Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang
perlu mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya
masa kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal,
tetapi masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan
ibu dan janinnya karena terdapat resiko insfeksi yang lebih tinggi selama proses
kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu
merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap
yang baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan.
Dalam kehamilan banyak ditemukan ketidaknyamanan yang timbul khususnya
yang terjadi pada trimester III yaitu diantaranya oedema atau bengkak, sakit
pinggang, haemoroid, obstipasi atau kesulitan BAB, sering BAK dan gangguan
pernafasan. Maka dari itu untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut dan untuk
mencegah keadaan yang patologis, maka dilakukan deteksi dini pada ibu hamil
dengan cara pemeriksaan kehamilan yang sesuai dengan manajemen kebidanan ibu
hamil yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
Indikator keberhasilan kesehatan ibu dan anak (KIA) berdasarkan kebijakan
WHO ysng dianut oleh Depkes RI yaitu dengan melakukan kunjungan ANC minimal
4 kali dalam masa kehamilan di mana trimester 1 (0-12 minggu) minimal 1 kali,
trimester 2 (13-28 minggu) minimal 1 kali, trimester 3 (28-40 minggu) minimal 2
kali. Dan cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal 4 kali.
Penulis melakukan praktek PKK Fisiologis di PKM Pakuan Baru Poli KIA
selama 2 minggu untuk dapat memantau dan menjaga kesehatan ibu selama masa
hamil dengan menggunakan acuan pada manajemen kebidanan 7 langkah Varney
yang berdasarkan data subjektif dan objektif., sehingga penulis mampu mengkaji dan
mengevaluasi data kasus tersebut. Diharapkan dengan praktek PKK Fisiologis di
PKM Pakuan Baru Poli KIA ini penulis menjadi lebih terampil dan mempunyai
wawasan lebih mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil. Maka penulis membuat
laporan tentang manajemen kebidanan pada Ny.M G2P1A0H1 dengan umur
kehamilan 35-36 minggu di PKM Pakuan Baru Poli KIA pada tanggal 12 Februari
2019.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dilakukannya manajemen kebidanan ibu hamil pada Ny.M G2P1A0H1
35-36 minggu di PKM Pakuan Baru Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukannya pengkajian data subjektif dan data objektif pada
Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di PKM Pakuan Baru
Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
b. Dilakukannya analisa data yang didapatkan dari pengkajian
data Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di PKM Pakuan
Baru Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
c. Dilakukannya analisa potensial masalah yang mungkin terjadi
pada Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di PKM Pakuan
Baru Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
d. Dilakukannya tindakan segera yang melakukan penanganan
dan kolaborasi pada Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di
PKM Pakuan Baru Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
e. Dilakukannya perencanaan asuhan yang akan diberikan kepada
Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di PKM Pakuan Baru
Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
f. Dilakukannya pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada
Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di PKM Pakuan Baru
Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.
g. Dilakukannya evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan
kepada Ny.M G2P1A0H1 hamil 35-36 minggu di PKM Pakuan
Baru Poli KIA pada tanggal 12 Februari 2019.

C. Manfaat Penulisan
1. Instansi kesehatan
Diharapkan dengan adanya mahasiswa yang praktek di institusi
kesehatan para tenaga kesehatan merasa terbantu dalam pelaksanaan kegiatan
di Puskesmas dan dapat memberikan masukan tentang implementasi
pelayanan antenatal care yang baik dan benar kepada ibu.
2. Instansi pendidikan
Untuk mengevaluasi hasil kegiatan praktek PKK Fisiologis oleh
mahasiswa dilapangan serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dasar yang telah diberikan.
3. Masyarakat
Diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat dibidang
kesehatan khususnya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
pelaksanaan ibu hamil serta merasa terbantunya dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas sehingga pelayanan menjadi lebih cepat.
4. Mahasiswa
Dengan adanya praktek PKK Fisiologis ini mahasiswa dapat
mengaplikasikan secara langsung teori yang telah didapat diperkuliahan.
Menjadi lebih mengetahui mengenai gambaran umum kesehatan ibu baik fisik
dan psikologis saat kehamilan, dapat mengetahui dan mengenali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi saat hamil.

D. Ruang Lingkup
Praktek PKK Fisiologis pada Ny.M dengan diagnosa G2P1A0H1 hamil 35-36
minggu, dilaksanakan ditempat pelayanan kesehatan yaitu di Puskesmas Pakuan Baru
Poli KIA. Puskesmas Pakuan Baru pada tanggal 12 Februari 2019, yang ditujukan
untuk ibu hamildengan cara pemberian Asuhan Antenatal Care (ANC) untuk
mengidentifikasi resiko dan komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, data
yang diambil dengan cara data primer yaitu dengan cara wawancara langsung dengan
klien / pasien pada ibu hamil pemeriksaan fisik dengan cara infeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium, yang mengacu pada format
manajemen ibu hamil., dengan menggunakan 7 langkah Varney.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kehamilan normal adalah keadaan ibu sehat, tidak ada riwayat obstertic buruk.
Dengan ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal.
Kehamilan terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan), istilah medis untuk wanita hamil adalah
gravida, sedangkan yang dirahim disebut embrio (minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal
sebagai gravida 0.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dimulai dari 7 bulan sampai 9 bulan.
Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan
lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan diantara 27-36 minggu
disebut prematur.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi


1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
Pertumbuhan embrio bermula dari lempeng embrional (embrional
plate) kemudian berdiferensiasi menjadi 3 lapisan, yaitu eksodermal,
mesodermal, dan endodermal. Ruang amnion akan tumbuh pesat mendesak
exocoeloma, sehingga dinding ruang amnion dan mudigah menjadi padat
disebut body stalk yang merupakan jembatan antara embrio dan dinding
trofoblas, yang kelak akan menjadi tali pusat.
Minggu ke-0 : sperma membuahi ovum kemudian
hasil konsepsi menjadi morulla masuk
untuk menempel ± 11 hari setelah
konsepsi.
Minggu ke- 4/ bulan ke-1 : dari embrio, bagian tubuh pertama
muncul adalah tulang belakang, otak
dan syaraf, jantung, sirkulasi darah dan
pencernaan terbentuk.
Minggu ke-8/ bulan ke-2 : perkembangan embrio lebih cepat,
jantung mulai memompa darah.
Minggu ke-12/ bulan ke-3 : embrio berubah menjadi janin. Denyut
jantung janin dapat dilihat dengan
pemeriksaan USG, berbentuk manusia,
gerakan pertama dimulai, jenis kelamin
sudah bisa ditentukan, ginjal sudah
memproduksi urine.
Minggu ke-16/ bulan ke-4 : sistem muskuloskeletal matang, sistem
syaraf terkontrol, pembuluh darah
berkembang cepat, denyut jantung janin
terdengar lewat dopler, pankreas
memproduksi insulin.
Minggu ke-20/bulan ke-5 : verniks melindungi tubuh, lanugo
menutupi tubuh, janin membuat jadwal
untuk tidur, menelan dan menendang.
Minggu ke-24/bulan ke-6 : kerangka berkembang cepat,
perkembangan pernafasan dimulai.
Minggu ke-28/bulan ke-7 : janin bernafas, menelan dan mengatur
suhu, surfactant mulai terbentuk diparu-
paru, mata mulai buka dan tutup,
bentuk janin 2/3 bentuk saat lahir.
Minggu ke-32/bulan ke-8 : lemak coklat berkembang di bawah
kulit, mulai simpan zat besi, kalsium
dan fosfor.
Minggu ke-38/bulan ke-9 : seluruh uterus digunakan bayi sehingga
tidak bisa bergerak banyak, antibody
ibu ditransfer ke bayi untuk mencapai
kekebalan untuk 6 bulan pertama
sampai kekebalan bekerja bayi bekerja
sendiri.

C. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil


Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya
pada alat genitalia externa dan interna dan juga pada payudara (mamae). Dalam hal
ini hormon somatommamotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan
penting.
1. Perubahan Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh


estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu
uterus membesar sebesar telur bebek, pada kehamilan 12 minggu sebesar telur
angsa. Pada 16 minggu sebesar kepala bayi/tinju orang dewasa, dan semakin
membesar sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilansudah
aterm dan pertumbuhan janin sudah normal, pada kehamilan 28 minggu tinggi
fundus uteri 25 cm, pada 32 minnggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada
kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah prosesus
xyfoideus.
Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk
pertumbuhan janin rahim menjadi besar, endometrium menjadi desidua,
ukuran kehamilan 30 x 25 x 20 kapasitas lebih dari 4000 cc. Triwulan 1 yang
aktif tumbuh oleh pengaruh hormone estrogen, bentuk yang awaknya seperti
buah alpukat pada bulan pertama, bentuknya bulat pada kehamilan 4 bulan,
akhir hamil bentuknya seperti bujur telur.
Minggu pertama istmus rahim bertambah panjang dan hipertropi
sehingga terasa lebih lunak (tanda hegar), kehamilan 5 bulan rahim teraba
seperti berisi cairan ketuban dinding rahim tipis karena itu bagian-bagian anak
dapat diraba melalui dinding perut dan rahim, terbentuk segmen atas rahim
(S.A.R) dan segmen bawah rahim (S.B.R).

2. Serviks Uteri
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot tidak mempunyai fungsi sebagai sfingter pada
multipara dengan porsio yang bundar, porsio tersebut mengalami cedera lecet
dan robekan, sehingga post partum tampak adanya porsio yang terbelah-belah
dan menganga. Perubahan ditentukan sebulan setelah konsepsi, perubahan
kekenyalan, tanda goodel serviks menjadi lunak warna menjadi biru,
membesar (oedema) pembuluh darah meningkat, lender menutupi oestrum
uteri (kanalis servikalis) serviks menjadi lebih mengkilap.
Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormone plasenta relaksin
membuat serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum
terbentuk dari sekresi kelenjar serviks pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat
mucus tetap berada dalam serviks sampai persalinan dimulai, dan pada saat itu
dilatasi serviks menyebabkan sumbat tersebut terlepas. Terlihat mucus serviks
merupakan salah satu tanda dini persalinan.

3. Segmen Bawah Rahim


Segmen bawah rahim berkembang dari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah lebih tipis
dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu-
minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut
menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan
menegang setelah persalinan terjadi.

4. Kontarksi Braxton-Hicks
Merupakan kontraksi tak teratur rahimdan terjadi tanpa rasa nyeri di
sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah
dalam plasenta.
5. Vagina dan Vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina tampak lebih
merah agak kebiruan (livide) disebut tanda chadwick. Vagina membiru karena
pelebaran pembuluh darah, PH 3,5-6 merupakan akibat meningkatnya
produksi asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus, keputihan, selaput
lendir vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebih sensitive meningkat
seksual terutama triwulan III.
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang
hampir biru (normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah
merah muda). Warna biru ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat
kerja hormon progesteron.

6. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus
luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Lalu ia mengecil setelah
plasenta terbentuk. Ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxing, suatu
immunoreaktiveinhibin dalam sirkulasi maternal. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.

7. Mammae

Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon


somatomammotropin, estrogen dan progesteron akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mamae
menjadi lebih besar, apabila mamae akan membesar, lebih tegang dan tampak
lebih hitam seperti seluruh areola mamae karena hiperpigmentasi. Pada
kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut colostrum.
Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan ukuran serta
beratnya meningkat hinggga mencapai 500 gram untuk masing-masing
payudara. Areola menjadi lebih gelap dan dikelilingi oleh kelenjar-kelenjar
sebasae yang menonjol (tuberkel montgomery), kelenjar ini terlihat pada
kehamilan sekitar 12 minggu.

8. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume
darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiak output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi
keperluan transport zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh dikatakan
anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada
wanita hamil dan keseluruhannya lebih besar dari pada sewaktu belum hamil.
Jumlah leukosit meningkat mencapai sampai 10.000 per ml, dan produksi
trombosit pun meningkat pula.

9. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dapat ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas, oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang
membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga
melebar ke sisi.

10. Traktus Digestivus


Tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh
traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada di dalam usus-usus. Hal
ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan pula obstipasi yang
memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.

11. Traktus Urinarius


Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini
hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing
mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar
karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari
ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan
ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah
kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering mamakai tangan
kanannya, atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di
belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering di
jumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra. Terdapat pula poliuria yang
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan,
sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi di
tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam
urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
12. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating
hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-
kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai
kloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang
sama, juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam,
dikenal sebagai linea grisera. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah
retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut
striae livide. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide bersama
dengan striae albikan.

13. Metabolisme

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, system


endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula
tiroidea). BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada
triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas.
Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan
tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari.
Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan
badan, alat kandungan, mamae, dan untuk janin, protein harus disimpan untuk
kelak dapat dikeluarkan untuk laktasi. Maka dari itu, perlu diperhatikan agar
wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan satu
gram protein dapat memenuhi setiap kilogram berat kebutuhan sehari-hari.
Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan dalam fraksi
albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin. Hidrat arang : seorang
wanita hamil haus, nafsu makannya besar, sering kencing, dan kadang-kadang
memperlihatkan pula glukosuria, sehinngga menyerupai diabetes melitus.
Segala sesuatu ini dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan plasma
urine dan hormon-hormon adrenal. Hormmon somatomammotropin
mempunyai peranan dalam pembentukan lemak dan mamae, lemak terhimpun
pula pada badan, paha, dan lengan. Kadar kolesterol dapat meningkat sampai
350 mg atau lebih per 100 ml.
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tuiang-
tulangnya dan ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap
harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gram kalsium. Diperkirakan
0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan selama hamil. Ini
kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin, tanpa mengganggu kalsium
ibu. Kadar kalsium dalam serum memang rendah, mungkin oleh karena
adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga
dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani. Fosfor,
magnesium, dan tembaga lebih banyak tertahan dalam masa tidak hamil.
Kadar tembaga dalam plasma meningkat dari 109 sampai 222 mcg per 100 ml,
akan tetapi dalam eritrosit kadarnya tetap. Wanita dalam kehamilan
memerlukan tambahan besi sekitar 800 mg. Sebaiknya diet wanita hamil
ditambah dengan 30-50 mg besi sehari.
Segera setelah haid, kadar amino-oksidase meningkat dari 3-6 satuan
dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 6 minggu. Kadar ini
mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 mingggu, dan
seterusnya sampai akhir kehamilan. Kadar diamino oksidase ini tudak
meningkat wanita dengan koriokarsinoma oleh karena tingginya kadar
korionik gonadotropin. Kadar alkalin fosfatase meningkat empat kali
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Peningkatan ini dimulai pada
kehamilan 4 bulan. Kadar yang ditemukan pada janin adalah setengahnya dari
apa yang ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan kadar alkalin fosfatase dapat
dipakai untuk menilai fungsi plasenta. Pitosinatase adalah enzim yang dapat
membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan banyak sekali dalam
darah ibu pada kehamilan 14 sampai 38 minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6.5-16,5 kg rata-
rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20
minggu terakhir. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering ditemukan
pada preeklamsia dengan akibat peningkatan morbiditas dan mortilitas ibu dan
janin. Sebaiknya wanita tersebut diawasi dan diberi pengertian, sehingga berat
badan hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah kehamilan 20 minggu. Dan adanya
penurunan berat badan dalam bulan terakhir dianggap sebagai suatu tanda
yang baik. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil
konsepsi seperti fetus, plasenta dan likuor amnion, dari ibu sendiri seperti
uterus dan mamae yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan
protein lebih banyak, dan akhirnya adanya retensi air.
WHO menyatakan batasan berat badan normal orang dewasa
ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) /Body Massa Indeks
(BMI). IMT didefinisikan sebagai berat badan yang dibagi tinggi badan
kemudian dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa yang berusia > 18 tahun, kecuali bayi, anak-anak, ibu
hamil, olah raga dan orang penyakit khusus seperti sites, diabetes mellitus, dan
lain-lain.
IMT = berat badan (kg)______
Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

BMI dapat diinterpretasikan dalam kategori sebagai berikut :


1. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah.
2. 19,8 sampai dengan 26,0 normal.
3. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi.
4. Lebih dari 29 obesitas.
Wanita dengan kategori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat
hamil adalah 12,5 sampai dengan 18 kg. Sedangkan untuk wanita dengan BMI
normal, peningkatan berat badan idealnya pada saat hamil adalah 11,5 sampai
16 kg dan untuk wanita denagn BMI obesitas, peningkatan berat badannya
antara 7 sampai dengan 11,5 kg.

D. Menentukan Usia Kehamilan


Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Umur hamil dapat ditentukan dengan :
1. Metode Kalender
Metode kalender adalah metode yang sering kali dipergunakan oleh tenaga
kesehatan dilapangan, perhitungannya sesuai denagn rumus yang
direkomendasikan Naegle yaitu dihitung dari tanggal haid terakhir, ditambah 7,
bulan ditambah 9 atau dikurang 3, tahun ditambah 1.
2. Quickening (goyang anak)
Kadang-kadang riwayat haid tidak pasti, terutama jika wanita hamil itu tidak
ingat tanggalnya. Pada kasus-kasus semacam ini, kita harus menanyakan saat ia
merasakan quickening (gerakan anak yang terasa pertama kali) dan kemudian
mencatat tanggalnya. Tanggal atau saat quickening kemudian ditambah 5 bulan
kalender agar kita dapat memperoleh tanggal perkiraan persalinan atau ditambah
4,5 bulan dari waktu ibu merasakan gerakan janin hidup.
3. Tinggi Fundus Uteri
Tinggi fundus uteri diukur pada setiap kali kunjungan. Pertumbuhan uterus
akan terus terjadi dan dapat diperkirakan sehingga tinggi fundus uteri merupakan
pedoman yang baik untuk menentukan usia kehamilan. Mengukur tinggi fundus
uteri dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain : menurut Sepielberg
dengan mengukur tinggi fundus uteri dari sympisis, menurut Mac Donald
merupakan modifikasi Spielberg yaitu tinggi fundus dibagi 3,5 merupakan tuanya
kehamilan dalam bulan, menurut ahfled yaitu ukuran kepala bokong = 0,5
panjang sebenarnya. Rumus Johnson tausak untuk menentukan taksiran berat
janin adalah (Mac Donald-12) x 155.
Menurut umur kehamilan menurut Spielberg:
22-28 minggu : 24-25 cm di atas sympisis
28 minggu : 26,7 cm di atas simpisis
30 minggu : 29,5-30 cm di atas simpisis
32 minggu : 29,5-30 cm di atas simpisis
34 minggu : 31 cm di atas simpisis
36 minggu : 32 cm di atas simpisis
38 minggu : 33 cm di atas simpisis
40 minggu : 37,7 cm di atas simpisis.
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
a. Leopold I : menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di
fundus dengan kedua telapak tangan.
b. Leopold II : kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke
arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya
punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala)
janin.
c. Leopold III : satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(di atas simpisis) sementara tangan lainnya menekan fundus
untuk fiksasi dan memastikan apakah sudah masuk pintu atas
panggul
d. Leopold IV : kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,
jari ke arah kaki pasien untuk konfirmasi bagian terbawah
janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk
atau melewati pintu panggul.
4. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan sinar X akan memperlihatkan osifikasi berbagai bagian
skeleton janin dari sejak usia kehamilan 16 minggu. Namun demikian,
pemeriksaan ini hampir tidak pernah dilakukan untuk menilai usia kehamilan
mengingat bahaya yang dapat ditimbulkannya.
5. Pemeriksaan USG
Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan 6-7 minggu dan
kepala janin dapat diukur pada usia 13 minggu dan menggunakan USG
(pemantulan gelombang suara frekuensi tinggi dengan panjang gelombang yang
pendek). USG merupakan cara pemeriksaan non invasive. Pada hakekatnya
pemeriksaan USG kini sudah menggantikan peranan sinar X dalam menilai
maturitas janin.

E. Pertumbuhan Janin
Dalam pertumbuhan janin ada beberapa fase, yaitu :
1. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh
kurang lebih 2mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya
cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, tanda-
tanda wajah yang akan terbentuk.
2. Fase 4-8 minggu
Ketika kehamilan mulai mencapai 6 minggu, jantung janin
mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul
tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.
3. Fase 7-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama
janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar dari pada
badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang
dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang
jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat
melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ
tubuh utama janin kini telah terbentuk.
4. Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat
di dengar melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat terbentuk
ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat
memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar
dan berwarna.
5. Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar tetap
gigi telah muncul dibelakang gigi susu, tubuhnya ditutupi rambut halus
yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia
bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung
indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan
pahit, sidik jarinya mulai tampak.

6. Fase 20-24 minggu


Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding
dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, kuping hidungnya
terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernafasan. Pusat-pusat
tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-
waktu tertentu untuk tidur.
7. Fase 24-28 minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di
kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka,
dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari
dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya
dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh
dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin
mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
8. Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya
yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila
melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepala sudah mengarah ke
bawah.

F. Kebutuhan Ibu Hamil

1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil akan Oksigen


Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan sistem pernafasan pada
masa kehamilan. Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon
tubuh terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan
pada payudara, hasil konsepsi dan massa uterus, akibat :
a. Terjadi perubahan anatomi paru, diameter thorak meningkat 2 cm, lingkaran
dada meningkat 5-7 cm, dudut kosta 68 sebelum kehamilan menjadi 103
pada kehamilan trimester ketiga.
b. Fungsi pulmonary
1) Wanita hamil bernafas lebuih dalam karena meningkatnya tidal volume,
jumlah pertukaran gas pada setiap kali nafas.
2) Meningkatnya valume tidal respiratory dihubungkan dengan respiratory
rate normal akibat dari meningkatnya volume respiratory kira-kira 26%
per menit. Hal ini yang menyebabkan menurunnya konsentrasi CO2 ke
alveoli.
3) Perubahan pusat de respiratory ini akibat dari menurunnya ambang CO2.
Progesteron dan estrogen di duga bertanggung jawab terhadap
meningkatnya sensitivitas pada pusat persyarafan.
c. BMR
Meningkat 15%-20%, vasodilatasi perifer dan akselerasi aktifitas
kelenjar keringat membantu menghilangkan panas yang berlebihan dan
dihasilkan dari peningkatan metabolisme selama kehamilan
2. Kebutuhan Fisik Ibu hamil akan nutrisi
Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori
a. Proses phisik 66% (pernafasan + sirkulasi + digestivus + secrete
+ temperatur + tubuh) + (pertumbuhan + perbaikan)=1.440
Kcal/Dag.
b. Aktivitas seperti jalan, posisi tubuh, berbicara, berpindah-pindah
dari tempat satu ke tempat lain maka menghabiskan 17% total
tidak hamil.
c. Bekerja rata-rata 7-10% membutuhkan 150-200 Kcal.
d. Metabolisme 7% membutuhkan 144 Kcal.
1) Kondisi tidak hamil = 2100 Kcal/hari.
2) Hamil = 2500 Kcal/hari (fetus, plasenta, uterus, mamae)
3) Laktasi = 3000 Kcal/hari.
Sedangkan asupan makanan untuk ibu hamil usia 7 bulan sampai 9
bulan menurut gizi Litbang antara lain :
Asupan makanan untuk ibu hamil usia 7 – 9 bulan
Bahan makanan Wanita dewasa tidak hamil Wanita dewasa hamil
7-9 bulan

Nasi 3,5 piring 3 potong

Ikan 1,5 potong 3potong

Tempe 3 potong 3 potong

Sayuran 1,5 mangkok 3 mangkok

Buah 2 potong 2 potong

Gula 5 sdm 5 sdm


Susu - 1 gelas

Air putih 4 gelas 6-10 gelas

3. Kebutuhan fisik ibu hamil akan personal hygiene


Personal hygiene ini berkaitan dengan perubahan system pada tubuh ibu
hamil. Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
a. Selama kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-
6,5 akibat vagina mudah terkena infeksi.
b. Stimulus estrogen menyebabkan adanya flour albus (keputihan).
c. Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering
berkeringat.
d. Uterus yang membesar menekan kandung kencing, mengakibatkan
keinginan wanita hamil untuk sering berkemih.
e. Mandi teratur mencegah iritasi vagina, tekhnik pencucian dari depan ke
belakang.
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah. Keadaan ini
menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul
karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak
diperhatikan dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septicemia, sepsis puerperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut misalnya pulpitis
yang telah menahun, dapat terjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana.
Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan
giginya secara teratur sewaktu hamil.

4. Kebutuhan fisik ibu hamil akan pakaian


Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan menggunakan baju
biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat,
bagian pinggang harus longgar, kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut
yang terus membesar, pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa
sabuk/pita yang menekan dibagian pergelangan tangan, pakaian juga tidak perlu ketat
di leher, stocking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak
dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Sepatu harus terasa pas, enak
dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya
pada saat kehamilan karena stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering
terjadi, hindari pula sepatu yang bertali karena akan merepotkan.
Brach disiapkan paling sedikit dua buah dengan bukaan di depan untuk
memudahkan menyusui. Desainnya juga harus disesuaikan agar dapat menyangga
payudara yang tambah menjadi beasr pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika
akan menyusui. BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit di bahu.
5. Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi
a. Berikan dengan adaptasi gastrointestinal sehingga menurunkan tonus dan
motility lambung dan usus terjadi reabsorpsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan obtipasi.
b. Penekanan kandung kencing karena pengaruh hormon estrogen dan
progesteron sehingga menyebabkan sering buang air kecil.
c. Terjadi pengeluaran keringat.

6. Kebutuhan ibu hamil akan seksual


Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat
mengakibatkan meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan hubungan
intercourse sebaiknya ketakutan akan injuri pada ibu ataupun janin akan
mengakibatkan menurunnya pola seksualitas, anjuran yang diberikan yaitu jangan
melakukan intercourse sesudah buang air kecil.
Bila dalam anamnesa ada abortus selama kehamilan yang sekarang, sebaiknya
coitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. pada waktu itu plasenta telah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih besar. Pada umumnya coitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

7. Kebutuhan fisik ibu hamil akan istirahat/tidur


Berhubungan dengan kebutuhan kalori ada masa kehamilan, mandi air hangat
sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk
menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk
banyak istirahat atau tidur atau hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi
darah, jangan bekerja terlalu capek dan berlebihan, ibu hamil sebaiknya tidur selama 8
jam dalam sehari.

8. Kebutuhan fisik ibu hamil akan mobilisasi, body mekanik


Berhubungan dengan sistem muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka, sakro
koksigis dan pubik yang menyebabkan adanya keretakan, pusat gravitasi berubah
sehingga postur tubuh berubah. Terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosis
fisiologis, penekanan pada ligament dan pelvik, cara baring, duduk, berjalan, dan
berdiri dihindari, jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh.

9. Kebutuhan fisik ibu hamil akan exercise


Berhubungan dengan adanya peregangan otot-otot, pelunakan ligament-
ligament dan perlonggaran persendian sehingga area yang paling bawah terpengaruh
adalah tulang belakang (culva lumbal yang berlebihan), otot-otot yang abdominal
(meregang di atas uterus), otot dasar panggul (menahan berat badann dan tekanan
uterus). Tujuannya yaitu untuk menyangga dan menyesuaikan tubuh agar lebih baik
dalam menyangga beban kehamilan, memperkuat otot untuk menopang adanya
pertambahan berat badan dan merupakan keseimbangan, meredakan ketegangan dan
membangun relaksasi, membentuk kebiasaa bernafas yang baik, memperoleh
kepercayaan sikap mental yang baik.

10. Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai
penyakit yang dapat dicegah, hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang
membahayakan janin. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya vaksin
tetanus untuk neonatorum. Dianjurkan agar imunisasi pertama sebaiknya dilakukan
sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu.

11. Persiapan laktasi


Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena
persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Tujuan
pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya kelainann, sehingga
diharapkan dapat dikoreksi sebelum kehamilan.

12. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi


Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan
kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan
menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
a. Membuat rencana persalinan
b. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan
c. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan
d. Membuat rencana/ pola menabung
e. Mempersiapkan langkah yang dilakukan untuk persalinan.

13. Memantau kesejahtraan janin dan kelahiran bayi


Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara
menghitung gerakan janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap
trimesternya apakah mengalami peningkatan atau tidak.

14. Kebutuhan psikologis ibu hamil


Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi
berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan
mengemban tanggung jawab yang lebih besar.oleh karena itu, ibu hamil sangat
memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga, dan tenaga kesehatan. Adanya
dukungan ini menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman dalam melewati
kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangatlah unik dan sensitive, oleh karena itu
dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal. Apabila ibu melwati
kehamilannya dengan perasaan tidak nyaman dan aman yang disebabkan oleh faktor
lingkungan akan menybabkan gangguan yang berarti bagi ibu dan janin.
Selain itu persiapan menjadi orang tua merupakan hal yang sangat penting
dilakukan sebelum anggota keluarga baru dilahirkan. Bagi yang sudah memiliki anak,
hal yang perlu diperhatikan adalah persiapan anak tertua dalam menghadapi kelahiran
adik barunya. Dua keadaan ini perlu disiapkan oleh setiap keluarga sebelum kelahiran
bayi mereka, agar dapat melewati kehidupan yang nyaman setelah kelahiran.
Persiapan yang tidak matang akan menyebabkan kekacauan-kekacauan yang dapat
menyita pikiran sehingga kemungkinan jatuh dalam stress sangat besar.

G. Ketidak nyamanan dalam kehamilan


Hampir semua kehamilan timbul masalah-masalah yang fisiologis baik itu
masalah fisik ataupun mental pada ibu dan janinnya, perubahan yang sangat jelas sekali
khususnya alat genitalia eksterna dan interna serta payudara. Timbulnya masalah-
masalah ini dapat disebabkan oleh perubahan hormone yang terjadi dalam masa
kehamilan. Berikut macam-macam ketidak nyamanan pada trimester III :
a. Sakit punggung
Hal ini dikarenakan ada peningkatan berat atau beban yang dibawa
ileh ibu hamil yaitu bayi dalam kandungan. Penanganannya yaitu dengan
memakai sepatu tumit rendah, hindari mengangkat benda yang berat,
berdiri dan berjalan dengan punggung dan dahu yang tegak, anjurkan ibu
untuk tidak terlalu sering membungkuk, mengambil barang dengan cara
berjongkok, pakailah kasur yang tipis dan mengguunakan bantal untuk
meluruskan punggung, serta kompres bagian yang sakit dengan
menggunakan air hangat.
b. Konstipasi
Pada trimester ketiga ini konstipasi menjadi ketidak nyamanan yang
disebabkan akibat pengaruh hormon progesterone, selain itu dikarenakan
adanya penekanan rahim yang semakin membesar ke arah colon.
Penangananya yaitu dengan makan makanan yang berserat, buah-buahan,
sayuran dan minum air putih yang banyak serta olah raga yang teratur.
Apabila semua hal ini ddilakukan dengan baik dan benar, maka dapat
membantu memperlancar buang air besar.
c. Sesak nafas
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas pendek. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran
rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam yang lebih menonjol adalah
pernafasan dada.
d. Sering BAK
Karena pembesaran rahim dan kepala bayi turun ke rongga panggul
akan semakin menekan kandung kemih. Akibatnya, kapasitas kandung
kemih menjadi terbatas sehingga ibu sering merasa ingin buang air kecil.
Penangananya yaitu dengan menyarankan agar 2-3 jam sebelum tidur
tidak minum dan mengkosongkan kandung kemih sebelum tidur. Agar
kebutuhan minum ibu tetap terpenuhi, maka anjurkan kepada ibu untuk
memperbanyak minum di siang hari.
e. Masalah tidur
Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan merupakan perubahan
hormonal, melainkan perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu bertambah
sekiar 10 kg bahkan lebih. Pada trimester ini juga bahkan ibu sering
mengalami ketidak nyamanan lain, seperti sakit pinggang, sering BAK,
dan lain-lain. Penangananya dengan mengatur posisi tidur yaitu dengan
tidur miring dengan menggunakan sebuah bantal yang dijepit di kedua
lutut untuk mengurangi tekanan pada panggul dan lutut.
f. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena kaki yang menyebabkan vena
menonjol. Pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena
daerah panggul. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan. Penangananya
dengan mengangkat kaki ke atas
ketika istirahat atau tiduran, pakaailah celana atau kaos kaki yang
menopang kaki. Pakai di pagi hari dan lepaskan ketika tidur,, jangan
berdiri atau duduk terlalu lama, cobalah untuk berjalan-jalan.
g. Kontraksi perut
Braxton hicks atau kontraksi palsu, kontraksinya berupa rasa sakit
yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila duduk atau istirahat.

h. Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki, kadang-kadang terjadi juga pada tangan. Disebabkan
oleh perubahan hormonal yang menybabkan retensi cairan. Penangananya
dengan menghindari posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri
untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring miring ke kiri dengan
kaki agak ditinggikan, jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika
duduk atau berdiri, angkat kaki ketika duduk atau istirahat, hindari kaos
kaki atau tali/pita yang ketat pada kaki, lakukan senam secara teratur.
i. Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III dan biasanya
berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada syaraf di kaki atau
karena rendahnya kadar kalsium.
j. Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati
persalinan lebih cair. Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan
badan. Hubungi petugas kesehatan bila cairan tersebut berbau, terasa gatal
dan sakit.
H. Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus mengenalkan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ibu mengalami
tanda-tanda bahaya sebagai berikut :
1. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah,
perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyari (berarti abortus, KET, mola
hidatidosa). Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak/sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta).
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeclampsia.
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kkabur, rabun senja)
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau bayangan.
4. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini
bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gadtritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
5. Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beriistirahat, dan disaerai dengan keluhan fisik
yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau
preeclampsia.
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa
ibu bisa merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3jam.
Gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu berbaring atau istirahat dan jika ibu
makan atau minum dengan baik.

I. Pengawasan Antenatal
Antenatal care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medic pada ubu hamil untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman, nyaman, dan sehat.
Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini
disebut antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orang tua untuk
mendapatkan diagnosa kecendrungan keadaan bayi, sehingga jika ada kemungkinan
ketidak normalan pada janinn, calon orang tua serta dokter yang menangani dapat segera
mengambil tindakan.
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan
yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim
ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang
optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin.

J. Tujuan Pengawasan Antenatal


Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting uuntuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil mormal dda mendeteksi secara dini kehamilan ibu
dengan komplikasi. Adapun tujuan dari pengawasan antenatal,antara lain :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan
bayi
3. Menangani secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
secara hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.

K. Standar Pengawasan Antenatal


Setiap wanita hamil akan menghadapi komplikasi yang dapat mengancamm jiwa ibu
maupun bayinya. Oleh karena itu, ibu memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama kehamilan :
1. Satu kali pada trimester I (umur kehamilan < 14 minggu)
2. Satu kali pada trimester II (umur kehamilan antara 14-28 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (umur kehamilan 28-36 minggu).
Ibu hamil juga dapat dianjurkan untuk memmeriksakan kehamilannya dengan jadwal
kunjungan sebagai berikut :
1. Sampai kehamilan 28 minggu periksa 1 bulan sekali
2. Kehamilan 28-36 minggu perlu memeriksakan 2 minggu sekali
3. Kehamilan 36-40 minggu 1 minggu sekali.
Jadwal kunjungan ulang :
1. Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk :
a. Penapisan dan pengobatan anemia
b. Perencanaan persalinan
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk:
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Penapisan preeclampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
3. Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir dilakukan untuk :
a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
c. Memantapkan rencana persalinan
d. Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pelayanan/asuhan standar minimal “ 7T “ :


1. Timbang berat badan dan pengukur tinggi badan
Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16
kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan
yang baik untuk ibu hamil antara lain < 145 cm.
2. Ukur tekanan darah
Tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta,
tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat
awal pemeriksaan dapat mengidentifikasi potensi hipertensi.
3. Ukur tinggi fundus uteri
Apa bila kurang dari 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai pengukuran Mc.Donald yaitu
dengan cara mengukur fundus uteri memakai cm dari simpisis ke fundus uteri
kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
4. Pemeriksaan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2
kali saja, imunisasi pertama diberikan pada kunjungan awal untuk yang kedua
diberikan 4 minggu kemudian.
5. Pemberian tablet Fe selama kehamilan
Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya
meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi.
Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang,
diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Jika ditemukan diduga
anemia diberikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk memastikannya
dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin yang dilakukan 2 kali selama
kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjukan untuk pemeriksaa infeksi menular seksual (IMS) lain pada
kecurigaan adanya resiko IMS.
7. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien.
L. Manajemen Kebidanan Antenatal Care
1. Pengkajian data
a. Identitas
Untuk mengidentifikasi klien dan menentukan status sosial
ekonomi, serta pendidikannya agar dapat menentukan bagaimana
cara menyampaikan informasi, anjuran, dan pengobatan secara
tepat.
b. Anamnesa
1) Keluhan utama
Apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan
karena ada keluhan yang ibu rasakan saat kunjungan dan
apakah ada informasi yang penting yang berhubungan
dengan kesehatan ibu.

2) Riwayat penyakit sekarang


Kehamilan yang disertai dengan suatu penyakit tertentu
maka akan mengakibatkan gangguan pada kehamilan itu
sendiri dan mungkin apabila penyakitnya berkelanjutan
dapat mmenyebabkan komplikasi yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup ibu dan janinnya, dan
sebaiknya hal ini ditanyakan dan diperhatikan secara
khusus.
3) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang akurat diketahui untuk
menetapkan tanggal perkiraan kelahiran. Dengan demikian
memungkinkan bidan untuk memprediksi tanggal lahir dan
selanjutnya menghitung usia kehamilan.
4) Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan penting untuk diketahui, hal ini
untuk mengetahui apakah sudah lama menikah dan belum
mempunyai anak, maka besar sekali harapan terhadap anak
tersebut, oleh karena hal itu maka dapat diperhitungkan
dengan matang dalam proses persalinan dan impian
persalinanya.
5) Riwayat kehamilan lalu
Pengalaman melahirkan sebelumnya merupakan bagian
yang terpenting dalam memperkirakan kemungkinan
adanya masalah atau perkiraan proses persalinan yang
berikutnya dan untuk mengetahui ibu hamil tersebut sudah
pernah hamil berapa kali, melahirkan keberapa, pernah
abortus atau tidak, persalinan sidiologis atau patologis, dan
jumlah anak yang hidup.
6) Riwayat hamil ini
a) Trimester I
Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
keluhan ibu yang fisiologis seperti konstipasi, sering
BAK, mual, muntah, pusing, hipersaliva, nyeri ulu
hati, dan varises. Menentukan apakah masalah
fisiologis ini akan menjadi masalah yang serius untuk
ibu. Mengetahui apakah ada perubahan pola makan
pada ibu yang diakibatkan oleh kehamilan. Menurut
kebijakan pemerintah, sebaiknya kunjungan antenatal
care pada trimester ini dilakukan sebanyak 1 kali.
Pemeriksaan dialakukan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan 7 T (timbang berat badan dan
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi
fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian
tablet Fe, tes PMS dan temu wicara).
b) Trimester II
Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
keluhan ibu yang fisiologis seperti kram otot betis,
hiperpegmentasi, anemia, mudah lelah, dan rasa nyeri
pada payudara.
(1). Pemberian imunisasi tetanus toxoid
Pada setiapm kehamilan umumnya
diberikan 2 kali imunisasi selama
kehamilan, imunisasi pertama diberikan
pada umur kehamilan 16 minggu di lengan
dan yang kedua diberikan 4 minggu dari
pemberian imunisasi yang pertama.
(2). Pemberian vitamin zat besi dan asam folat
Pemberian tablet zat besi pada ibu
hamil adalah untuk mencegah defisiensi zat
besi pada ibu hamil, untuk persiapan
persalinan dan nifas. Pemberian zat besi ini
dimulai dari trimester kedua sampai akhir
bulan kehamilan. Pemberian dosis cukup
satu tablet perhari, diberikan sebanyak 90
tablet selama kehamilan. Dosis dapat
ditambah untuk ibu hamil yang mengalami
anemia sesuai dengan tingkatannya.
Asam folat sangat penting diberikan
pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan untuk
mencegah terjadinya kecacatan, karena
setelah terjadinya pembuahan pada hari ke
17-30 tabung syaraf mulai dibentuk dan
kemudian akan menutup. Tabung syaraf ini
akan berkembang menjadi sum-sum tulang
belakang, otak tulang belakang, dan tulang
tengkorak. Apabila pada masa ini asupan
folat kurang, maka tabung syaraf tersebut
tidak bisa menutup dengan sempurna,
sehingga bayi akan dengan kondisi cacat
pada otak dan syaraf tulang belakang atau
neural tube defect yang mengakibatkan
bentuknya mmenjadi spins bifida (tulang
belakang tidak menutup, anencephaly
(tidak memiliki tengkorak), atau encephaly
(radang otak)). Selain menyebabkan
kecacatan, kekurangan folat juga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan bibir
sumbing, BBLR, keguguran dan Sindroma
Down, serta bayi bisa mengalami kelainan
pembuluh darah. Wanita usia subur
terutama yang sedang merencanankan
kehamilan membutuhkan 400 mcg asam
folat setiap hari. Kebutuhan ini akan
meningkat hingga 50% pada saat
kehamilan menjadi 600 mcg setiap hari.
Asupan folat yang cukup pada 2-3
sebelum hamil pada awal kehamilan dapat
mengurangi resiko cacat tabung syaraf
pada bayi. Kebutuhan folat ini dapat
dipenuhi dengan memperbanyak konsumsi
sayuran hijau dan buah-buahan segar
seperti brokoli, jeruk, bayam, gandum,
kacang-kacangan, dan strowberi. Akan
tetapi bagi wanita hamil apabila hanya
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
saja, maka kebutuhan asam folatnya tidak
akan terpenuhi.
c) Trimester III
Pada masa kehamilan ini, ibu hamil mungkin
akan mengalami keluhan-keluahan fisiologis seperti
sesak nafas, insomnia, rasa khawatir dan cemas, rasa
tidak nyaman karena adanya penekanan pada
perineum dan anus, adanya Kontraksi Braxton hicks,
kram pada betis, dan oedema pada kaki dan tungkai.
7) Riwayat keluarga berencana
Riwayat keluarga berencana sangat penting untuk
diketahui dengan tujuan mengetahui pola fertilisasi ibu dan
kesuburan ibu tersebut.
8) Riwayat penyakit sistemik
Untuk menentukan apakah ada penyakit sistemik atau
tidak yang dapat mempengaruhi kehamilan dan
dikhawatirkan penyakit ini akan timbul kembali selama
kehamilan.
9) Riwayat penyakit yang lalu/riwayat operasi
Riwayat ini untuk mengetahui apakah ibu hamil
tersebut pernah operasi sebelumnya terutama di daerah
abdomen dan genitalia yang dapat mempengaruhi proses
persalinan.
10) Riwayat penyakit keluarga
Penyaki yang bersifat genetic seperti diabetes mellitus,
hipertensi, jantung, TBC, asma, dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi kehamilan maka dari itu riwayat penyakit
ini perlu diketahui.

11) Riwayat kebiasaan dan psikososial


Riwayat ini untuk mengetahui pola kebiasaan,
psikososial dan gaya hidup ibu apakah sesuai dengan pola
hidup sehat atau tidak. Bidan perlu mengkaji respon
keluarga terhadap kehamilan serta dukungan seluruh
komponen masyarakat pada kehamilan ibu. Pola kebiasaan
ibu antara lain apakah ibu suka meminum minuman keras,
jamu, ataupun merokok. Untuk pola istirahat, ibu
dianjurkan untuk istirahat secukupnya dan tidur sekitar 8
jam perhari.
12) Riwayat sosial
Riwayat ini untuk mengetahui kehamilan ini diinginkan
atau tidak, berjenis kelamin, susunan keluarga yang tinggal
serumah serta kepercayaan yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas.
c. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi keadaan umum,
tekanan darah, suhu, berat badan, kesadaran, nadi, respirasi,
dan tinggin badan. Keadaan umum seperti kecemasan,
kemarahan atau peka. Tekanan darah perlu diukur untuk
mengetahui perbandingan nilain dasar selama masa
kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu uuntuk
mempertahankan fungsi plasenta, tekanan darah sistolik 140
mmHg atau diastiloc 90 mmHg pada saat awal kehamilan
dapat mengidentifikasi adanya hipertensi.
Pemeriksaan suhu normal pada ibu hamil yaitu antara
36,5-37,7 C. Pertambahan berat badan yang normal pada ibu
hamil sekitar 2 kg dalam satu bulan atau antara 6,5-16,5 kg
pertambahannya selama hamil. Kesadaran compos mentis,
somnolen, apatis, spoor. Nadi pada ibu hamil normalnya agak
lebih tinggi dari orang dewasa biasa. Respirasi ibu hamil agak
meningkat pada trimester terakhir ini dikarenakan adanya
penekanan diafragma oleh uterus yang membesar sehingga
nafas ibu menjadi lebih pendek dan lebih sering. Tinggin
badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi
badan yang baik untuk ibu hamil yaitu >145 cm.
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala :rambut, mata bagian palpebra, konjungtiva dan
sclera, muka, mulut, gigi serta telinga.
b) Leher : memeriksa ada atau tidaknya pembengkakan
pada kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening.
c) Dada dan axilla : menginspeksi bentuk mammae,
adakah hiperpigmentasi pada areola, puting susu
menonjol, apakah sudah ada pengeluaran kolostrum atau
belum, dan apakah ada pembengkakan pada ketiak.
d) Perut : status lokasi/status obstetric.
e) Anogenital : status lokasi, kebersihannya, adakah tumor
atau tidak, ada atau varises, oedema, tumor dan kelainan
lainnya.
f) Extremitas : keadaan tungkai simetris atau tidak, ada
atau tidaknya varises dan oedema, bagaimana reflex
patella dan refleks babinsky.
3) Pemeriksaan khusus obstetric
a) Abdomen : perut membesar dengan arah yang
memanjang atau melebar, ada linea albikan atau nigra,
ada bekas operasi. Pada pemeriksaan ini dilakukan
pemeriksaan kehamilan dengan leopold yaitu leopld I
ialah untuk menentukan tinggi fundus uteri. Dengan
demikian, tua kehamilan dapat diketahui. Tua kehamilan
ini disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Bila
tidak sesuai, dipekirkan ke arah patiologik. Selain itu,
dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak
pada fundus uteri. Bila kepala, akan teraba benda bulat
dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak.
Pada leopold II dapat ditentukan batas samping uterus
dan dapat pula ditentukan letak punggung janin yang
membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong
dengan kepala. Pada letak lintang dapat ditentukan
kepala janin. Pada leopold III dapat ditentukan bagian
apa yang terletak disebelah bawah. Sedangkan Leopold
IV, selain menentukan bagian janin mana yang terletak
disebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian
dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul.
Bila belum masuk teraba ballottement kepala. Dari letak
janin ini dapat di dengarkan bunyi jantung janin di
tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada
sikap depleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat
bagian-bagian kecil janin berada.
b) Anogenital : genetalia lauar (eksterna) : varises,
perdarahan, luka, cairan yang keluar. Kelenjar bartolin :
bengkak (massa), cairan yang keluar. Genetalia dalam
(interna) : serviks meliputi cairan yang keluar, luka
(lesi), kelunakan, posisi, mobilisasi, tertutup atau
membuka. Vagina meliputi cairan yang keluar, luka,
darah. Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas,
kelunakan, massa (pada trimester pertama).

d. Pemeriksaan penunjang
1) haemoglobin
pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah
melalui jaringan perifer, untuuk mengetahui kadar
haemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan
haemoglobin ialah untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan hb
sahli dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Hb 11 gr % dikatakan tidak anemia.
9-10 gr % anemia ringan.
7-8 gr % anemia sedang.
<7 gr % anemia berat.
2) Protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk
mengetahui komplikasi adanya preeklamsia pada ibu hamil
yang sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan
maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi bila tidak sefera diantisipasi(Rukiyah
dkk, 2009).
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah :
Negative : urine jernih
Positif 1 (+) : ada kekeruhan
Positife 2 (+) : kekeruhan mudah dilihat dan ada
endapan
Positife 3 (+++) : urine lebih keruh dan endapan yang
lebih jelas
Positife 4 (++++) : urine sangat keruh dan disertai endapan
yang menggumpal.
3) Urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya
glukosa dalam urine. Urine normal biasanya tidak mengandung
glukosa. Dalam kasus tertentu urine mengandung glukosa seperti
pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM (diabetes mellitus).

2. Analisa masalah/interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan
dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
3. Antisipasi masalah
Pada langkah ini kita menidentifikasi masalah potensial dan diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
4. Kebutuhan dan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah
ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan
bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
6. Pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagai bagian oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Akan tetapi walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab mengarahkan pelaksanaannya.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif
dalam pelaksanaannya. Di dalam pendokumentasian/catatan asuhan dapat diterapkan
dalam bentuk SOAP.
S : Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa,
merupakan suatu ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
O : Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil lab dan tes
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assesment.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan, hasil analisa dan hasil
interpretasi subyektif dan obyektif dalam suatu indikasi.
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa potensial/masalah potensial
P : Planing of Action
Perencanaan, membuat rencana saat itu dan yang akan datang. Proses ini termasuk
kriteria tujuan dari kebutuhan pasien dan tindakan yang diambil harus membantu
pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter
bila itu dalam menejemen kolaborasi atau rujukan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Monitoring Perkuliahan
    Laporan Monitoring Perkuliahan
    Dokumen3 halaman
    Laporan Monitoring Perkuliahan
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien - 18102016 ORDIK
    Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien - 18102016 ORDIK
    Dokumen43 halaman
    Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien - 18102016 ORDIK
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Persalinan Normal
    Laporan Persalinan Normal
    Dokumen60 halaman
    Laporan Persalinan Normal
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Biostatistik 1
    Tugas Biostatistik 1
    Dokumen5 halaman
    Tugas Biostatistik 1
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan
    Ringkasan
    Dokumen7 halaman
    Ringkasan
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Overdosis Dan Keracunan
    Overdosis Dan Keracunan
    Dokumen15 halaman
    Overdosis Dan Keracunan
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Abortus Iminen
    Abortus Iminen
    Dokumen5 halaman
    Abortus Iminen
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Biostatistik
    Tugas Biostatistik
    Dokumen2 halaman
    Tugas Biostatistik
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Atonia Uteri Kasus 4
    Atonia Uteri Kasus 4
    Dokumen142 halaman
    Atonia Uteri Kasus 4
    hilman
    100% (2)
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen1 halaman
    Biostatistik
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Posyandu Balita
    Posyandu Balita
    Dokumen10 halaman
    Posyandu Balita
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Amenore
    Amenore
    Dokumen12 halaman
    Amenore
    Novi Yanti
    0% (1)
  • Tugas 3 Biostatistik
    Tugas 3 Biostatistik
    Dokumen8 halaman
    Tugas 3 Biostatistik
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Posyandu Balita
    Posyandu Balita
    Dokumen10 halaman
    Posyandu Balita
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • 24 Jam Postpartum
    24 Jam Postpartum
    Dokumen12 halaman
    24 Jam Postpartum
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Pms
    Kasus Pms
    Dokumen33 halaman
    Kasus Pms
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • LASERASI
    LASERASI
    Dokumen16 halaman
    LASERASI
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Nifas
    Nifas
    Dokumen10 halaman
    Nifas
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Psikoneuro
    Kasus Psikoneuro
    Dokumen6 halaman
    Kasus Psikoneuro
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • DISTOSIA
    DISTOSIA
    Dokumen16 halaman
    DISTOSIA
    dini susila fitri
    Belum ada peringkat
  • Ibu Dini Metritis
    Ibu Dini Metritis
    Dokumen12 halaman
    Ibu Dini Metritis
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • PRTGRF
    PRTGRF
    Dokumen4 halaman
    PRTGRF
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Kekurangan Protein
    Kekurangan Protein
    Dokumen17 halaman
    Kekurangan Protein
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Pms
    Kasus Pms
    Dokumen33 halaman
    Kasus Pms
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Klamidia
    Klamidia
    Dokumen19 halaman
    Klamidia
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Pms
    Kasus Pms
    Dokumen33 halaman
    Kasus Pms
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar
    Konsep Dasar
    Dokumen35 halaman
    Konsep Dasar
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • KB Kala IV
    KB Kala IV
    Dokumen3 halaman
    KB Kala IV
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan
    Asuhan Kebidanan
    Dokumen14 halaman
    Asuhan Kebidanan
    Siti Diah Nur Rohmah
    Belum ada peringkat