Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PEMBENTUKAN PMB SRI REJEKI

DI DUSUN GONDANG CAMPUREJO


KECAMATAN TRETEP
TEMANGGUNG

Sri Rejeki
1910104325
F3

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

TERAPAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘ AISYIYAH

YOGYAKARTA

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kematian ibu (AKI) yang relatif masih tinggi dan permasalahan tersebut
masih sulit untuk diatasi.Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh
keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Sejak
konsepsi hingga lansia, bidan sangat berkontribusi dalam pembentukan
generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Penurunan angka kematian
ibu, bayi dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan pelayanan paripurna, serta dapat mempromosikan dan
menyediakan pelayanan yang berkualitas.
Selain berkontribusi penting pada ibu dan anak, bidan dituntut
umtuk dapat mengatasi permasalahan remaja dalam pemahaman kesehatan
reproduksi, pasangan usia subur, serta lansia dalam menghadapi perjalanan
akhir hidupnya. Oleh sebab itu, kami merancang PMB (Praktik Mandiri
Bidan) sebagai penyedia layanan kesehatan yang tidak hanya
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak tetapi dapat merangkul
masyarakat untuk membangun masyarakat yang peduli dengan kesehatan
dan dapat berprilaku hidup sehat.
Bidan Praktik Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan
kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktik bidan adalah serangkaian
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,
keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki Surat
Izin Praktik Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktik pada sarana
kesehatan atau program (Farelya dan Nurrobikha, 2015).
BPM yang akan kami dirikan mempunyai pelayanan yang
berdasarkan kepada “ HATI YANG TULUS MELAYANI DAN
TANGAN YANG CAKAP SAAT MELAKUKAN TINDAKAN ”.
Sehingga upaya menurunkan AKI & AKB berhasil dan masyarakat puas
dengan pelayanan di BPM kami tanpa menyinggung adat dan budaya
setempat.

B. VISI, MISI, DAN TUJUAN RENCANA USAHA


1. VISI
“ Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bekerja dengan hati yang
tulus, tangan yang cakap melakukan tindakan, aman, terpercaya, dan
terjangkau yang berdasarkan pada nilai- nilai kepedulian dan
kesigapan dalam melayani seluruh golongan dan lapisan masyarakat,
juga menghormati adat dan budaya setempat ”.
2. MISI
a. Menciptakan pelayanan yang bekerja dengan segenap hati
sehingga pasien, keluarga pasien, serta pengunjung bisa merasakan
pelayanan yang tulus.
b. Membangun pelayanan yang profesional, aman dan terjangkau
dalam pencapaian tenaga kesehatan yang ahli dan cakap dalam
melaksanakan tindakan.
c. Membangun hubungan saling percaya diantara seluruh elemen
yang terkait antara mitra medis pelayanan kesehatan dengan pasien
dan keluarganya yang mendukung pola pelayanan kesehatan yang
optimal.
d. Membangun citra pelayanan PMB di masyarakat luas sehingga
PMB mendapatkan simpati dan rasa percaya masyarakat untuk
mendapatkan penanganan medis diklinik.
e. Menyediakan fasilitas pelayanan yang dapat menyerap aspirasi
masyarakat baik dari segi biaya, letak geografis serta adat dan
budaya sehingga dapat menjangkau seluruh golongan dan lapisan
masyarakat.
f. Memegang teguh sikap pelayanan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kepedulian dan kesigapan dalam melayani masyarakat.

C. TUJUAN RENCANA USAHA


1. Tujuan Umum
Mewujudkan PMB yang mudah dijangkau dengan pelayanan yang
profesional dan seefisien mungkin serta untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Membantu program pemerintah dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
b. Terwujudnya PMB yang mudah dijangkau dengan fasilitas
kesehatan yang lengkap.
c. Terwujudnya pelayananan profesional sesuai standar Bidan.
d. Mampu memberikan pelayanan yang ramah, sopan – santun, lemah
– lembut serta tepat waktu, tepat sasaran, tepat kebutuhan klien,
dan tepat biaya.
e. Terwujudnya PMB “SRI REJEKI” sebagai layanan kesehatan yang
mendapat kepercayaan dari masyarakat serta bermanfaat bagi
masyarakat semua.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PEMBAHASAN
1. Pengertian BPM
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk
pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan
adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan
atau program. (Imamah, 2012)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan
khusus untuk menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan
praktek, peralatan, obat – obatan. Namun pada kenyataannya BPM
sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan
praktek serta kebutuhan kliennya.Di samping peralatan yang
kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang
ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat
berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri
tersebut kurang memuaskan.
Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia
layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.Supaya masyarakat pengguna jasa
layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu, perlu
adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas persiapan
sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek seperti perizinan,
tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi
semuanya harus sesuai dengan standar.
2. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
Persyaratan mendirikan Bidan Praktik Mandiri (BPM) (Sursilah,
2010)
a. Menjadi anggota IBI
b. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta
Perorangan
c. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktet
d. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
e. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
f. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan
secara perorangan dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan
persalinan dan perawatan.
g. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang
tertulis.
Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan
yang berlaku.
Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin
praktek bidannya atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau
tempat yang mudah dilihat.
Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain,
yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan .
Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling
tukar informasi dengan sesama bidan .
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan
pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.
Selain itu harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :
1. Papan nama
Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk
pelayan medik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu,
yang dapat diambil dari nama yang berjasa dibidang kesehatan,
atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan
fungsinya.
a. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
b. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
c. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas
mudah terbaca oleh masyarakat.
2. Tata ruang
a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang
priksa, ruang adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan,
ruang tunggu, dan kamar mandi/WC masing-masing 1
buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan
penerangan/pencahayaan.
3. Lokasi
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh
pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur
dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan,
tempat hiburan dan sejenisnya.
b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan
juga agar sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya
adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
4. Hak dan Guna Pakai
a. Mempunyai surat kepemilikan (Surat hak milik / surat hak
guna pakai)
b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan)
minimal 2 tahun.
3. Planning Pembukaan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Sebelum memulai suatu perencanaan, sebaiknya kita membuat
planning terlebih dahulu itu sangatlah penting bagi seorang bidan
sebelum mendirikan sebuah klinik mandiri atau yang biasa dikenal
dengan nama BPM . karena dengan adanya suatu perencanaan
yang fokus maka akan sangat membantu kita dalam merealisasikan
langkah-langkah yang nantinya akan kita jumpai sehingga BPM
yang kita dirikan nantinya dapat diterima oleh masyarakat sekitar
dan pastinya akan menguntungkan bagi semua pihak baik bagi
bidan, klien/pasien bahkan lingkungan masyarakat sekitar kita.
Apabila nanti saya sudah menjadi seorang bidan yang professional
maka sebelum saya mendirikan sebuah BPM disekitar lingkungan
masyarakat saya, maka sebaiknya saya juga harus memperhatikan
berbagai aspek-aspek yang ada disana mulai dari keadaan
lingkungan yang akan saya tempati, kondisi masyarakat yang ada
disana, dan aspek keterjangkauan dimana harapan saya klinik itu
nantinya bisa menjangkau semua keluhan yang dihadapi oleh
pasien dan bisa dengan mudah dijangkau oleh masyarakat yang
lainnya juga sehingga masyarakat tersebut dapat merasa puas
dengan pelayanan kebidanan yang akan saya berikan nantinya
kepada mereka dan bisa merasakan kenyamanan dengan fasilitas
dari klinik yang saya dirikan tersebut.
Dan selanjutnya Analisis yang akan saya gunakan ini untuk
membuat perencanaan tersebut lebih mudah sebelum merumuskan
perencanaan itu yaitu dengan memakai analisis “SWOT” yang
terdiri dari beberapa aspek yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. ANALISIS SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
1) SDM
a) Lulusan S1 Kebidanan
b) Memiliki sertifikat pelatihan (APN, Pemasangan KB
implant, IUD, teknik Imunisasi, USG, penanganan
kegawat daruratan pada bayi asfiksia)
c) Memiliki SIKB dan SIPB
d) Memiliki pengalaman kerja 2 tahun di RSUD
e) Menguasai bahasa daerah setempat
f) Tidak mudah menyerah
2) Keuangan dan Pendanaan
a) Mendapat sponsor dari perusahaan
b) Mendapat sponsor dari Keluarga
c) Mendapat sponsor dari tabungan sendiri
3) Sarana dan Prasarana
a) Sudah mempunyai lahan dan bangunan untuk
membangun PMB
b) Peralatan sudah ada (dicicil saat bekerja)
c) Peralatan berkualitas tinggi
d) Mempunyai ruangan untuk senam hamil dan senam nifas
e) Mempunyai ruangan khusus untuk pelatihan memasak
f) Memiliki Ruangan mommy and baby shop
g) Memiliki Ruang Tunggu
h) Memiliki Ruang pemeriksaan
i) Memiliki 2 Ruang persalinan
j) Memiliki 2 Ruang rawat inap dan Kamar mandi di
dalam
k) Memiliki Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi
4) Lokasi
a) Strategis karena berada di pinggir jalan raya
b) Strategis karena satu-satunya pelayanan kesehatan yang
ada
c) Lokasi mudah dicapai dan mudah ditemukan
5) Kemitraan
a) Bekerjasama dengan puskesmas setempat
b) Bekerjasama dengan tokoh masyarakat setempat
c) Bekerjasama dengan ahli gizi di Puskesmas
d) Bekerjasama dengan RSUD
2. Weakness
a. Peralatan belum memadai untuk mengatasi kegawatdaruratan
b. Jangkauan ke Rumah Sakit terlalu jauh, sehingga apabila terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan sangat sulit merujuknya
3. Opurtunitty
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah di setujui pemerintah
b. Jauh dengan lokasi bentuk pelayanan yang sejenisnya
c. Masih sangat minim tenaga kesehatan
d. Memiliki relasi yang banyak dan dapat dipercaya dalam upaya
pendirian PMB.
e. Masyarakat yang cenderung tertarik terhadap suatu hal yang
baru dan berbeda dari yang lainnya.
4. Treath
a. Masyarakat yang belum sepenuhnya percaya terhadap tenaga
kesehatan
b. Masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti pentingnya
kesehatan
B. INOVASI / UNGGULAN LAYANAN
1. Jasa antar jemput pasien
2. Kunjungan rumah atas permintaan pasien
3. Konsultasi melalui jejaring sosial (TLP/WA/IG.)
4. Kelas senam ibu hamil dan nifas
5. Kelas memasak makanan bergizi bagi ibu untuk balita
C. JENIS LAYANAN DAN HARGA – HARGA
1. Jenis Produk dan Harga
a. ANC
1) Periksa dan konsultasi : Rp 30.000,00
2) Suntik TT : Rp 30.000,00
3) Cek hemoglobin (Hb) : Rp 25.000,00
4) Senam hamil : Rp 20.000,00
b. INC
1) Pelayanan persalinan : Rp 800.000,00
c. PNC
1) Perawatan nifas : Rp 10.000,00
2) Pemeriksaan nifas : Rp 20.000,00
3) Senam nifas : Rp 25.000,00
4) Kunjungan rumah : Gratis
d. KB
1) Suntik 1 bulan/3 bulan : Rp 30.000,00
2) Pil : Rp 15.000,00
3) IUD
 Pasang : Rp. 400.000,00
 Control : Gratis
 Lepas : Rp 150.000,00
4) Implant
 Pasang : Rp 400.000,00
 Control : Gratis
 Lepas : Rp 150.000,00
5) Bayi dan balita
a) Imunisasi
 BCG : Rp 30.000,00
 Polio : Rp 20.000,00
 DPT : Rp 20.000,00
 Campak : Rp 30.000,00
 Tumbang : Rp 15.000,00
D. TEMPAT ATAU LOKASI USAHA
Dusun gondang RT 6 RW 3, Kecamatan Tretep, Kabupaten
Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Indonesia.
E. STRATEGI PEMASARAN PRODUK
1. Produk yang dipasarkan adalah berupa jasa pelayanan dibidang
kebidanan yang meliputi pelayanan pemeriksaan hamil, bersalin,
nifas (setelah melahirkan), bayi, balita dan keluarga berencana
(KB). Strategi pemasaran yang dilakukan dapat melalui mulut ke
mulut.
2. Sementara untuk memperkenalkan program unggulan senam hamil
ditempuh melalui promosi kesehatan dengan memperkenalkan
senam hamil pada ibu yang melalukan pemeriksaan antenatal
tentang manfaat dan keuntungan melakukan senam hamil.
3. Strategi yang ditempuh untuk dapat menarik perhatian klien adalah
dengan menjadi bidan yang professional, efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan, ramah, cepat tanggap terhadap keadaan
klien, tidak membeda – bedakan pasien,
4. Meningkatkan keterampilan agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi serta menjalin kerja sama dengan
rumah sakit atau klinik untuk mempercepat penanganan bila terjadi
kegawatdaruratan.
5. Biaya pelayanan yang terjangkau juga merupakan salah satu
strategi pemasaran. Dengan fasilitas pelayanan yang memadai dan
keramahtamahan petugas dalam memberikan pelayanan kepada
pasien, maka akan membuat pasien merasa nyaman dan puas
dengan pelayanan yang diberikan. Disini juga disediakan kotak
saran tertulis jika pasien ingin menyampaikan keluhan terkait
pelayanan.
F. KELAYAKAN USAHA
1. Aspek teknis
a) Tenaga kerja : Bidan yang memiliki SIPB, SIKB
b) Fasilitas : Sesuai dengan Permenkes 1464 dan berkualitas
2. Aspek pasar
a) Tidak adanya tenaga dan fasilitas kesehatan terekat yang
memungkinkan masyarakat melakukan pengobatan
b) Banyaknya pasangan Usia Subur yang memerlukan
bimbingan tenaga kesehatan
c) Banyaknya ibu hamil , bersalin, nifas, BBL, dan Balita di
daerah tersebut.
d) Masyarakat yang masih sangat membutuhkan pelayanan
kesehatan.
3. Aspek keuangan
a) Pendanaan yang diterima dari sponsor memenuhi prasyarat
4. Aspek hukum
a) Mempunyai SIPB dan SIKB
b) Mempunyai surat izin usaha
c) Mendaftar di NPWP
d) Mempunyai ijin domisili
e) Mepunyai surat tanah dan perizinan pembangunan PMB
f) Mempunyai surat kepemilikan usaha
g) Mempunyai ijasah Bidan
G. JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG DIBUTUHKAN
Jenis Jumlah
Bidan pemilik 1
Bidan jaga 2
Asisten rumah tangga 1
Sopir 1

H. BARANG DAN ALAT YANG DIBUTUHKAN

NO. JENIS ALAT JUMLAH


A. PERALATAN TIDAK STERIL
1 Tensimeter 2
2 Stetoskop binoculer 2
3 Stetoskop monoculer 2
4 Timbangan dewasa 1
5 Timbangan bayi 1
6 Pengukur panjang bayi 1
7 Termometer 2
8 Oksigen dengan regulator 1
9 Ambu bag dan masker resusitasi (ibu + bayi) 1/1
10 Pengisap lendir 2
11 Lampu/sorot 2
12 Penghitung nadi (jam dengan jarum detik) 1
13 Sterilisator 1
14 Bak instrumen dengan tutup 4
15 Palu refleks 1
16 Alat pemeriksa Hb (Sahli) 2
17 Set pemeriksaan urine (protein + reduksi) 2
18 Pita pengukur 1
19 Sarung tangan karet untuk mencuci alat 4
20 Apron 2
21 Masker 2 kotak
22 Pengaman mata 2
23 Sarung tangan kaki plastik 2
24 Semprit disposable 1 kotak
25 Tempat kotoran/sampah 4
26 Tempat kain kotor 4
27 Tempat plasenta 10
28 Pot 10
29 Piala ginjal/bengok besar dan kecil 4/4
30 Sikat sabun dan tempatnya 2
31 Kertas lakmus 2 set
32 Semprit gliserin 2
33 Gunting verband 2
34 Gelas ukur 500 ml 2
35 Spatula lidah logam 2
36 Perlengkapan bayi 1 lusin
37 Perlengkapan ibu 1 lusin

B. PERALATAN STERIL (DTT)


1 Klem pean 4
2 ½ kocher 4
3 korentang 4
4 Gunting tali pusat 4
5 Gunting benang 4
6 Gunting episiotomi 4
7 Kateter karet/metal 4/4
8 Pinset anatomi pendek dan panjang 4/4
9 Tenakulum/kocher tang 2/2
10 Pinset bedah 4
11 Spekulum Cocor bebek dan sims 2/2
12 Mangkok metal kecil 2
13 Pengikat tali pusat 10
14 Pengisap lendir 2
15 Tampon tang 4
16 Tampon vagiana 10
17 Pemegang jarum 6
18 Jarum kulit dan otot 6
19 Sarung tangan 6
20 Benang sutera dan catgut 6
21 Doek steril 6

C. BAHAN HABIS PAKAI


1 Kapas
2 Kain kasa
3 Plester
4 Handuk
5 Pembalut wanita

D. PERALATAN PENCEGAHAN INFEKSI


1 Wadah anti tembus untuk pembuangan tabung 2
suntik dan jarum
2 Tempat untuk sampah terkontaminasi basah dan 4
kering dalam tempat terpisah
3 Ember untuk menyiapkan larutan klorin 2
4 Ember plastik tertutup untuk dekontaminasi 3
peralatan
5 Ember plastik dan sikat untuk untuk 4
membersihkan dan mencuci peralatan
6 DTT set untuk merebus dan atau mengukus 2
7 Tempat pemyimpanan peralatan bersih yang 2
tertutup rapat
E. FORMULIR YANG DISEDIAKAN
1 Formulir inform consent
2 Formulir ANC
3 Formulir partograf
4 Formulir persalinan/nifas dan KB
5 Buku register : ibu, bayi, anak, KB
6 Formulir laporan
7 Formulir rujukan
8 Formulir surat kelahiran
9 Formulir surat kematian
10 Formulir surat keterangan cuti bersalin
11 Formulir permintaan darah
Buku KIA
F.
Obat-obatan
Pelayanan KB 1 dus
Pil KB 1/1dus
KB suntik 1 bulan dan 3 bulan 10
KB implant 10
KB IUD
Pelayanan Imunisasi 1
HB0/Pack 1
DPT/Hb/Pack 1
Campak/pack 1
Polio/pack
Obat anti perdarahan 1 dus
Oxytocin 1 dus
Metil ergometrin
Analgesik 1 dus
Paracetamol 1 dus
Amoxicilin 1 dus
Asam Mefenamat 1 dus
Spuit 3 cc/pack 1 dus
Spuit 5cc/pack 1 dus
Spuit 10 cc/pack 10
Alcohol besar 10
Betadine
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di


bidang kesehatan dasar. Dalam membuat rencana usaha bidan praktek
mandiri, pemilihan lokasi usaha adalah hal utama yang perlu
dipertimbangkan. lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan
sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih lokasi, sebagai salah satu faktor
mendasar, yang sangat berpengaruh kemudahannya mencapai konsumen.
Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga
kenyamanan anda sebagai pemilik usaha. Pada penghasilan dan biaya,
baik biaya tetap maupun biaya variabel. lokasi usaha juga akan
berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau
sifat produknya, dan peralatan dan obat-obatan Peralatan tidak steril,
peralatan steril,bahan habis pakai,formulir yang disediakan, obat-obatan,
Papan Nama, Kerjasama dengan Dokter Spesialis, Jenis pelayanan
Konsultasi kehamilan dan Tarif.

2. Saran

Inilah makalah Enter Prunership yang kami buat tentang bidan praktek
mandiri,semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penulis.apabila ada kritik dan
saran,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Farelya, Gita dan Nurrobikha. 2015. Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan.


Edisi 1. Cetakan 1. Yogyakarta : Depublish

Imamah (2012). Perencanaan Bidan Praktek Mandiri BPM. Retrieved


from:http://imamah03.blogdetik.com

Sursilah, Ilah. 2010. Standarisasi Lahan Praktik Bidan Swasta. Yogyakarta:


DeePublish

Anda mungkin juga menyukai