Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PEMERIKSAAN CA SERVIKS

(IVA TEST DAN PAP SMEAR)

DISUSUN OLEH
NAMA : Bety Febriana
NIM : 04021382227099
KELAS REGULER B PSIK 2022

DOSEN PENGAMPU
SIGIT PURWANTO, S.KEP., NERS.,M.KES

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2023
IVA TEST

A. Pengertian IVA Test


IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan
visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, IVA test adalah suatu cara mendiagnosis
dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat. Tujuan dari tes
IVA adalah sebagai skrining awal untuk mendeteksi gejala-gejala kanker serviks serta
mencegah terjadinya komplikasi.
Pemeriksaan IVA adalah tes yang umumnya tidak menyakitkan dan hanya membutuhkan
waktu beberapa menit. Pemeriksaan yang cenderung singkat dan tanpa melalui pemeriksaan
laboratorium yang kompleks membuat IVA test relatif terjangkau ketimbang metode deteksi
dini kanker serviks lainnya, seperti pap smear.

B. Syarat-Syarat Pemeriksaan IVA


Agar hasilnya akurat, pemeriksaan IVA hanya boleh dilakukan oleh wanita yang memenuhi
syarat berikut:
- Sudah pernah melakukan hubungan intim
- Tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan
- Tidak sedang haid
Bila memenuhi ketiga syarat tersebut, Anda dapat menjalani pemeriksaan IVA secara berkala
sesuai anjuran dokter atau setidaknya setiap 3–5 tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk
mendeteksi kanker serviks secara dini, sebab kanker serviks stadium awal sering kali tidak
bergejala. Gejala umumnya baru muncul pada tahap lanjut.

C. Metode Pemeriksaan IVA


Untuk melakukan tes ini, Anda dapat mengunjungi rumah sakit, klinik, atau puskesmas.
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Anda akan diminta berbaring dengan posisi kaki terbuka (litotomi).
- Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam vagina.
Alat ini berfungsi menahan mulut vagina terbuka, sehingga leher dan mulut rahim
dapat terlihat.
- Kemudian dokter akan mencelupkan gumpalan kapas bertangkai mirip cotton bud ke
larutan asam asetat atau asam cuka kadar 3–5%.
- Gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat akan dioleskan perlahan ke
permukaan jaringan serviks.
- Dokter akan menunggu selama 1 menit untuk menilai reaksi yang muncul, biasanya
berupa perubahan warna pada area serviks yang telah dioleskan asam asetat.
Jaringan serviks yang sehat tidak akan mengalami perubahan warna setelah dioleskan asam
asetat. Namun, jika terdapat sel abnormal pada serviks, akan muncul bercak putih pada
permukaan leher rahim. Hal ini dapat menandakan adanya sel tumor atau sel kanker pada
serviks.

D. Cara Kerja IVA


Ada beberapa langkah yang harus dilakukan pada proses IVA, diantaranya adalah sebagai
berikut :
 Sebelum dilakukan pemeriksaan pada pasien, pasien akan mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur yang akan dijalankan pada proses IVA. Privasi dan kenyamanan
sangat penting dalam pemeriksaan ini.
 Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan
kaki melebar).
 Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan
yang cukup.
 Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina
pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
 Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, digunakan kapas steril basah untuk
menyerapnya.
 Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher
rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat
dilihat.
 Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif
terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat
penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah
warna menjadi putih.
 Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi bearti hasilnya
negative.

E. Hasil Test IVA


Hasil dari tes IVA adalah hasil yang bisa segera Anda ketahui setelah pemeriksaan selesai
Hal ini tentu sedikit berbeda dengan tes pap smear yang membutuhkan waktu beberapa lama
hingga Anda mengetahui apakah ada sel kanker maupun sel pra kanker di dalam serviks.
Sebagai gambaran, berikut penjelasan masing-masing hasil dari IVA test:
1. Tes IVA negatif
Hasil tes IVA yang menunjukkan hasil negatif adalah sebuah kabar baik. Artinya, tidak
ditemukan adanya pertumbuhan sel prakanker ataupun sel kanker di dalam serviks atau leher
rahim Anda. Hasil pemeriksaan ini berarti normal.
2. Tes IVA radang
Hasil tes IVA yang menunjukkan radang adalah pertanda adanya peradangan di leher rahim
atau serviks. Peradangan ini bisa termasuk temuan jinak, seperti adanya polip.
Dalam kondisi seperti ini, biasanya Anda akan diberi pengobatan tertentu terlebih dahulu,
sampai sekiranya polip telah hilang dan serviks kembali normal.
Setelah itu, tes IVA untuk kanker serviks baru bisa diulangi kembali untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat.
3. Tes IVA positif
Hasil tes IVA yang positif adalah pertanda adanya kelainan pada serviks. Hasil tes IVA bisa
dikatakan positif ketika ditemukan adanya warna putih (acetowhite) pada serviks setelah
dioleskan dengan cairan asam asetat atau asam cuka. Kondisi ini bisa menandakan adanya
pertumbuhan sel-sel prakanker.
4. Tes IVA kanker serviks
Hasil tes IVA ini menandakan kalau ada kelainan pada pertumbuhan sel di dalam serviks.
Hasil tes IVA ini bisa diakibatkan karena adanya pertumbuhan sel kanker pada serviks atau
leher rahim.
PAP SMEAR

A. Pengertian PAP Smear


Pap smear adalah prosedur untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks) pada wanita. Pap
smear juga dapat menemukan sel-sel abnormal (sel prakanker) di leher rahim yang dapat
berkembang menjadi kanker.
Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks. Setelah itu, sampel sel tadi
akan diteliti di laboratorium agar diketahui apakah di dalam sampel tersebut terdapat sel
prakanker atau sel kanker. Pap smear juga bisa digunakan untuk mendeteksi infeksi atau
peradangan pada serviks.

B. Tujuan dan Indikasi Pap Smear


Pap smear bertujuan untuk mendeteksi kanker leher rahim (kanker serviks) sejak dini.
Pemeriksaan ini dianjurkan dilakukan setiap 3 tahun sekali pada wanita usia 21 tahun ke atas.
Bagi wanita usia 30ꟷ65 tahun, pap smear bisa dilakukan tiap 5 tahun sekali, tetapi perlu
dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV.
Pap smear juga dianjurkan bagi wanita yang berisiko tinggi terserang kanker leher rahim
tanpa memandang usia. Wanita dengan risiko tinggi tersebut adalah mereka yang memiliki
faktor berikut:
1. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks
2. Mendapatkan hasil abnormal (lesi prakanker) pada pap smear sebelumnya
3. Menderita HIV
4. Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menjalani transplantasi organ,
kemoterapi, atau menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang
5. Menderita penyakit menular seksual, seperti herpes genital atau chlamydia
6. Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
7. Memiliki kebiasaan merokok
8. Terpapar atau menggunakan obat dietilstilbestrol (DES)
Pemeriksaan pap smear secara berkala dapat dihentikan pada wanita yang telah menjalani
operasi pengangkatan seluruh rahim dan serviks (histerektomi total), tetapi dengan catatan
bahwa prosedur tersebut tidak dilakukan karena adanya kanker atau lesi prakanker.
Jika histerektomi total dilakukan karena kanker atau prakanker, pap smear harus tetap
dijalani secara rutin.

C. Prosedur Pap Smear
Pap smear dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Prosesnya hanya
berlangsung sekitar 10–20 menit. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dokter
dalam pap smear:
1) Pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian bagian bawah. Setelah itu, dokter
akan meminta pasien berbaring di meja dengan posisi lutut menekuk dan paha
terbuka.
2) Dokter akan memasukkan spekulum (cocor bebek) ke dalam vagina. Alat ini
berfungsi untuk membuka dinding vagina sehingga bagian leher rahim dapat terlihat.
Pada proses ini, pasien mungkin akan merasa tidak nyaman.
3) Dokter akan mengambil sampel jaringan di leher rahim menggunakan spatula, sikat
halus khusus, atau keduanya. Setelah selesai, dokter akan menyimpan sampel tadi di
dalam wadah khusus dan memeriksanya di laboratorium.
Terkadang ketika melakukan prosedur ini, dokter akan menemukan benjolan kecil-kecil pada
leher rahim, yang bisa merupakan kista  nabothi. Kista ini bukanlah kondisi yang berbahaya
dan bukan kanker.

D. Setelah Pap Smear
Setelah prosedur selesai dilaksanakan, pasien dapat beristirahat selama beberapa menit
sebelum diperbolehkan untuk pulang. Pasien mungkin akan merasakan nyeri atau mengalami
sedikit perdarahan pascatindakan.
Jika pasien tidak mengalami gejala perburukan, pasien dapat langsung pulang setelah
prosedur pap smear selesai. Dokter akan membuat janji dengan pasien untuk mendiskusikan
hasil pap smear pada hari yang lain.
Jika dari hasil pemeriksaan pap smear tidak ditemukan sel abnormal atau hasil
pemeriksaannya negatif, pasien dapat dikatakan tidak menderita kanker serviks. Pasien yang
mendapatkan hasil negatif tidak perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut sampai jadwal pap
smear berikutnya.
Hasil pap smear dikatakan positif jika pasien memiliki sel-sel abnormal, baik kanker maupun
lesi prakanker. Beberapa jenis sel serviks abnormal tersebut adalah:
A. Sel skuamosa atipikal
Sel skuamosa atipikal adalah sel abnormal yang tumbuh di jaringan yang melapisi
dinding luar leher rahim. Kondisi ini bisa menandakan infeksi HPV, infeksi jamur,
atau tumor jinak, seperti kista atau polip.
B. Lesi skuamosa intrarepitel
Lesi skuamosa intrarepitel adalah sel-sel epitel abnormal yang cepat atau lambat dapat
berubah menjadi sel kanker, tergantung pada derajat yang ditunjukkan.
C. Sel glandular atipikal
Sel glandular atipikal adalah sel abnormal yang menghasilkan lendir. Sel ini tumbuh
di pembukaan serviks dan di dalam rahim. Namun, sel ini belum bisa dipastikan
apakah akan berubah menjadi kanker atau bukan.
D. Kanker sel skuamosa dan adenokarsinoma
Jika pada hasil pemeriksaan pap smear ditemukan sel-sel abnormal ini, maka besar
kemungkinan pasien menderita kanker.
Pasien yang memperoleh hasil pap smear positif akan disarankan untuk menjalani
pemeriksaan lanjutan dengan kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan jaringan leher
rahim, vagina, dan vulva dengan menggunakan kaca pembesar khusus (kolposkop).

E. Komplikasi Pap Smear
Pap smear adalah metode yang aman bagi wanita untuk mendeteksi kanker serviks. Pasien
mungkin hanya merasa sedikit tidak nyaman saat prosedur dilakukan, tetapi hal tersebut
merupakan sesuatu yang normal.
Pada kasus yang jarang terjadi, pasien dapat mengalami perdarahan ringan atau infeksi.
Apabila komplikasi tersebut terjadi, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
tepat.

Anda mungkin juga menyukai