PENDAHULUAN
1
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Pengkajian Masalah
Perencanaan Asuhan
Pelaksanaan Asuhan
Evaluasi
perencanaan asuhan kebidanan.
2
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
3
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
A. PENGERTIAN PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nur salam, 2001:
17).Pengkajian adalah proses sistematik dari pengumpulan, verifikasi, dan
komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2005:144).
Pengkajian meliputi kegiatan seperti mengumpulkan data, tentang
orang yang akan mendapatkan perawatan, mengidentifikasi masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi orang tersebut dengan menganalisa data
yang terkumpul, dan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapinya
agar permasalahan yang memerlukan penanganan yng mendesak dapat
didahulukan dari masalah-masalah lain yang tidak begitu urgen (Wolf,
1984:52).
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian digunakan dalam peran
kolaboratif. Penngkajian yang akurat penting untuk memastikan kebutuhan
klien telah diidentifikasi dengan tepat dan menerapkan urutan tindakan yang
benar.
B. TUJUAN PENGKAJIAN
4
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
D. TIPE-TIPE PENGKAJIAN
5
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
6
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
7
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
F. METODE DOKUMENTASI
8
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
9
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
PERENCANAAN ASUHAN
KEGAWATDARURATAN PADA MASA NIFAS
A. PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan dan tindakan keperawatan adalah tahap dalam proses
keperwatan berdasarkan masalah aktual dari klien.
B. TUJUAN PERENCANAAN
C. JENIS PERENCANAAN
10
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
b) Intervensi pemantapan/observasi
Proses ini membutuhkan ketajaman observasi termasuk keterampilan
mengevaluasi yang tepat di atas. Program yang lebih dari yang sangat
menentukan kesehatan klien.Bidan harus dapat melihat perkembangan
yang baik dan buruk dari klien seperti :
Mengobservasi tanda vital.
Kesadaran
Monitor gula darah
Diagnosa kebidanan
Tindakan kebidanan (Terapeutik)
Therapi Medicus
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
Cemas
Penurunan Cardiac out put
Suction bila tidak ada kontra indikasi
Mengajarkan tehnik batuk
Mengambil sample blood gas arteri
Pemeriksaan fisik jantung, paru dan lain-lain
Observasi emosional ( tingkah laku, komunikasi dan lain- lain )
Monitoring Jantung
Monitoring respirasi
Monitoring Janin
Mengajarkan kegiatan untuk mengurangi stress
Mengatur lingkungan yang aman
Mengalihkan orientasi yang realitas
Mengurangi pergerakan
Mengatur lingkungan yang merangsang
Mengatur pemberian Oksigen
Pemberian obat ekspektoran
Memeriksa sputum
Mengukur blood gas arteri
Memberi obat transquilizer sedative
Mengurangi diet yang mengandung sodium
Infus cairan elektrolit sesuai BB
Memberikan obat untuk meningkatkan cardiac out put.
11
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
12
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
13
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
P : planning
Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, tindakan,
evaluasi berdasarkan assesment.
14
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
PENATALAKSANAAN ASUHAN
KEGAWATDARURATAN DAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN DENGAN
2 METODA SOAP
15
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
metritis
peritonitis
infeksi payudara
tromboplebitis.
16
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
1. METRITIS
A. DEFENISI
B. ETIOLOGI
17
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
C. BAKTERIOLOGI
18
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
E. KLASIFIKASI
19
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
H. PENANGANAN
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu.
a. Berikan transfusi darah jika dibutuhkan (packet red cell)
b. Berikan antibiotik spektrum luas dalam dosis yang tinggi
c. Pertimbangakan pemberian anti tetanus profilaksis
d. Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran ( digital atau
dengan kuret tumpul besar)
e. Bila ada pus, lakukan drainase (kalau perlu kalpotomi), ibu dalam
posisi flower
f. Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda
peritonitis generalisata, lakukan laparotomi dan keluarkan pus. Bila
pada uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.
I. PENATALAKSANAAN
1. Berikan antibiotika sampai dengan 48 jam bebas demam:
Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis dan
tatalaksana
Cegah dehidrasi. Berikan minum atau infus cairan kristaloid.
Pertimbangkan pemberian vaksin tetanus toksoid (TT) bila ibu
dicurigai terpapar tetanus (misalnya ibu memasukkan jamu-jamuan
ke dalam vaginanya).
20
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
21
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Data Subjektif :
- Ibu mengatakan demam, payudara kanan nyeri
- Ibu mengatakan bengkak dan merah meradang
Data Objektif
Keadaan Umum : Sedang
Keadaan Emosional : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
RR : 24x/menit
Suhu : 38c
Nadi :85 x/menit
Assesment :
Ny. M P1A0 post partum dengan Mastitis
Penatalaksanaan :
a. Beritahu kan ibu keadaan Ibu
b. Jelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitisyaitu bengkak
keras dan nyeri merah meradang .
c. Ajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis
d. Jelaskan pada ibu perawatan payudara
e. Jelaskan pada ibu tekhnik menyusui yang benar
f. Berikan antipiuretik dan anti vitamin untuk mengurangi nyeri
Evaluasi
1. Ibu telah mengerti keadaan saat ini
2. Ibu telah mengerti penjelasan yang diberiakan Bidan
3. Ibu telah mengerti ajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis
4. Ibu telah mengerti jelaskan pada ibu perawatan payudara
5. Ibu telah mengerti jelaskan pada ibu tekhnik menyusui yang benar
6. Ibu telah mengerti berikan antipiuretik dan anti vitamin untuk
mengurangi nyeri
2. PERINTONITIS
22
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
A. DEFENISI
B. ETIOLOGI
C. KLASIFIKASI
23
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
24
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
25
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Minta pasien untuk menunjuk dengan satu jari area daerah yang paling
terasa sakit di abdomen, auskultasi dimulai dari arah yang berlawanan dari
yang ditunjuik pasien.Auskultasi dilakukan untuk menilai apakah terjadi
penurunan suara bising usus. Pasien dengan peritonitis umum, bising usus
akan melemah atau menghilang sama sekali, hal ini disebabkan karena
peritoneal yang lumpuh sehingga menyebabkan usus ikut lumpuh/tidak
bergerak (ileus paralitik). Sedangkan pada peritonitis lokal bising usus dapat
terdengar normal.
Palpasi Peritoneum parietal dipersarafi oleh nervus somatik dan
viseral yang sangat sensitif. Bagian anterir dari peritoneum parietale adalah
yang paling sensitif. Palpasi harus selalu dilakukan di bagian lain dari
abdomen yang tidak dikeluhkan nyeri.Hal ini berguna sebagai pembanding
antara bagian yang tidak nyeri dengan bagian yang nyeri. Nyeri tekan dan
defans muskular (rigidity) menunjukkan adanya proses inflamasi yang
mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik). Defans yang murni adalah
proses refleks otot akan dirasakan pada inspirasi dan ekspirasi berupa reaksi
kontraksi otot terhadap rangsangan tekanan.
Pada saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan
setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskular secara refleks
untuk melindungi bagian yang meradang dan menghindari gerakan atau
tekanan setempat. Perkusi Nyeri ketok menunjukkan adanya iritasi pada
peritoneum, adanya udara bebas atau cairan bebas juga dapat ditentukan
dengan perkusi melalui pemeriksaan pekak hati dan shifting dullness. Pada
pasien dengan peritonitis, pekak hepar akan menghilang, dan perkusi
abdomen hipertimpani karena adanya udara bebas tadi.Pada pasien dengan
keluhan nyeri perut umumnya harus dilakukan pemeriksaan colok dubur dan
pemeriksaan vaginal untuk membantu penegakan diagnosis.
Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di kavum doglasi kurang
memberikan informasi pada peritonitis murni; nyeri pada satu sisi
menunjukkan adanya kelainan di daeah panggul, seperti apendisitis, abses,
atau adneksitis.Nyeri pada semua arah menunjukkan general peritonitis.
Colok dubur dapat pula membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis
26
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
usus, karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan
pada obstruksi usus ampula biasanya kolaps. Pemeriksaan vagina
menambah informasi untuk kemungkinan kelainan pada alat kelamin dalam
perempuan.
Pemeriksaan penunjang kadang perlu untuk mempermudah
mengambil keputusan, misalnya pemeriksaan darah, urin, dan feses.Kadang
perlu juga dilakukan pemeriksaan Roentgen dan endoskopi.
Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan, antara lain nilai hemoglobin
dan hemotokrit, untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau
dehidrasi. Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan.
Hitung trombosit dan dan faktor koagulasi, selain diperlukan untuk
persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan demam berdarah yang
memberikan gejala mirip gawat perut.
Pencitraan diagnostik yang perlu dilakukan biasanya foto abdomen 3
posisi (supine, upright and lateral decubitus position) untuk memastikan
adanya tanda peritonitis, udara bebas, obstruksi, atau paralisis
usus.Pemeriksaan ultrasonografi sangat membantu untuk menegakkan
diagnosis kelainan hati, saluran empedu, dan pankreas.
E. PENATALAKSANAAN
27
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
2. Durante Operasi
Kontrol sumber infeksi
Pencucian rongga peritoneum
Debridement radikal
Ettapen lavase/stage abdominal repair
3. Pasca Operasi
Balance cairan
Perhitungan nutrisi
Monitor vital Sign
Pemeriksaan laboratorium
Antibiotika
F. PROGNOSIS
Angka mortalitas umumnya adalah 40%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi prognosis, antara lain:
1. Jenis infeksinya/penyakit primer
28
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Data subjektif :
- Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah perut kanan bagian bawah
dan masih merasakan mulas
- Ibu mengatakan tidak nafsu makan, mulut terasa pahit, letih , kurang
tidur dan cemas
- Ibu mengatakan dia merasa cemas dengan kondisinya , ibu takut jika
mau cebok , ibu kurang istirahat
Data objektif
Keadaan umum : Kurang baik
TD : 120/70mmHg
Kesadaran : Composmentis
29
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
RR : 28x/menit
Suhu : 38c
Nadi : 100x/menit
Assesment :
Ny. M P1A0 postpartum 7 hari dengan infeksi nifas ( peritonitis)
Penatalaksanaan :
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan .
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Keadaan umum : Kurang baik
TD : 120/70mmHg
Kesadaran : Composmentis
RR : 28x/menit
Suhu : 38c
Nadi : 100x/menit
2. Lakukan informed consent dan inform choise untuk melakukan
pembedahan local untuk menangani abses.
3. Keluarga setuju menandatangani surat
4. Lakukan pemberian terapi cairan IV .
5. Melaukan pemerian terapi cairan infis RL.
6. Anjurkan ibu untuk banyak beristirahat
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan membebaskan
pikiran dan melakukan pola istirahat tidur malam
8. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan banyak vitamin , serta
mengatur pola makan seimbang .
9. Menganjurkan ibu untuk makan yang cukup dengan makanan yang
mengandung gizi dan vitamin untuk menjaa kondisi dan
mengembalikan kondisi ibu
10. Mengingatkan ibu untuk melakukan mobilisasi di sekitar rumah
11. Anjurkan ibu tetap untuk melakukan personal hygiene yaitu selalu
menjaga perawatan payudara .
12. Anjurkan ibu tetap memberi ASI kepada bayinya selama 6 bulan
eksklusif.
30
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Evaluasi
a. Ibu telah mengerti hasil pemeriksaaannya .
b. Ibu telah mengerti informed consent dan inform choise dalam
melakukan pembedahan local untuk menangani abses.
c. Ibu telah mengerti pemberian terapi cairan IV . .
d. Ibu telah mengerti untuk banyak beristirahat
e. Ibu telah mengerti mengkonsumsi makanan banyak vitamin , serta
mengatur pola makan seimbang .
f. Ibu telah mengerti mengingatkan ibu untuk melakukan mobilisasi di
sekitar rumah
g. Ibu telah mengerti tetap untuk melakukan personal hygiene yaitu
selalu menjaga perawatan payudara
h. Ibu telah mengerti ibu tetap memberi ASI kepada bayinya selama 6
bulan eksklusif
i. Ibu telah mengerti cara mengatasi rasa nyeri tekan pada perut
j. Ibu telah mengerti kolaborasi dengan SPOG dalam pemberian obat
antibiotik , analgetik serta vitamin
k. Ibu telah mengerti pemberiaan pengertian untuk melakukan
pemeriksaan USG
3. INFEKSI PAYUDARA
A. PENGERTIAN
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae
terutama pada primipara.Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas
dingin disertai kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu
makan.Penyebab infeksi adalah staphilococcus aereus.Mammae membesar
dan nyeri dan pada suau tempat, kulit merah, membengkak sedikit dan nyeri
pada perabaan.Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
31
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
B. PENYEBAB
C. GEJALA
D. PENCEGAHAN
32
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
E. PENGOBATAN
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan
diberikan pengobatan sebagai berikut :
Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Sangga payudara
Kompres dingin
Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin
pada abses, dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah
abses, agar nanah bisa keluar.Untuk mencegah kerusakan pada duktus
laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus. Atau jika
terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit yang kemerahan :
Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari
atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari.
Drain abses :
a. Anestesi umum dianjurkan
b. Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari
cidera atau duktus
c. Gunakan sarung tangan steril
d. Tampon longgar dengan kasa
e. Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil
f. Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka
tepinya
g. Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang
h. Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
i. Evaluasi 3 hari
33
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
BENDUNGAN ASI
A. PENGERTIAN
34
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
D. PENCEGAHAN
E. PENATALAKSANAAN
Kompres air hangat agar payudara menjadi lebih lembek
Keluarkan asi sebelum menyusui sehingga asi keluar lebih
mudah ditangkap dan di isap oleh bayi
Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
Untuk mengurangi ras sakit pada payudara berikan kompres dingin
35
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Ny. M 24 tahun G2P1A0 datang ke BPS pada tanggal 17 maret 2016 pukul
19.30. Ibu datang bersama suami .Ibu nifas hari ke 2 mengeluh payudaranya
terasa panas, bengkak, dan nyeri serta ASI belum keluar sejak bayi
dilahirkan.
Data Subjektif
- Ibu mengatakan merasa payudaranya terasa panas, bengkak, dan
nyeri
- Ibu mengatakan tidak keluar ASI sejak bayi dilahirkan
Data Objektif
- Keadaan umum : Baik
- Tekanan Darah : 120/70
- Kesadaran : Composmentis
- RR : 28 x/menit
- Suhu tubuh : 37, 8 c
- Nadi : 80 x/menit
Assesment
Ny.M P1A0 postpartum 2 hari dengan bendungan ASI .
Penatalaksanaan
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan .
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu keadaan ibu sedikit
lemah , payudara terlihat bengkak , merah mengkilap, terasa keras , panas
, dan terdapat nyeri tekan .
- Keadaan umum : Baik
- Tekanan Darah : 120/70
- Kesadaran : Composmentis
- RR : 28 x/menit
- Suhu tubuh : 37, 8 c
- Nadi : 80 x/menit.
2. Jelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami.
36
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami yaitu ASI yang tidak
keluar karena adanya sumbatan saluran ASI sehingga kelenjar ASI
membesar atau membengkak dan menyebabkan refleks nyeri serta ASI
tidak keluar.
3. Beritahu Ibu terjadinya bendungan ASI .
Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan sekarang ini adalah
pengaruh dari sumbatan ASI tersebut dan Ibu akan diberikan pengobatan
untuk mengurangi keluhan yang Ibu rasakan .
4. Berikan Ibu pengobatan .
Memberikan Ibu pengobatan , yaitu
a. Paracetamol 500mg sebanyak 9 tablet dengan dosis 3 kali sehari
untuk mengurangi keluhan demam dan nyeri pada payudara.
b. Amoxilin 500mg sebanyak 9 tablet dengan dosis 3 kali sehari untuk
mencegah infeksi lebih lanjut. ( Mastitis dan Abses)
c. Vit C 3 x 1 untuk menjaga dan memperbaiki daya tahan tubuh ibu .
d. Lactavit 500 mg sebanyak 6 tablet dengan dosis 2x1 untuk
memperlancar produksi ASI.
5. Beritahu Ibu cara melakukan perawatan payudara.
6. Ajarkan Ibu teknik menyusui yang baik dan benar.
7. Ajarkan Ibu cara memeras ASI untu mengosongkan payudara.
8. Anjurkan Ibu mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan bergizi .
Evaluasi
1. Ibu telah mengerti hasil pemeriksaannya
2. Ibu telah mengerti tentang bendungan ASI yang dialami
3. Ibu telah mengerti terjadinya bendungan ASI
4. Ibu telah diberi pengobatan
5. Ibu telah mengerti cara melakukan perawatan payudara.
6. Ibu telah mengerti teknik menyusui yang baik dan benar.
7. Ibu telah mengerti cara memeras ASI untu mengosongkan payudara.
8. Ibu telah mengerti mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan bergizi .
9. Ibu telah mengerti bahwa ibu harus banyak beristirahat.
4. TROMBOPLEBITIS
A. PENGERTIAN
37
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
B. PENYEBAB
C. KLASIFIKASI
38
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Komplikasi
Penanganan
39
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
3. herapi operati , peningkatan vena cava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru
meskipun sedang dilakukan heparisasi
4. Tromboflebitis femoralis (Flegmasia alba dolens)
5. Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai
misalnya pada vena femoralis, vena poplitea dan vena safena.
6. Edema pada salah satu tungkai kebanyakan disebabkan oleh suatu
trombosis yaitu suatu pembekuan darah balik dengan kemungkinan
timbulnya komplikasi emboli paru-paru yang biasanya
mengakibatkan kematian.
Penilaian klinik
1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris 7-10 hari kemudian
suhu mendadak baik kira-kira pada hari ke 10-20 yang disertai
dengan menggigil dan nyeri sekali.
2. Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda
sebagai berikut :
a) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki yang lain.
b) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan
keras pada paha bagian atas.
c) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
d) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi
bengkak, tegang, dan nyeri
e) Edema kadang-kadang terjadi selalu atau setelah nyeri, pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas tetapi lebih sering
dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas
dari bawah keatas
f) Nyeri pada betis
g) Pada trombosis vena femoralis, vena dapat teraba didaerah lipat
paha
Penanganan Perawatan
1) Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema lakukan kompres
pada kaki
2) Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau
memakai kaos kaki yang panjang elastik selama mungkin
40
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
41
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Evaluasi
1. Ibu telah mengerti keadaannya.
2. Ibu telah mengerti untuk melakukan ambulasi dini
3. Ibu telah mengerti tenang cara mengurangi nyeri .
4. Ibu telah mengerti keluarga untuk mendukung dan melibatkan diri dalam
kegiatan ibu
5. Ibu telah mengerti pada Ibu tentang pentingnya pemenuhan keutuhan
nutrisi bagi ibu
6. Ibu telah mengerti untuk minum 3 liter setiap hari
7. Ibu telah mengerti dalam pemberian terapik antipiuretik paracetaml 3x1
mg/hari.
42
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
43
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Bendungan air susu
adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan
aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa
nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005).
Tromboflebitis adalah invasi/perluasan mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-
cabangnya.Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi
pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas.
44
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
Kasus II
Ny.C umur 29 tahun, dua minggu yang lalu melahirkan ditolong oleh dukun,
belum pernah abortus, melahirkan anak kedua, datang ke BPM dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah dan sering muntah. Hasil pemeriksaan
bising usus tidak ada, perut kembung dan teraba tegang, TD : 130/80
mmHg, N : 76x/menit, S : 39 OC, P : 18x/menit.
1. Berdasarkan kasus yang dialami Ny.C kemungkinan mengalami .....
a. Metritis
b. Peritonitis
c. Abses pelvis
d. Tromboflebitis
e. Pelviotromboflebitis
45
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
e. Rontgen
46
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
KUNCI JAWABAN
1. B
2. E
3. E
4. D
5. A
6. C
7. E
8. B
9. E
10. E
47
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA
48