1. Alur Pendaftaran
Alur pendafataran bpjs terdiri dari 2 jenis, yaitu prosedur online dan konvensional. Sebelum
mendaftar BPJS ada dokumen yang harus di siapkan:
a) Formulir daftar isian peserta (DIP) yang disediakan oleh kantor BPJS kesehatan seluruh indonesia
b) Fotokopi KK
c) Fotokopi KTP/ PASPOR
d) Fotokopi buku tabungan dari penanggung iuran yang tercantum di KK
e) PAS FOTO brwarna ukuran 3x4
f) Surat NPWP
syarat dan ketentuan yang perlu diperhatikan dalam mendaftar BPJS adalah sebagai berikut: 1.
Mendaftarkan diri dan semua anggota keluarga yang terdaftar di kartu keluarga menjadi peserta BPJS
Kesehatan. 2. Melaporkan kehilangan dan kerusakan identitas ( kartu peserta ) peserta yang
diterbitkan oleh BPJS Kesehatan. 3. Menyetujui melakukan pencetakan kartu BPJS elektronik sebagai
identitas peserta. 4. Melapor Perubahan susunan anggota keluarga di Kantor Cabang BPJS Kesehatan
terdekat. 5. Menyetujui membayar iuran pertama paling cepat 14 (empat belas) hari kalender dan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima virtual account untuk mendapatkan hak
dan manfaat jaminan kesehatan
Alur pendaftaran BPJS secara langsung dapat disimak sebagai berikut: 1. Calon peserta yang BPJS
Kesehatan harus menyiapkan berkas-berkas yang sudah ditentukan dan menyediakan uang iuran
bulan pertama sesuai dengan pilihan calon peserta. 2. Setelah sudah menyiapkan berkas, datanglah
ke kantor BPJS Kesehatan setempat. Calon peserta segera mendapat formulir BPJS Kesehatan yang
sesuai. Isi formulir BPJS berdasarkan data yang ada. Pastikan semua isian yang dituliskan benar
sebelum memulai pendaftaran. 4. Setelah selesai, segera serahkan formulir BPJS yang sudah dilampiri
berkas dan pasfoto kepada petugas. Mereka akan melakukan pengecekan lagi dan setelah semuanya
selesai, calon peserta akan diberi virtual account.5. Virtual account akan digunakan untuk
pembayaran di bank yang telah melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, seperti Mandiri, BRI,
dan BNI. 6. Lakukan pembayaran sesuai kelas yang dipilih lalu simpan bukti pembayaran. Bukti
transfer ini digunakan untuk mencetak kartu JKN yang menandakan calon peserta sudah resmi
menjadi peserta BPJS Kesehatan.Calon peserta cukup membuka website yang disediakan oleh BPJS
Kesehatan yakni www.bpjs-kesehatan.go.id atau melalui aplikasi Mobile JKN di Playstore.
Berikut adalah alur ketika mendaftar ke BPJS Kesehatan secara online : 1. Pada pendaftaran online,
calon peserta harus menyediakan berkas meliputi KTP, Kartu Keluarga (KK), kartu NPWP, dan nomor
rekening bank yang nantinya digunakan dalam pembayaran. Untuk pembayaran dapat
menggunakan bank yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, seperti Mandiri, BRI, dan BNI. 2.
Kunjungi website BPJS Kesehatan, pilih menu pendaftaran online yang tampil di halaman utama. 3.
Setelah masuk menu pendaftaran, halaman utama akan berganti menjadi halaman aturan atau
persyaratan sebelum mendaftar. 4. Calon akan masuk ke halaman persetujuan pendaftaran. Lalu
masuk ke halaman kesertaan keluarga. 5. Calon peserta wajib mengisi halaman yang berisi formulir
BPJS Kesehatan. Isi semua data yang diminta serta unggah beberapa berkas yang telah disiapkan
sebelumnya. 6. Calon peserta akan diberi virtual account yang digunakan untuk pembayaran atau
transfer. Setelah Anda melakukan pembayaran sesuai dengan kelas yang dipilih e-ID bisa dicetak atau
mengunjungi kantor BPJS Kesehatan setempat untuk dicetakkan kartu JKN yang menandakan sudah
resmi menjadi peserta BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan juga menyediakan beberapa formulir
pendaftaran sesuai kebutuhan. Beberapa formulir BPJS Kesehatan meliputi Formulir untuk Pekerja
Penerima Upah (PPU) dari penyelenggara Negara dan Badan Usaha, formulir pendaftaran Pekerja
Bukan Penerima Upah (PBPU), dan formulir untuk Pensiunan PNS dan TNI/POLRI yang dananya
dikelola lembaga swasta.
2. Kepesertaan
Semua penduduk Indonesia WAJIB menjadi peserta JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan termasuk orang asing
yang telah bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia dan telah membayar iuran, yang dibagi atas jenis kepesertaan
sebagai berikut:
1. Pekerja Penerima Upah (PPU)
a. PPU Penyelenggara Negara
Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU PN/Pegawai Negeri Sipil) adalah
setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara,
atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah PNS yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Kementerian/Lembaga,
Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Instansi Vertikal di daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau PNS dipekerjakan untuk
tugas negara lainnya.
2) Pegawai Negeri Sipil Diperbantukan adalah PNS yang diperbantukan pada Instansi
Pusat lainnya atau Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang gajinya dibayar oleh instansi yang
menerima perbantuan.
3) Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan adalah PNS yang dipekerjakan pada Instansi
Pusat lainnya atau Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau instansi lainnya yang
gajinya dibayar oleh instansi induknya.
5) Pegawai Negeri Sipil TNI adalah PNS TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan
TNI Angkatan Udara yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
6) Pegawai Negeri Sipil Polri adalah PNS pada Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga)
orang anak, dengan kriteria:
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh
lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak
ditanggung, maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya
sesuai dengan urutan kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah
3 (tiga) orang anak yang sah.
Jika Suami Istri Sama-Sama Pekerja
Suami istri yang merupakan Pekerja, keduanya wajib di daftarkan sebagai Peserta
PPU oleh pemberi kerjanya dan membayar iuran. Suami, istri dan anak dari Peserta
PPU berhak memilih kelas perawatan tertinggi.
b. Prajurit
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang
anak, dengan kriteria:
a) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak ditanggung,
maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya sesuai dengan urutan
kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.
Suami istri yang merupakan Pekerja, keduanya wajib di daftarkan sebagai Peserta PPU
oleh pemberi kerjanya dan membayar iuran. Suami, istri dan anak dari Peserta PPU
berhak memilih kelas perawatan tertinggi.
c. Polri
Anggota Polri adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
melaksanakan fungsi kepolisian.
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang
anak, dengan kriteria:
a) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak ditanggung,
maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya sesuai dengan urutan
kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.
Suami istri yang merupakan Pekerja, keduanya wajib di daftarkan sebagai Peserta PPU
oleh pemberi kerjanya dan membayar iuran. Suami, istri dan anak dari Peserta PPU
berhak memilih kelas perawatan tertinggi.
d. Pejabat Negara
4) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung, serta
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;
12) Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga
perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah di Provinsi/Kabupaten/Kota di Indonesia.
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang
anak, dengan kriteria:
a) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak ditanggung,
maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya sesuai dengan urutan
kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.
Suami istri yang merupakan Pekerja, keduanya wajib di daftarkan sebagai Peserta PPU
oleh pemberi kerjanya dan membayar iura
e. Kepala Desa
1) Defenisi
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa
a) Sekretariat Desa
Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf
sekretariat. Sekretariat Desa paling banyak banyak terdiri atas 3 (tiga) urusan
yaitu urusan tata usaha dan umum, urusan keuangan, dan urusan
perencanaan, dan paling sedikit 2 (dua) urusan yaitu urusan umum dan
perencanaan, dan urusan keuangan. Masing-masing urusan dipimpin oleh
Kepala Urusan.
b) Pelaksana Kewilayahan
c) Pelaksana Teknis
Pelaksana Teknis paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi yaitu seksi
pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan dan paling sedikit 2
(dua) seksi yaitu seksi pemerintahan serta seksi kesejahteraan dan pelayanan
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga)
orang anak, dengan kriteria:
a) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri;
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh
lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak
ditanggung, maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya
sesuai dengan urutan kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung
adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.
f. PPNPN
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) adalah Pegawai Tidak Tetap,
Pegawai Honorer, Staf Khusus dan pegawai lain yang dibayarkan oleh Anggaran
Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Pegawai
tersebut merupakan pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional
dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Contoh antara
lain:
2) Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu
guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis
profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
organisasi.
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang
anak, dengan kriteria:
a) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak ditanggung,
maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya sesuai dengan
urutan kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang
anak yang sah.
Jika Suami Istri Sama-Sama Pekerja
Suami istri yang merupakan Pekerja, keduanya wajib di daftarkan sebagai Peserta PPU
oleh pemberi kerjanya dan membayar iuran. Suami, istri dan anak dari Peserta PPU
berhak memilih kelas perawatan tertinggi.
1) Defenisi
Pekerja Penerima Upah Selain Penyelenggara Negara (PPU BU) terdiri atas:
a) Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah pegawai pada badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
b) Pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah pegawai pada badan
usaha yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
c) Pegawai Badan Usaha Swasta (BU Swasta) adalah pegawai pada badan usaha
yang dimiliki oleh swasta. Badan Usaha ini sepenuhnya dikelola dan
permodalannya dari pihak swasta dan berbadan hukum. Beberapa jenis BU
Swasta yang ada di Indonesia seperti Perusahaan Perorangan, Perusahaan
Persekutuan, Perusahaan Perseroan, Yayasan, dan lain-lain
Peserta PPU Badan Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga)
orang anak, dengan kriteria:
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh
lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah tidak
ditanggung, maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya
sesuai dengan urutan kelahiran dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah 3
(tiga) orang anak yang sah.
Suami istri yang merupakan Pekerja, keduanya wajib di daftarkan sebagai Peserta
PPU oleh pemberi kerjanya dan membayar iuran. Suami, istri dan anak dari Peserta
PPU berhak memilih kelas perawatan tertinggi.
2) Seputar PHK
a) Defenisi
Peserta PPU yang mengalami PHK tetap memperoleh hak Manfaat Program
JKN-KIS paling lama 6 (enam) bulan sejak di PHK, tanpa membayar Iuran.
Manfaat Program JKN-KIS yang diberikan berupa manfaat pelayanan di ruang
perawatan kelas III.
Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) adalah Penduduk yang belum
diikutsertakan sebagai Peserta Jaminan Kesehatan, yang didaftarkan dan ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam program Jaminan Kesehatan pada
BPJS Kesehatan.
Pendaftaran penduduk dilakukan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BPJS Kesehatan
dengan pemerintah daerah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota
a) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter,konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
c) Olahragawan.
h) Warga Negara Asing yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri di Negara
Kesatuan Republik Indonesia minimal 6 (enam) bulan dan dilengkapi dengan
surat izin kerja yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Peserta PBPU wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarga sebagaimana terdaftar
dalam Kartu Keluarga (Suami/Istri/anak/anggota keluarga lain). Pendaftaran dilakukan
dikelas rawat yang sama untuk seluruh anggota keluarga yang terdaftar dalam Kartu
Keluarga
Pendaftaran bagi Peserta PBPU atau Peserta BP yang dilakukan secara sendiri-sendiri,
pembayaran Iuran pertama dapat dilakukan setelah 14 (empat belas) hari kalender
sejak pendaftaran dan dinyatakan layak berdasarkan verifikasi pendaftaran dan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran melalui mekanisme auto
debit
b) Penerima Pensiun Pegawai Negeri Sipil; yaitu Pegawai Negeri Sipil yang
berhenti dengan hak pensiun termasuk janda/duda/anak yatim piatu dari
Pegawai Negeri Sipil yang mendapat hak pensiun.
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk angka 1 sampai dengan angka 6 yang
mampu membayar iuran
Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) adalah Peserta yang tergolong fakir
miskin dan orang tidak mampu yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah.
a. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau
keluarganya.
b. Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji
atau upah yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak
mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan bagi dirinya dan keluarganya.
a. WNI
Kepesertaan PBI JK berlaku terhitung sejak didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan
Penetapan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Sosial kecuali untuk
bayi yang dilahirkan dari ibu kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI JK otomatis sebagai
peserta, sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Kelas 1: Rp 150.000
- Kelas 2: Rp 100.000
- Kelas 3: Rp 35.000
iuran BPJS Kesehatan Kelas 3 PBPU dan BP adalah sebesar Rp 42.000, dengan adanya bantuan subsidi
dari pemerintah Rp 7.000, maka peserta harus membayar iuran Rp 35.000 per bulan atau naik Rp
9.500 dari sebelumnya, masyarakat hanya harus membayar Rp 25.500.
iuran BPJS Kesehatan Kelas 3 PBPU dan BP adalah sebesar Rp 42.000, dengan adanya bantuan subsidi
dari pemerintah Rp 7.000, maka peserta harus membayar iuran Rp 35.000 per bulan atau naik Rp
9.500 dari sebelumnya, masyarakat hanya harus membayar Rp 25.500.
peraturan tersebut resmi ditetapkan melalui Perpres 64 tahun 2020 mulai 1 Juli 2020 dan berlaku
hingga saat ini. Berikut sanksi pembayaran BPJS terlambat yang berlaku:
Tidak ada denda jika kamu telat bayar BPJS, tapi status peserta langsung dinonaktifkan sejak
1 bulan berikutnya. Artinya, jika kartu nonaktif, maka kamu tidak bisa menggunakan BPJS
Kesehatan untuk berobat.
Kepesertaan bisa diaktifkan kembali jika peserta membayar iuran tertunggak (maksimal 24
bulan) dan membayar iuran berjalan.
Kalau dalam waktu 45 hari setelah keanggotaan aktif kembali, peserta mengajukan klaim
rawat inap harus membayar denda pelayanan.
Namun, untuk klaim rawat jalan tidak akan dikenakan denda.
Syaratnya, jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 bulan dan besar denda paling tinggi Rp30 juta.
Jadi, rumus perhitungan denda tertunggak jika telat bayar BPJS yaitu:
Kasus 1: Peserta telat bayar BPJS dan menunggak 2 bulan ke belakang dan bayar bulan ini. Ia
tidak menjalani rawat inap. Maka, ia hanya perlu melunasi tunggakan 2 bulan ke belakang
supaya BPJS aktif.
Kasus 2: Peserta telat bayar BPJS dan menunggak 2 bulan ke belakang dan bayar bulan ini.
Namun, 10 hari kemudian dia mengklaim rawat inap. Maka, dia harus membayar denda
sebesar 5% dari biaya rawat inap dan dikalikan jumlah bulan tertunggak.
Peraturan pemerintah menyatakan bahwa denda maksimal BPJS Kesehatan adalah 12 bulan,
meskipun pembayaran BPJS terlambat lebih dari itu.
Jadi, jika kamu telah bayar selama 2 atau bahkan 4 tahun, hanya perlu membayar denda selama 12
bulan saja.
BPJS PBI adalah bagian dari program BPJS yang diperuntukan khusus bagi mereka yang
membutuhkan. BPJS PBI dibuat agar seluruh masyarakat memiliki hak yang sama untuk mendapat
penanganan medis yang baik dan juga pengobatan yang layak.
BPJS PBI diperuntukan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN.
Mereka yang menjadi peserta BPJS PBI ini adalah orang-orang yang ditetapkan Pemerintah dan diatur
melalui Peraturan Pemerintah.
Pemerintah punya data mereka yang berhak menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran BPJS. Para
peserta PBI adalah beberapa masyarakat yang tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Kementerian Sosial.
Mereka adalah masyarakat yang masuk dalam 40 persen golongan terbawah. Oleh karena itu mereka
semua akan dibantu layanan kesehatannya dan iurannya dibayarkan penuh oleh Pemerintah.
Khusus tahun 2020, peserta PBI yang selama ini ada di bawah Pemerintah Daerah akan dimasukan
sebagai peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri dan peserta bukan pekerja (BP)
yang iurannya ditanggung bersama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Dari data terakhir yang berhasil dihimpun, saat ini terdapat sekitar 96,5 juta peserta PBI yang
ditanggung Pemerintah Pusat dan sekitar 37 juta peserta PBI ditanggung Pemerintah Daerah.
Pengecualian denda
Tapi, denda keterlambatan dikecualikan untuk beberapa pihak, yakni peserta PBI (penerima bantuan
iuran) jaminan kesehatan dan peserta PBPU (peserta bukan penerima upah) dan peserta bukan
pekerja (PB) yang iurannya ditanggung pemerintah.
Kemudian pembayaran kapitasi dibayarkan berdasarkan kinerja dari fasilitas kesehatan yang diukur
melalui 3 kriteria yaitu Angka Kontak, Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik, dan Rasio Peserta
Prolanis Terkendali, apabila fasilitas kesehatan memenuhi seluruh kriteria dengan baik maka
pembayaran kapitasi akan dibayarkan 100% sedangkan apabila ada kriteria yang tidak dipenuhi maka
pembayaran kapitasi dapat turun menjadi dibawah 100%.
3. Prinsip Penyelenggaraan
1. Kemanusiaan;
Asas kemanusiaan adalah asas yang terkait dengan penghargaan terhadap martabat manusia.
1. Manfaat;
Asas manfaat adalah asas yang bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang efektif
dan efisien.
Asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah asas yang bersifat idiil.
Prinsip
Terdapat sembilan prinsip penyelenggaraan BPJS Kesehatan (UU No. 24 Tahun 2011 Pasal 4), yaitu:
1. Kegotong-royongan
Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya
Jaminan Sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan
tingkat gaji, upah, atau penghasilannya.
1. Nirlaba
Prinsip nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.
1. Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi
setiap peserta.
1. Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.
1. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
1. Portabilitas
Prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi
peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
1. Dana amanat
Prinsip dana amanat adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari
peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta Jaminan Sosial.
4. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat
lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus, yang
diberikan oleh:
· Klinik utama atau yang setara.
· Rumah Sakit Umum baik milik Pemerintah maupun Swasta
· Rumah Sakit Khusus
· Faskes Penunjang: Apotik, Optik dan Laboratorium.
5. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)
Manfaat yang ditanggung
1. administrasi pelayanan;
2. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar yang dilakukan di unit gawat
darurat;
4. tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi
medis;
8. pelayanan darah.
7. Pelayanan
Alur Pelayanan BPJS Untuk Rawat Jalan
1. Siapkan kartu BPJS dan KTP Anda
2. Datang Ke Faskes tingkat 1 sesuai yang tercantum di kartu BPJS Anda untuk registrasi.
3. Dokter Faskes 1 akan melakukan pemeriksaan dan memberikan resep untuk Anda.
4. Resep dapat ditebus di Apotek Faskes tingkat 1 atau di apotek lain yang bekerjasama dengan BPJS.
Jika dirasa kasus Anda membutuhkan pemeriksaan spesialis, Dokter Faskes 1 akan memberikan
rujukan ke Rumah Sakit Rujukan.
Untuk pasien gawat darurat yang ingin menggunakan layanan bpjs tidak harus dimulai di fasilitas
kesehatan tk1 sesuai dengan yang tertera di kartu bpjs peserta, namun khusus untuk pasien
gawat darurat bisa langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat seperti rumah sakit.
Pasien gawat darurat akan langsung ditangani di unit gawat darurat dimanapun dan dikota
manapun dan biaya sepenuhnya bisa ditanggung oleh bpjs.
Jika di fasilitas kesehatan 1 pasien tidak dapat ditangani atau peralatan yang terdapat di fasilitas
kesehatan 1 tidak memadai, maka dokter akan membuatkan surat rujukan ke fasilitas kesehatan
tingkat berikutnya (fasilitas kesehatan tk 2) yaitu rumah sakit umum daerah (rumah sakit kelas C
atau rumah sakit kelas B).
Di rumah sakit daerah (RSUD) pasien harus membawa surat rujukan dan kartu bpjs untuk dapat
ditangani oleh dokter spesialis rumah sakit. jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk
ditangani di rumah sakit sebagai fasiltias kesehatan ke 2 maka dokter spesialis akan memberikan
rujukan lagi untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan berikutnya, yaitu fasilitas kesehatan tingkat III yaitu
rumah sakit tipe A (RSCM).
Fasilitas kesehatan tingkat 1 terdiri dari puskesmas, klinik, praktek dokter, praktek dokter gigi dan
rumah sakit tipe D.
Tingkat 2 menurut Sistem Rujukan Berjenjang diisi oleh dua tipe 2 rumah sakit yaitu C, B. Di lapangan,
BPJSK akan mengarahkan bahwa jika dari PPK 1 pasien tidak bisa ditangani maka akan dirujuk secara
berjenjang ke tipe D atau C lebih dulu, baru ke tipe B. Bila diperlukan baru ke tipe A.
Fasilitas keseahtan tingkat 3 diisi oleh rumah sakit tipe A, rumah sakit ini adalah rumah sakit yang
paling lengkap dengan sarana dan prasarana ini adalah rujukan terakhir pasien BPJS jika pasien tdak
bsa ditangai di PPK1 dan juga PPK2.
Rumah Sakit BPJS - Tipe dan Cara Mendapatkan Rujukan (lifepal.co.id)
11. Program Rujuk Balik
4238e7d5f66ccef4ccd89883c46fcebc.pdf (bpjs-kesehatan.go.id)
13. Syarat Kerja Sama Dokter-BPJS
a. memiliki perawat; b. memiliki bidan dan/atau jejaring bidan; c. memiliki tenaga administrasi; d.
memenuhi kriteria kredensialing atau rekredensialing; e. memberikan pelayanan rawat jalan tingkat
pertama sesuai peraturan perundang-undangan; f. memberikan pelayanan obat; g. memberikan
pelayanan laboratorium tingkat pratama; h. membuka waktu pelayanan minimal 8 (delapan) jam
setiap hari kerja; dan i. memberikan pelayanan darurat di luar jam pelayanan.
Dokter Keluarga
14. Definisi
Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmukedokteran yang mempelajari
dinamika kehidupan keluarga,
pengaruh penyakit terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadaptimbul dan
berkembangnya penyakit, cara pendekatan kesehatan untukmengembalikan fungsi tubuh sekaligus
fungsi keluarga agar dalam keadaannormal. Setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesidokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyaiwewenang untuk menjalankan
praktek dokter keluarga.
Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteranyang mencakup seluruh spektrum
ilmu kedokteran yang orientasinya untukmemberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungandan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat
denganmemperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
15. Prinsip
Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/mewujudkan: 1)
Pelayanan yang holistik dan komprehensif 2) Pelayanan yang kontinu 3) Pelayanan yang
mengutamakan pencegahan 4) Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif 5) Penanganan personal
bagi setiap pasien sebagai bagian integrasi dari keluarganya. 6) Pelayanan yang mempertimbangkan
keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya. 7) Pelayanan yang menjunjung tinggi
etika dan hukum. 8) Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan. 9) Pelayanan
yang sadar biaya dan mutu.