Konsep dari prinsip promosi kesehatan lingkup promosi kesehatan, etik prinsip perubahan
perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan upaya promosi kesehatan dan peran bidan
dalam kegiatan promosi kesehatan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. PROSES PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
1.1.1. Pengertian :
Ada beberapa definisi dan pengertian tentang promosi kesehatan dari para pakar.
Health Promotion is the procces of enabling people to increase control over, and
to improve, their health
rehabilitatif.
dari, oleh dan untuk bersama masyarakat. Masyarakat aktif sebagai pelaku atau
subjek.
A. Tujuan kunci dari promosi kesehatan adalah memberitahu orang tentang cara-cara
dimana perilaku dan gaya hidup mereka dapat mempengaruhi kesehatan mereka,
nilai dan sikap mereka, dan (dimana cocok) membantu mereka mengubah perilaku
mereka.
B. Tujuan kunci dari promosi kesehatan adalah meningkatkan kesadaran akan banyak
kebijakan sosio-ekonomi pada tingkat nasional dan lokal (misalnya kebijakan-
pelayanan kesehatan) yang tidak mendukung kesehatan, dan secara aktif berbuat
A. Sasaran Primer
- Individu/kelompok yang
Terkena masalah
Diharapkan perilakunya berubah sesuai dengan yang diharapkan.
Memperoleh manfaat paling besar dari hasil perubahan perilaku.
- Sasaran primer dipilah-pilah lagi berdasarkan :
Umur ( remaja, PUS, Usia)
Jenis kelamin ( Pria, Wanita)
Pekerjaan
Status sosial ekonomi (orang miskin, kaya, dll).
B. Sasaran sekunder
C. Sasaran Tersier
a. Sasaran primer (primary target): adalah masyarakat pada umumnya, yang menjadi
sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan
permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat di kelompokkan menjadi: kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah
KIA (kesehatan ibu dan anak) anak sekolah untuk kesehatan remaja,dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini adalah sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat(empowerment).
b. Sasaran skunder (secondary target): adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, dan sebagainya di sebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada kelompok ini, untuk selanjutnya kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya. Upaya promosi
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi
dukungan sosial (sosial support).
c. Sasaran tersier(tertiary target): adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan juga kepada masyarakat umum (sasaran
primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tertier ini sejalan
dengan strategi advokasi (advocacy).
Luaran (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan atau perilaku untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, atau dapat dikatakan perilaku yang kondusif.
Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif keprilaku yang kondusif ini mengandung
berbagai dimensi, antara lain:
Beberapa tonggak penting dalam sejarah perkembangan promosi kesehatan Internasional sebagai
berikut:
Konferensi ini menghasilkan Ottana Charter, yang merupakan 5 program aksi (5 pilar
utama0 promosi kesehatan, yaitu:
Sejak saat itu Ottawa Charter telah menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi
pengembangan kegiatan promosi kesehatan di berbagai Negara, termasuk Indonesia.
Dalam konferensi ini focus pembahasan lebih lanjut ialah tentang Pengembangan Kebijakan
Publik Berwawasan Kesehatan. Dalam konferensi ini dicetuskan bahwa: kesehatan adalah hak
azazi manusia dan kesehatan merupakan investasi social. Selanjutnya dirumuskan 4 prioritas
kebijakan sehat, yaitu:
Dalam konferensi ini focus pembahasan ialah tentang hubungan antara kesehatan
dengan lingkungan fisik. Karena lingkungan yang baik penting untuk kesehatan.
Dari konferensi ini lahirlah Deklarasi Jakarta. Pesan utama konferensi Jakarta ini:
Perlunya merubah pola tradisional dalam promosi kesehatan dengan menciptakan kemitraan
dalam upaya promosi kesehatan dengan berbagai sector, pemerintah dengan swasta. Thema
konferensi ini adalah Partnership For Health Promotion New Players For New Era.
Di Negara kita ini, upaya-upaya yang bersifat promosi kesehatan sudah ada bahkan sejak
sebelum terbentuknya Negara republic Indonesia. Istilah yang dipakai pada waktu itu bermacam-
macam, misalnya: - propaganda kesehatan
- Penerawangan kesehatan
- Pendidikan kesehatan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- DST
Penyemprotan anti malaria dirumah penduduk oleh presiden RI.Soekarno, pada tanggal
12 november 1964, yang kelak ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional.
Dalam hal ini perkembangan promosi kesehatan di Indonesia dapat dibagi dalam
beberapa periode sebagai berikut :
PERIODE 1945-1965
Sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda pada
abad ke-19.
Pada tahun 1807, waktu Gubernur Jenderal Daendeles
- Telah dilakukan pelatihan dukun bayi, praktek persalinan.
- Dilakukan dalam upaya penurunan AKB dinaikkan pada waktu itu.
- Dilakukan tidak berlangsung lama KRN langkanya tenaga pelatih kebidanan
Pada tahun 1930, upaya tersebut dilanjutkan kembali.
Dengan cara: mendaftarkan/mendata semua dukun bayi, sebelum melakukan
pertolongan persalinan diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh bidan pelatih
tentang persalinan normal dan prinsip-prinsip sterilisasi alat.
Pada tahun 1936 (1 April 1936)
- Didirikan suatu pusat pendidikan oleh petugas PKM/Promosi Kesehatan yang
didirikan oleh Dr.Heidritch di Purwokerto.
- Kemudian dipindahkan ke Banyumas pendidikan menghasilkan Mntri Higiene.
- Ketika Dr.Heidritch meninggalkan Indonesia setelah kurang lebih 15 tahun
bekerja di Indonesia maka diteruskan muridnya, yaitu Dr.Soemedi dan
Prof.Mochtar.