Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

PENYUSUNAN BIRTH PLAN

Dosen Pengampu : Suswati, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Salva Kafadia Sitepu P07524419109

Wharidatul Ashla P07524419117

DIV-3C

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN

T.A : 2020/2021

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar
sebagai pemenuh tugas mata keterampilan dasar peraktek kebidanan . Makalah ini berisi tentang
“penyusunan birth plan : penolong ,tempat persalinan ,model dan cara bersalin ,pendamping
persalinan , antisipasi gawat darurat , skrining risiko”.Dengan mempelajari materi tersebut,
pembaca bisa lebih memahami lebih merinci mengenai hal yang menyangkut dengan kebidanan.

Makalah ini disusun untuk kebutuhan mahasiswa dan sebagai salah satu pemenuh tugas
makalah penyusunan birth plan. Penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu dosen
suswati SST,M.Kes pengampu mata kuliah asuhan kebidanan pada kehamilan tersebut serta
semua pihak yang mendukung proses pembuatan makalah ini.

Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca karena penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat
digunakan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Amin.

Medan , 22 agustus 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyusunan Birth Plan


2.1.1 Penolong..........................................................................................................8
2.1.2 Tempat Persalinan............................................................................................10
2.1.3 Model Dan Cara Bersalin.................................................................................11
2.1.4 Pendapmping Persalinan..................................................................................11
2.1.5 Antisipasi Gawat Darurat.................................................................................13
2.1.6 Skrinning Resiko..............................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa persalinan,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Rahmawati, 2012). Kehamilan dan
persalinan adalah suatu proses yang normal, alami, dan sehat. Bidan meyakini bahwa
model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan dan
kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Sangat penting
bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari
satu team kecil tenaga profesional, dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka
setiap saat akan terpantau dengan baik. Maka dari itu, dilakukan asuhan kebidanan yang
berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu yang
membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional
kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai pra konsepsi, awal kehamilan,
selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama post
partum (Pratami, 2014).
Sebagai seorang bidan dalam pelayanan kebidanan Anda selalu berinteraksi
dengan ibu hamil. Untuk menjamin asuhan kehamilan berlangsung dengan efektif, maka
Anda harus memahami dan menginternalisasi filosofi, lingkup serta prinsip pokok asuhan
kehamilan. Filosofi asuhan menjadi konsep dasar asuhan yang melekat pada diri bidan
dalam memberikan arah asuhan kehamilan yang diberikan. Lingkup dan prinsip pokok
asuhan merupakan ramburambu yang menjadi area kewenangan bidan dalam
memberikan asuhan kehamilan berdasarkan sesuai standar asuhan kebidanan dan standar
pelayanan kebidanan.Setelah menyelesaikan Topik 1, ini Anda diharapkan mampu: 1.
Memahami filosofi asuhan kehamilan, 2.Mengidentifikasi lingkup asuhan kehamilan, 3.
Memahami prinsip-prinsip asuhan kehamilan.
Bagaimana dengan prinsip-prinsipnya? Coba sekarang Anda tuliskan beberapa
prinsip yang Anda ketahui tentang asuhan kehamilan?Prinsip merupakan dasar atau azas
atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai
seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas
pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan. Selain harus
memiliki kompetensi, bidan dalam melaksanakan asuhan harus berpegang pada Undang-
Undang Kesehatan Nomor 30 Tahun 2009; Permenkes 1464 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Praktik Bidan, pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan
kebidanan dan standar profesi bidan.
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui asuhan
antenatal yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial
ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran
bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi dan
penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan. Pada asuhan
kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normaldan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan mempersiapkan
rujukan apabila diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah


Setelah menyelesaikan makalah ini mahasiswa mampu diharapkan akan dapat
menjelaskan dan mengetahui tentang birth plan khususnya untuk persiapan penolong dan
tempat persalinan

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Penyusunan birth plan
2. Birth plan: penolong
3. Tempat persalinan
4. Model dan cara bersalin
5. Pendampoing persalinan
6. Antisipasi gawat darurat
7. Skrinning resiko
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyusunan Birth Plan


Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota
keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa
ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
Birth Plan atau perencanaan persalinan adalah salah satu bentuk konsep atau
program yang sesuai dengan filosofi kebidanan. Filosofi kebidanan : Normal and Natural
Child Birth, Women Center Care, Continuity Of Care.
Penyusunan Birth plan antara lain mencakup : penolong, tempat persalinan, model
dan cara bersalin, pendamping persalinan, antisipasi gawat darurat, skrinning resiko.

Contoh birth plan :

Birth Plan A

Nama: Rizka Nurmala

Tanggal perkiraan lahir: 21-06-2020

Nama dan no telpon suami: Welly Wilardo Purba

08224560122 Pendamping persalinan: suami/ibu

Proses persalinan: normal spontan, alami,

aktif Tempat persalinan: Bidan Nurhayati

Penolong persalinan: bidan Nurhayati & asisten


BIRTH PLAN (PERENCANAAN PERSALINAN)
1. What
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota
keluarganya dan bidan.
Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan
pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan
yang sesuai serta tepat waktu.
Birth Plan adalah "rancangan" berupa catatan tentang pilihan metode, tempat dan
persiapan bersalin selama hamil. Menurut berbagai penelitian, ibu dapat "menciptakan"
pengalaman positif terhadap persalinan dengan membuat birth plan (perencanaan
kelahiran). Birth vision adalah "gambaran" secara ide atau visi yang dituangkan di dalam
birth plan.

2. Where
Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika pemeriksaan kehamilan di klinik
maupun di rumah. Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan dan
keluarga. Perencanaan ini biasanya diputuskan ketika TM III karena sudah diketahui
apakah kelahiran bisa normal atau tidak, karena apabila ada penyulit maka biasanya
proses kelahiran akan dilakukan di rumah sakit ataupun rumah bersalinan dengan fasilitas
yang lengkap untuk menghindari terjadinya masalah.

3. When
Birth plan biasa dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya keputusan akhir
terjadi saat TM III.

4. Why
Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan
pelayanan yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi
masalah yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses persalinan.
5. How
5 komponen penting dalam rencana persalinan :
Langkah 1: Membuat rencana persalinan
Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai kesempatan untuk membuat suatu
rencana persalinan.
Hal-hal dibawah ini harus digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan
tersebut:
− Tempat persalinan
− Memilih tenaga kesehatan yang terlatih
− Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
− Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
− Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
− Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya
tersebut.
− Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.

Langkah 2 : Membuat keputusan


Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada
saat mengambil keputusan tidak ada.
Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:
− Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
− Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat
terjadi kegawatdaruratan?

Langkah 3: Mempersiapkan system transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.


Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari
elemen-elemen dibawah ini:
− Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan,rumah sakit)
− Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawat
daruratan
− Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk
− Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan
− Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial

Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung


Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana
akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawat daruratan. Banyak
sekali kasus ,dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka
tidak mempunyai dana yang diperlukan.
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila
persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana
yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan
dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini
diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-
ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis
beban mental suami juga bisa lebih teratasi.

Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.


Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Setelah
minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan
kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika
anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari
yang ditunggu tersebut tiba.

2.1.1 Penolong

Menurut Purwoastuti (2015) pemilihan penolong persalinan merupakan suatu


penetapan keputusan memilih penolong persalinan terhadap persalinan ibu yang
melahirkan. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi dalam persalinan adalah
memilih tenaga penolong persalinan dalam membantu proses persalinan. Tenaga
penolong persalinan adalah orang yang biasa memeriksa kehamilan atau memberikan
pertolongan selama persalinan dan masa nifas (Badriah, dkk., 2012).
Tugas Penolong Persalinan Menurut Badriah, dkk., (2012) tugas yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam menolong persalinan yaitu:

a. Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarga selama proses persalinan, baik
saat akan melakukan persalinan maupun setelahnya.
b. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam proses persalinan menilai
adanya faktor risiko, melakukan deteksi dini terhadap komplikasi persalinan yang
mungkin muncul.
c. Melakukan intervensi minor bila diperlukan, pada kasus gawat janin, melakukan
penatalaksanaan pada bayi baru lahir.
d. Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap sesuai dengan masalah kasus
yang dirujuk bila didapat adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya komplikasi
selama proses persalinan.
e. Kemitraan penolong persalinan dukun paraji dengan bidan desa. Kemitraan antara
bidan dengan dukun paraji adalah suatu proses kerjasama dalam membantu
melakukan pendampingan pada seorang ibu, mulai saat ibu hamil, pendampingan dan
membantu proses persalinan dan mendampingi atau merawat pada saat nifas sesuai
dengan keahlian, fungsi dan kewenangannya sehingga seorang ibu dapat melalui
semua proses tersebut dengan baik, tenang, aman dan nyaman.

Tujuan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan Permenkes RI


No.97 Tahun 2014 tujuan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu:
a. Menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas.
b. Peningkatan kualitas pertolongan persalinan dalam rangka meningkatkan kemampuan
professional secara berangsur-angsur.
c. Meningkatan jangkauan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan pertolongan persalinan
yang tersedia sesuai kebutuhan masyarakat.
d. Peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan untuk
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
e. Meningkatkan kemampuan peran serta masyarakat.
2.1.2 Tempat Persalinan

Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan
pelayanan yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi
masalah yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses persalinan.

5 komponen penting dalam rencana persalinan :

Langkah 1: Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga seharusnya


mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan. Hal-hal dibawah ini
harus digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut: ·
Tempat persalinan

− Memilih tenaga kesehatan yang terlatih


− Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
− Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
− Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
− Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya
tersebut.
− Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.

Langkah2: Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan


pada saat mengambil keputusan utama tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk
mendiskusikan:

− Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga


− Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat
terjadikegawatdaruratan?

Langkah 3: Mempersiapkan system transportasi jika kegawatdaruratan Rencana ini


perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen
dibawah ini :

− Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan, rumah sakit).


− Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih kanjut jika terjadi
kegawatdaruratan.
− Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk
− Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan
− Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial

Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung Keluarga seharusnya dianjurkan untuk


menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan
dan jika terjadi kegawat daruratan. Banyak sekali kasus ,dimana ibu tidak mencari
asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan.

Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif,


maka persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat
konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang
mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban
mental suami juga bisa lebih teratasi.

Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan. Seorang ibu


dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Setelah minggu-minggu
terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu
persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika anda sudah
mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu
tersebut tiba.

2.1.3 Model Dan Cara Bersalin

2.1.4 Pendamping Persalinan

Secara psikologis, istri membutuhkan pendampingan suami selama proses


persalinan. Proses persalinan merupakan masa yang paling berat bagi ibu. Ibu
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses
persalinan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Hidayatul, 2009).

Perhatian yang didapat seorang ibu pada masa persalinan akan terus dikenang
oleh ibu terutama bagi mereka yang pertama kali melahirkan dan dapat menjadi modal
lancarnya persalinan serta membuat ibu menjadi merasa aman dan tidak takut
menghadapi persalinan (Suliswati, 2008).

Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada ibu
selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan
melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati ibu dan
meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan tindakan medis (Taufik,
2010).

Dukungan suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi ibu
yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suami dapat berupa
dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral maupun material serta dukungan
fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan finansial (Bahiyatun, 2010).

Banyak penelitian yang mendukung kehadiran orang kedua (suami) saat


persalinan berlangsung. Penelitian dari Depkes tahun 2011 menunjukkan bahwa ibu
merasakan kehadiran orang kedua (suami) sebagai pendamping dalam persalinan akan
memberikan kenyamanan pada saat persalinan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif
terhadap hasil persalinan, dapat menurunkan rasa sakit, persalinan berlangsung lebih
singkat dan menurunkan persalinan dengan operasi termasuk bedah caesar (Herlina,
2011).

Penelitian lain tentang pendamping atau kehadiran orang kedua dalam proses
persalinan, yaitu oleh Kristina (2010) menemukan bahwa para ibu yang didampingi
seorang sahabat atau keluarga dekat (khususnya suami) selama proses persalinan
berlangsung, memiliki resiko lebih kecil mengalami komplikasi yang memerlukan
tindakan medis daripada mereka yang tanpa pendampingan. Ibu-Ibu dengan pendamping
dalam menjalani persalinan, berlangsung lebih cepat dan lebih mudah. Dalam penelitian
tersebut, ditemukan pula bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa
ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit
proses kelahiran dan persalinan, kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara
psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik (Hidayatul &
Alfaina 2009).

2.1.5 Antisipasi Gawat Darurat

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berbahaya. Sedangkan kegawatdaruratan obstetri
adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau
selama dan sesudah persalinan dan kelahiran.

Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan


manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28 hari)
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi
patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu. Tindakan
pertolongan harus dilakukan secara sistematis dengan menempatkan prioritas pada fungsi
vital sesuai dengan urutan ABC, yaitu: A (Air Way) , B (Breathing) dan C (Circulation).

Cara mencegah terjadinya kegawat daruratan adalah dengan melakukan


perencanaan yang baik, mengikuti panduan yang baik dan melakukan pemantauan yang
terus menerus terhadap ibu/klien. Apabila terjadi kegawatdaruratan, anggota tim
seharusnya mengetahui peran mereka dan bagaimana team seharusnya berfungsi untuk
berespon terhadap kegawatdaruratan secara paling efektif. Bidan seharusnya tetap tenang,
jangan panik, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa penjaga/penunggu. Bila tidak ada
petugas lain, berteriaklah untuk meminta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan
pengkajian jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok,
mulai segera tindakan membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki ditinggikan,
longgarkan pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien
untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital, warna
kulit dan perdarahan yang keluar. Dalam kegawatdaruratan peran anda sebagai bidan
antara lain:
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat

2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan medikamentosa

3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin

4. Memiliki ketrampilan klinik

2.1.6 Skrining Risiko

Kehamilan merupakan sebuah keadaan yang dinantikan dari setiap pasangan.


Kehamilan dapat memberikan kegembiraaan bagi ibu. Akan tetapi tidak semua ibu
mengalami kegembiraan atas kehamilannya, kehamilan bisa memberikan rasa kecemasan
bagi setiap ibu. Hal ini karena sebagian ibu mengalami tekanan dan rasa bimbang atas
kehamilan yang sedang dialaminya. Tekanan ini bertambah besar pada ibu hamil risiko
tinggi. Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan dengan adanya kondisi yang dapat
menambah risiko terjadinya kelainan atau ancaman bahaya pada janin.

Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin.
Kesehatan atau bahkan kehidupan ibu dan janin menjadi terancam bahaya akibat adanya
gangguan kehamilan. Terdapat beberapa faktor risiko pada kehamilan yang merupakan
penyebab tidak langsung kematian pada ibu, yaitu empat terlalu; terlalu tua, terlalu muda,
terlalu sering dan terlalu banyak. Selain itu terdapat kondisi – kondisi yang menyebabkan
ibu hamil tergolong sebagai kehamilan risiko tinggi, yaitu; ibu hamil dengan anemia dan
malnutrisi, ibu hamil dengan penyakit penyerta, adanya riwayat buruk pada kehamilan
dan persalinan yang lalu, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, dan
kehamilan yang tidak dikehendaki.

Efek Kehamilan Risiko Tinggi

Faktor yang menimbulkan tekanan pada ibu hamil adalah kurangnya informasi
tentang penyakit, keuangan dan faktor keluarga. Faktor – faktor ini lah yang dapat
memperberat stres pada ibu hamil risiko tinggi. Stres dapat meningkatkan corticotophin
releasing hormon sehingga menyebabkan kontraktilitas uterus. Selain itu, stres juga
meningkatkan produksi cytokine yang secara tidak langsung mempunyai peran untuk
terjadinya kelahiran premature atau meningkatkan kejadian infeksi, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya persalinan premature. Tetapi kelahiran premature tidak
sepenuhnya karena stres, gaya hidup dan infeksi juga bisa mempunyai peranan. Bukan
hanya kesehatan ibu, kualitas hidup ibu dan janin yang dapat terganggu akibat stres,
depresi dan kecemasan, tetapi hal – hal ini juga berdampak pada terjadinya komplikasi
obstetri seperti keterlambatan pertumbuhan janin, kelahiran prematur, berat bayi lahir
rendah, peningkatan intervensi dalam persalinan. Efek pada janin adalah perkembangan
saraf dan emosi serta menimbulkan kematian dan komplikasi kesehatan janin. Kehamilan
risiko tinggi mendapatkan intervensi persalinan yang berbeda dengan kehamilan risiko
rendah. Hal ini pula dapat memicu peningkatan kecemasan pada ibu maupun keluarga
terhadap kondisi ibu, janin atau faktor biaya persalinan. Kehamilan risiko tinggi berisiko
mengalami kelahiran bay prematur
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota keluarganya
dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada
saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
serta tepat waktu.
2. Penyusunan Birth plan antara lain mencakup : penolong, tempat persalinan, model dan
cara bersalin, pendamping persalinan, antisipasi gawat darurat.
3. Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika pemeriksaan kehamilan di klinik maupun
di rumah. Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan dan keluarga.
4. Birth plan biasa dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya keputusan akhir terjadi
saat TM III.
5. Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan pelayanan
yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi masalah.
6. 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
Langkah 1: Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai
kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan.
Langkah 2 : Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
pada saat mengambil keputusan utama tidak ada.
Langkah 3: Mempersiapkan system transportasi jika kegawatdaruratan. Rencana ini perlu
dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan
Langkah 4 : Membuat rencana/pola menabung.
Langkah 5 : Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan
dan keterampilan maka penyusun mengharapkan kritikan dan saran demi pengembangan
penulisan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Ashtra. 2016. Contoh Birth Plan.


https://haloibu.id/2016/03/232/ (diakses tanggal 21 Agustus 2021)

Masrurroh, Maya Latifah. 2015. Askeb Lanjut Parentcraft Education, Birth Plan, Support
System Dalam Kehamilan, Deteksi Komplikasi Kehamilan Tm 3
http://mayalatifatulmasrurroh.blogspot.com/2015/05/askeb-lanjut-parentcraft-
education.html (diakses tanggal 21 Agustus 2021)

Mariesta, Dian. 2013. Apa itu Birth Plan.


https://diandandunia.net/apa-itu-birth-plan/ (diakses tanggal 21 Agustus 2021).

http://repositori.unsil.ac.id/812/3/BAB%20II.pdf

http://repository.unissula.ac.id/7288/5/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai