Anda di halaman 1dari 16

LASERASI JALAN LAHIR

Dewi Nopiska Lilis, M.Keb

• Renta Juliana • Siti Diah


• Rifa Rihadatul • Tyana Wahyuni
• Romauli • Tiffany
• Riska Winiarti • Tri Nur
• Yulia
• Sika Hepriani
LASERASI JALAN LAHIR

Robekan jalan lahir biasanya akibat


episiotomi, robekan spontan perineum,
trauma forseps atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstrasi. Robekan yang
terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka
episiotomi,robekan perineum spontan
derajat ringan sampai ruptur perineum
totalis (sfingter ani terputus), robekan
pada dinding vagina, forniks uteri,
serviks, daerah sekitar klitoris dan uretra
dan bahkan yang terberat ruptur uteri.
(Prawirohadjo, Sarwono. 2014. Ilmu
Kebidanan Edisi Keempat.  PT Bina
Yang Termasuk Laserasi Jalan Lahir
• Perlukaan/robekk
an vagina • Robekkan serviks
• Robekkan Robekkan       Robekkan serviks
perenium. terdapat pada yang luas
menimbulkan
            Robekkan dinding lateral dan perdarahan dan
perenium terjadi baru terlihat pada dapat menjalar ke
pada hampir pemeriksaan segmen bawah
semua persalinan dengan speculum. uterus. Apabila
pertama dan Perdarahan terjadi perdarahan
yang tidak berhenti
tidak jarang juga biasanya banyak, meskipun plasenta
pada persalinan tetapi mudah sudah lahir lengkap
berikutnya. diatasi  dengan dan uterus
jahitan. berkontraksi baik.
FAKTOR RESIKO LASERASI JALAN LAHIR
a. Faktor maternal
1. Partus presipitatus yang
tidak dikendalikan dan
tidak ditolong (sebab b. Faktor janin
paling sering)
2. Pasien tidak mampu
berhenti mengejan 1. Bayi yang besar
3. Partus diselesaikan 2. Posisi kepala ynag
secara tergesa – gesa abnormal – misalnya
dengan dorongan fundus presentasi muka dan
yang berlebihan
occipitoposterior
4. Edema dan kerapuhan
pada perineum 3. Kelahiran bokong
5. Varikositas vulva yang 4. Ekstraksi forcep
melemahkan jaringan yang sukar
perineum 5. Distosia bahu
6. Arcus pubis dengan
6. Anomali kongenital,
pintu bawah panggul
yang sempit pula seperti
sehingga menekan hidrocephalus
ETIOLOGI LASERASI JALAN LAHIR

Robekan/laserasi jalan
lahir diakibatkan episiotomi,
robekan perineum spontan,
trauma forceps atau vakum
ekstraksi, atau karena versi
ekstraksi. (Prawirohadjo,
Sarwono. 2014. Ilmu
Kebidanan Edisi Keempat. 
PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiirohardjo. Jakarta)
PATOFISIOLOGIS LASERASI JALAN LAHIR

Robekan Perinium
Robekan Serviks
Rupture Uteri
Robekan perineum terjadi pada semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya. Robekan perineum
umumnya terjadi digaris tengah dan bias
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu
cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada
biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir
lebih ke belakang daripada biasa, kepala janin
melewati pintu bawah panggul dengan ukuran
yang lebih besar daripada sirkumferensia
suboksipito-bregmatika, atau anak dilahirkan
Persalinan selalu mengakibatkan robekan
serviks, sehingga serviks seorang
multiparaberbeda daripada yang belum
pernah melahirkan per vaginam. Robekan
serviks yang luas mengakibatkan
perdarahan dan dapat menjalar ke segmen
bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan
yang tidak berhenti meskipun plasenta
sudah lahir lengkap dan uterus berkontraksi
baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir,
khususnya robekan serviks uteri.
a.   Ruptura uteri spontan
• Terjadi spontan dan seagian besar pada
persalinan
• Terjadi gangguan mekanisme persalinan
sehingga menimbulkan ketegangan segmen
bawah rahim yang berlebihan
b.   Ruptur uteri trumatik
• Terjadi pada persalinan
• Timbulnya ruptura uteri karena tindakan
seperti ekstraksi farsep, ekstraksi vakum, dll
c.   Rupture uteri pada bekas luka uterus
• Terjadinya spontan atau bekas seksio sesarea
dan bekas operasi pada uterus.
DIAGNOSIS LASERASI JALAN LAHIR

Tanda atau gejala robekan vagina, perineum


atau serviks antara lain, terjadi plasenta keluar,
terdapat perdarahan namun uterus berkontraksi,
pada inspeksi plasenta kotiledon plasenta lengkap.
(Maryunani, Anik, Puspita, Eka. 2014. Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans
Info Media. Jakarta)
• Laserasi derajat I :
Laserasi
Perlukaan dalam jalan
terjadi pada lahirvagina,
mukosa memiliki
komisura posterior
derajat
dan tertentu
kulit perineum. :
(Maryunani, Anik, Puspita, Eka. 2014.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans Info
Media. Jakarta)
• Laserasi derajat II :
Perlukaanya terjadi pada mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum dan otot perineum. (Maryunani,
Anik, Puspita, Eka. 2014. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal. Trans Info Media. Jakarta)
• Laserasi derajat III :
Perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura porterior,
kulit perineum, otot perineum dan otot sfinter ani.
(Maryunani, Anik, Puspita, Eka. 2014. Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans Info Media.
Jakarta)
• Laserasi derajat IV :
Perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura porterior,
kulit perineum, otot perineum dan otot sfinter ani dan dinding
depan rectum. (Maryunani, Anik, Puspita, Eka. 2014. Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans Info Media.
PENATALAKSANAAN LASERASI JALAN LAHIR
a. Rupture Perineum dan Robekan Dinding Vagina
1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi
lokasi laserasi dan sumber perdarahan
2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi
larutan antiseptic
3. Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan
kemudian ikat dengan benang yang dapat
diserap
4. Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian
yang paling distal dari operator
5. Khusus pada rupture perineum komplit
(hingga anus dan sebagian rectum) dilakukan
penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan
busi pada rectum
b. Robekan Serviks
1. Robekkan serviks sering terjadi pada sisi lateral
karena serviks yang terjulur akan mengalami
robekkan pada posisi spina iscidiadika tertekan oleh
kepala bayi
2. Bila kontrasi uterus baik plasenta lahir lengkap,
tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lihat
bagian lateral bawah kiri dan kanan dari portio
3. Jepitkan klem ovarium pada kedua sisi portio yang
robek sehingga perdarahan dapat segera
dihentikan. Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak
dijumpai robekkan lain , lakukan penjahitan. Jahitan
dimulai dari ujung atas robekan kemuduan ke arah
luar sehingga semua robekkan dapat di jahit.
4. Setelah tindakan, periksa tanda vital pasien,
kontrasi uteru, TFU, dan perdarahan pasca tindaka.
5. Beri antibiotika proflasis, kecuali bila jelas di temui
tanda-tandai infeksi
6. Bila terdapat defisit cairan , lakukan restorasi dan
bila kadar Hb kurang dari 8%, berikan transfusi
darah. (Nugroho, Taufan. OBSGYN Obstetri dan
Ginekologi untuk Kebidanan dan Keperawatan.
2012. Nuha Medika. Yogyakarta)
KESIMPULAN

Persalinan sering kali mengakibatkan


perlukaan jalan lahir. Luka – luka biasanya
ringan, tetapi kadang – kadang terjadi juga
luka yang luas dan berbahaya. Setelah harus
persalinan harus selalu dilakukan
pemeriksaan vulva dan perineum.
Pemeriksaan vagina dan serviks dengan
spekulum perlu dilakukan setelah
pembedahan pervaginam. Robekan jalan
lahir adalah trauma yang diakibatkan oleh
kelahiran bayi yang terjadi pada serviks,
vagina, atau perineum.
 

Anda mungkin juga menyukai