Anda di halaman 1dari 31

KONSEP PENANGANAN GADAR

MATERNAL, NEONATAL PADA


BERBAGAI SETTING PELAYANAN
KEBIDANAN

Ni Luh Putu Sri Erawati


UPAYA KESEHATAN
 Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif
 Sistem kesehatan nasional mengembangkan
subsistem upaya kesehatan dalam
penyelenggaraannya meliputi upaya kesehatan
yang mencakup kesehatan fisik, mental,
intelegensia, dan sosial. Upaya kesehatan
dilakukan secara terpadu, berkesinambungan,
dan paripurna. 
UPAYA KESEHATAN INI TERDIRI DARI :

Upaya Kesehatan Primer

Upaya Kesehatan Sekunder

Upaya Kesehatan Tersier


UPAYA KESEHATAN PRIMER
Upaya kesehatan primer terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan
primer dan masyarakat primer.
1.Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
Pelayanan ini memberikan penekanan pada pengobatan, pemulihan
tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan termasuk gaya
hidup sehat. PKPP dapat diselenggarakan dalam bentuk rawat jalan
(ambulatory) ataupun rawat inap.
Contoh : Dokter praktek mandiri, praktik mandiri bidan
2. Pelayanan kesehatan masyarakat primer
Pelayanan ini menekankan pada pelayanan peningkatan dan pencegahan
tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran
keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat itu sendiri.
Pelaksanaan PKMP didukung dengan kegiatan surveilans, pencatatan,
dan pelaporan yang diselenggarakan oleh institusi kesehatan
berwenang.
Contoh : Puskesmas, Pustu
UPAYA KESEHATAN SEKUNDER
Upaya kesehatan sekunder merupakan upaya kesehatan rujukan lanjutan yang
terdiri atas pelayanan kesehatan perorangan sekunder (PKPS) dan pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder (PKMS)

1. Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder


Merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang dilaksakanan oleh spesialis
atau dokter yang telah mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai ijin
praktik yang didukung oleh tenaga kesehatan lainny melalui penerimaan
rujukan dari PKPP dan merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang merujuk.
Pelayanan dilakukan oleh : Dokter spesialis dan dokter subspesialis terbatas
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder
Merupakan pelayanan yang dilakukan melalui menerima rujukan kesehatan
dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam
bentuk sarana, teknologi dan SDMK, serta didukung oleh pelayanan
kesehatan tersier.
Contoh : RS tipe C dan D
UPAYA KESEHATAN TERSIER
1. Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
Merupakan pelayanan kesehatan perorangan yang menerima
rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan dibawahnya, dan
dapat merujuk kembali ke faskes yang dirujuk.
Pelayanan diberikan oleh : dokter subspesialis dan dokter
subspesialis luas
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier
Merupakan pelayanan kesehatan masyarakat tersier yang
menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan sekunder
dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, SDMK
dan rujukan operasional, serta melakukan penelitian dan
pengembangan bidang kesehatan masyarakat, penapisan teknologi,
dan produk teknologi yang terkait.
Contoh : RS Tipe A dan B
KLASIFIKASI RS

RS TIPE A

RS TIPE B

RS TIPE C

RS TIPE D
DASAR KLASIFIKASI

Pelayanan

SDM

Peralatan

Sarana dan Prasarana

Administrasi dan Manajemen


RS TIPE A
 Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit
yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis
secara luas. Rumah sakit kelas A
ditetapkan sebagai tempat pelayanan
rumah sakit rujukan tertinggi (top referral
hospital) atau rumah sakit pusat.
 Contoh : RSUP Sanglah
RS TIPE B
 Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit
yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis
terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di
setiap ibukoata propinsi (propincial
hospital) yang menampung pelayanan
rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah
sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas
A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit
kelas B
 Contoh : RSUD Wangaya dan Mangusada
RS TIPE C
 Rumah sakit kelas C adalah RS yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis
terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan
pelayanan kebidanan dan kandungan
 RS kelas C didirikan di setiap ibukota kabupaten
(regency hospital) yang menampung pelayanan
rujukan dari puskesmas.
 Contoh : RSUD Negara, Karangasem
RS TIPE D
 Rumah sakit kelas D adalah RS yg bersifat
transisi karena pada satu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.
Kemampuan rumah sakit kelas D hanya
memberikan pelayanan kedokteran umum
dan kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D
juga menampung pelayanan rujukan yang
berasal dari puskemas.
 Contoh RS Giri Emas, RS Santi Graha, dll
GAMBARAN AKI/AKB DI
INDONESIA
 Masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia 
diperlukan upaya lebih keras untuk dapat
menurunkannya
 Salah satu upaya dalam penurunan AKI
diperlukan perhatian serius di dalam mengatasi
masalah komplikasi pada saat kehamilan yang
dapat di prediksi. Diperkirakan 15 %
kehamilan dan persalinan akan mengalami
komplikasi.
SEBAGIAN KOMPLIKASI INI DAPAT
MENGANCAM JIWA, TETAPI SEBAGIAN
BESAR KOMPLIKASI DAPAT DICEGAH DAN
DITANGANI BILA :
1. ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan;
2. tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan
yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk
memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan
manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah
perdarahan pascasalin;
3. tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini
komplikasi;
4. apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat
memberikan pertolongan pertama dan melakukan
tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
rujukan;
5. proses rujukan efektif;
 Dengan demikian, untuk komplikasi yang
membutuhkan pelayanan di RS, diperlukan
penanganan yang berkesinambungan (continuum
of care), yaitu dari pelayanan di tingkat dasar
sampai di Rumah Sakit.
 Langkah 1 sampai dengan 5 diatas tidak akan
bermanfaat bila langkah ke 6 tidak adekuat.
Sebaliknya, adanya pelayanan di RS yang
adekuat tidak akan bermanfaat bila pasien yang
mengalami komplikasi tidak dirujuk.
 Masih tingginya AKI dan AKB termasuk neonatal juga
dipengaruhi dan didorong berbagai faktor yang mendasari
timbulnya risiko maternal dan atau neonatal, yaitu faktor-
faktor penyakit, masalah gizi dari WUS/ maternal serta faktor
4T (terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan,
terlalu dekat jarak kehamilan/ persalinan dan terlalu banyak
hamil atau melahirkan).
 Kondisi tersebut di atas lebih diperparah lagi oleh adanya
keterlambatan penanganan kasus emergensi/komplikasi
maternal dan atau neonatal secara adekuat akibat oleh kondisi
3T (Terlambat), yaitu: 1) Terlambat mengambil keputusan
merujuk, 2) Terlambat mengakses fasyankes yang tepat, dan 3)
Terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan yang
tepat/ kompeten.
 Salahsatu upaya yang telah dilaksanakan untuk
mempercepat penurunan AKI dan AKN melalui
penanganan obstetri dan neonatal
emergensi/komplikasi di tingkat pelayanan dasar
adalah melalui Upaya melaksanakan Puskesmas
Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) dan di tingkat
pelayanan sekunder dan tersier melalui upaya
pelaksanaan Rumah Sakit Mampu memberikan
Pelayanan Obstetri Neeonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK)
 Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) adalah Puskesmas rawat
inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetri
dan neonatal emergensi/komplikasi tingkat dasar dalam
24 jam sehari dan 7 hari seminggu
 Rumah Sakit Mampu PONEK

Adalah RS 24 jam yang memiliki tenaga dengan


kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang
memadai untuk memberikan pelayanan pertolongan
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal dasar maupun
komprehensif untuk secara langsung terhadap ibu
hamil/ibu bersalin dan ibu nifas baik yang datang sendiri
atau atas rujukan kader/masyarakat, Bidan di desa,
Puskesmas dan Puskesmas mampu PONED
PONED PONEK DAPAT BERJALAN
BAIK APABILA :

Sistem rujukan

Regionalisasi sistem rujukan

Collaborative Improvement PONED – PONEK

Penggerakan PSM dan penggerakan masy


1. SISTEM RUJUKAN
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan
merupakan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab
pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik vertikal maupun horizontal.
2. REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN
 Regionalisasisistem rujukan PONED adalah
pembagian wilayah sistem rujukan dari satu
wilayah kabupaten dan daerah sekitar yang
berbatasan dengannya, dimana Puskesmas
mampu PONED yang berada dalam salah satu
regional sistem rujukan wilayah kabupaten,
difungsikan sebagai rujukan-antara yang akan
mendukung berfungsinya Rumah Sakit PONEK
sebagai rujukan obstetri dan neonatal
emergensi/komplikasi di wilayah kabupaten
bersangkutan.
3. COLLABORATIVE IMPROVEMENT
PONED-PONEK
Collaborative Improvement PONED-
PONEK adalah bentuk kerjasama
antara Pelayanan PONED dan
PONEK dalam rangka peningkatan
atau perbaikan kualitas pelayanan
yang dilaksanakan secara terpadu dan
terintegrasi.
4. PENGGERAKAN PERAN SERTA
DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
 Adalah upaya melibatkan secara aktif
Lintas Sektor, Organisasi Profesi, LSM
dan Masyarakat Peduli serta Media Massa,
untuk mendukung upaya peningkatan dan
penggerakan demand target sasaran
maternal dan keluarganya, agar mencari
dan memanfaatkan pelayanan obstetri dan
neonatal emergensi yang disediakan
secara mandiri sesuai kebutuhannya
SYARAT PUSKESMAS MENJADI PUSK
MAMPU PONED :
1. Fasilitas sarana prasarana memadai
2. Letak strategis
3. SDM memadai dan terlatih PONED
4. Kepala puskesmas mampu
memanajemen penyelenggaraan PONED
5. Ada komitmen dari stake holder
RUANG LINGKUP PONED
 Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral,
antibiotika perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran
plasenta manual/kuret serta pertolongan persalinan
menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.
 Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia,
pemberian antibiotika parenteral, pemberian
antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat
intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus,
pelaksanaan thermal control untuk mencegah hipotermia
dan penganggulangan gangguan pemberian nutrisi
BATASAN KEWENANGAN DALAM
PELAYANAN PONED
MATERNAL
1. Perdarahan pada kehamilan muda

2. Perdarahan post partum

3. Hipertensi dalam kehamilan

4. Persalinan macet

5. Ketuban pecah sebelum waktunya dan sepsis

6. Infeksi nifas

NEONATAL
7. Asfiksia

8. Gangguan nafas pada BBL

9. BBLR

10. Hipotermia BBL

11. Hipoglikemia

12. Ikterus

13. Kejang pada neonatus

14. Infeksi neonatus

Sumber : Buku PEDOMAN PONED hal 74


RUMAH SAKIT
Fungsi RS :
1. Pelayanan

RS harus dapat menangani kasus rujukan yang tidak


mampu ditangani oleh nakes di tingkat pelayanan primer
2. Pendidikan
RS harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik
petugas RS, luar RS maupun peserta pendidikan nakes
sehingga mampu melakukan tindakan sesuai dengan
standar dan kewenangannya untuk menyelesaikan kasus
darurat
3. Penelitian
RS harus mempunyai program evaluasi kinerja baik RS
maupun wilayah kerja dalam rangka menurunkan AKI dan
UPAYA PELAYANAN PONEK
 Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan
definitif
 Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di
ruang tindakan
 Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi
dan seksio saesaria
 Perawatan intensif ibu dan bayi

 Pelayanan ante natal risiko tinggi


TUGAS PRAKTIK

Carilahperbedaan pelayanan di
RS sesuai tipe nya!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai