Anda di halaman 1dari 5

miftahul jannah

1920011

ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN


KB

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28


TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka melindungi masyarakat penerima pelayanan kesehatan,
setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik keprofesiannya harus
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. bahwa Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki;
c. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan perlu disesuaikan dengan perkembangan
dan kebutuhan hukum; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat
(5) UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
(https://drive.google.com/file/d/0ByRlDMiFQLUAYzlJSENLa0hram8/view)

Sebelum pelaksanaan Millennium Development Goals (MDGs) berakhir, pada UN


Summit on MDGs 2010 telah dirumuskan agenda pembangunan dunia pasca 2015.
Hal ini diperkuat dengan disepakatinya dokumen “The Future We Want”
dalam UN Conference on Sustainable Development 2012. Kedua hal ini menjadi
pendorong utama penyusunan agenda pembangunan pasca 2015 yang disepakati
dalam Sidang Umum PBB pada September 2015, yaitu Agenda 2030 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif
dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

  Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan
pencapaian SDGs hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs
karena:

1. SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara


dengan tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang.
2. Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber
dari swasta.
3. Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam
penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya.
4. Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left
behind).
5. Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen,
filantropi dan pelaku usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi
kemasyarakatan dan media.
6. MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs
menargetkan untuk menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
7. SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means
of Implementation).
Latar Belakang SDGs
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals
(SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan
hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya
untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa
Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4)
Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak;
(7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan;
(11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan;
(15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang
Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
(http://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/)

Perbedaan MDGs dan SDGs

MDGs (2000-2015) SDGs (2016-2030)


50 persen 100 persen
Target dan sasarannya adalah separuh: Target dan sasarannya adalah semua,
mengurangi separuh kemiskinan. sepenuhnya dan tuntas 
Target yang terlalu minimal. Banyak
• Mengakhiri kemiskinan 
negara telah terlebih dahulu
mencapainya • 100 persen penduduk memiliki akta
kelahiran 
• memerlukan fokus, untuk merangkul
mereka yang terpinggir dan terjauh.

Dari negara maju, untuk negara Berlaku universal


berkembang
SDGs memandang semua negara
MDGs mengandaikan bahwa negara memiliki pekerjaan rumah. Tiap–tiap
miskin dan berkembang yang negara wajib mengatasinya. Tiap–tiap
mempunyai pekerjaan rumah. negara harus bekerja sama untuk
Sementara itu negara maju mendukung menemukan sumber pembiayaan dan
dengan penyediaan dana. perubahan kebijakan yang diperlukan.

Dari Atas (top down) Dari Bawah (bottom up) dan


partisipatif
Dokumen MDGs dirumuskan oleh para
elite PBB dan OECD, di New York, tanpa Dokumen SDGs dirumuskan oleh tim
melalui proses konsultasi atau pertemuan bersama, dengan pertemuan tatap
dan survei warga. muka lebih dari 100 negara dan survei
warga.

Solusi parsial atau tambal sulam Solusi yang menyeluruh


8 Tujuan MDGs sebagian besar hanya
Berisi 17 tujuan yang berupaya
mengatasi gejala–gejala kemiskinan saja
merombak struktur dan sistem 
Masalah ekologi dan lingkungan hidup
tidak diakui Ketimpangan tidak • Kesetaraan gender 
mendapatkan perhatian. Demikian halnya
• Tata pemerintahan 
dengan soal pajak dan pembiayaan
pembangunan • Perubahan model konsumsi dan
(http://pustakaborneo.org/esd- produksi 
sdgs/sdgs/perbedaan-mdgs-dan-sdgs.html)
• Perubahan sistem perpajakan 
• Diakuinya masalah ketimpangan 
• Diakuinya masalah perkotaan

Anda mungkin juga menyukai