Anda di halaman 1dari 46

+

PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN PADA


PRE MENOPAUSE
Oleh:
Widya Juliarti
+
FASE
KLIMATERIUM/KLIMAKTERIK
 Merupakan periode peralihan dari fase
reproduksi menuju fase senium (usia lanjut)
yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generatif maupun endokrinologik dari
ovarium
 Terjadi perlambatan produksi hormon
dan ovulasi, perubahan psikologis dan
perubahan-perubahan fisik lainnya
+ 5 tahun 5 tahun

Peri menopause

Fertil 1-2 tahun Senilis

Pre menopause 1-2 tahun Post menopause

Menopause
(12 bulan tidak haid)
Fase Klimaterium

Pramenopause

Perimenopause

Menopause

Pascamenopause
+

1. 2.
PRAMENOPAUSE PERIMENOPAUSE
 Fase antara 40 th &  Fase peralihan
dimulainya fase antara
klimakterik pramenopause &
 Siklus haid tidak teratur, pascamenopause
perdarahan haid  Tanda : siklus haid tidak
memanjang, jumlah darah  40% siklus
teratur (>38anovulatorik
hr / < 18
haid >>, kadang nyeri haid  Keluhan
hari) klimakterik
 Perubahan endrokrinologi :  Bila ovulasi, kadar
fase folikuler memendek, progesteron menurun,
kdr estrogen meningkat, kadar FSH, LH &
kdr FSH n/meningkat, fase estrogen bervariasi
luteal stabil
3. 4.
MENOPAUSE PASCAMENOPAUSE
 Haid alami terakhir  Masa setelah menopause
 Atresia folikel meningkat atau senium yang dimulai
- setelah 12 bulan
> folikel tidak cukup - amenorea
> produksi estrogen  Kdr estradiol
menurun sangat rendah 20-
 Tidak haid 12 bulan, FSH 30 pg/ml
darah > 40 mIU/ml &  Kdr hormon FSH &
kdr estradiol <30 pg/ml LH
tinggi
 endometrium menjadi
atropi sehingga haid
+

PEMERIKSAAN
Pap Smear

Kolposkopi

SADARI

Mammografi

Pemeriksaan kanker kolon

Pemeriksaan laboratorium

Tes osteoporosis
+

1. PAP SMEAR
+ PENGERTIAN PAP SMEAR

 Pemeriksaan PAP
smear

Pengamatan sel-sel
yang dieksfoliasi dari
genitalia wanita
+
PENGERTIAN PAP SMEAR
 Metode screening ginekologi yang digunakan untuk mendeteksi
kanker rahim dan menemukan sel-sel abnormal pada serviks dan
endometrium
 Tes PAP smear telah terbukti dapat menurunkan kejadian Ca serviks
dengan ditemukan stadium pra kanker, neoplasia intra epitel serviks
(NIS)=> segera ditangani
 Abnormalitas sel pada tes PAP smear harus dilanjutkan dengan
pemeriksaan kolposkopi dan dikonfirmasikan dengan hasil
histopatologi biopsy jaringan
 Minimal 1 kali seumur hidup
 Dilakukan pada umur 25-60 tahun
 Idealnya dilakukan setiap 3 tahun sekali
+
Tujuan Tes PAP smear

 Adalah menemukan sel


abnormal atau sel yang dapat
berkembang menjadi kanker
termasuk infeksi HPV
+
WAKTU PENGAMBILAN TEST PAP SMEAR

 Pada hari ke 9/10 terhitung sejak hari pertama menstruasi


 Setelah 2x24 jam tidak melakukan hubungan seksual
 Saatvagina bebas dari sabun/cairan antiseptik yang dapat
mempengaruhi kondisi sel dinding serviks (48 jam)
 Pada peradangan berat pengambilan sediaan ditunda sampai
pengobatan selesai
 - Pada menopouse dapat terjadi perubahan seluler karena
atropi, diperlukan pemberian estrogen sebelumnya
+
+
TES PAP
+
TES PAP
+
PENILAIAN HASIL

 Jika menunjukkan displasia ringan, ulangi pemeriksaan 2


minggu lagi, termasuk dinilai trichomonas vaginalis pada
sekret vagina
 Jika hasilnya sama, awasi pasien dengan ketat dan ulangi
Tes Pap 6 bulan lagi
 Jika sitologi menunjukkan displasia atau keganasan, maka
dilakukan biopsi terarah dengan bantuan kolposkopi, yang
dilanjutkan dengan kuretase endoserviks
 Jika hasil biopsi negatif maka perlu observasi ketat atau
dilakukan biopsi diagnostik
+
Hal-hal yang dapat mempengaruhi
sensitifitas tes Pap Smear
 Haid

 Hubungan seks kurang dari 48 jam

 Obat-obat vagina

 Pemeriksaan dalam sebelumnya

 Membersihkan vagina dengan medikasi

 Infeksi serviks dan vagina


+
INTERPRESTASI

• Sediaan tidak memenuhi syarat untuk


Inklusif
pemeriksaan

• Tidak ada gambaran ganas. Ulangi satu


Negative
tahun

• Terdapat sel-sel diskoriotik


Displasia

Positif • Terdapat sel-sel ganas. Biopsi konfirm. Rujuk


kerumah sakit untuk penatalaksanaan onkologi.
+
KESALAHAN TERJADI SAAT TES PAP
SMEAR

 Sediaan apus terlalu tipis, hanya mengandung sangat


sedikit sel
 Sediaan apus terlampau tebal dan tidak dioleskan
merata, sel bertumpuk−tumpuk sehingga menyulitkan
pemeriksaan
 Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu
lama diluar, tidak segera direndam didalam cairan
fiksatif)
 Cairan fiksatif tidak memakai alkohol 95 %
+

2. KOLPOSKOPI
+
KOLPOSKOPI

 Kolposkopi adalah suatu alat


yang dapat disamakan dengan
sebuah mikroskop bertenaga
rendah dengan sumber cahaya
di dalam (pembesaran 10-15
kali)
+
PEMERIKSAAN KOLPOSKOPI
 Adalah cara untuk melihat dari dekat kondisi leher rahim adalah cara
cepat dan mudah untuk menemukan perubahan sel di leher rahim yang
biasanya dapat berubah menjadi kanker
 Adalah jenis tes untuk mengetahui perkembangan kanker serviks serta
kerap digunakan untuk menemukan sel-sel abnormal di serviks
 Pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel serviks,
pembuluh darah setelah pemberian asam asetat
 Pemeriksaan kolposkop dapat meningkatkan ketepatan deteksi sitologi
menjadi 98,7% dan menurunkan frekuensi konisasi sebanyak 96%
+ Lanjutan.....

 Kolposkopi digunakan untuk menindaklanjuti tes skrining kanker


serviks yang abnormal
 Misalnya, pap smear, Human Papilloma Virus (HPV), ataupun area
abnormal yang terlihat pada serviks, vagina, atau vulva.
 Hasil pap smear mungkin abnormal jika memiliki pra kanker serviks
atau kanker yang sering disebabkan oleh infeksi HPV pada leher
rahim
 Ukuran, jenis, dan lokasi sel abnormal membantu menentukan area
mana yang perlu dibiopsi
 Informasi ini selanjutnya akan menentukan seberapa parah kelainan
itu dan juga membantu menentukan pengobatan apa yang diperlukan
 Ketika dipantau dan diobati dini, daerah pra-kanker biasanya tidak
berkembang menjadi kanker serviks.
+
Waktu pemeriksaan dan Pemeriksa

 Dilakukan kapan saja selama siklus menstruasi

 Dilakukan oleh dokter, praktisi perawat, ataupun asisten dokter yang


telah menjalani pelatihan khusus

 Kolposkopi membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit dan dapat


menyebabkan sedikit ketidaknyamanan

 Kolposkopi dilakukan mirip dengan pemeriksaan panggul rutin


dengan pengidap berbaring di ranjang pemeriksaan
+

3. SADARI
(PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI)
+
SADARI

 Tindakan ini sangat penting karena hampir 85%


benjolan di payudara ditemukan oleh penderita
sendiri
 Pada wanita normal, American Cancer Society
menganjurkan :
 Wanita usia > 20 thn, melakukan Sadari setiap 3 bulan
 Wanita usia 35–40 tahun, melakukan Mammografi
 Wanita usia > 40 tahun, melakukan check up pd dokter
ahli
 Wanita usia > 50 tahun, melakukan check up rutin &
Mammografi setiap tahun
 Wanita yg berisiko tinggi, pemeriksaan dokter lebih
sering & rutin
+
WAKTU PEMERIKSAAN

Untuk mendeteksi DINI kanker


payudara maka : Teratur melakukan
SADARI => 1 KALI setiap bulan ,
Dilakukan beberapa hari setelah
menstruasi selesai.
+
LANGKAH SADARI

Langkah PERTAMA Berdiri didepan cermin,


dada dibusungkan dan tangan diletakkan di
pinggang

Langkah KEDUA Kemudian angkat tangan,


perhatikan payudara seperti pada langkah
pertama diatas. Kemudian tekan / pencet
puting susu. Jika ada cairan abnormal yang
keluar, maka segeralah periksakan diri ke
dokter.
+
LANGKAH SADARI

Langkah KETIGA Berbaring dengan tangan


(pada sisi yang sama dengan payudara yang
akan diperiksa) , diletakkan dibawah kepala.
Tangan kiri dipakai untuk memeriksa
payudara kanan begitu sebaliknya. Raba
seluruh payudara (seperti pada gambar)
mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke sisi
dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah
payudara. Bisa juga mulai dari puting,
dengan arah melingkar terus sampai ke sisi
luar lingkaran payudara.
+
LANGKAH SADARI

Langkah terakhir, lakukan dengan berdiri


atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada
langkah ke tiga. Beberapa wanita sering
melakukan pada waktu mandi, karena lebih
mudah melakukan perabaan payudara dalam
keadaan kulit payudara basah.
+ Pemeriksaa Payudara Sendiri
Pedoman WASPADA

W - aktu buang air besar atau kecil terjadi


perubahan atau gangguan
 A - lat percernaan terganggu atau sulit Menelan
 S - uara serak atau batuk yang sulit sembuh
 P - ayudara atau tempat lain ada benjolan
 A - ndeng-andeng yang berubah sifat cepat besar
atau gatal
 D - arah atau lendir abnormal keluar dari tubuh
 A - da koreng atau borok yang sulit sembuh

Pedoman WASPADA berlaku untuk kemungkinan


tumor jinak atau degenerasi ganas
+

4. MAMOGRAFI
+
MAMOGRAFI
 Adalah pemeriksaan radiologik pada payudara
 Mammografi adalah prosedur pemeriksaan pada
bagian spesifik yaitu payudara dengan menggunakan
sinar-x berdaya rendah
 Merupakan komponen penting dari proses
penyaringan yang dilakukan pada wanita yang
asimptomatik dan harus dilakukan disertai dengan
pemeriksaan fisik yang menyeluruh
 Densitas dan pengapuran yang halus merupakan
penemuan yang mencurigakan dan malignancy yang
tak tampak secara klinik yang diameternya kurang
dari 1 cm dapat di deteksi
+
TUJUAN MAMOGRAFI

Untuk mendeteksi adanya


gejala kanker dan tumor
+
MANFAAT MAMOGRAFI

 Mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara


 Mendeteksi semua jenis kanker payudara, termasuk kanker duktal
invasif dan kanker lobular invasif
 Prosedur mammografi meningkatkan kemampuan dokter untuk
mendeteksi tumor kecil
 Prosedur mammografi mampu mendeteksi pertumbuhan jaringan
abnormal yang berada pada saluran susu di payudara, yang
disebut ductal carcinoma in situ (DCIS)
 Tidak ada radiasi yang tersisa di tubuh pasien setelah pemeriksaan x-
ray
 Sinar-x biasanya tidak memiliki efek samping dalam kisaran
diagnostik
 Biaya bervariasi dan memiliki tarif terjangkau
+
REKOMENDASI MAMOGRAFI

The National •Semua perempuan berusia >40 tahun


Cancer Institute •Rutin setiap satu hingga dua tahun

The American •Tiap tahun dimulai pada usia 40


•Berlanjut selama pasien tersebut berada dalam
Cancer Society kondisi kesehatan yang bai

•Setiap tahun untuk wanita usia 50 hingga 74 tahun


The U.S. Preventive •75 tahun ke atas, mammografi rutin tidak
Services Task Force direkomendasikan
+

5. PEMRIKSAAN KANKER KOLON


+
Kanker Kolon
 Adalah penyakit keganasan pada kolon dan atau rektum
 Banyak ditemukan pada orang yang lebih tua atau usia 50 tahun
 Insident <50% pada umur <40 th, >50% pad usia >60 tahun,
puncak insiden 70-80 tahun
 Gejala umum : perubahan kebiaszn BAB, perubahan konsistensi
tinja, ada darah ditinja, perut terasa tidak nyaman
 Faktor risiko : Umur, faktor genetik, faktor lingkungan, polip,
kebiasaan makan tinggi lemak dan serat
 Pemeriksaan penunjang : biopsi dan kolonoskopi
+
KOLONOSKOPI

 Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat


adanya gangguan atau kelainan pada kolon dan
rektum
 Gangguan dapt berupa luka, bengkak, iritasi, atau
pertumbuhan jaringan yang tidak normal pada
kolon dan rektum
 Kolnoskopi sebaiknya dilakukan jika mengalami
satu atau lebih dari kondisi-kondisi berikut ini :
1. Usia >50 tahun
2. Riwayat keluarga kanker kolon
+
6. Pemeriksaan laboratorium
Follicle stimulasing hormon (FSH)

Anti-mulerrien hormon (AMH)

Lituinzing Hormone (LH)

Estradiol/esterogen

Kadar tetosteon
+

6. TES OSTEOPOROSIS
+
OSTEOPOROSIS

 Adalah masalah berkurangnya massa tulang


dengan rasio mineral terhadap matriks yang
normal
 Menyebabkan peningkatan kejadian fraktur, dan
kejadian 4 kali > pada perempaun
+
FAKTOR BERPENGARUH
TERHADAP OSTEOPOROSIS
 Faktor patofisilogik :
Umur, ras, kekurangan esterogen, BB, dan berbagai
penyakit
 Faktor Lingkungam
 Diet : rendah kalsium, rendah vit D, kelebihan kafein tetapi
rendah kalsium, alkohol
 Obat-obatan : heparin, antikonvulsan, tiroksin,
kortikosteroid
 Gaya Hidup : merokok, kurang gerak
+
Tanda gejala osteoporosis
pascamenopuse
1. Nyeri punggung
2. Penurunan TB dan mobilisasi
3. Fraktur pada korpus vetebrata, humerus, femur
atas, lengan atas distal dan iga
 Nyeri punggung dengan fraktur vetebrata, nyeri pada fraktur
bersifat akut mereda 2-3 bulan
 Nyeri punggung kronis mereda dalam waktu 6 bulan, kecuali ada
nyeri multipel=> nyeri permanen
+
PEMERIKSAAN OSTEOPOROSIS
 Dengan absorpsiometri sinar-X energi –ganda (DEXA ata DXA) dan
penilain BMB (Bon Mineral Density).
 DEXA ata DXA memberikan ketepatan diagnosis bagi semua lokasi
fraktur, dosis radiasinya jauh lebih kecil
 Kekurangan klinis pengukuran densitas tulang pada perempuan
pascamenoouse
+
Indikasi pemriksaan tulang:

 Wanita dengan defisiensi kadar esterogen

 Penderita dengan tulang belakang tidak normal

 Wanita usia >65 tahun dg faktor risiko

 Wanita pascamenopuse dan berusia <65 tahun dg minimal 1 faktor risiko selain
menopouse atau fraktur

 Wanita pasca menopouse dg IMT <19 kg/m²

 Wanita dg menopouse dini

 Aminore sekunder lebih dari satu tahun

 Riwayat keluarga dg fraktur osteoporosis

 Tiggi badan berkurang atau tampak kifosis

Anda mungkin juga menyukai