Anda di halaman 1dari 3

IVA (INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT)

Pengertian

IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan salah satu cara melakukan tes kanker serviks.
Kelebihan dari tes ini adalah kesederhanaan teknik dan kemampuan untuk memberikan hasil yang
segera kepada ibu. (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Cara ini sederhana oleh karena bisa dilihat langsung
dengan mata telanjang dengan menggunakan speculum atau pemeriksaan inspekulo yaitu pada
daerah yang ada perubahan sel bereaksi dengan asam asetat .

Cara ini relatif murah, mudah dan dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis Puskesmas. Prinsip
kerja pemeriksaan adalah dengan cara mengolesi mulut rahim dengan asam asetat. Kondisi
keasaman lendir di permukaan mulut rahim yang telah terinfeksi oleh sel prakanker akan berubah
warna menjadi putih. Melalui bantuan cahaya, petugas medis akan dapat melihat bercak putih pada
mulut rahim. Keberadaan bercak putih ini menunjukkan adanya sel abnormal. Jika hasilnya positif,
maka pemeriksaan akan dilanjutkan dengan biopsy (pengambilan sampel jaringan serviks) ke
laboratorium dengan menggunakan teknik pap smear atau gynescopy oleh dokter ahli kandungan.

Keunggulan dari Test Pap Smear

Keunggulan dengan tes pap smear adalah pap smear harus menunggu waktu mendapatkan hasilnya
sedangkan IVA tidak perlu menunggul lama, karena hasilnya akan segera diketahui.

Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari Pap Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di
serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker. Dengan deteksi dini secara
teratur, kanker serviks dapat diketahui lebih awal dan ditangani lebih cepat.

Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya:

a. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.

b. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah

c. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi

d. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan
di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih

e. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.

f. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Syarat Mengikuti IVA Test


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b. Tidak sedang datang bulan/haid

c. Tidak sedang hamil

d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Cara Penggunaan

a. IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada permukaan mulut rahim.
Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelium.

b. Hasil dari pemeriksaan ini adalah bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif. Maka
jika hal itu terjadi maka dapat dilakukan biposy.

c. Untuk mengetahui hasilnya langsung pada saat pemeriksaan.

d. Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di Puskesmas atau di
tempat praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis. (Sukaca, 2009 : 100)

Langkah-Langkah Melakukan Tes IVA

1. Penilaian Klien

a. Menyambut pasien dengan hormat dan penuh keramahan

b. Menjelaskan mengapa tes IVA direkomendasi dan menjelaskan prosedurnya

c. Memberitahukan pasien kemungkinan temuan dan apa follow up atau terapi yang dibutuhkan.

2. Persiapan

a. Cek apakah alat dan instrumen sudah tersedia

b. Memastikan bahwa lampu tersedia dan siap digunakan

c. Cek apakah pasien telah mengosongkan kandung kencing dan mencuci atau membilas daerah
genitalnya

d. Mintakan pasien untuk menanggalkan pakaiannya sampai ke pinggang

e. Membantu pasien naik ke meja pemeriksaan dan menutupinya.

f. Cuci tangan dengan sabun dan air dan keringkan dengan udara atau kain bersih. Lalu palpasi
perut.

g. Pakai sepasang sarung tangan bedah yang telah disterilkan dengan desinfektan tingkat tinggi.
Jika tersedia pakai sarung tangna kedua pada satu tangan.
h. Atur instrumen dan alat-alat di atas baki yang telah disterilkan, jika belum dilakukan.

3. Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat

a. Periksa alat kelamin luar dan cek discharge pada urethra

b. Raba kelenjar skena dan kelenjar bartholini

c. Masukkan spekulum sehingga seluruh serviks dapat terlihat

d. Letakkan spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap pada posisi dimana serviks
tetap kelihatan. Jika memakai sarung tangan sebelah luar, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
dan pindahkan sarung tangan dengan cara memutarnya dari dalam keluar

i. Jika membuang sarung tangan, letakkan di dalam satu tas plastik atau
container yang tahan bocor.

ii. Jika menggunakan kembali sarung tangan, rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi

e. Gerakkan sumber cahaya sehingga dapat melihat serviks dengan jelas

f. Pariksa serviks apakah ada radang serviks, ekstropion, tumor, kista nabothi atau ulkus.

g. Pakai kapas lidi bersih untuk mengambil cairan, darah atau mukus dari serviks. Buang kapas lidi
ke dalam kantong plastik atau kotak yang tahan bocor.

h. Identifikasi mulut serviks, squamocolumnar junction (SCJ) dan daerah transformasi.

i. Celupkan kapas lidi dalam larutan asam asetat dan oleskan pada serviks.

j. Tunggu 1 menit agar asam asetat diserap dan perubahan aceto white kelihatan.

k. Periksa SCJ dengan hati-hati, cek apakah serviks mudah berdarah dan cari aceto white
epithelium.

l. Jika perlu, oleskan lagi kapas lidi pada serviks untuk membersihkan mucus, darah, debris.

m. Jika pemeriksaan visual telah selesai, pakai kapas lidi baru untuk membersihkan sisa-sisa asam
asetat pada serviks dan vagina.

n. Lepaskan spekulum. Jika tes IVA negatif, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit untuk dekontaminasi. Jika tes IVA positif, masukkan spekulum ke dalam kotak desinfektan
tingkat tinggi.

o. Lakukan pemeriksaan bimanual dan rektovaginal (jika ada indikasi).

Anda mungkin juga menyukai