Anda di halaman 1dari 11

GBPP

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan


Kode Mata Kuliah : BD.503
Beban Study : 2 SKS ( T=1;p=1 )
Penempatan : Semester III

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini memberi kemampuan untuk melakukan promosi kesehatan dalam pelayanan
kebidanan dalam pokok bahasan meliputi :

Konsep dari prinsip promosi kesehatan lingkup promosi kesehatan, etik prinsip perubahan
perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan upaya promosi kesehatan dan peran bidan
dalam kegiatan promosi kesehatan.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan konsep prinsip dan lingkup promosikesehatan

2. Menunjukkan model dan nilai promosi kesehatan

3. Menerapkan pendekatan dalam promosi kesehatan

4. Mempertimbangkan etik dalam promosi kesehatan

5. Menjelaskan prinsip perubahan perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan

6. melakukan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan

7. Melaksanakan peran bidan dalam kegiatan promosi kesehatan

C. PROSES PEMBELAJARAN

T : dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar,


dan penugasan.
P :dilaksanakan di kelas, auditorium (baik di kampus maupun dilahan

Praktek) dengan menggunakan metode simulasi, demonstrasi, role play

Dan bed side teaching.

MATERI PEMBELAJARAN

1.1. Konsep dan promosi kesehatan ;

1.1.1. Pengertian :

Ada beberapa definisi dan pengertian tentang promosi kesehatan dari para pakar.

A. Menurut organisasi kesehatan sedunia (WHO) mendefinisikan promosi kesehatan


sebagai berikut:

Health Promotion is the procces of enabling people to increase control over, and
to improve, their health

(promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan control

terhadap, dan memperbaiki, kesehatan mereka).

B. Di Indonesia pusat penyuluhan kesehatan Dep.kesehatan mengadopsi pengertian

Promosi kesehatan WHO yaitu:

Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat, agar mampu memelihara

dan meningkatkan kesehatannya.

Disini terkandung pengertian utamanya yaitu pemberdayaan. Pemberdayaan adalah

upaya untuk membangun daya atau mengembangkan kemandirian, yang dilakukan

dengan menimbulkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta mengembangkan

iklim yang mendukung kemandirian tersebut. Lingkungan yang dimaksud

mencangkup lingkungan fisik, sosial budaya, dan suasana sekitar.

Dalam pengertian promosi kesehatan tersebut terkandung beberapa pengertian oprasional


sebagai berikut:
1. Promosi kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat secara

keseluruhan, yang fokus utamanya adalah upaya memampukan masyarakat untuk

memelihara , meningkatkan dan melindungi kesehatan, oleh karena itu promosi

kesehatan lebih bersifat promotif prefentif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-

rehabilitatif.

2. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan pengembangan iklim yang

mendukung, sehingga penekanan promosi kesehatan pada pengembangan prilaku

dan lingkungan sehat.

3. Pemberdayaan merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya

dari, oleh dan untuk bersama masyarakat. Masyarakat aktif sebagai pelaku atau

subjek.

4. Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.

5. Dalam promosi kesehatan nuansa peningkatan kesehatan menjadi lebih kental,

suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai

subyek menjadi lebih menonjol.

1.1.2. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN:

A. Tujuan kunci dari promosi kesehatan adalah memberitahu orang tentang cara-cara

dimana perilaku dan gaya hidup mereka dapat mempengaruhi kesehatan mereka,

memastikan bahwa informasi itu dimengerti, membantu mereka menggali nilai-

nilai dan sikap mereka, dan (dimana cocok) membantu mereka mengubah perilaku

mereka.

B. Tujuan kunci dari promosi kesehatan adalah meningkatkan kesadaran akan banyak
kebijakan sosio-ekonomi pada tingkat nasional dan lokal (misalnya kebijakan-

kebijakan dalam pekerjaan, perumahan,subsidi pangan, periklanan, transportasi dan

pelayanan kesehatan) yang tidak mendukung kesehatan, dan secara aktif berbuat

sesuatu untuk mengubah kebijakan-kebijakan itu.

1.1.3. SASARAN PROMOSI KESEHATAN :

A. Sasaran Primer

- Individu/kelompok yang

Terkena masalah
Diharapkan perilakunya berubah sesuai dengan yang diharapkan.
Memperoleh manfaat paling besar dari hasil perubahan perilaku.
- Sasaran primer dipilah-pilah lagi berdasarkan :
Umur ( remaja, PUS, Usia)
Jenis kelamin ( Pria, Wanita)
Pekerjaan
Status sosial ekonomi (orang miskin, kaya, dll).

B. Sasaran sekunder

Individu atau kelompok yang berpengaruh terhadap sasaran primer.

C. Sasaran Tersier

Pengambilan keputusan, para penyandang dana, pihak yang berpengaruh.sasaran


sekunder dan tersier di bagi menjadi segmen yang lebih kecil misalnya: tingkatannya: nasional,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, keluarga. Bidang pengaruhnya : politik, agama,
profesi, usahawan, dll.
Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok
sasaran, yakni:

a. Sasaran primer (primary target): adalah masyarakat pada umumnya, yang menjadi
sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan
permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat di kelompokkan menjadi: kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah
KIA (kesehatan ibu dan anak) anak sekolah untuk kesehatan remaja,dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini adalah sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat(empowerment).
b. Sasaran skunder (secondary target): adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, dan sebagainya di sebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada kelompok ini, untuk selanjutnya kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya. Upaya promosi
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi
dukungan sosial (sosial support).
c. Sasaran tersier(tertiary target): adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan juga kepada masyarakat umum (sasaran
primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tertier ini sejalan
dengan strategi advokasi (advocacy).

1.1.4. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN:

Pendidikan/promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan


untuk mempengaruhi orang lain,baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Dari batasan ini tersirat bahwa unsur-unsur pendidikan/promosi kesehatan yakni:

a. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan


pendidikan (pelaku pendidikan)
b. Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain untuk...).
c. Output (melakukan apa yang diharapkan/perilaku).
Sedangkan pendidikan kesehatan adalah merupakan aplikasi atau penerapan pendidikan
didalam bidan kesehatan.

Luaran (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan atau perilaku untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, atau dapat dikatakan perilaku yang kondusif.
Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif keprilaku yang kondusif ini mengandung
berbagai dimensi, antara lain:

a. Perubahan perilaku: adalah perubahan prilaku-prilaku masyarakat yang tidak sesuai


dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan atau dari perilaku negatif ke perilaku yang positif. Perilaku yang merugikan
kesehatan yang perlu diubah misalnya: merokok, minum minuman keras, ibu hamil
yang tidak memeriksakan kehamilannya, ibu yang tidak mau mengimunisasikan anak
balitanya, dan sebagainya.
b. Pembinaan prilaku: pembinan disini ditujukan utamanya kepada perilaku masyarakat
yang sudah sehat agar dipertahankan, artinya masyarakat yang sudah mempunyai
perilaku hidup sehat (healty life style) tetap dilanjutkan/dipertahankan. Contoh :
olahraga teratur, membuang sampah ditempatnya, dsb.
c. Pengembangan perilaku: pengembangan perilaku sehat ini utamanya ditujukan
kepada kebiasaan hidup sehat bagi anak-anak. Perilaku sehat bsgi anak seyogyanya
dimulai sedini mungkin., karena kebiasaan perawatan terhada anak termasuk
kesehatan yang diberikan oleh orang tua akan langsung berpengaruh kepada perilaku
sehat anak selanjutnya. Contoh: seorang bayi yang BAK atau pipis secara naluri ia
merasa tidak enak makanya ia lalu menangis. Apabila orangtua tidak merespon ini
dalam arti tidak mengganti popoknya, maka lama kelamaan anak akan berhenti
menangis dan tidur lagi. Untuk selanjutnya apabila buang air kecil lagi maka ia tidak
akan menangis lagi. Hal ini berarti anak sudah dibiasakan untuk berprilaku tidak
sehat/jorok.

1.1.5. MEDIA PROMOSI KESEHATAN:

1.1.6. Sejarah/Perkembangan Promosi Kesehatan

A. Perkembangan Promosi Kesehatan/International


Upaya yang bersifat promosi kesehatan telah dilakukan oleh berbagai negara, dalam
berbagai bentuk dan pengertian. Istilah promosi kesehatan diterima dan diperkenalkan oleh
World Health Organization (WHO) yang kemudian diterima dan dipergunakan oleh semua
negara anggota WHO.

Beberapa tonggak penting dalam sejarah perkembangan promosi kesehatan Internasional sebagai
berikut:

1. THE OTTAWA CONFERENCE-KANADA 1986

Merupakan konferensi yang I (pertama) tentang promosi kesehatan. Dalam konferensi


dirumuskan definisi promosi kesehatan sebaagai The Proces Of Enabling People To Increase
Control Over And To Improve Their Health.

Konferensi ini menghasilkan Ottana Charter, yang merupakan 5 program aksi (5 pilar
utama0 promosi kesehatan, yaitu:

1) Mengembangkan kebijakan public yang berwawasan kesehatan (Build Health Public


Policy).
2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive Environtment).
3) Memperkuat gerakan masyarakat (Strengthen Community Action).
4) Mengembangkan kemampuan perorangan (Develop Personal Skill).
5) Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient Health Service)

Sejak saat itu Ottawa Charter telah menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi
pengembangan kegiatan promosi kesehatan di berbagai Negara, termasuk Indonesia.

2. THE ADELAIDE CONFERENCE-AUSTRALIA 1988

Dalam konferensi ini focus pembahasan lebih lanjut ialah tentang Pengembangan Kebijakan
Publik Berwawasan Kesehatan. Dalam konferensi ini dicetuskan bahwa: kesehatan adalah hak
azazi manusia dan kesehatan merupakan investasi social. Selanjutnya dirumuskan 4 prioritas
kebijakan sehat, yaitu:

1) Meningkatkan kesehatan wanita.


2) Makan makanan bergizi
3) Pengurangan tembakau dan alcohol
4) Menciptakan lingkungan yang mendukung
3. THE SUNDVALL CONFERENCE-SWEDIA, 1991

Dalam konferensi ini focus pembahasan ialah tentang hubungan antara kesehatan
dengan lingkungan fisik. Karena lingkungan yang baik penting untuk kesehatan.

4. THE JAKARTA CONFERENCE-INDONESIA, 1997

Merupakan konferensi Internasional promosi kesehatan yang I (pertama) kali diadakan di


negara berkembang, sekaligus merupakan konferensi terakhir di abad 20 (dua puluh)
menyongsong abad 21 (dua puluh satu).

Dari konferensi ini lahirlah Deklarasi Jakarta. Pesan utama konferensi Jakarta ini:
Perlunya merubah pola tradisional dalam promosi kesehatan dengan menciptakan kemitraan
dalam upaya promosi kesehatan dengan berbagai sector, pemerintah dengan swasta. Thema
konferensi ini adalah Partnership For Health Promotion New Players For New Era.

Konferensi Jakarta merupakan tonggak baru promosi kesehatan dengan dicetuskannya


Promosi Kesehatan Dengan Kemitraan atau Kemitraan Untuk Promosi Kesehatan. Sesuatu
hal yang belum pernah ada dalam konferensi-konferensi sebelumnya.

ISI DEKLARASI JAKARTA

Prioritas Promosi Kesehatan Abad 21 :

Meningkatkan tanggung jawab social dalam kesehatan


Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan.
Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan.
Meningkatkan kemampuan perorangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
Mengembangkan infrastruktur promosi kesehatan

Selanjutnya dalam Deklarasi Jakarta diuraikan sebagai berikut, antara lain :

1) Tantangan-tantangan baru sebagai determinan kesehatan, antara lain :


- Rendahnya pendidikan
- Kemiskinan
- DLL
2) Perubahan demografi, antara lain :
- Maningkatkan urbanisasi
- Bertambahnya golongan usila
- Transisi epidemiologi
3) Promosi kesehatan diakui merupakan pendekatan praktis untuk mencapai pemerataan
yang kurang baik dalam kesehatan.

5. THE MEXICO CONFERENCE-MEXICOCITY, 2000


Mexico ministerial statemen for health promotion, yang merupakan kesepakatan para
menteri kesehatan sedunia untuk menaikkan kesehatan
Six tehnical report on health promotion, yang merupakan acuan akademis untuk
mengembangkan kegiatan promosi kesehatan di masing-masing Negara di dunia.
Puluhan case studies, yang merupakan bukti keberhasilan kegiatan promosi kesehatan
di berbagai Negara di dunia dan dapat dijadikan bahan pembanding bagi
pengembangan kegiatan promosi kesehatan di Negara-negara lain.
Framework for country wide plan of action for health promotion, sebagai kerangka
untuk merencanakan kegiatan promosi kesehatan.
Hasil-hasil lain seperti:
- Interaksi dengan berbagai pengambil keputusan.
- Pakar dan praktisi kesehatan di seluruh dunia
- Pengembangan jaringan dengan berbagai lembaga dunia.
- Bahan-bahan lain tentang promosi kesehatan, dll.

B. Perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia.

Di Negara kita ini, upaya-upaya yang bersifat promosi kesehatan sudah ada bahkan sejak
sebelum terbentuknya Negara republic Indonesia. Istilah yang dipakai pada waktu itu bermacam-
macam, misalnya: - propaganda kesehatan

- Penerawangan kesehatan
- Pendidikan kesehatan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- DST

Salah satu momentum yang merupakan upaya promosi kesehatan ialah :

Penyemprotan anti malaria dirumah penduduk oleh presiden RI.Soekarno, pada tanggal
12 november 1964, yang kelak ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional.
Dalam hal ini perkembangan promosi kesehatan di Indonesia dapat dibagi dalam
beberapa periode sebagai berikut :
PERIODE 1945-1965
Sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda pada
abad ke-19.
Pada tahun 1807, waktu Gubernur Jenderal Daendeles
- Telah dilakukan pelatihan dukun bayi, praktek persalinan.
- Dilakukan dalam upaya penurunan AKB dinaikkan pada waktu itu.
- Dilakukan tidak berlangsung lama KRN langkanya tenaga pelatih kebidanan
Pada tahun 1930, upaya tersebut dilanjutkan kembali.
Dengan cara: mendaftarkan/mendata semua dukun bayi, sebelum melakukan
pertolongan persalinan diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh bidan pelatih
tentang persalinan normal dan prinsip-prinsip sterilisasi alat.
Pada tahun 1936 (1 April 1936)
- Didirikan suatu pusat pendidikan oleh petugas PKM/Promosi Kesehatan yang
didirikan oleh Dr.Heidritch di Purwokerto.
- Kemudian dipindahkan ke Banyumas pendidikan menghasilkan Mntri Higiene.
- Ketika Dr.Heidritch meninggalkan Indonesia setelah kurang lebih 15 tahun
bekerja di Indonesia maka diteruskan muridnya, yaitu Dr.Soemedi dan
Prof.Mochtar.

PERIODE TAHUN 1970-1978


Pada tahun 1970
Di Indonesia baru terdapat 4 (empat) orang ahli pendidikan kesehatan masyarakat
dengan latar belakang pendidikan Luar Negeri dengan ijazah MPH (Master Of
Public Health). Kekurangan tenaga ahli pendidikan masyarakat (promosi
kesehatan) ini sangat mempengaruhi keadan dan membatasi kegiatan para
petugas. Namun lambat laun akhirnya sadar arti pentingnya pendidikan kesehatan
masyarakat (promosi kesehatan) dan keadaan ini lebih dipersulit langkanya
fasilitas. Masih di tahun 1970 hanya ada unit pendidikan kesehatan masyarakat di
Depkes dan daerah lain belum ada/belum berkembang.
Pada tahun 1974
Di provinsi unit-unit yang ada mulai mengembangkan aktivitas, fasilitas dan
tenaga pendidikan kesehatan masyarakat (promosi kesehatan). Untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga kesehatan di bidang pendidikan kesehatan (PROMKES)
ini, FKM UI diserahi tugas untuk mendidik tenaga yang diperlukan tersebut.
Akhirnya pada tahun 1975
FKM UI menghasilkan tenaga di bidang ini yaitu, tenaga spesialis pendidikan
kesehatan (Health Education Specialist). Peserta program saat itu lulusan Pasca
Sarjana kesehatan masyarakat ditambah magang 6 bulan.
Pada tahun 1978
Programm pendidikan spesialis kesehatan masyarakat akhirnya dimasukkan
program Sarjana Kesehatan Masyarakat yang berupa program pendidikan
kesehatan masyarakat dengan minat pendidikan kesehatan masyarakat (promosi
kesehatan). Kemudian dalam kurun waktu 20 tahun terakhir selanjutnya
perkembangan pendidikan kesehatan masyarakat cukup menggembirakan. Telah
melewati masa krisis dan telah diakui dalam usaha membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat (seperti di kemukakan Dalzell-Ward, 1974). Juga terlihat
pada beberapa Universitas di dunia membuka spesialisasi Health Education.
Akhirnya pendidikan kesehatan masyarakat mampu dan dapat merbah kemajuan
bidang social berupa Behavioral Sciences dalam bidang :
- Sosiologi
- Psikologi social
- Anthrophologi DSB

Anda mungkin juga menyukai