Pemeriksaan Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
dokter bidan/paramedis dengan mengamati leher rahim yang telah diberiasam asetat/asam
cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata telanjang. Tujuannya untuk
melihat adanya sel yang mengalami dysplasia sebagai salah satu metode deteksi dini kanker
mulut rahim (Depkes, 2008).
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat. Pap
smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina.
Menjalani tes kanker atau prakanker dianjurkan bagi semua wanita berusia 30-45
tahun. Kanker rahim menempati angka tertinggi diantara kanker lain wanita, sehingga
tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra-kanker lebih mudah terdateksi, biasanya
10-20 tahun lebih awal Sejumlah faktor risiko berhubungan dengan perkembangan
kanker serviks sebagai berikut:
1. Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia <20 tahun)
6. Wanita perokok
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya
tinggi.
2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human
Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat siklus menstruasi, saat kehamilan dan
saat asuhan nifas atau paska keguguran. Tes IVA dapat dilakukan pada wanita yang
dicurigai atau diketahui menderita IMS atau HIV/AIDS. Bimbingan diberikan untuk tiap
hasil tes, termasuk ketika harus konseling dibutuhkan. Untuk masing-masing tes akan
diberikan beberapa instruksi baik yang sederhana untuk ibu (misalnya, kunjungan ulang
ibu untuk tes IVA setiap tahun secara berkala atau 3-5 tahun paling lama) atau isu-isu
khusus yang harus dibahas seperti kapan dan dimana pengobatan diberikan, risiko
potensial atau manfaat pengobatan dan kapan perlu merujuk untuk tes tambahan atau
pengobatan yang lebih lanjut
Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah
atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu
yang tepat untuk melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir
masa menstruasi. Untuk wanita yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan
pap smear kapan saja (Dianada, 2008).
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah
sebagai berikut:
3. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan.
4. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam
24 jam sebelumnya.
6. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan,
karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan IVA adalah peralatan yang biasa
tersedia di klinik atau di poli KIA seperti berikut:
b) Sumber cahaya yang memadai agar cukup menyinari vagina dan leher rahim
a) Kapas swab digunakan untuk menghilangkan mukosa dan cairan keputihan dari
serviks (leher rahim) dan untuk mengoleskan asam asetat ke leher rahim
c) Spatula kayu digunakan untuk mendorong dinding lateral dari vagina jika
menonjol melalui bilah spekulum.
1. Bila area bercak putih yang berada jauh dari zona tranformasi bukan merupakan
tanda dari IVA positif.
2. Area bercak putih halus atau puat tanpa batas jelas, bukan merupakan tanda IVA
positif.
3. Bercak bergaris seperti bercak putih bukan merupakan tanda IVA positif.
4. Bercak putih terbentuk garis yang terlihat pada batas garis endoservik biasanya
bukan tanda pada IVA positif.
5. Titik-titik yang berwama pucat yang diarea endoservik, merupakan elpitel yang
kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam asetat hal ini merupakan
keadaan yang normal.
1. Persiapan :
Sebelum melakukan tes IVA, diskusikan tindakan dengan ibu klien dengan cara
menjelaskan mengapa tes tersebut dianjurkan dan apa yang akan terjadi pada
saat pemeriksaan, diskusikan juga mengenai sifat temuan yang paling mungkin
dan tindak lanjut atau pengobatan yang mungkin diperlukan.
Bawa ibu ke ruang pemeriksaan, minta dia untuk BAK jika belum dilakukan, jika
tangannya kurang bersih, minta ibu membersihkan dan membilas daerah
kemaluan sampai bersih, minta ibu untuk melepas pakaian (termasuk pakaian
dalam) sehingga dapat dilakukan pemeriksaan panggul dan tes IVA
Bantu ibu untuk memposisikan dirinya diatas meja ginekologi. tutup badan ibu
dengan kain, nyalakan lampu senter dan arahkan ke vagina ibu.
Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih dan
kering atau dianginkan lakukan palpasi pada perut.
2. Tindakan :
Periksa kemaluan bagian luar, kemudian periksa mulut uretra apakah ada
keputihan, lakukan palpasi skenes and bartholins glands, katakan pada ibu
bahwa spekulum akan dimasukkan dan ibu mungkin merasakan beberapa
tekanan.
Bila servik dapat dilihat seluruhnya, kunci cocor spekulum dalam posisi terbuka
sehingga akan tetap ditempat saat melihat servik. dengan melakukan hal
tersebut provider paling tidak mempunyai satu tangan yang bebas
Jika menggunakan sarung tangan luar, rendam kedua tangan ke dalam larutan
klorin 0,5% kemudian lepas sarung tangan dengan sisi dalam berada di luar. Jika
ingin membuat sarung tangan buang sarung tangan ke dalam wadah tahan bocor
atau kantung olastik Jika sarung tangan bedah akan di gunakan kembali.
dekontaminasi dengan merendam kedalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit.
Pindahkan sumber cahaya agar serviks dapat terlihat dengan jelas.
Amati servisk dan periksa apakah ada infeksi (cervicitis) sepereti cairan putih
keruh (mucopus); ektopik (ectropion); tumor yang terlihat atau kista Nabothian,
nanah atau lesi "stawberry" (infeksi trichomonas).
Gunakan kapas lidi untuk membersihkan cairan yang keluar, darah atau mukosa
dari serviks. Buang kapas lidi kedalam wadah tahan bocor atau kantung plastik.
Basahkan kapas lidi ke dalam larutan asam asetat kemudian oleskan pada
serviks. Bila perlu, gunakan kapas lidi bersih untuk mengulang pengolesan asam
asetat sampai serviks benar-benar telah dioleska asam secara merata. Buang
kapas lidi yang telah dipakai.
Periksa SSK dengan teliti Lihat apakah serviks mudah berdarah Cari apakah ada
plak putih yang menebal atau reaksi acetowhite SSK harus benar-benar terlihat
untuk dapat menentukan apakah serviks normal atau abnormal".
Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap serviks dengan kapas lidi
bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris yang terjadi pada saat
pemeriksaan dan yang mengganggu pandangan. Buang kapas lidi yang telah
dipakai.
Bila pemeriksaan visual pada serviks telah selesai, gunakan kapas lidi yang baru
untuk menghilangkan asam asetat yang tersisa pada serviks dan vagina. Buang
kapas lidi yang telah dipakai
Lepaskan speculum secara halus. Jika hasil tes IVA negatif. letakkan speculum
kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi Jika hasil tes
IVA positif dan, setelah konseling, pasien menginginkan pengobatan segera,
letakkan speculum pada nampan atau wadah agar dapat digunakan pada saat
krioterapi.
Celupkan kedua sarung tangan yang masih dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%,
Lepas sarung tangan, buang kedalam wadah tahan bocor atau kantung plastik.
Jika telah melakukan pemeriksaan rektovaginal, sarung tangan harus dibuang.
Jika sarung tangan bedah akan dipakai ulang, rendam sarung tangan bedah
dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan
kain bersih dan kering atau dianginkan
Jika hasil tes IVA negatif, minta ibu untuk mundur dan bantu ibu untuk duduk.
Minta ibu agar berpakaian.
Catat hasil tes IVA dan teman-temuan lain seperti bukti adanya infeksi
(cervicitis); ekstropion, tumor yang tampak kasar, atau kista Nabothian, ulkus
atau "strawberry serviks". Jika terjadi perubahan acetowhite yang merupakan
ciri dari serviks yang berpenyakit. catatlah pemeriksaan serviks sebagai
abnormal. Gambarkan sebuah "peta" serviks dan area yang berpenyakit pada
formulir catatan
Diskusikan hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama si ibu. Jika hasil tes
IVA negatif, katakan kapan ibu harus kembali untuk melakukan tes IVA
berikutnya.
Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, katakan pada si ibu langkah
selanjutnya yang dianjurkan. Jika pengobatan dapat segera diberikan, diskusikan
kemungkinan tersebut bersamanya. Jika perlu rujukan untuk tes atau
pengobatan lebih lanjut, aturlah proses rujukan dan berikan formulir dan
petunjuk yang diperlukan oleh ibu sebelum meninggalkan klinik. Jika mungkin
membuat janji, ini adalah waktu yang tepat.
alat :
a) Air mengalir
b) Spatula Ayre
c) Sabun cair
e) Larutan antiseptik
f) Spekulum
g) Lap
h) Alkohol 95%
i) Larutan hipoklorit
o) Formulir pemeriksaan
Bahan Pemeriksaan :
Dalam membuat sediaan apusan pap, pengambilan bahan sediaan harus disesuaikan
dengan tujuan pemeriksaan yang diinginkan oleh dokter obstetri ginekologi.
a) Sekret vaginal, diambil dengan mengapus dinding lateral vagina sepertiga bagian
atas, kegunaan:
2. Mendiagnosis dan deteksi dini lesi prakanker (displasia) dan kanker serviks.
1. Mendiagnosis dan deteksi dini lesi prakanker (displasia) dan kanker serviks,
karena predeleksi kanker serviks paling sering dijumpai di daerah squamo-
columnar junction.
e) Sekret formiks posterior, diambil dengan cara aspirasi menggunakan pipet panjang
yang terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan sebuah pompa dari karet. Ini
adalah cara pengambilan bahan pemeriksaan/pengumpulan sel yang tertua dan
paling sederhana, yang mulanya diperkenalkan oleh Papanicolaou, dan saat ini
masih sering digunakan. Sekret ini dapat pula diambil dengan spatula Ayre. Sekret ini
dapat mengumpulkan sel dari seluruh bagian saluran genital, mulai dari vagina
bagian atas, ektoserviks, endoserviks, endometrium, tuba fallopii, dan bahkan dari
ovarium. Kelemahan dari sekret ini adalah macam macam sel dari berbagai tempat
dapat terkumpul disini, sehingga apabila ditemukan sel ganas, agak sulit
menentukan dari mana asal sel ganas tersebut. Kegunaan:
1. Saat ini masih sering digunakan untuk mendeteksi adanya kanker endometrium,
apabila dokter ahli ginekologi tidak mempunyai alat sapu endometrium untuk
mengambil sekret endometrial dari kavum uteri
2). Menyiampan Pasien
Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan
keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.
Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap
Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.
Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan
tentang kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan
penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak
tindakan pengambilan Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada
posisi litotomi.
Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa.
Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan
menuangkan kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan
dengan mengangin-anginkan.
Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.
Setelah masuk setengah panjang bilah. putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya
ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah
atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan
ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal terlalu tipis
Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray
yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang
mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering
kemudian diberi label.
Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa
pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan
klorin 0.5%. gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang
menempel pada sarung tangan.
Tanggal pengiriman
Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
Identitas pengirim
3. Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringan Kontrol ulang 3- 6
bulan lagi
E. Faktor Resiko
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut:
Lebih dari 90% kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung
DNA virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat
kaitannya dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubngan seksual.
Wanita yang beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga beresiko terinfeksi
virus ini sehingga mempunyai resiko terkena kanker serviks.
2. Prilaku Seksual
Berdasarkan penelitian, risiko kenker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila
berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah
umur 15 tahun. Risiko juga meningkat bila berhhubungan seks dengan laki-laki berisiko
tinggi (laki-laki yang berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki yang
mengidap penyakit "jengger ayam" (kondiloma akuminatum) di zakarya (penis).
3. Rokok Sigaret
Wanita merokok mempunyai risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan
degan wanita bukan terkandug nikotin dan zat lainnya yang terdapat didalam rokok.
Zat-zat tersebut dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan
DNA epitel serviks sehingga timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen
infeksi virus.
Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (banyak anak), adanya infeksi,
dan iritasi menahun.
1,5-2,5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009, Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahmi
dan Kanker Payudara. Direktorat Jendral PP dan PL.
Elizabeth Tara, MD, Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Kanker Pada Wanita,
Jakarta: Ladang Pustaka dan Inti Media. Emilia, dkk. Ed. 2010. Bebas Ancaman Kanker Serviks.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Rasjidi, 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press
Delia, Wijaya 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta: Sinar Kejora