INFERTILITAS
Oleh
Preseptor :
dr. Havis Yuad, Sp. OG (K)-FER
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
kesulitan mendapatkan anak adalah sekitar 10%. Kondisi ini makin lama makin
mengalami kesulitan untuk hamil adalah 15% di usia 30-34 tahun, 30 % di usia
Banyak faktor yang terkait dengan kesulitan untuk hamil tersebut, faktor
tersebut 40% terkait dengan faktor istri, 40% terkait dengan faktor suami, 10%
terkait dengan faktor gabungan suami istri, dan sisanya terkait dengan faktor-
faktor lain yang sering kali sulit untuk ditemukan penyebabnya atau disebut
Dalam hal ini, selain ahli ginekologi dilibatkan pula ahli endokrinologi
1
sifatnya yang multi kompleks, maka pada pelaksanaan pemeriksaan dan
pengobatan infertilitas ini membutuhkan tahapan waktu yang relatif lama dan
harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sebab keterlambatan penanganan dapat
tatalaksana.
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
secara rutin.
pemeriksaan standar meliputi tes ovulasi, patensi tuba, dan analisis semen dengan
hasil normal.3
1. Infertilitas primer
2. Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder yaitu jika istri pernah hamil, akan tetapi kemudian
kesulitan mendapatkan anak adalah sekitar 10%. Kondisi ini makin lama makin
3
mengalami kesulitan untuk hamil adalah 15% di usia 30-34 tahun, 30 % di usia
meningkat.
e. Berat badan : semakin tinggi berat badan (BMI) semakin besar kejadian
siklus hormonal.5
4
a. Masalah vagina
disebabkan oleh liang vagina yang kecil, kontraksi otot pubokoksigeus yang
b. Masalah serviks
c. Masalah uterus
d. Masalah tuba
5
tuba yang normal, pengambilan ovum, dan pengangkutan telur yang telah
pelvis.
Amerika Serikat, penyebab penyakit tuba yang paling sering adalah infeksi
e. Masalah ovarium
hormon. Masalah utama yang terkait dengan fertilitas ada gangguan fungsi
dengan siklus haid normal akan menunjukkan siklus haid yang berovulasi.
terjadi.
utama yang seringkali dijumpai pada kasus infertilitas. Saat ini untuk
6
Terdapat gambaran hiperandrogenisme baik klinis maupun biokimiawi.
pasangan suami istri atau salah satunya memiliki kebiasaan merokok atau minum
minuman beralkohol. Perlu juga diketahui apakah salah satu pasangan menjalani
Selain itu juga harus ditanya mengenai lama menikah, usia menikah,
kelamin, riwayat penyakit infeksi alat reproduksi dan riwayat penyakit sistemik.1
dan menarke. Riwayat haid harus meliputi lama siklus, durasi dan jumlah
7
dengan endometriosis dan menorrhagia yang berhubungan dengan fibroid uterus.
ovarium polikistik.7
pengukuran lingkar pinggang. Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih
dari 25 kg/m2 termasuk dalam kelompok kriteria berat badan lebih. Hal ini
memiliki kaitan yang erat dengan sindrom metabolik. IMT yang kurang dari 19
kg/m2 sering dikaitkan dengan penampilan pasien terlalu kurus dan perlu
dipikirkan adanya penyakit kronis seperti TBC, kanker atau masalah kesehatan
jiwa.7
Pembesaran tiroid, galaktorea, ukuran dan mobility alat reproduktif dan infeksi
a) Pemeriksaan ovulasi
8
Tes yang paling tepat untuk mendeteksi ovulasi adalah konsentrasi serum
menegaskan ovulasi terjadi dalam siklus itu. Jika didapat nilai yang lebih
1) Histerosalphingografi
akan melimpah ke dalam kavum peritonei jika tuba paten, dan penilaian
9
kavum uteri dan dipertahankan pada tempatnya dengan mengisi balon
tentang seluk beluk kavum uteri, patensi tuba, dan juga peritoneum.4
10
Gambar 2.2 Hasil Histerosalpingografi normal
2) Histeroskopi
Pemeriksaan ini tidak dianjurkan apabila diduga terdapat infeksi akut rongga
11
ini dapat dilanjutkan dengan pembedahan ringan, seperti melepaskan
secara gross dan mikroskopik. Ada dua parameter yang digunakan yaitu Tes
1) Tes Fern
pada kaca gelas lalu dikeringkan dengan cara melewatkan di atas lampu
bentuk daun pakis akan lebih jelas apabila diambil sampel lendir pada
Gambar 2.4 Lendir serviks yang memberi reaksi Fern positif membentuk
gambaran daun pakis (foto sebelah kiri) dan lendir serviks yang reaksi Fern
2) Tes Spinnbarkeit
12
Tes Spinnbarkeit mengevaluasi elastisitas lendir serviks yang meningkat
diambil pada waktu mendekati ovulasi diletakkan di antara dua kaca gelas
(atau di antara dua jari). Apabila kedua kaca gelas ini dijauhkan, lendir
serviks membenang, bila direntang bisa mencapai 8 -12 sentimeter dan tidak
terpisah.10
dan lendir serviks. Evaluasi infertilitas rutin termasuk uji pasca senggama
13
Uji pasca senggama dilakukan 2 atau 3 hari sebelum perkiraan masa
mana sejumlah kecil lendir serviks diperoleh. Lendir serviks tadi dioles pada
kaca gelas, dilakukan Tes Spinnbarkheit (elastisitas) dan Tes Fern, dan
lapangan pandang.11
dengan daya rendah (x 100) dan lensa daya tinggi (x 400). Lendir dianggap
dalam kondisi baik jika banyak (> 0,3 ml), sangat ductile (> 10 cm) dan
abnormal tergantung pada apakah spermatozoa yang maju kedepan ada atau
tidak ada per lapang pandang (daya tinggi). Jika jumlah lendir tidak adekuat,
1) Anamnesis
14
gangguan ereksi dan ejakulasi, tuberkulosis, parotitis bersamaan dengan
masa 6 bulan.
ditanyakan.
MUMPS / parotitis dengan orkitis pada masa pubertas, cedera testis, torsi
2) Pemeriksaan fisik
15
c. Skrotum: harus diraba untuk menilai kemungkinan skrotum terisi banyak
diperhatikan.
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dasar yang wajib dikerjakan pada pasangan suami istri dengan
analisis sperma, dilakukan tahap pra analisis yang dapat mempengaruhi hasil
dari 7 hari
Oleh karena variasi yang besar dalam produksi semen dapat terjadi pada
kedua pemeriksaan tersebut tidak boleh kurang dari 7 hari atau kurang
dari 3 bulan
dalam waktu satu jam setelah dikeluarkan dan jika motilitas sperma
sangat rendah (< 25% bergerak maju terus), sediaan kedua harus
diperiksa secepatnya.
16
sebaiknya tidak digunakan untuk menampung semen karena mengandung
spermatisid.
paling banyak akan hilang. Selain itu juga akan terjadi kontaminasi
seluler dan bakteri pada siapan serta dapat terjadi pula pengaruh kurang
asam.
a. Pemeriksaan Makroskopis
1) Warna
2) Volume
Cairan semen yang ditampung diukur dan diukur dengan gelas ukur, dan
17
harga rata-rata 2-3,5 ml. Aspermi bila tidak keluar sperma pada waktu
3) Bau
oksidasi dari spermia yang diproduksi oleh prostat. Semen dapat berbau
4) PH
biasanya sifatnya sedikit alkalis. Semen yang terlalu lama akan berubah
PHnya. Pada infeksi akut kelenjar prostat, Phnya berubah menjadi di atas 8
5) Viskositas
Dengan pipet pastur: Semen diisap ke dalam pipet tersebut, pada waktu
pipet diangkat maka akan tertinggal semen berbentuk benang pada ujung
18
Menggunakan pipet yang sudah mengalami standarisasi (Elliaon). Pipet
dalam posisi tegak, lalu diukur waktu yang diperlukan setetes semen
untuk lepas dari ujung pipet tadi. Angka normal adalah 1-2 detik.1
6) Likuefaksi
Semen normal pada suhu ruangan akan mengalami likuefaksi dalam waktu 60
menit. Pada beberapa kasus, likuefaksi lengkap tidak terjadi dalam 60 menit.
Hal ini tidak memiliki makna secara klinis. Bila ditemukan akan sangat
pencampuran enzimatis.1
b. Pemeriksaan mikroskopis
19
bila 50% atau lebih bergerak maju atau 25% atau lebih bergerak maju
Grade 2 (good) bila terlihat gerak maju yang cukup baik dari
seperti roket.1
3) Kecepatan
jarak 1/20 mm, pada keadaan normal dibutuhkan 1-1,4 detik, ini disebut
normokinetik.1
4) Morfologi
normal.1
besar adalah neutrofil. Jumlah leukosit yang tinggi ( lebih dari 10 6/ml)
20
pria, menandakan leukospermia. Leukospermia bisa disebabkan oleh
masase prostat dan USG. Pada cairan prostat yang didapat dengan
inflamasi prostat.1
Jenis sel bulat lain yang kadang ditemukan adalah sel-sel imatur
dari segi spermatogenesis dan sel epitel dari uretra dan vesica urinaria,
pemeriksaan semen.
Sebagai patokan nilai normal hasil pengamatan sperma di atas, WHO telah
Kriteria Jumlah
PH 7,2-7,8
total/ejakulat
21
bergerak maju dengan cepat dalam waktu 60
ejakulat
Uji butir imun Perlekatan butir imun pada kurang dari 10%
sperma
22
Nomenklatur Jumlah Spermatozo Morfologi
a a normal
Azoospermia - -
spermatozoa
23
Terdapat indikator tertentu yang digunakan sebagai batasan untuk
langsung dirujuk ke pusat layanan kesehatan yang lebih tinggi tanpa dilakukan
Tabel 2.3 Indikator rujukan ke pusat layanan infertilitas sekunder dan tersier
dokter swasta, maka pemeriksaan infertilitas adasar yang bisa dilakukan pada
24
Pemeriksaan pelengkap yang dapat dilakukan pada pusat layanan
adalah pemeriksaan pelengkap untuk menilai kondisi potensi kedua tuba Fallopii
pemeriksaan radiologis dengan menggunakan sinar-X dan zat kontras yang pada
berikut:
25
CC merupakan turunan dari triphenylethylene golongan nonsteroid
dimulai pada hari ke-3 siklus haid selama 5 hari. Dosis dimulai dengan
serial dapat diukur jumlah dan besar folikel, sehingga dapat diperkirakan
menjadi estron dan testosteron (T) menjadi estradiol. Salah satu obat dari
pemberian adalah 2,5 mg perhari mulai hari ke-3 siklus haid selama 5
hari.8
Indikasi lain pemberian obat induksi ovulasi adalah infertilitas yang tak
terjelaskan (unexplained infertility). Hal ini merupakan terapi empirik, dan bila
26
Pada keadaan dengan gangguan tuba, tindakan bedah mikro atau
medisinalis endometriosis terbukti dapat mengurangi rasa nyeri namun belum ada
sampai sedang.8
Gonadotropin (3 siklus)
Metformin-klomifen (3 siklus)
II
IUI (6 siklus)
27
Unexplained infertility In vitro fertilizationandICSI (3 siklus)
a) Hipospermia
Volume semen disebut hiposperma jika kurang dari 1,5 ml, yang
AIH.1
b) Hiperspermia
28
abnormal dapat dilakukan terapi dengan split ejaculate atau withdrawal
a) Polizoospermia
atau filtrasi.1
b) Oligozoospermia
Sampai saat ini masih disepakati bahwa jumlah spermatozoa kurang dari
29
Kualitas spermatozoa abnormal jika motilitas baik dan cukup, tetapi
morfologi normal kurang dari 50%. Terapi gangguan kualitas ini dapat
ATP
Phosph6lipid esensial
Antibiotika
Vitamin E + Vit B
Pentoksifilin
Atau dilakukan AIH (IBS) dengan atau tanpa sperm treated yang dapat
berupa sperm washing dan sperm swim up. Jika masih belum memberikan
tahun.1
1) Inseminasi Buatan
30
Dilihat dari asal sperma yang digunakan, inseminasi buatan dapat
ICI relatif cepat dan tidak menyakitkan. Sperma yang berasal dari donor
sperma berjalan menuju uterus dan tuba falopii, dimana akan terjadi
pembuahan.1
Prosedur IUI sangat efektif digunakan oleh pasangan infertil yang tidak
31
2) ART ( Assisted Reproductive Technologies)
stadium 2-4 sel, lalu di transfer ke dalam rahim. Dalam hal ini peranan
diolah (washed sperm) dimasukkan kedalam tuba pada saat itu juga.
Dalam kondisi ini salah satu tuba pasien harus dalam keadaan normal. Indikasi
unexplained infertility.
32
pembuahannya pada masa embrio lalu di transferkan ke dalam rahim
kemudian menurun perlahan-lahan sampai usia 30 tahun, dan setelah itu menurun
dengan cepat. Sedangkan fertilitas maksmial pria dicapai pada umr 24-25 tahun.
Hampir pada setiap golongan umur pria kemungkinan terjadinya kehamilan dalam
senggama.11
kehamilan kepada lebih dari 50% pasangan, walaupun masih selalu ada 10-20%
pasangan yang idiopatik dan sulit untuk ditatalaksana. Separuhnya lagi terpaksa
harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain, umpamanya
33
DAFTAR PUSTAKA
34