Anda di halaman 1dari 36

INFEKSI PADA

MASA NIFAS DAN


MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
NAMA KELOMPOK
Ni Putu Oktarini Putri (028)

Luh Putu Devita Pramesti Putri (029)

I Gusti Agung Ayu Cahyani Indah Permata Putri (031)

Dinda Pramesti Kartika Wulandari (032)

I Gusti Agung Mas Dhiana Dewi (033)

Ni Ketut Ayu Sujani (034)

I Gusti Ayu Dita Adinda Putri (035)

Ni Putu Yuni Fajariyanti (036)

Ni Kadek Wilandari Andika Putri (037)


01
TINJAUAN
UMUM
●Infeksi pada masa nifas adaiah infeksi alat-alat
reproduksi yang disebabkan oleh bakteri selama persalinan
atau puerperium.( Varney,2007).

●Infeksi pada masa nifas mencakup semua peradangan


alat-alat genitalia dalam masa nifas.

●Menurut Joint Commitee on Maternal Welfare


(Amerika Serikat) definisi morbiditas puerperalis (deman
nifas) adaiah kenaikan suhu badan sampai 38 °C atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum, kecuali
hari pertama. Suhu harus sedikit 4 kali dalam sehari
(Winkjosastro. 2005).
02
ETIOLOGI
BERDASARKAN MASUKNYA KUMAN

Eksasogen Autogen Endogen

Kuman datang dari luar Kuman masuk dari tempat Dari jalan lahir sendiri
lain dalam tubuh
BERDASARKAN KUMAN
Streptococcus
Eschercia Coli
Haemolytieus
Aerobicus berasal dari kandung
kemih atau rektum dan
sebab infeksi yang paling dapat menyebabkan
berat, khususnya golongan infeksi terbatas pada
A. Infeksi ini biasanya perineum, vulva dan
eksogen (dari penderita endometrium.
lain, alat atau kain yang
tidak steril).
Clostridium Welchii
Staphylococcus
bersifat anaerob. Jarang
Aerus ditemukan akan tetapi
masuk secara eksogen, sangat berbahaya. Infeksi
infeksinya sedang, banyak lebih sering terjadi pada
ditemukan sebagai penyebab abortus kriminalis.
infeksi di rumah sakit.
FAKTOR RESIKO
Semua keadaan yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh Tindakan bedah vagina yang
ibu seperti perdarahan, menyebabkan perlukaan pada
anemia, nutrisi buruk, status jalan lain.
sosial ekonomi rendah dan
imunosupresi.

Tertinggalnya sisa plasenta,


Partus lama, terutama dengan selaput ketuban, dan bekuan
ketuban pecah lama. darah.
03
FAKTOR
PREDISPOSISI
1. Semua keadaan yang 2. Proses persalinan
menurunkan daya tahan bermasalah seperti partus
penderita seperti perdarahan lama/macet terutama dengan
banyak, diabetes, preeklamsi, ketuban pecah lama,
malnutrisi, anemia. Kelelahan korioamnionitis, persalinan
juga infeksi lain yaitu traumatik, kurang baiknya
pneumonia, penyakit jantung proses pencegahan infeksi
dan sebagainya. dan manipulasi yang
berlebihan.

3. Tindakan 4. Tertinggalnya sisa


obstetrik operatif plasenta, selaput 5. Episiotomi atau
baik pervaginam ketuban dan laserasi.
maupun bekuandarah dalam
perabdominam rongga rahim.
04
CARA
TERJADINYA
INFEKSI MASA
NIFAS
BERDASARKAN KUMAN
Tangan pemeriksa atau Dalam rumah sakit
penolong yang tertutup terlalu banyak kuman-
sarung tanganpada kuman patogen, berasal
pemeriksaan dalam atau dari penderita-penderita
operasi membawa bakteri dengan berbagai jenis
yangsudah ada dalam infeksi.
vagina ke dalam uterus.

Droplet infection. Sarung Koitus pada akhir


tangan atau alat-alat kehamilan tidak
terkenakontaminasi bakteri merupakan sebab
yang berasal dari hidung infeksi penting, kecuali
atau tenggorokan dokter atau apabila mengakibatkan
petugas kesehatan lainnya. pecahnya ketuban.
05
KOMPLIKASI
PARU-PARU GINJAL PERSENDIAN
Mata dan jaringan
Infark, abses, pneumonia Nyeri mendadak yang subkutan
diikuti dengan proteinuria
dan hematuria
06
JENIS-JENIS INFEKSI
MASA NIFAS
Vaginitis

Infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu


pasca melahirkan terjadi secara langsung pada
luka vagina atau luka perineum. Permukaan
mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus
dan getah mengandung nanah dari daerah ulkus.
Vulvitis
Infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi di bekas sayatan
episiotomi atau luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak, jahitan
mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.

Gejala pada umumnya :

 Vulva dan vagina terasa gatal, nyeri, dan perih.


 Keputihan yang tidak normal.
 Kulit vulva kering, bersisik, dan tampak ada bercak putih.
 Vulva dan bibir vagina tampak bengkak dan kemerahan.
 Terdapat lepuhan atau benjolan berisi cairan di vulva.
 Nyeri saat bersenggama dan buang air kecil.
Endometritis

Infeksi yang terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam


waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium.

Tanda & gejala : Suhu badan (38,3 - 40 )°C disertai


menggigil Nadi, takikardi nafsu makan tidak ada muntah,
nyeri perut bagian bawah, Sub involusio, nyeri uterus,
lochea berbau busuk.
Salpingitis
Salpingitis adalah salah satu tipe penyakit radang panggul
(PRP), yang bila dibiarkan dapat menyebabkan infertilitas dan
meningkatkan risiko mengalami kehamilan ektopik.
Gejala Salpingitis :
Keputihan berbau menyengat dan berwarna kekuningan, nyeri
saat ovulasi, haid atau berhubungan intim, perdarahan di
antara dua siklus haid, nyeri tumpul atau kram pada perut
bawah, mual dan muntah, demam, sering buang air kecil,
nyeri saat buang air kecil, disertai uretritis (peradangan pada
uretra).
Oovaritis

Ovaritis adalah peradangan infeksi pada indung


telur (ovarium). Peradangan yang terisolasi pada
ovarium bukanlah kondisi yang sering terjadi.
Seperti peradangan lainnya, radang ovarium bisa
bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka
panjang).
Lanjutan
Gejala ovaritis akut yaitu demam, nyeri perut, dan pada saat yang
sama anusnya terasa membengkak dan dapat mengalami gejala
lainnya.
Gejala ovaritis kronis, kelemahan lateral secara general, mental
yang buruk, dan haid tidak teratur atau volumenya tidak banyak
seperti biasanya. Ovaritis kronis bahkan menyebabkan perut
bawah sedikit menggantung. Kondisi ini biasanya disertai dengan
peradangan rongga, kelelahan, dan terkadang tidak bersemangat.
Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, yaitu


selaput tipis yang membatasi dinding perut bagian
dalam dan organ-organ perut. Peradangan ini
umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau
jamur. Jika tidak ditangani, infeksi pada peritonitis
dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Lanjutan
Berdasarkan asal infeksinya, peritonitis dibagi menjadi dua,
yaitu :

Peritonitis primer (spontan), yang terjadi akibat infeksi bakteri


atau jamur langsung di peritoneum

Peritonitis sekunder, yang terjadi ketika bakteri atau jamur dari


dalam organ sistem pencernaan masuk ke peritoneum karena
adanya suatu kondisi pendahulu
Lanjutan
Gejala Peritonitis

Nyeri perut yang makin terasa jika bergerak atau


disentuh, perut kembung, mual dan muntah, demam,
lemas, nafsu makan menurun, terus-menerus merasa
haus, diare, sembelit dan tidak bisa buang gas, jumlah
urine yang keluar sedikit, jantung berdebar.
07
PATOFISIOLOGI
Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah luka
dengan diameter kira-kira 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena
banyaknya vena yang ditutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk
tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh
wanita.

Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva,


vagina, perineum merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang
dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya.
07
PENCEGAHAN INFEKSI PADA
MASA NIFAS
Masa Kehamilan

a. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,


malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita
ibu.
b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan
hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Jika ini terjadi
infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
Selama Persalinan

a. Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya


kuman-kuman dalam jalan lahir
b. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak
berlarut-larut.
c. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
d. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena Tindakan baik pervaginam maupun
perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik baiknya dan menjaga sterilitas.
Lanjutan
e. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera
diganti dengan tranfusi darah.
f. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan
masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar
bersalin.
g. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
h. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
Selama Nifas

a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-
alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus
steril.
b. Penderita dengan infeksi pada masa nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi
sedapat mungkin.
08
PENGOBATAN INFEKSI NIFAS
1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.

2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.

3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.

4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan
yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai
komplikasi yang dijumpai.
KESIMPULAN

Infeksi pada masa nifas adaiah infeksi alat-alat reproduksi yang


disebabkan oleh bakteri selama persalinan atau puerperium. ( Varney,2007).

Infeksi pada masa nifas mencakup semua peradangan alat-alat genitalia


dalam masa nifas. Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas puerperalis
meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun.
Lanjutan
Patofisiologi dari infeksi masa nifas ini yaitu dimulai setelah kala III, daerah bekas
insertio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm, permukaan
tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus dan
merupakan area yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis
yang patogen dalam tubuh wanita.

Klasifikasi infeksi pada masa nifas yaitu infeksi terbatas lokalisasinya pada
perineum, vulva , serviks dan endometrium. Infeksi yang menyebar ke tempat lain
melalui : pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai