Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN PERDARAHAN

DI LUAR SIKLUS HAID

Kelompok 2

Anggota kelompok
Afrilinda
4993311879
Azita Nurul Aini
4993311885
Dwiki Wirayanti
4993311889
Kiki Ariyanti
4993311897
Latifatun Aziza 4993311899
Lia Nurul Kamalia 4993311900
Susi Umayah
4993311914
Tika Sifaul Jannan 4993311916
Verawati
4993311920

Gangguan Perdarahan di luar


siklus haid :
Ulkus

ULKUS PORTIO

Definisi
suatu perdarahan dan luka yang terjadi
pada portio,biasanya berwarna merah
dengan batas yang tidak jelas pada ostium
uteri eksternum.

Etiologi
Perlakuan

seksual yang tidak sehat

gerakan

penis yang kurang sesuai dengan vagina


wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan
yang terlalu kuat sehingga portio menjadi terluka.

Keterpaparan

suatu benda pada saat pemasangan

AKDR.
Pada

saat pemasangan alat kontrasepsi yang


digunakan tidak steril yang dapat menyebabkan
infeksi.

AKDR

juga mengakibatkan bertambahnya volume


dan lama haid (darah merupakan media subur untuk
berkembanganya kuman) penyebab terjadi infeksi.

Patofisiologi

Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan


adanya rangsangan dari luar, misalnya IUD, gesekan
benang IUD yang menyebabkan iritasi local
sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas
dan terjadilah erosi portio.
Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan
reaksi radang non-spesifik sehingga menimbulkan
sekresi secret vagina yang meningkat dan
menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan
terjadilah erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio menyebabkan
tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
itu menyebabkan metastase keganasan leher
rahim.

Tanda dan gejala


Gejala pada ulkus portio:

Adanya fluxus (perdarahan vagina)

Portio terlihat kemerahan dengan batas yang tidak jelas

Teraba Adanya kontak blooding

Portio tidak rata

Pada perlukaan portio tertutup cairan atau lendir.

Berwujud gumpalan-gumpalan seperti bunga kol.

Dapat mudah berdarah atau tidak.

Sekret bercampur darah setelah bersenggama.

Dapat menimbulkan metorargia.

Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampak


kemerahan.

Gejala klinik :
Gangguan emosional, mudah
tersinggung.
Sulit tidur
Gelisah
Sakit kepala
Perut kembung
Mual hingga muntah
Payudara terasa tegang dan sakit.

Penanganan

Dapat diberikan:
Estrogen dalam dosis tinggi, supaya
kadarnya dalam darah meningkat dan
perdarahan berhenti. Dapat diberikan
secara intramuskular : dipriopinas
estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradinol
1,5 mg atau valeras estradiol 120 mg..
Progesteron : dapat diberikan kaproas
hidroksi-progesteron 125 mg, secara
intramuscular atau asetas medroksiprogesteron 10 mg yang dapat diulangi.

Membatasi hubungan suami istri


Adanya ulkus portio membuat portio mudah
sekali berdarah setiap kali mengalami
gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya
coitus dihindari sampai ulkus sembuh.
Menjaga kebersihan vagina
Lama pemakaian IUD harus diperhatikan
Dalam menghadapi masalah ulkus portio,
bidan sebaiknya berkonsultasi ke puskesmas,
dokter ahli atau rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan yang lebih
sempurna. Kepada pasien diberikan KIE untuk
siap melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

EROSI
PORTIO

Definisi
Erosi portio pengikisan permukaan dari
portio, portio yaitu istilah medis untuk
mulut rahim.
Jadi, erosi portio adalah
terjadinya
pengikisan dari lapisan mulut
rahim.
Erosi portio terkelupasnya epitel silindris
akibat rangsangan dari luar dan
digantikan dengan epitel gepeng pada
kanalis servikalis, erosi ini nampak tempat
merah menyala dan mudah berdarah.

Etiologi

Level estrogen: erosi estrogen merupakan respon terhadap


sirkulasi estrogen dalam tubuh.

Dalam kehamilan : erosi portio sangat umum ditemukan


dalam kehamilan, karena level estrogen yang tinggi, erosi
porstio dapat menyebabkan perdarahan minimal selama
kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis
menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan
setelah melahirkan.

Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan kadar


estrogen yang tinggi.

Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy

Hubungan seksual

Penggunaan tampon

Benda asing di vagina

Terkena speculum

Patofisiologi

Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya


rangsangan dari luar, misalnya IUD.
IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat
membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat
PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membrane sel
dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang
IUD yang menyebabkan iritasi local sehingga menyebabkan
sel suerfisialis terkelupas dan terjadi;lah erosi portio. Dari
posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang nonspesifik sehingga menimbulkan sekresi secret vagina yang
meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis
dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian erosi portio
itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai
kronis itu menyebabkan keganasan leher lahir.

Tanda dan gejala


Tanda dan gejala erosi portio adalah
sebagai berikut:
Portio berwarna merah muda
Perdarahan diluar haid
Perdarahan post-coitus
Lendir berwarna kecoklatan
Sering tanpa gejala

Klasifikasi
Erosi ringan : meliputi 1/3 total area
servik.
Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total
area serviks
Erosi berat : meliputi 2/3 total area
serviks

Penanganan

Anamnesa

Pemeriksaan fisik

Terapi

Antibiotika terutama bila ditemukan gonococcus dalam


secret.

Jika serviks tidak spesifik dapat diobati dengan


argenetas netras 10% atau albotyl yang menyebabkan
nekrosi epitel slindris dengan harapan bahwa kemudian
dapat diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.

Kateterisasi-radial dengan termokuler atau dengan


krioterapi.

Vulva hygiene

Pemberian analgetik apabila nyeri.

TRAUMA

Definisi
Trauma adalah aspek medikolegal sering
berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau
perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas
dari jaringan.
Sedangkan dalam medikolegal trauma
adalah pengetahuan tentang alat atau
benda yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seseorang. Artinya orang yang
sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya
akibat efek dari alat atau benda.

Etiologi
Akseptor IUD
Usai berhubungan intim
(utamanya pada wanita yang
telah menopause)
Coitus : pada dinding lateral
vagina, vorniks posterior dan
kubah vagina.

Tanda dan gejala


Nyeri vulva dan vagina
Perdarahan
Pembengkakan
Kesulitan dalam urinasi dan
ambulasi.

Penanganan

Penanganan sesuai dengan


penyebanya, seperti trauma yang
disebabkan translokasi IUD, maka
IUD tersebut harus dicabut dan
diganti dengan alat kontrasepsi
yang lain. Sedangkan untuk
wanita menopause dan
mengalami perdarahan setelah
koitus, dapat diberi terapi
hormone.

Matursuwun..

Anda mungkin juga menyukai