Sri Rejeki
1910104325
F3
UNIVERSITAS ‘ AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kematian ibu (AKI) yang relatif masih tinggi dan permasalahan tersebut
masih sulit untuk diatasi.Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh
keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Sejak
konsepsi hingga lansia, bidan sangat berkontribusi dalam pembentukan
generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Penurunan angka kematian
ibu, bayi dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan pelayanan paripurna, serta dapat mempromosikan dan
menyediakan pelayanan yang berkualitas.
Selain berkontribusi penting pada ibu dan anak, bidan dituntut
umtuk dapat mengatasi permasalahan remaja dalam pemahaman kesehatan
reproduksi, pasangan usia subur, serta lansia dalam menghadapi perjalanan
akhir hidupnya. Oleh sebab itu, kami merancang PMB (Praktik Mandiri
Bidan) sebagai penyedia layanan kesehatan yang tidak hanya
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak tetapi dapat merangkul
masyarakat untuk membangun masyarakat yang peduli dengan kesehatan
dan dapat berprilaku hidup sehat.
Bidan Praktik Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan
kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktik bidan adalah serangkaian
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,
keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki Surat
Izin Praktik Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktik pada sarana
kesehatan atau program (Farelya dan Nurrobikha, 2015).
BPM yang akan kami dirikan mempunyai pelayanan yang
berdasarkan kepada “ HATI YANG TULUS MELAYANI DAN
TANGAN YANG CAKAP SAAT MELAKUKAN TINDAKAN ”.
Sehingga upaya menurunkan AKI & AKB berhasil dan masyarakat puas
dengan pelayanan di BPM kami tanpa menyinggung adat dan budaya
setempat.
A. PEMBAHASAN
1. Pengertian BPM
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk
pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan
adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan
atau program. (Imamah, 2012)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan
khusus untuk menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan
praktek, peralatan, obat – obatan. Namun pada kenyataannya BPM
sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan
praktek serta kebutuhan kliennya.Di samping peralatan yang
kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang
ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat
berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri
tersebut kurang memuaskan.
Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia
layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.Supaya masyarakat pengguna jasa
layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu, perlu
adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas persiapan
sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek seperti perizinan,
tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi
semuanya harus sesuai dengan standar.
2. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
Persyaratan mendirikan Bidan Praktik Mandiri (BPM) (Sursilah,
2010)
a. Menjadi anggota IBI
b. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta
Perorangan
c. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktet
d. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
e. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
f. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan
secara perorangan dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan
persalinan dan perawatan.
g. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang
tertulis.
Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan
yang berlaku.
Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin
praktek bidannya atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau
tempat yang mudah dilihat.
Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain,
yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan .
Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling
tukar informasi dengan sesama bidan .
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan
pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.
Selain itu harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :
1. Papan nama
Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk
pelayan medik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu,
yang dapat diambil dari nama yang berjasa dibidang kesehatan,
atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan
fungsinya.
a. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
b. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
c. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas
mudah terbaca oleh masyarakat.
2. Tata ruang
a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang
priksa, ruang adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan,
ruang tunggu, dan kamar mandi/WC masing-masing 1
buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan
penerangan/pencahayaan.
3. Lokasi
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh
pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur
dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan,
tempat hiburan dan sejenisnya.
b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan
juga agar sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya
adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
4. Hak dan Guna Pakai
a. Mempunyai surat kepemilikan (Surat hak milik / surat hak
guna pakai)
b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan)
minimal 2 tahun.
3. Planning Pembukaan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Sebelum memulai suatu perencanaan, sebaiknya kita membuat
planning terlebih dahulu itu sangatlah penting bagi seorang bidan
sebelum mendirikan sebuah klinik mandiri atau yang biasa dikenal
dengan nama BPM . karena dengan adanya suatu perencanaan
yang fokus maka akan sangat membantu kita dalam merealisasikan
langkah-langkah yang nantinya akan kita jumpai sehingga BPM
yang kita dirikan nantinya dapat diterima oleh masyarakat sekitar
dan pastinya akan menguntungkan bagi semua pihak baik bagi
bidan, klien/pasien bahkan lingkungan masyarakat sekitar kita.
Apabila nanti saya sudah menjadi seorang bidan yang professional
maka sebelum saya mendirikan sebuah BPM disekitar lingkungan
masyarakat saya, maka sebaiknya saya juga harus memperhatikan
berbagai aspek-aspek yang ada disana mulai dari keadaan
lingkungan yang akan saya tempati, kondisi masyarakat yang ada
disana, dan aspek keterjangkauan dimana harapan saya klinik itu
nantinya bisa menjangkau semua keluhan yang dihadapi oleh
pasien dan bisa dengan mudah dijangkau oleh masyarakat yang
lainnya juga sehingga masyarakat tersebut dapat merasa puas
dengan pelayanan kebidanan yang akan saya berikan nantinya
kepada mereka dan bisa merasakan kenyamanan dengan fasilitas
dari klinik yang saya dirikan tersebut.
Dan selanjutnya Analisis yang akan saya gunakan ini untuk
membuat perencanaan tersebut lebih mudah sebelum merumuskan
perencanaan itu yaitu dengan memakai analisis “SWOT” yang
terdiri dari beberapa aspek yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. ANALISIS SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
1) SDM
a) Lulusan S1 Kebidanan
b) Memiliki sertifikat pelatihan (APN, Pemasangan KB
implant, IUD, teknik Imunisasi, USG, penanganan
kegawat daruratan pada bayi asfiksia)
c) Memiliki SIKB dan SIPB
d) Memiliki pengalaman kerja 2 tahun di RSUD
e) Menguasai bahasa daerah setempat
f) Tidak mudah menyerah
2) Keuangan dan Pendanaan
a) Mendapat sponsor dari perusahaan
b) Mendapat sponsor dari Keluarga
c) Mendapat sponsor dari tabungan sendiri
3) Sarana dan Prasarana
a) Sudah mempunyai lahan dan bangunan untuk
membangun PMB
b) Peralatan sudah ada (dicicil saat bekerja)
c) Peralatan berkualitas tinggi
d) Mempunyai ruangan untuk senam hamil dan senam nifas
e) Mempunyai ruangan khusus untuk pelatihan memasak
f) Memiliki Ruangan mommy and baby shop
g) Memiliki Ruang Tunggu
h) Memiliki Ruang pemeriksaan
i) Memiliki 2 Ruang persalinan
j) Memiliki 2 Ruang rawat inap dan Kamar mandi di
dalam
k) Memiliki Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi
4) Lokasi
a) Strategis karena berada di pinggir jalan raya
b) Strategis karena satu-satunya pelayanan kesehatan yang
ada
c) Lokasi mudah dicapai dan mudah ditemukan
5) Kemitraan
a) Bekerjasama dengan puskesmas setempat
b) Bekerjasama dengan tokoh masyarakat setempat
c) Bekerjasama dengan ahli gizi di Puskesmas
d) Bekerjasama dengan RSUD
2. Weakness
a. Peralatan belum memadai untuk mengatasi kegawatdaruratan
b. Jangkauan ke Rumah Sakit terlalu jauh, sehingga apabila terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan sangat sulit merujuknya
3. Opurtunitty
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah di setujui pemerintah
b. Jauh dengan lokasi bentuk pelayanan yang sejenisnya
c. Masih sangat minim tenaga kesehatan
d. Memiliki relasi yang banyak dan dapat dipercaya dalam upaya
pendirian PMB.
e. Masyarakat yang cenderung tertarik terhadap suatu hal yang
baru dan berbeda dari yang lainnya.
4. Treath
a. Masyarakat yang belum sepenuhnya percaya terhadap tenaga
kesehatan
b. Masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti pentingnya
kesehatan
B. INOVASI / UNGGULAN LAYANAN
1. Jasa antar jemput pasien
2. Kunjungan rumah atas permintaan pasien
3. Konsultasi melalui jejaring sosial (TLP/WA/IG.)
4. Kelas senam ibu hamil dan nifas
5. Kelas memasak makanan bergizi bagi ibu untuk balita
C. JENIS LAYANAN DAN HARGA – HARGA
1. Jenis Produk dan Harga
a. ANC
1) Periksa dan konsultasi : Rp 30.000,00
2) Suntik TT : Rp 30.000,00
3) Cek hemoglobin (Hb) : Rp 25.000,00
4) Senam hamil : Rp 20.000,00
b. INC
1) Pelayanan persalinan : Rp 800.000,00
c. PNC
1) Perawatan nifas : Rp 10.000,00
2) Pemeriksaan nifas : Rp 20.000,00
3) Senam nifas : Rp 25.000,00
4) Kunjungan rumah : Gratis
d. KB
1) Suntik 1 bulan/3 bulan : Rp 30.000,00
2) Pil : Rp 15.000,00
3) IUD
Pasang : Rp. 400.000,00
Control : Gratis
Lepas : Rp 150.000,00
4) Implant
Pasang : Rp 400.000,00
Control : Gratis
Lepas : Rp 150.000,00
5) Bayi dan balita
a) Imunisasi
BCG : Rp 30.000,00
Polio : Rp 20.000,00
DPT : Rp 20.000,00
Campak : Rp 30.000,00
Tumbang : Rp 15.000,00
D. TEMPAT ATAU LOKASI USAHA
Dusun gondang RT 6 RW 3, Kecamatan Tretep, Kabupaten
Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Indonesia.
E. STRATEGI PEMASARAN PRODUK
1. Produk yang dipasarkan adalah berupa jasa pelayanan dibidang
kebidanan yang meliputi pelayanan pemeriksaan hamil, bersalin,
nifas (setelah melahirkan), bayi, balita dan keluarga berencana
(KB). Strategi pemasaran yang dilakukan dapat melalui mulut ke
mulut.
2. Sementara untuk memperkenalkan program unggulan senam hamil
ditempuh melalui promosi kesehatan dengan memperkenalkan
senam hamil pada ibu yang melalukan pemeriksaan antenatal
tentang manfaat dan keuntungan melakukan senam hamil.
3. Strategi yang ditempuh untuk dapat menarik perhatian klien adalah
dengan menjadi bidan yang professional, efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan, ramah, cepat tanggap terhadap keadaan
klien, tidak membeda – bedakan pasien,
4. Meningkatkan keterampilan agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi serta menjalin kerja sama dengan
rumah sakit atau klinik untuk mempercepat penanganan bila terjadi
kegawatdaruratan.
5. Biaya pelayanan yang terjangkau juga merupakan salah satu
strategi pemasaran. Dengan fasilitas pelayanan yang memadai dan
keramahtamahan petugas dalam memberikan pelayanan kepada
pasien, maka akan membuat pasien merasa nyaman dan puas
dengan pelayanan yang diberikan. Disini juga disediakan kotak
saran tertulis jika pasien ingin menyampaikan keluhan terkait
pelayanan.
F. KELAYAKAN USAHA
1. Aspek teknis
a) Tenaga kerja : Bidan yang memiliki SIPB, SIKB
b) Fasilitas : Sesuai dengan Permenkes 1464 dan berkualitas
2. Aspek pasar
a) Tidak adanya tenaga dan fasilitas kesehatan terekat yang
memungkinkan masyarakat melakukan pengobatan
b) Banyaknya pasangan Usia Subur yang memerlukan
bimbingan tenaga kesehatan
c) Banyaknya ibu hamil , bersalin, nifas, BBL, dan Balita di
daerah tersebut.
d) Masyarakat yang masih sangat membutuhkan pelayanan
kesehatan.
3. Aspek keuangan
a) Pendanaan yang diterima dari sponsor memenuhi prasyarat
4. Aspek hukum
a) Mempunyai SIPB dan SIKB
b) Mempunyai surat izin usaha
c) Mendaftar di NPWP
d) Mempunyai ijin domisili
e) Mepunyai surat tanah dan perizinan pembangunan PMB
f) Mempunyai surat kepemilikan usaha
g) Mempunyai ijasah Bidan
G. JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG DIBUTUHKAN
Jenis Jumlah
Bidan pemilik 1
Bidan jaga 2
Asisten rumah tangga 1
Sopir 1
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Inilah makalah Enter Prunership yang kami buat tentang bidan praktek
mandiri,semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penulis.apabila ada kritik dan
saran,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA