari faktor janin maupun faktor ibu
(WikjosastroHanifa dkk, 2000)
1. Dari faktor janin, antara lain:
a. Gemeli (kehamilan ganda)
b. Hidramion (kembar air)
c. Hidrocepalus
2. Dari Faktor Ibu, diantaranya :
a. Plasenta previa
b. Panggul sempit
c. Multiparitas
d. Kelainan uterus (seperti uterus arkuatus, uterus bikornis, mioma
uteri)
Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain:
multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, plasenta previa,panggul sempit, kelainan uteri dan kelainan
bentuk uterus, implantasi plalsenta di kornu fundus uteri (Nurdiyana, 2020):
1. Usia Ibu
Usia > 35 tahun dapat menjadi faktor risiko persalinan sungsang. Hal ini
kemungkinan berhubungan dengan mulai terjadinya regenerasi sel-sel
tubuh terutama endometrium akibat usia biologis jaringan dan adanya
penyakit yang dapat menimbulkan kelainan letak. Sedangkan Persalinan
sungsang yang terjadi pada usia < 20 tahun dipengaruhi oleh bentuk
anatomi panggul ibu yang sempit dan kematangan organ reproduksinya.
2. Paritas
Dimana ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahim menjadi elastis
dan memicu janin berputar hingga minggu ke-37 hingga akhirnya terjadi
letak sungsang. Perut gantung terjadi padagrandemultipara, hal ini
disebabkan oleh regangan uterus yang terus-menerus karena kehamilan
dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus
menjadi jatuh ke depan.Kondisi perut gantung berdampak pada ibuhamil,
dimana posisi uterus yang menggantung kedepan sehingga janin tidak
dapat menekan, rapat dan berhubungan langsungdengan segmen bawah
rahim. Akhirnya janin dapat mengalami kelainan letak, seperti letak
sungsang.
3. Berat Janin
Dimana yang sering terjadi persalinan sungsang adalah bayi dengan berat
lahir rendah, yaitu berat lahir < 2500 gram. Hal ini dapat disebabkan oleh
bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relative besar (Nurdiyana, 2020).
4. Usia Kehamilan
Jika posisi sungsang terjadi pada usia kehamilan dibawah 32 minggu. Pada
usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin
masih dapat bergerak bebas. Dari posisi sungsang berputar menjadi posisi
melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala dibagian bawah rahim.
Sehingga frekuensi letak sungsang menjadilebih tinggi pada kehamilan
beluh cukup bulan.

C. KLASIFIKASI LETAK SUNGSANG

Klasifikasi sungsang dapat dibagi dalam tiga (Mitayani, 2013), yaitu:


1) Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana ke-
dua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala
janin.
2) Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang
dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping
bokong dapat diraba kedua kaki.
3) Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak
sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki
yang lain terangkat ke atas.

D. CIRI- CIRI LETAK JANIN SUNGSANG

Pada ciri-ciri yang terdapat pada bayi dengan letak sungsang adalah adanya
ketidak nyamanan dari ibu yang mana akan mengakibatkan sesak dikarenakan
letak kepala yang berada dibagian atas yang akan menekan paru-paru dan
tulang rusuk, lalu merasakan tendangan dibagian bawah perut, dan yang
terakhir adalah kepala bayi berada dibagian atas atau nanti pada pemeriksaan
leopold I akan ditemukan presentasi kepala.
E. CARA PERSALINAN BAYI DENGAN LETAK SUNGSANG

ada terdapat 2 cara persalinan bayi dengan letak sungsang yaitu pervaginam
yang mana syaratnya adalah pembukaan yang lengkap, lalu perabdominan
atau secara seksio sesaria yang mana melihat indikasi apabila banyak
komplikasi yang akan terjadi ketika dengan persalinan normal yang mana
kebanyakan kasus dengan letak sungsang dirokemendasikan menggunakan
persalinan dengan seksio sesaria dengan kriteria panggul sempit dan
presentasi kaki ganda (complete breech) (Prawirohardjo, 2008).
1. Pervaginam dibagi mejadi 3 penata laksanaan yaitu persalinan spontan
yang mana bayi dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri, man-
ual aid atau yang disebut dengan sebagian dengan tenaga ibu dan sebagian
dengan tenaga penolong dan yang ketiga adalah dengan ekstraksi
sungsang yang mana janin seluruhnya dibantu dengan bantuan tenaga
penolong.

2. Perabdominan yang mana dengan cara seksio sesaria dengan dipertim-


bangkan pada keadaan ibu yang primi tua, bayi kembar, riwayat persali-
nan yang jelek, riwayat kematian perinatal, curiga panggul sempit, ada in-
dikasi janin untuk mengakhiri persalinan (hipertensi, KPD >12 jam, fetal
distress), kontraksi uterus tidak adekuat, ingin steril, dan bekas SC.

F. KOMPLIKASI PERSALINAN LETAK SUNGSANG

Komplikasi yang mungkin terjadi pada persalinan ibu dengan letak sungsang
adalah adanya perdarahan resiko syok, robekan jalan lahir, adanya infeksi lalu
juga dapat mengakibatkan komplikasi pada bayi yang mana asfiksia bayi
pada kelahiran mengalami kemacetan persalinan di bagian kepala karena akan
keluar di akhir yang menyebabkan dapat mengaspirasi air ketuban-lendir,
trauma persalinan karena kompleksnya cara persalinan sungsang dapat
mengakibatkan trauma pada ektremitas-ektremitas bayi, dan yang terakhir
adalah infeksi dikarenakan persalinan berjalan lama lalu ketuban pecah
terlebih dahulu.
G. PATHWAY

Penyebab

Kadaan Rahim : Keadaan plasenta : Keadaan jalan lahir :


 Septum dirahim  Plasenta terletak rendah  Kesempitan rahim
 Uterus dupleks  Plasenta previa  Panggul kecil
 Mioma bersama kelahi-  Ketuban pecah dini  Adanya penghalang di-
ran jalan lahir

Letak sungsang

Pre Operasi Operasi Post Operasi

Kurangnya informasi Proses pembedahan Jaringan Jaringan


mengenai proses pem- terputus terbuka
bedahan
Pendarahan
(Resiko Syok) Merangsang Proteksi
Kesalahan persepsi area sen- kurang
sorik dan
Ansietas motorik Invasi
bakteri
Nyeri Akut)
Resiko
Infeksi
H. PEMERIKSAAN DIAGNNOSTIK

Pemeriksaan bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan abdominal dan USG
(ultrasonografi). Pada pemeriksaan abdominal yang dilihat adalah letaknya memanjang
diatas panggul teraba lunak bukan teraba seperti kepala yang dicurigai sebagai bokong,
punggung ada disebelah kanan, kepala teraba di fundus uteri, tonjolon kepala tidak
terlihat diagian bawah, dan DJJ terdengar paling nyaring di kuadran kanan ibu. Pada
pemeriksaan USG akan terlihat jelas bagaimana posisi dari janin.

I. PENGKAJIAN

1. Aktifitas / Istirahat : Melaporkan keletihan, kurang energy Letargi, penurunan pe-


nampilan  
2. Sirkulasi, tekanan darah dapat meningkat
3. Eliminasi, distensi usus atau kandung kencing mungkin ada
4. Integritas pikiran, mungkin sangat cemas dan ketakutan
5. Nyeri / Ketidak nyamanan, dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer)
atau setelah persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder).
6. Keamanan, dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34 minggu dalam upaya
untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala, Pemeriksaan vagina
dapat menunjukkan janin dalam malposisi (punggung, dagu, wajah, atau posisi
bokong) Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang
dari 2 cm/jam pada multipara.
7. Pemeriksaan Diagnosis
 Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
 USG : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi  janin ,posisi dan formasi
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN LETAK SUNGSANG
NO DIAGNOSIS NOC NIC
1. Nyeri Akut (00132) Setelah dilakukan keperawatan selam 1x 24 Manajemen nyeri (1400)
berdasarka agen cedera fisik jam nyeri yang dialami dapat berkurang sesuai 1. Lakukan pengkajian nyeri dengan PQRST
kriteria berikut: 2. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
Kontrol Nyeri (1605) pasien terhadap ketidaknyamanan
1. Menggambarkan nyeri (2 ke 4) 3. Lajarkan teknik manajemen nyeri seperti pernapasan dalam
2. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri 4. Monitor tingkat nyeri pasien
tanpa analgetik (2 ke 4) Pemberian analgesik (2210)
3. Melakukan teknik relaksasi efektif (2 ke 4) 1. Menentukan tingkat kenyamanan pasien saat ini dan tingkat
4. Menggunakan obat penurun rasa sakit yang kenyamanan yang diinginkan, menggunakan skala pengukuran
direkomendaskan (1 ke 3) nyeri dengan tepat.
Keterangan : 2. Cek adanya alergi obat
1. Tidak pernah menunjukan 3. Berikan analgesic sewaktu nyeri dating maupun berat
2. Jarang menunjukan Terapi Relaksasi (6040)
3. Kadang-kadang menunjukan 1. Berikan deskripsi detail terkaitintervensi relaksasi.
4. Sering menunjukan 2. Ciptakan lingkungan yang tenang.
5. Secara konsisten menunjukan 3. Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan paka-
ian yang longgar.
Tingkat Nyeri (2102) 4. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi.
1. Nyeri yang dilaporkan (2 ke 4) 5. Dorong pasien untuk melakukan relaksasi secara mandiri
2. Lama nyeri (2 ke 4)
3. Ekspresi wajah (2 ke 4)
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

2. Resiko Syok (00205) dengan Setela dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan syok (4260)
kondisi terkait Hipovolemia 1x60 menit resiko kehilangan darah yang 1. Monitor terhadap adanya kompensasi awal syok
dialami dapat berkurang dengan kriteria hasil: 2. Monitor kemungkinan penyebab kehilangan cairan
Keparahan Kehilangan Darah (0413) 3. Monitor tekanan oksimetri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4. Monitor suhu dan status respirasi
keparahan dan tanda gejala pendarahan teratasi 5. Monitor terhadap adanya tanda dan gejala asites dan nyeri ab-
atau berkurang dengan kriteria hasil: domen
1. Kehilangan darah yang terlihat (2 ke 3) 6. Berikan cairan melalui IV atau oral sesuai kebutuhan
2. Pendarahan vagina (2 ke 3) 7. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Pasien terlihat pucat (2 ke 4)
4. Kehilangan panas tubuh (2 ke 4) Pengurangan Pendarahan(4020)
1. Identifikasi penyebab pendarahan
Keterangan : 2. Monitor jumlah dan sifat kehilangan darah
1. Berat 3. Pertahankan kepatenan akses IV
2. Cukup berat 4. Beri produk-produk darah dengan tepat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

3. Risiko Infeksi (00004) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perlindungan Infeksi (6550)
dengan kondisi terkait selama 1x12 jam diharapkan resiko infeksi 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
prosedur invasive dapat teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
(pembedahan) dan ketuban Keparahan Infeksi (0709) 3. Periksa kulit dan selaput lendir untuk adanya kemerahan, ke-
pecah dini 1. Kemerahan (2 ke 4) hangatan ekstrim atau drainase
2. Wajah pucat (2 ke 4) Perawatan Daerah Sayatan (3440)
3. Ketidak stabilan suhu (2 ke 4) 1. Periksa daerah sayatan terhadap kemerahan, bengkak, atau tanda-
4. Nyeri (2 ke 4) tanda eviserasi
5. Peningkatan jumlah sel darah putih (2 ke 4) 2. Catat karakteristik drainase
Keparahan Infeksi: Bayi Baru Lahir (0708) 3. Monitor proses penyembuhan di daerah sayatan
1. Ketidakstabilan suhu dari besar (2) men- 4. Bersihkan daerah sekitar sayatan dengan pembersihan yang tepat
jadi ringan (4) 5. Bersihkan mulai dari area yang bersih ke area kurang bersih
2. Kejang neonatus dari besar (2) menjadi 6. Monitor sayatan untuk tanda dan gejaa infeksi
ringan (4) 7. Berikan plester penutup
3. Umbilikus terinfeksi dari besar (2) men- 8. Berikan salep antiseptik
jadi ringan (4) 9. Arahkan pasien dan keluarga cara merawat luka insisi termasuk
4. Hipotermi dari besar (2) menjadi ringan tanda dan gejala infeksi
(4)
5. Takipnea dari besar (2) menjadi ringan (4)
6. Aritmia dari besar (2) menjadi ringan (4)

Keterangan :
(5) berat
(4) besar
(3) sedang
(2) ringan
(1) tidak ada
4 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan se- Pengurangan Kecemasan
lama 1x20 menit, diharapkan Tingkat (5820)
Kecemasan (1211) klienberkurang dengan 1. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
kriteria hasil: tepat.
1. Rasa cemas yang disampaikan secara lisan 2. Lakukan usapan pada penggung/leher dengan cara yang tepat.
berkurang 3. Dengarkan klien
2. Perasaan gelisah berkurang
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Herdman, T. H. dan S. K. 2021. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020 (Edisi 12). New York: Thieme Medical Publishers
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Swara
Nurdiyana S. “Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan letak Sungsang Di RS Kesdam
Jaya Tahun 2018”. Syntax Literate, Vol. 5, No.1 Januari 2020.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Reny, Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Aplikasi NANDA, NIC, dan
NOC, Jakarta: Trans Info Media
Sue Moorhead, d. 2016. edisi enam Nursing outcomes classification (Noc).Singapore:
Elsevier Global Rights.

Anda mungkin juga menyukai