1. BPJS
2. Dokter Keluarga:
3. Faskes tingkat pertama
4. PBI non PBI
5. PRB
JUMP 2
Dokter keluarga:
Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmukedokteran yang mempelajari
dinamika kehidupan keluarga,
pengaruh penyakit terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadaptimbul dan
berkembangnya penyakit, cara pendekatan kesehatan untukmengembalikan fungsi tubuh sekaligus
fungsi keluarga agar dalam keadaannormal. Setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesidokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyaiwewenang untuk menjalankan
praktek dokter keluarga.
Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteranyang mencakup seluruh spektrum
ilmu kedokteran yang orientasinya untukmemberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungandan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat
denganmemperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
BPJS PBI diperuntukan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN.
Mereka yang menjadi peserta BPJS PBI ini adalah orang-orang yang ditetapkan Pemerintah dan diatur
melalui Peraturan Pemerintah.
Pemerintah punya data mereka yang berhak menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran BPJS. Para
peserta PBI adalah beberapa masyarakat yang tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Kementerian Sosial.
Mereka adalah masyarakat yang masuk dalam 40 persen golongan terbawah. Oleh karena itu mereka
semua akan dibantu layanan kesehatannya dan iurannya dibayarkan penuh oleh Pemerintah.
Khusus tahun 2020, peserta PBI yang selama ini ada di bawah Pemerintah Daerah akan dimasukan
sebagai peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri dan peserta bukan pekerja (BP)
yang iurannya ditanggung bersama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Dari data terakhir yang berhasil dihimpun, saat ini terdapat sekitar 96,5 juta peserta PBI yang
ditanggung Pemerintah Pusat dan sekitar 37 juta peserta PBI ditanggung Pemerintah Daerah.
7. Apa program pelayanan kesehatan yang ditetapkan BPJS?
8. Mengapa pasien harus dirujuk ke RS TIPE C kemudian dikembalikan setelah kondisinya stabil? Bila
berhadapan dengan suatu masalah khusus yang tak mampu ditanggulangi, Dokter Keluarga bertindak
sebagai koordinator dalam merencanakan konsultasi atau rujukan yang diperlukan kepada dokter
spesialis yang lebih sesuai. Dari pengertian ini, terlihat jelas bahwa sifat dan layanan kesehatan Dokter
Keluarga amat berbeda dengan dokter lain.
Di sistem BPJS fasilitas kesehatan ini dikategorikan menjadi beberapa kategori (faskes tingkat 1, 2 dan
3), pengkategorian ini dikarenakan sistem BPJS menggunakan sistem pelayanan berjenjang, artinya
ketika peserta BPJS ingin berobat guna mendapatkan layanan kesehatan yang ditanggung oleh BPJS
maka fasilitas kesehatan yang harus pertama kali dikunjungi adalah fasilitas kesehatan tingkat 1, jika
di faskes tingkat 1, tidak memungkinkan untuk dilayani maka dokter faskes tingkat 1 akan merujuk ke
faskes tingkat 2, dan jika di faskes tingkat 2 masih tidak memungkinkan untuk dilayani karena sarana
dan prasarana kurang memadai maka dokter faskes tingkat 2 akan merujuk ke fasilitas kesehatan
tingkat 3.
Mengapa begitu? Apa alasannya?, tugas BPJSK mengacu pada pasal 24 ayat (3) UU SJSN 40/2004
untuk mengembangkan sistem yang efektif dan efisien. Apa yang memang bisa dilayani di RS tipe
bawah, tidak boleh dirujuk ke tipe di atasnya. Dasarnya adalah kemampuan layanan di tiap-tiap tipe
RS yang tersedia. Karena itu BPJSK melakukan kredensialing salah satunya memetakan apa saja
kemampuan layanan pada tiap-tiap Faskes.
Umumnya fasilitas kesehatan tingkat lanjut adalah fasilitas kesehatan yang memiliki sarana dan
prasarana yang sangat memadai untuk menangani segala macam bentuk gangguan kesehatan pasien.
Sebagai salah satu program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta
BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit
kronis, maka dilakukan optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik. Pelayanan Program Rujuk
Balik diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis, khususnya penyakit
diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, stroke,
schizophrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang sudah terkontrol/stabil namun masih
memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam jangka panjang.
Manfaat Program Rujuk Balik
1. Bagi Peserta a. Meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan b. Meningkatkan pelayanan
kesehatan yang mencakup akses promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif c. Meningkatkan
hubungan dokter dengan pasien dalam konteks pelayanan holistik d. Memudahkan untuk
mendapatkan obat yang diperlukan
2. Bagi Faskes Tingkat Pertama a. Meningkatkan fungsi Faskes selaku Gate Keeper dari aspek
pelayanan komprehensif dalam pembiayaan yang rasional b. Meningkatkan kompetensi penanganan
medik berbasis kajian ilmiah terkini (evidence based) melalui bimbingan organisasi/dokter spesialis c.
Meningkatkan fungsi pengawasan pengobatan
3. Bagi Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan a. Mengurangi waktu tunggu pasien di poli RS b.
Meningkatkan kualitas pelayanan spesialistik di Rumah Sakit c. Meningkatkan fungsi spesialis sebagai
koordinator dan konsultan manajemen penyakit
1. Jenis Penyakit Jenis Penyakit yang termasuk Program Rujuk Balik adalah: a. Diabetus Mellitus b.
Hipertensi c. Jantung d. Asma e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) f. Epilepsy g. Schizophrenia h.
Stroke i. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
9. Tipe tipe rumah sakit?