DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
BAB III
KESIMPULAN........................................................................................................... 24
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis dan
tatalaksana
11
vaginanya).
4. Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan
bekuan serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau kuret tumpul
5. Jika tidak ada kemajuan dan ada peritonitis (demam, nyeri lepas dan
terdapat pus
lengkap termsuk hitung jenis leukosit, golongan darah ABO dan jenis
Rh, gula darah sewaktu (GDS), analisis urin, kultur (cairan vagina,
9. Periksa kondisi umum: tanda vital, malaise, nyeri perut dan cairan per
vaginam setiap 4 jam.
10. Lakukan tindak lanjut jumlah leukosit dan hitung jumlah leukosit per
48 jam
11. Terima, catat dan tindak lanjut hasil kultur’perbolehkan pasien pulang
12
2.4.1 Definisi
dan dehisensi insisi uterus. Pada keadaan yang lebih jarang didapatkan
diantaranya :
hypocratica.
13
2.4.4 Tatalaksana
berikut :
penatalaksanaan medik.
fungsi ventilasi.
diperlukan.
drainase.
(Mastitis)
2.5.1 Definisi
nyeri payudara akibat pembesaran awal karena air susu masuk ke dalam
14
dengan baik, pemakaian kutang yang terlalu ketat, dan pengisapan bayi
yang kurang kuat juga dapat menyebabkan stasis dan obstruksi kelenjar
payudara. Adanya luka putting payudara juga dapat sebagai faktor risiko
(Manuaba, 2010)
lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa sangat nyeri.
meneteki, tetapi jarang dapat terjadi selama ibu meneteki. Kejadian mastitis
berkisar 2-33% ibu meneteki dan lebih kurang 10 % kasus mastitis akan
berkembang menjadi abses (bernanah), dengan gejala yang makin berat.
(Sarwono, 2010)
kriteria warna kulit menjadi merah, terdapat rasa nyeri, dan pada
keadaan abses payudara perlu dilakukan insisi agar pus dapat dikeluarkan
15
dapat terjadi bila penangan terlamat, tidak tepat, ataupun kurang efektif.
kultur kuman yang diambil dari air susu sehingga keberhasilan terapi dapat
terjamin. Pada sebagian kasus antibiotika dapat diberikan secara per oral
pengobatan segera dan adekuat gejala akan menghilang dalam 24-48 jam
16
2.6.1 Definisi
lansia, obesitas, dan paritasnya tinggi. Mungkin ada riwayat vena varikosa.
Tromboflebitis juga dapat terjadi pada vena anggota gerak bagian atas yang
2.6.3 Klasifikasi
1. Pelvio tromboflebitis
perluasan infeksi dari vena ovarika dextra adalah ke vena cava inferior.
Gejala
Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping,
timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas
17
paru-paru
darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulai menggigil, kultur
Komplikasi
Penanganan
(Wiknjosastro: 2002)
18
misalnya pada vena femoralis, vena poplitea dan vena safena. Edema
(Cunningham Gary:2005)
mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh
susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau
venaseksi.
Penilaian klinik
Suhu badan subfebris 7-10 hari kemudian suhu mendadak baik kirakira pada hari
ke 10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri
sekali.
sebagai berikut :
Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
umumnya terdapat pada paha bagian atas tetapi lebih sering dimulai
19
dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas dari bawah
keatas
Pada trombosis vena femoralis, vena dapat teraba didaerah lipat paha
normal.
Penanganan
kaki
(Wiknjosastro:2002)
kompres panas, stoking elastis, dan analgesia jika dibutuhkan. Sprei ayun
20
Tanggal : 10-08-2017
A. Identitas
Lepas
B. Riwayat
Ibu senang telah melahirkan anak pertama dan belum pernah keguguran, saat
ini ibu mengeluh sudah dua hari badan terasa panas dingin, nyeri perut bagian
bawah, pagi ini keluar darah kotor dari vagina dan berbau seperti nanah. Ibu
melahirkan pada tanggal 6-08-2017 pukul 22.00 WIB ditolong oleh Bidan di
Puskesmas Y, jenis persalinan spontan, tidak ada faktor penyulit, dan ada
robekan jalan lahir. Ibu mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan yaitu
warung, obat herbal maupun jamu. Ibu makan 3x/hari sejak sakit nafsu
makan berkurang, keluarga melarang ibu untuk mengkonsumsi daging dan
telur. Dalam sehari ibu minum ± 10 gelas/ hari (gelas ukuran 200 cc).
Frekuensi BAK ± 5 - 6 x/hari dan ibu belum BAB setelah melahirkan. Ibu
21
memberikan ASI saja kepada bayinya secara on demand karena produksi ASI
sudah banyak. Ibu tidur pada malam hari selama ± 4-5 jam dan tidak tidur
siang karena pantangan dari keluarga. Ibu tidak pernah menderita penyakit
TBC, hepatitis, asma, hipertensi dan penyakit jantung. Ibu tidak memiliki
B. Tanda-Tanda Vital
3. Suhu : 39,5 o C
4. Pernafasan : 26 x/menit
C. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah
2. Mata
3. Dada
4. Abdomen
TFU teraba 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus
teraba keras, kandung kemih kosong, ibu merasakan nyeri tekan pada
5. Ekstremitas Atas
6. Ekstremitas Bawah
22
7. Genitalia
berbau dan purulen. Terdapat luka jahitan perineum, luka tampak basah,
Hemoglobin : 10 gr/dL
Leukosit : 20.000 UI
Golongan Darah : O
III. Analisa
Ny.A 19 tahun P1A0 4 hari post partum dengan metritis dan laktasi baik, potensial
therapy.
IV. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik kepada ibu dan keluarga, respon ibu dan keluarga
baik.
dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, ibu dan
dilakukan.
23
4 jam, tanda vital, malaise, myeri perut dan cairan per vaginam setiap 4
jam.
- Melakukan tindak lanjut jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit per 48
jam
4. Memberikan theraphy kepada ibu sesuai dengan advis dokter, ibu telah
dipasang infus pada lengan kiri dan telah diberikan therapy sesuai dengan
a. Kebutuhan nutrisi dan hidrasi yaitu makan yang cukup dengan gizi
minimal 8 gelas/hari.
b. Personal hygiene yang baik yaitu dengan mandi 2x/hari, mengganti doek
minimal 3 kali atau setiap terasa penuh, melakukan vulva hygiene setiap
setelah BAK dan BAB, memakai celana yang longgar dari bahan katun
c. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur malam
e. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada masa nifas
Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali semua informasi yang telah
dijelaskan.
6. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda vital ibu secara berkala, ibu
24
BAB III
KESIMPULAN
dalam kebidanan, dimana infeksi nifas menjadi salah satu faktor penyumbang
terjadinya kematian dan kesakitan ibu. Asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan
infeksi. Berikut asuhan yang diberikan pada kasus kegawatdaruratan pada masa
nifas
TT jika ibu dicurigai terpapar tetanus, lakukan eksplorasi digital jika diduga ada
sisa plasenta, lakukan laparotomy dan drainase abdomen bila terdapat pus, lakukan
penunjang, lakukan pengukuran suhu dan kondisi umum setiap 4 jam, serta
elektrolit; analgesik untuk mengatasi nyeri serta antiemetik untuk mual dan
terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki fungsi
ventilasi; kadang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan ventilator; therapi
dan diarahkan pada eksisi, reseksi, perbaikan, dan drainase; serta pada sepsis yang
25
terapi suportif seperti bed-rest, pemberian cairan yang cukup, pemberian obat oral
antinyeri dan antiinflamasi, pemberian antibiotika yang pada sebagian kasus dapat
diberikan secara per oral dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, serta
Pada umumnya dengan pengobatan segera dan adekuat gejala akan menghilang
pemberian antibiotika atau heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya
kompres pada kaki, setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau
memakai kaos kaki yang panjang elastik selama mungkin, tidak dianjurkan
menyusui bayinya secara langsung mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, serta
26
DAFTAR PUSTAKA
MediaAesculapius
Ilmu.
Rini, Susilo. 2016. Panduan, Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice.
Yogyakarta : Deepublish
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Sarwono Prawirohardjo