Anda di halaman 1dari 50

KONSEP FERTILITAS DAN

INFERTILITAS
DINA AYUNING TYAS, S.ST, M.KES
kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil
dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilkannya.
FERTILITAS
Jadi, fertilitas adalah fungsi satu pasangan
yang sanggup menjadikan kehamilan dan
kelahiran anak hidup.
Sebelum dan sesudahnya tidak
seorangpun tahu, apakah pasangan itu
fertil atau tidak. Riwayat fertilitas
sebelumnya sama sekali tidak menjamin
fertilitas di kemudian hari, baik pada
pasangan itu sendiri, maupun berlainan
pasangan.
Infertilitas primer kalau istri belum pernah hamil walaupun bersenggama
dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan

Infertilitas sekunder kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak
terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggamadan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
Penyelidikan lamanya waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan
kehamilan menunjukkan bahwa 32,7%
hamil dalam satu bulan pertama, 57,0%
dalam 3bulan, 72,1% dalam 6 bulan ,
85,4% dalam 12 bulan, dan 93,4%
dalam 24 bulan.
Waktu median yang diperlukan
untuk menghasilkan kehamilan ialah
2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin
lama pasangan itu kawin tanpa
kehamilan, makin turun kejadian
kehamilannya.
Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru
menganggap ada masalah infertilitas
kalau pasangan yang ingin punya anak
itu telah dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan lebih dari 12
bulan.
Faktor- faktor yang mungkin
mempengaruhi infertilitas pasangan
sangat bergantung pada keadaan
lokal, populasi yang diinvestigasi,
dan prosedur rujukan.
• Faktor laki-laki ( produksi spermacacat,
Analisis yang kesulitan inseminasi) : 30 – 40%
dilaporkan oleh
• Faktor ovulasi : 5 – 25%
beberapa klinik yang
meliputi jumlah • Faktor tuba atau uterus : 15 – 25%
pasien yang banyak • Faktor serviks/ imunologik : 5 – 10%
dalam dua dekade
• Tidak dapat dijelaskan setelah investigasi :
yang lalu adalah
10 – 25%
sebagai berikut:
Pada seperempat kasus, diyakini terdapat
lebih dari satu faktor yang terlibat.
Dari sekian banyak investigasi yang diusulkan
selama bertahun-tahun, kebanyakan hanya
memberikan sedikit manfaat, dan kini hanya
ada kesepakatan relatif mengenai tes yang
harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
Pada kebanyakan kasus, wanitalah yang
pertama kali menghubungi tenaga kesehatan.
Pada kunjungan itu, dokter harus
mendapatkan informasi tentang riwayat
penyakit dan operasi di masa lalu;
riwayat menstruasi wanita tersebut;
perilaku seksual pasangan, yang meliputi
frekuensi hubungan seksual.
Benerapa wanita mengatakan bahwa
mereka tidak mencapai orgasmus dan
semen keluar dari vagina. Dokter harus
memberikan keyakinan bahwa hal-hal
tersebut tidak mempengaruhi fertilitas
wanita.
Pemeriksaan fisik umum, yang meliputi
pemeriksaan panggul, dilakukan untuk
menyingkirkan penyakit sekarang.
Pemeriksaan panggul dilakukan untuk
mendeteksi kelainan pada trakus
genitalis yang nyata, seperti mioma uteri,
tumor ovarium, dan endometriosis.
Pemeriksaan pulasan serviks (pap
smear) harus dilakukan jika belum
diperiksa tahun lalu. Harus diminta tes
laboratorium. Pemeriksaan ini meliputi:
pemeriksaan darah lengkap, termasuk
tes sifilis dan infeksi HIV, dan analisis
urin.
Jika wanita tersebut telah masuk dalam
fase luteal pada siklus menstruasi, dapat
diambil darah untuk pemeriksaan kadar
progesteron, untuk mengetahui apakah
ia sedang mengalami ovulasi.
Setelah menyelesaikan investigasi awal ini,
dokter harus menguraikan investigasi yang
akan dilakukan dan urutannya. Biasanya
pemeriksaan dimulai dengan analisis cairan
semen, karena laki-laki mungkin menderita
azospermia atau oligospermia berat. Temuan
ini tidak membenarkan pemeriksaan lebih
lanjut terhadap wanita.
Idealnya, pada kunjungan pertama laki-
ANALISIS laki harus menemani pasangannya
sehingga rencana pemeriksaan dapat
SEMEN dibicarakan dengan keduanya dan dapat
diperoleh riwayat dari pihak laki-laki dan
ia dapat diperiksa.
Langkah pertama adalah melakukan
pemeriksaan semen, dan apabila ini
abnormal, mungkin laki-laki harus
diperiksa. Spesimen semen dapat
diperoleh dengan dua cara. Yang
pertama adalah pengambilan spesimen
semen segar dengan cara masturbasi di
laboratorium.
Cara kedua adalah mengadakan
masturbasi di rumah dan ejakulat
dimasukkan ke dalam wadah gelas yang
bersih dan kering. Kemudian harus
dibawa ke laboratorium dalam waktu 1
jam, dan dilakukan analisis.
Analisis Semen Normal
• Volume > 2 ml
Standar untuk • Konsentrasi sperma > 20 juta per ml
spesimen ‘normal’
telah • Konsentrasi sperma total > 40 juta
dikembangkan oleh • Motilitas 60 menit setelah enjakulasi > 50 %
Badan Kesehatan dengan gerakan ke depan
Dunia (WHO), • Morfologi > 50% dengan morfologi normal
yaitu: Apabila jumlah sperma kurang dari 20 juta per ml,
morfologi dan motilitas sering abnormal.
Jika penilaian semen pertama
abnormal,dua spesimen berikutnya
harus dievaluasi sebelum dibuat
prognosis.
Hasil abnormal menunjukkan bahwa
laki-laki harus diperiksa dan dilakukan
anamnesis. Riwayat mungkin
menunjukkan bahwa ia terpapar pada
panas yang tinggi, zat kimia tertentu,
atau mendapatkan obat anti kanker.
Pemeriksaan genetalia laki-laki penting
dilakukan. Ukuran testis dievaluasi,
skrotum dipalpasi dengan posisi berdiri
untuk mendeteksi apakah dia
mempunyai varikokel,walaupun
peranannya sebagai faktor infertilisas
masih diperdebatkan.
Jika diagnosisnya adalah azoospermia atau
oligospermia, dilakukan pemeriksaan untuk
mengukur kadar FSH. Peningkatan kadar
menunjukkan kegagalan testis. Jika diagnosis
adalah oligospermia berat dan volume testis
serta kadar FSH normal, kadang-kadang perlu
dilakukan biopsi testis.
Diagnosis infertilitas reabsolut dibuat
jika didapati azoospermia dan
peninggian kadar FSH. Infertilitas berat
ditegakkan jika didapati oligospermia
berat.
Infertilitas relatif ditegakkan jika jumlah
adalah antara 5 juta sampai 20 juta per ml.
Pengobatan dapat ditawarkan kepada pria
yang menderita infertilitas relatif, meskipun
harus dikatakan bahwa tidak ada terapi yang
terbukti lebih efektif dari pada plasebo.
Teknik mikroinjeksi dengan satu spermatozoa
ke dalam ruang vitelina di antara zona
pelusida dan ovum atau ke dalam substansia
ovum telah menghasilkan beberapa kehamilan
baru-baru ini, dalam kasus infertilitas berat
pada laki-laki.
Faktor yang mungkin menunda atau mencegah
fertilitas pada wanita adalah : anovulasi atau
ovulasi tidah sering kerusakan tuba yang
mencegah perjalanan sperma. faktor uterus
PEMERIKSAAN seperti perlengketan intra –uteri (sindroma
PADA WANITA Asherman) “penolakan” lendir serviks, yang
merupakan suatu defek imunolokig pada
kebanyakan kasus.
Cara yang paling efektif dalam
menentukan apakah seorang wanita
berovulasi adalah mengukur progestron
OVULASI serum pada fase luteal pertengahan
pada siklus menstruasi. Metode
membuat grafik suhu tubuh setiap hari
sekarang ini sudah kuno.
Dimasa lalu ahli penyakit kandungan
melakukan kuretase diagnostic untuk
mendapatkan spesimen yang dapat
diperintah untuk menentukan apakah
luteinisasi endometrium, yang
menunjukkan ovulasi, telah terjadi.
Prosedur invasf ini tidak lagi dibenarkan,
kecuali di negara-nagara yang masih
banyak terjadi kasus tuberulosis
genitalia. Anovulasi jelas terjadi jika
wanita amenore dan dapat terjadi pada
wanita yang masa menstruasinya
normal.
Patensi tuba fallopi dapat dievaluasi
dengan dua cara :
Yang pertama, histerosalfingogram
FAKTOR dilakukan dengan memasukkan sebuah
kanula yang dihubungkan dengan
TUBA sebuah spuit ke dalam serviks dan
menyuntikkan bahan radiopak kedalam
uterus dan melakukan pemotretan
langsung.
Perjalanan zat pewarna dapat diamati ketika
mengisi rongga uterus dan berjln disepanjang
tuba fallopii dan selanjutnya keluar kerongga
peritoneum.
Keuntungan histerosalfingogram
adalah tindakan ini merupakan
operasi minor sehinGga pasien tidak
perlu masuk ke RS karena hanya
berlangsung satu hari dan dapat
mendeteksi setiap kelainan intera-
uteri
Yang kedua adalah melakukan laparoskopi,
kemudian mennyuntikka zat pewarna yang larut
dalam air ke dalam rongga uterus dan
mengamatinya ketika zat pewarna ini keluar dari
ujung fimbriae tuba fallopi.
Keuntungan laparoskopi adalah selain untuk
memastikan potensi tuba fallopi, juga dapat
mendeteksi Endometriosis merupakan satu-
satunya kelainan yang didapati pada kira-kira
10 persen wanita infertil, dan 40 persen
wanita yang mengalami endometriosis tanpa
sengaja menjadi infertil, namun hubungan
antara kedua keadaan ini tidak jelas.
Walaupun istilah ini biasa digunakan
PENOLAKAN untuk menunjukkan kegagalan sperma
SERVIKS menembus mukus serviks pada waktu
(CERVICAL ovulasi, kegagalan ini lebih mungkin
HOSTILITY) disebabkan oleh gangguan fungsi
sperma yang mungkin bersifat
imunologik.
Banyak ahli ginekologi mempertahankan
kepercayaan akan “penolakan” serviks
dan mengujinya dengan tes post-koitus.
Tes ini telah digunakan lebih dari 100
thn dan semula dilakukan untuk
mendeteksi sperma di dalam serviks.
Tes dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Pasangan melakukan hubungan seksual dalam
satu atau dua hari sebelum ovulasi atau pada
hari ovulasi. Setelah laki-laki mengalami
ejakulasi, wanita tetap tidur telentang selama 20
menit, dan mengunjungi dokter 8-12 jam
kemudian sehingga dapat diambil sampel mukus
dari serviks, dengan menggunakan selang
plastik yang dihubungkn dengan spuit.
• Kemudian dilakukan pulasan spesimen pada
glass objek dan diperiksa untuk menentukan
derajat penetrasi mukus oleh sperma yang aktif
bergerak dan jumlah sperma per satu lapangan.
Tes positif (>5 sperma yang aktif per satu
lapangan) menunjukkan bahwa tidak akan
mungkin ada masalah imunologik yang
menyebabkan infertilitas.
tes negatif tidak memberikan informasi yang
bermanfaat karena itu telah dikembangkan tes
mukus sperma yang lbih spesifik
Setelah investigasi yang ade kuat, pada
INFERTILITAS kira-kira 15 % pasangan infertil tidak
YANG TIDAK didapati penyebab infertilitasnya.
Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan
DAPAT ini mengecewakan bagi kedua pasangan
DIJELASKAN maupun bagi tim kesehatan.
• Pria
Azzoospermia merupakan penghalang
PENGOBATAN absolut bagi kehamilan, dan lazimnya
tidak terjadi kehamilan pada pasangan
INFERTILITAS yang laki-lakinya mengalami
oligospermia berat.
• Wanita
Kerusakan tuba
Terdapat dua pilihan dan mana yang
dipilih bergantung pada keparahan
kerusakan tuba dan keinginan
pasien.Pendekatan alternatif denga IVF
telah dianjurkan oleh beberapa ahli
ginekologi.
• IVF mrpk harapan bagi pasangan
infertilitas
• Bayi pertama IVF : Louis Brown 1978
FERTILIZATION Pengertian : Fertilisasi di laboratorium
= TEST TUBE menaburkan spermatozoa pada
BABY = BAYI Oocyt yg diambil dengan aspirasi (pick
TABUNG up) dari folikel Menjadi Embryo
tandur didalam uterus melalui
canalis Cervicalis.
Syarat keberhasilan IVF
• Folikel matang dan spermatozoa yang baik
• Uterus normal siap untuk kehamilan
• Laboratorium yang baik
• Fertilisasi Embryo baik Tandur alih baik
Keberhasilan 30 – 35 %
Syarat peserta IVF
• Pengelolaan infertilitas lengkap
• Umur istri < 38 tahun
• Punya biaya mahal
• Pasangan suami istri yang sah
• Oocyte dan sperma dari pasutri sah.
• Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa
diperbaiki
• Endometriosis yg sulit diobati
INDIKASI perlekatan berat
• Spermatozoa jumlah kurang untuk
terjadi fertilisasi alami
• Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya
dengan pemeriksaan pasutri keduanya
normal ( idiopatik = unexplained )
• Cervix / lendir cervix tidak normal
• Faktor immunologi
• Luteizing Unrupturer Follicle (LUF)
• Gangguan peritoneum

Anda mungkin juga menyukai