Disusun Oleh:
Kelompok 9
DIV-3C
JURUSAN KEBIDANAN
T.A : 2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar
sebagai pemenuh tugas mata keterampilan dasar peraktek kebidanan . Makalah ini berisi tentang
“penyusunan birth plan : penolong ,tempat persalinan ,model dan cara bersalin ,pendamping
persalinan , antisipasi gawat darurat , skrining risiko”.Dengan mempelajari materi tersebut,
pembaca bisa lebih memahami lebih merinci mengenai hal yang menyangkut dengan kebidanan.
Makalah ini disusun untuk kebutuhan mahasiswa dan sebagai salah satu pemenuh tugas
makalah penyusunan birth plan. Penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu dosen
suswati SST,M.Kes pengampu mata kuliah asuhan kebidanan pada kehamilan tersebut serta
semua pihak yang mendukung proses pembuatan makalah ini.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca karena penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat
digunakan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Amin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Penyusunan birth plan
2. Birth plan: penolong
3. Tempat persalinan
4. Model dan cara bersalin
5. Pendampoing persalinan
6. Antisipasi gawat darurat
7. Skrinning resiko
BAB II
PEMBAHASAN
Birth Plan A
2. Where
Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika pemeriksaan kehamilan di klinik
maupun di rumah. Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan dan
keluarga. Perencanaan ini biasanya diputuskan ketika TM III karena sudah diketahui
apakah kelahiran bisa normal atau tidak, karena apabila ada penyulit maka biasanya
proses kelahiran akan dilakukan di rumah sakit ataupun rumah bersalinan dengan fasilitas
yang lengkap untuk menghindari terjadinya masalah.
3. When
Birth plan biasa dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya keputusan akhir
terjadi saat TM III.
4. Why
Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan
pelayanan yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi
masalah yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses persalinan.
5. How
5 komponen penting dalam rencana persalinan :
Langkah 1: Membuat rencana persalinan
Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai kesempatan untuk membuat suatu
rencana persalinan.
Hal-hal dibawah ini harus digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan
tersebut:
− Tempat persalinan
− Memilih tenaga kesehatan yang terlatih
− Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
− Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
− Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
− Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya
tersebut.
− Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
2.1.1 Penolong
a. Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarga selama proses persalinan, baik
saat akan melakukan persalinan maupun setelahnya.
b. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam proses persalinan menilai
adanya faktor risiko, melakukan deteksi dini terhadap komplikasi persalinan yang
mungkin muncul.
c. Melakukan intervensi minor bila diperlukan, pada kasus gawat janin, melakukan
penatalaksanaan pada bayi baru lahir.
d. Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap sesuai dengan masalah kasus
yang dirujuk bila didapat adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya komplikasi
selama proses persalinan.
e. Kemitraan penolong persalinan dukun paraji dengan bidan desa. Kemitraan antara
bidan dengan dukun paraji adalah suatu proses kerjasama dalam membantu
melakukan pendampingan pada seorang ibu, mulai saat ibu hamil, pendampingan dan
membantu proses persalinan dan mendampingi atau merawat pada saat nifas sesuai
dengan keahlian, fungsi dan kewenangannya sehingga seorang ibu dapat melalui
semua proses tersebut dengan baik, tenang, aman dan nyaman.
Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan
pelayanan yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi
masalah yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses persalinan.
Perhatian yang didapat seorang ibu pada masa persalinan akan terus dikenang
oleh ibu terutama bagi mereka yang pertama kali melahirkan dan dapat menjadi modal
lancarnya persalinan serta membuat ibu menjadi merasa aman dan tidak takut
menghadapi persalinan (Suliswati, 2008).
Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada ibu
selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan
melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati ibu dan
meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan tindakan medis (Taufik,
2010).
Dukungan suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi ibu
yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suami dapat berupa
dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral maupun material serta dukungan
fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan finansial (Bahiyatun, 2010).
Penelitian lain tentang pendamping atau kehadiran orang kedua dalam proses
persalinan, yaitu oleh Kristina (2010) menemukan bahwa para ibu yang didampingi
seorang sahabat atau keluarga dekat (khususnya suami) selama proses persalinan
berlangsung, memiliki resiko lebih kecil mengalami komplikasi yang memerlukan
tindakan medis daripada mereka yang tanpa pendampingan. Ibu-Ibu dengan pendamping
dalam menjalani persalinan, berlangsung lebih cepat dan lebih mudah. Dalam penelitian
tersebut, ditemukan pula bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa
ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit
proses kelahiran dan persalinan, kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara
psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik (Hidayatul &
Alfaina 2009).
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berbahaya. Sedangkan kegawatdaruratan obstetri
adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau
selama dan sesudah persalinan dan kelahiran.
Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin.
Kesehatan atau bahkan kehidupan ibu dan janin menjadi terancam bahaya akibat adanya
gangguan kehamilan. Terdapat beberapa faktor risiko pada kehamilan yang merupakan
penyebab tidak langsung kematian pada ibu, yaitu empat terlalu; terlalu tua, terlalu muda,
terlalu sering dan terlalu banyak. Selain itu terdapat kondisi – kondisi yang menyebabkan
ibu hamil tergolong sebagai kehamilan risiko tinggi, yaitu; ibu hamil dengan anemia dan
malnutrisi, ibu hamil dengan penyakit penyerta, adanya riwayat buruk pada kehamilan
dan persalinan yang lalu, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, dan
kehamilan yang tidak dikehendaki.
Faktor yang menimbulkan tekanan pada ibu hamil adalah kurangnya informasi
tentang penyakit, keuangan dan faktor keluarga. Faktor – faktor ini lah yang dapat
memperberat stres pada ibu hamil risiko tinggi. Stres dapat meningkatkan corticotophin
releasing hormon sehingga menyebabkan kontraktilitas uterus. Selain itu, stres juga
meningkatkan produksi cytokine yang secara tidak langsung mempunyai peran untuk
terjadinya kelahiran premature atau meningkatkan kejadian infeksi, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya persalinan premature. Tetapi kelahiran premature tidak
sepenuhnya karena stres, gaya hidup dan infeksi juga bisa mempunyai peranan. Bukan
hanya kesehatan ibu, kualitas hidup ibu dan janin yang dapat terganggu akibat stres,
depresi dan kecemasan, tetapi hal – hal ini juga berdampak pada terjadinya komplikasi
obstetri seperti keterlambatan pertumbuhan janin, kelahiran prematur, berat bayi lahir
rendah, peningkatan intervensi dalam persalinan. Efek pada janin adalah perkembangan
saraf dan emosi serta menimbulkan kematian dan komplikasi kesehatan janin. Kehamilan
risiko tinggi mendapatkan intervensi persalinan yang berbeda dengan kehamilan risiko
rendah. Hal ini pula dapat memicu peningkatan kecemasan pada ibu maupun keluarga
terhadap kondisi ibu, janin atau faktor biaya persalinan. Kehamilan risiko tinggi berisiko
mengalami kelahiran bay prematur
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota keluarganya
dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada
saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
serta tepat waktu.
2. Penyusunan Birth plan antara lain mencakup : penolong, tempat persalinan, model dan
cara bersalin, pendamping persalinan, antisipasi gawat darurat.
3. Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika pemeriksaan kehamilan di klinik maupun
di rumah. Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan dan keluarga.
4. Birth plan biasa dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya keputusan akhir terjadi
saat TM III.
5. Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan pelayanan
yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi masalah.
6. 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
Langkah 1: Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai
kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan.
Langkah 2 : Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
pada saat mengambil keputusan utama tidak ada.
Langkah 3: Mempersiapkan system transportasi jika kegawatdaruratan. Rencana ini perlu
dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan
Langkah 4 : Membuat rencana/pola menabung.
Langkah 5 : Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan
dan keterampilan maka penyusun mengharapkan kritikan dan saran demi pengembangan
penulisan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Masrurroh, Maya Latifah. 2015. Askeb Lanjut Parentcraft Education, Birth Plan, Support
System Dalam Kehamilan, Deteksi Komplikasi Kehamilan Tm 3
http://mayalatifatulmasrurroh.blogspot.com/2015/05/askeb-lanjut-parentcraft-
education.html (diakses tanggal 21 Agustus 2021)
http://repositori.unsil.ac.id/812/3/BAB%20II.pdf
http://repository.unissula.ac.id/7288/5/BAB%20I.pdf