Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Kebidanan

Kegawatdaruratan pada masa


nifas

Kelompok 9 :
Nursah
Nursida
Partisipasi Nengsih
Ria Febrianti
Rita Rahayu
ASUHAN KEBIDANAN
a. Metritis
KEGAWATDARURATAN b. Peritonitis
PADA MASA NIFAS c. Infeksi payudara
d. thromboflebitis
Metritis
 Metritis
adalah radang miometrium. Mimetritis
akut biasanya terdapat pada abortus septic
atau infeksi post partum. Metritis adalah
infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian ibu.

Gejala
• Demam
• Keluar lochea/keputihan dari kemaluan
• Sakit pinggang
• Nyeri abdomen
Peritonitis
 Peritonitis
adalah inflamasi peritoneum- lapisan
membrane serosa rongga abdomen dan meliputi
visera, merupakan penyulit berbahaya yang
dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.

 Tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan dan


nyeri lepas pada palpasi, defans muscular, dan
tanda-tanda umum inflamasi.
Klasifikasi
A. Peritonitis Bakterial Primer
Merupakan peritonitis akibat kontaminasi
bakterial secara hematogen pada
cavumperitoneum dan tidak ditemukan
fokus infeksi dalam abdomen.
Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E.
Coli, Sreptococus atau Pneumococus.
Peritonitis bakterial primer dibagi menjadi dua,
yaitu:
 Spesifik : misalnya Tuberculosis
 Non spesifik: misalnya pneumonia non
tuberculosis an Tonsilitis
B. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder
(Supurativa)
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut
atau perforasi tractusi gastrointestinal atau
tractus urinarius.
 Luka/trauma penetrasi, yang membawa
kuman dari luar masuk ke dalam cavum
peritoneal.
 Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya
peritonitis yang disebabkan oleh bahan kimia,
perforasi usus sehingga feces keluar dari
usus.
 Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ
intra abdominal, misalnya appendisitis.
C. Peritonitis tersier
 Peritonitis yang disebabkan oleh jamur
 Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat
ditemukan.Merupakan peritonitis yang
disebabkan oleh iritan langsung, sepertii
misalnya empedu, getah lambung, getah
pankreas, dan urine.

D. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:


 Aseptik/steril peritonitis 
 Granulomatous peritonitis
 Hiperlipidemik peritonitis
 Talkum peritonitis
Tanda dan Gejala Peritonitis
 Tanda-tanda peritonitis relative sama dengan infeksi berat
yaitu demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi
hipotermia, tatikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi. Nyeri
abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum maximum
ditempat tertentu sebagai sumber infeksi. Dinding perut akan
terasa tegang karena mekanisme antisipasi penderita secara
tidak sadar untukmenghindari palpasinya yang menyakinkan
atau tegang karena iritasi peritoneum.

 Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk


membedakan nyeri akibat pelvic inflammatoru disease.
Pemeriksaan-pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada
penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes berat,
penggunaan steroid, pascatransplantasi, atau HIV), penderita
dengan penurunan kesadaran (misalnya trauma
cranial, ensefalopati toksik, syok sepsis, atau penggunaan
analgesic), penderita dnegan paraplegia dan penderita geriatric. 
 Komplikasi
 Eviserasi
Luka
 Pembentukan abses

 Pemeriksaan Penunjang
 Test laboratorium
 Leukositosis
 Hematokrit meningkat
 Asidosis metabolik
 Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior,
lateral), didapatkan : Illeus merupakan
penemuan yang tak khas pada peritonitis.Usus
halus dan usus besar dilatasi.Udara bebas dalam
rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
INFEKSI PAYUDARA
Infeksi Payudara (mastitis) adalah peradangan
pada mamma, terutama pada primipara yang
biasanya disebabkan oleh staphylococcus
aureus, infeksi terjadi melalui luka pada puting
susu, tetapi mungkin juga mungkin melalui
peredaran darah.
Gejala
 Bengkak dan nyeri.
 Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di
tempat tertentu.
 Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.
 Ada demam dan rasa sakit umum.

Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi :


 Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola
mamae.
 Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan
abses ditempat itu.
 Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-
kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan
otot-otot dibawahnya.
Pencegahan
 Perawatan putting susu pada laktasi merupakan
usaha penting untuk mencegah mastitis.
Perawatan terdiri atas membersihkan putting
susu dengan minyak baby oil sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak
dan susu yang sudah mengering. Selain itu juga
memberi pertolongan kepada ibu menyusui
bayinya harus bebas infeksi dengan stafilococus.
Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya
bayi jangan menyusu pada mammae yang
bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan
dengan pijitan.00000000000

Anda mungkin juga menyukai