Anda di halaman 1dari 35

Pengertian

Skrining (Screening) adalah deteksi dini


dari suatu penyakit atau usaha untuk
mengidentifikasi penyakit dan kelainan
yang secara klinis belum jelas dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau
prosedur tertentu yang dapat digunakan
secara cepat untuk membedakan orang-
orang yang kelihatannya sehat tetapi
sesungguhnya menderita suatu kelainan.
Kanker payudara
Kanker payudara adalah suatu
penyakit yang disebabkan karena
adanya pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari
sel-sel (jaringan) payudara.
Kemungkinan penyebab kanker
payudara yaitu umur, nulipara
setelah usia 35 tahun, anak pertama
lahir setelah usia 35 tahun, menarche
kurang dari 12 tahun, menopause
datang terlambat lebih dari 55 tahun,
pernah mengalami infeksi, pola
makan, pernah mengalami operasi
ginekologis-tumor ovarium, sering
terkena radiasi, riwayat keluarga ada
yang menderita kanker payudara,
kontrasepsi oral pada penderita
tumor payudara jinak.
Tanda dan gejala
a. Adanya benjolan yang keras disekitar
jaringan disekitar payudara atau bahkan
payudara tampak lebih besar.

b. Terjadi perubahan pada kulit payudara


sekitar benjolan

c. Bentuk dan warna puting berubah

d. Ada luka dipayudara yang sulit sembuh

e. Payudara serasa panas, memerah, dan


bengkak

f. Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting

g. Pada perabaan ada bagian payudara yang


terasa lebih hangat dibandingkan daerah
sekitar
Deteksi dini kanker payudara
 Pengambilan sampel jaringan sel payudara yang
mengalami pembenjolan (tindakan biopsi)
 Pemeriksaan dasar mamografi setiap 2-3 tahun sekali
pada perempuan berusia di atas 35-50 tahun dan
setiap tahun atau dua tahun pada perempuan berusia
diatas 50 tahun
 Melakukan teknik sadari.
SADARI
Skrining kanker serviks
Kanker serviks adalah
pnyakit akibat tumor ganas pada
daerah serviks (leher rahim)
sebagai akibat adanya
pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan
normal disekitarnya.
Di dunia setiap 2 menit
seorang perempuan meninggal
akibat kankr serviks, sedangkan
di Indonesia setiap 1 jam.
Gejala
• nyeri pada waktu senggama
dan pendarahan sesudah
senggama
• keluar keputihan atau cairan
encer dari vagina
• pendaharan sesudah
menstruasi
• pada tahap lanjut dapat keluar
cairan kekuningan, berbau,
dan dapat bercampur dengan
darah
Faktor resiko
1. Menikah atau memulai aktifitas seksual pada usia muda

2. Jumlah kehamilan dan partus

3. Perilaku seksual

4. Riwayat infeksi didaerah kelamin

5. Merokok
Deteksi dini kanker serviks
1. Pap Smear

2. Pemeriksaan IVA

3. Kolposkopi
Pap Smear
• Pap smear adalah suatu tes yang aman
dan murah dan telah dipakai bertahun-
tahun lamanya untuk mendeteksi
kelainan-kaelainan yang terjadi pada sel-
sel leher rahim
Tujuan
• Mencoba menemukan sel-sel
yang tidak normal dan dapat
berkembang menjadi kanker
serviks
• Alat untuk mendeteksi adanya
gejala pra kanker leher rahim bagi
seseorang yang belum menderita
kanker.
• Untuk mengetahui kelainan-
kelainan yang terjadi pada sel-sel
kanker leher rahim.
• Mengetahui tingkat berapa
keganasan serviks
Manfaat
• Evaluasi sitohormonal
Penilaian hormonal pada seorang
wanita dapat dievaluasi melalui
pemeriksaan pap smear yang bahan
pemeriksaanya adalah sekret vagina
yang berasal dari dinding lateral
vagina sepertiga bagian atas
• Mendiagnosis peradangan
Peradangan pada vagina dan servik
pada umumnya dapat didiagnosa
dengan pemeriksaan pap smear .
Baik peradangan akut maupun
kronis. Sebagian besar akan
memberi gambaran perubahan sel
yang khas pada sediaan pap smear
sesuai dengan organisme
penyebabnya.
Manfaat
• Identifikasi organisme penyebab peradangan
Pada umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina dan serviks,
sulit diidentifikasi dengan pap smear, sehingga berdasarkan perubahan
yang ada pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme penyebabnya

• Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan


kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)
• Memantau hasil terapi Memantau hasil terapi hormonal,
misalnya infertilitas atau gangguan endokrin.
Faktor yang mempengaruhi
• Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim
paling sering ditemukan pada usia 35-55
tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk
menderita kanker leher rahim
• Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering
kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut
rahim, hal ini karena ketidak mampuan
melakukan pap smear secara rutin
• Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas
dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau
jarak persalinan terlampau dekat mempunyai
resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel
abnormal pada leher rahim
• Usia wanita saat nikah
Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda
sel-sel rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak
rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala
macam perubahanya, jika belum matang, bisa saja ketika ada
rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dan sel yang mati,
sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat menjadi sel kanker
Hal-hal yang penting yang harus
diperhatikan saat melakukan pap smear

• Pengambilan dimulai minimal dua


minggu setelah dan sebelum
menstruasi sebelumnya.
• Pasien harus memberikan sejujur-
jujurnya kepada petugas mengenai
aktivitas seksualnya.
• Tidak boleh melakukan hubungan
seksual selama 1 hari sebelum
pengambialn bahan pemeriksaan.
• Pembilasan vagina dengan bahan
kimia tidak boleh dilakukan dalam 24
jam sebelumnya.
• Hindarilah pemakaian obat-obatan
yang tidak menunjang pemeriksaan
pap smear
IVA (Inspeksi visual asam asetat)
• IVA adalah pemeriksaan serviks
secara visual menggunakan asam
cuka dengan mata telanjang untuk
mendeteksi abnormalitas setelah
pengolesan asam cuka 3-5%
• Perubahan warna pada serviks
dapat 12 menunjukkan serviks
normal (merah homogen) atau lesi
pra kanker (bercak putih). Dalam
waktu sekitar 60 detik sudah dapat
dilihat jika ada kelainan, yaitu
munculnya plak putih pada
serviks.
• Tujuannya adalah untuk melihat adanya sel
yang mengalami displasia sebagai salah satu
metode skrining kanker mulut rahim. IVA tidak
direkomendasikan pada wanita pasca
menopause, karena daerah zona transisional
seringkali terletak di kanalis servikalis dan tidak
tampak dengan pemeriksaan inspekulo
Sasaran
• Setiap perempuan yang berusia antara 25-35 tahun, yang
belum pernah menjalani tes sebelumnya, atau pernah
menjalani tes 3 tahun sebelumnya atau lebih.
• Perempuan yang ditemukan lesi abnormal pada pemeriksaan
tes sebelumnya.
• Perempuan yang mengalami perdarahan abnormal
pervaginam, perdarahan pasca sanggama atau perdarahan
pasca menopause atau mengalami tanda dan gejala abnormal
lainnya.
• Perempuan yang ditemukan ketidaknormalan pada serviksnya.
interval skrining
• Bila skrining hanya mungkin
dilakukan 1 kali seumur hidup maka
sebaiknya dilakukan pada
perempuan antara usia 35 – 45 tahun
• Untuk perempuan usia 25- 45 tahun,
bila sumber daya memungkinkan,
skrining hendaknya dilakukan tiap 3
tahun sekali.
• Untuk usia diatas 50 tahun, cukup
dilakukan 5 tahun sekali.
• Bila 2 kali berturut-turut hasil
skrining sebelumnya negatif,
perempuan usia diatas 65 tahun,
tidak perlu menjalani skrining.
• Interval pemeriksaan IVA adalah 5
tahun sekali. Jika hasil pemeriksaan
negatif maka dilakukan ulangan 5
tahun dan jika hasilnya positif maka
dilakukan ulangan 1 tahun kemudian
Kolposkopi
• Kolposkopi merupakan suatu prosedur pe
meriksaan vagina dan serviksdengan
menggunakan instrumen kaca pembesar
dengan pencahayaan. Padaawalnya
digunakan untuk mendeteksi kanker
serviks invasif dini asimptomatik tetapi
sekarang digunakan untuk mendeteksi
kelainan pre invasif dengan
tujuanmencegah perkembangan kanker
serviks invasif
Tekhnik Pemeriksaan
• Bahan dan alat diperiksa sebelum
pemeriksaan dimulai2.
•  Dokumentasi yang baik 3.
•  Pasien dalam posisi litotomi dan dipasang
duk steril4.
•  Ahli kolposkopi duduk pada alat kolposkopi,
jarak binokular di atur dan kolposkopi
dinyalakan
• Tergantung pada indikasi kolposkopi, vulva
dapat dilihat dengan kolposkopi. Asam aseat
3-5 % dapat digunakan untuk
mempermudahmelihat epitel. Bila terlihat
daerah abnormal, maka segera dilakukan
biopsi vulva 
• masukkan spekulum ukuran paling besar 
• Servik harus dapat dilihat sempurna,
kadang perlu dilakukan usapan mukus yang
menutupi serviks. Bila posisi serviks kurang
pas maka dapat diselipkan kasa basah di
fornik dengan memakai forsep
• Diambil sampel untuk pemeriksaan sitologi,
bila ada perdarahan cukupditekan biasanya
akan berhenti
• Serviks disinari dengan cahaya putih dengan
perbesaran 4-8 x. dicatattemuan makroskopis10.
•  Pola pembuluh darah dinilai dengan
tabir/saringan berwarna hijau
dengan perbesaran rendah dan tinggi. Asam aset
at sebaiknya baru digunakansetelah pembuluh 
darah
•  Kemudian digunakan asam asetat 3-5 % secara
hati-hati sampai
semua bagian serviks basah, diikuti asam asetat 
terlarut untuk menjamin terjadinya reaksi
memutih karena asetat (acetowhite reaction)
•  Epitel serviks dinilai dengan perbesaran rendah,
sedang dan tinggi.Acetowhite reaction pelan-
pelan akan hilang tergantung pada parahnya
abnormalitas epitel. Dengan menghilangnya
reaksi ini maka gambaran mosaik pembuluh
darah akan menjadi lebih jelas karena kontras
dengan jaringan sekitarnya. Bila terlihat pembulu
h darah maka harus dilihat dengan perbesaran
tinggi
•  Epitel normal dan abnormal serta pola pembuluh
darah di ingat dengan baik karena akan
diperlukan saat mengisi data
• Bila memungkinkan di ambil sampel
endoserviks dengan kuret endoserviks atau
dengan cytobrush. Kuret dipegang seperti
memegang pensil dan di masukkan
kedalam os servikalis dan seluruh kanalis dikur
etdengan tarikan definitif. Sampel difiksasi dan
ditempatkan dalam botolsampel serta diberi
label
• Dilakukan biopsi yang dipandu kolposkopi.
Tempat biopsi dipilih dan sampel di ambil
dengan tang biopsi. Jika Perdarahan dirawat
• Vagina dilihat kembali bersamaan dengan
dikeluarkannya spekulum
• Bila diperlukan dapat dilanjutkan dengan biopsi
vulva
• Pasien diberi tahu tentang kesan hasil
pemeriksaan awal kolposkopi
• Spesimen diperiksa kelengkapannya, dilakukan
dokumentasi sertakolposkopi dibersihkan dan
alat-alat yang digunakan disterilkan kembali
Kelebihan dan kekurangan
• mahal dan membutuhkan peralatan
khusus, pelatihan dan evaluasi patologis
• Wanita yang menjalani pemeriksaan
kolposkopi sering mengalami
kecemasanyang sama bahkan lebih
besar dari pembedahan mayor 
• kolposkopi adalah satu-satunya cara
yang ada untuk mengevaluasi serviks
terhadap penyakit berpotensi premaligna
lanjut yang terlewatkan atau hanya
tergolong sebagai kanker stadium rendah
pada papsmear 
• Kolposkopi memungkinkan dokter
menindaklanjuti pap smear abnormal
lebih baik 
Penatalaksanaan
1. Stadium prakanker dapat dilakukan dengan cara
seperti krioterapi, vaporisasi leser,
elektrokoagulasi diatermi dan konisasi

2. Stadium 0 (karsinoma in-situ) dilakukan terapi


operasi berupa konisasi (jika pasien masih muda
dan menginginkan anak) yaitu dengan cara
mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir

3. Stadium IA-IIA dilakukan dengan operasi


histerektomi sederhana atau radiasi

4. Stadium IIB-IIIB dilakukan radiasi atau


kemoradiasi

5. Stadium IV terapi paliatif yang bertujuan untuk


meningkatkan kualitas hidup
Pencegahan kanker serviks
1. Miliki pola makan yang sehat

2. Pilih kontrasepsi dengan metode barier

3. Hindari merokok

4. Hindari seks sebelum menikah

5. Hindari seks pada masa menstruasi

6. Perempuan di atas 25 tahun dan telah


menikah serta memiliki anak perlu secara
rutin melakukan pemeriksaan pap smear

7. Alternatif selain pap smear yaitu


pemeriksaan IVA

8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV

9. Melakukan pembersihan organ intim atau


dikenal dengan istilah vagina toilet.

Anda mungkin juga menyukai