SKENARIO 1
BLOK PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS
KELOMPOK 8
1. FUAD FAJAR AKHLIS 1910911110019
2. MUHAMMAD FAJRURRAHMAN 1910911210039
3. M. FARID ALWAN ZAKY 1910911210023
4. MUHAMMAD AKBAR ROMDONI 1910911210048
5. UMMU NUR AINUN SAJIDA 1910911120031
6. NURIA RA'YAL AIN 1910911120034
7. ANISHA NANDA FEODORA 1910911320029
8. INTAN NUR 'AIN 1910911320031
9. KAMILA ROSYIDA 1910911320033
10. RAIDA NAMIRA 1910911320051
11. MERDAYANA 1910911320052
12. NUR ANNISA JULIANTI 1910911220010
PELAYANAN KLINIK BPJS KESEHATAN
Klinik A adalah sebuah klinik pratama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan untuk melayani peserta
BPJS Kesehatan dan berperan sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan sumber daya
manusia yang terdiri dari 4 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, perawat, perawat gigi, apoteker dan
asisten apoteker, serta staf administrasi. Sebagai salah satu fasilitas tingkat pertama, klinik A menjalankan
prinsip kedokteran keluarga. Tugasnya adalah memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kesepakatan dengan pihak BPJS Kesehatan, berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan juga
pelayanan promotif preventif bagi peserta yang terdaftar di tempat prakteknya. Dalam menangani
seorang pasien mereka memandang peserta secara holistik serta memberikan pelayanan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Peserta yang terdaftar di klinik A cukup banyak, terdiri dari
peserta PBI maupun non-PBI. Sebagai faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mereka harus juga
melaksanakan semua program pelayanan kesehatan yang ditetapkan BPJS Kesehatan dan untuk itu mereka
mendapat pembayaran berdasarkan sistem kapitasi dari BPJS Kesehatan. Suatu hari dokter X di klinik A
mendapat pasien penderita DM tipe 2 dengan ulkus di kakinya. Oleh dokter X pasien dirujuk ke RS tipe C di
daerahnya. Setelah kondisi pasien stabil, pasien dirujuk balik ke klinik A untuk ditangani sebagai pasien PRB.
Jump 1 : Klarifikasi Istilah Asing
1. Klinik Pratama : Menurut Permenkes No 028 Bab II Pasal 2 Ayat 2 Klinik Pratama merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar, Ayat 3 klinik tersebut dapat mengkhususkan pelayanan pada satu
bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Pasal 5 Ayat 1 dan 2
menyebutkan bahwa kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat jalan dapat secara perorangan
atau berbentuk badan usaha sedangkan kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat inap dan
Klinik Utama harus berbentuk badan usaha. Pasal 15 Ayat 1 pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau
dokter gigi. Pasal 17 Ayat 1 tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi.
2. PBI : Penerima Bantuan Iuran terdiri atas peserta BPJS yang fakir, tidak mampu, dan terdiagnosa kecacatan
mental maupun fisik sehingga tidak dapat mencari nafkah.
3. Non-PBI : Bukan penerima bantuan iuran, merupakan anggota BPJS yang tidak menerima bantuan iuran. Terdiri
atas : 1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, 2) Pekerja bukan penerima upah dan anggota
keluarganya, 3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya
4. Pelayanan promotif preventif : pelayanan tingkat 1 dalam rangkaian pelayan dari bpjs, promotif itu peningkatan
kesehatan, terdiri penyuluhan kesehatan, imunisasi dasar diberikan secara selektif
5. Sistem kapitasi : sistem pembayaran pada faskes 1 untuk rawat jalan bekerja sama bpjs
6. Fasilitas kesehatan 1 : fasilitas kesehatan primer yang berperan dalam dokter umum dan dokter keluarga yang
berfungsi memberikan bantuan medis secara menyeluruh dari lahir sampai meninggal dunia
7. BPJS Kesehatan : akronim badan penyelenggara jaminan kesehatan, yang ditujukan kepada rakyat khusus pns,
peserta kemerdekaan ataupun rakyat biasa.
Jump 2 : Rumusan Masalah
1. Bagaimana alur sistem rujukan dan rujuk balik yang tepat?
2. Apa saja jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia?
3. Apa saja prinsip kedokteran keluarga dan karakteristiknya?
4. Apa tugas dan fungsi layanan BPJS?
5. Siapa saja yang dapat menerima layanan bpjs dan kriterianya?
6. Sistem penentuan iuran dalam BPJS kesehatan ?
7. Bagaimana mekanisme kerja klinik yang berperan sebagai faskes 1?
8. Apa saja yang termasuk dalam standar kompetensi dokter keluarga?
9. Apa saja program yang ditetapkan BPJS?
10. Apa saja kriteria memberikan rujukan?
11. Apa perbedaan antara klinik dengan prinsip kedokteran keluarga dengan praktik umum
yang basa
12. Ulkus dm tipe 2 kenapa setelah dirujuk pasien tersebut dikembalikan ke klinik?
13. Apa yang dimaksud dengan kedokteran keluarga?
Jump 3 : Analisis Masalah
1. Bagaimana alur sistem rujukan dan rujuk balik yang tepat?
Prosedur standar merujuk pasien:
a. prosedur klinis
Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa
banding.
Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus
Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan
Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis / paramedis yang berkompeten di bidangnya dan mengetahui
kondisi pasien
Apabila pasien diantar dengan kendaraan puskesmas keliling atau ambulans, petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di
IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.
b. Prosedur Administratif
Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan
Membuat catatan rekam medis pasien yang meliputi :
Identitas, Anamnesis singkat, Pemeriksaan fisik, Diagnosis, Tindakan yang telah diberikan, Tanda tangan surat rujukan
Memberi informed consent (persetujuan / peno lakan rujukan)
Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar
kedua disimpan sebagai arsip. lalu juga Mencatat identitas pasien pada buku registrasi rujukan pasien.
Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat rujukan.
Pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang bersangkutan
2. Apa saja jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia?
Fasilitas kesehatan tingkat 1 terdiri dari puskesmas, klinik, praktek dokter, praktek dokter gigi dan rumah sakit tipe D.
Tingkat 2 menurut Sistem Rujukan Berjenjang diisi oleh dua tipe 2 rumah sakit yaitu C, B. Di lapangan, BPJSK akan mengarahkan
bahwa jika dari PPK 1 pasien tidak bisa ditangani maka akan dirujuk secara berjenjang ke tipe D atau C lebih dulu, baru ke tipe B.
Bila diperlukan baru ke tipe A.
Fasilitas keseahtan tingkat 3 diisi oleh rumah sakit tipe A, rumah sakit ini adalah rumah sakit yang paling lengkap dengan sarana
dan prasarana ini adalah rujukan terakhir pasien BPJS jika pasien tdak bsa ditangai di PPK1 dan juga PPK2.
3. Apa saja prinsip kedokteran keluarga dan karakteristiknya?
Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip ini
dalam banyak terbitannya. Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/mewujudkan:
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integrasi dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya.
Sedangkan Karakteristik pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kesehatan/asuhan medik yang:
1. Didukung oleh pengetahuan kedokteran mutakhir;
2. Dilakukan secara paripurna (comprehensive), terpadu (integrated),menyeluruh (holistic), berkesinambungan (sustainable);
Terhadap semua keluhan dan pengguna jasa pelayanan kesehatan (PJPK)sebagai komponen keluarganya; Dengan tidak
memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan yang ada
4. Apa tugas dan fungsi layanan BPJS?
Fungsi BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
Dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bahwa Jaminan kesehatan
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Dalam melaksanakan
fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS Kesehatan bertugas untuk:
Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta.
Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial.
Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial.
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.
3). Persalinan
Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah persalinan sampai
dengan anak ketiga tanpa melihat anak hidup/ meninggal.
4). Ambulan
Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan satu ke fasilitas kesehatan lainnya, dengan tujuan
menyelamatkan nyawa pasien
1. Pelayanan Ambulan merupakan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antar Fasilitas Kesehatan disertai
dengan upaya atau kegiatan menjaga kestabilan kondisi pasien untuk kepentingan keselamatan pasien.
2. Pelayanan Ambulan hanya dijamin bila rujukan dilakukan pada Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS atau pada kasus
gawat darurat dari Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan penyelamatan nyawa
pasien.
II. PELAYANAN KESEHATAN YANG TIDAK DIJAMIN (Perpres 12 Tahun 2013)
11. Pelayanan Program Rujuk Balik diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis, khususnya penyakit :
1. Diabetus Mellitus
2. Hipertensi
3. Jantung
4. Asma
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
6. Epilepsy g. Schizophrenia
7. Stroke
8. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Yang sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam jangka panjang. Pasien dengan
PRB akan direkomendasikan untuk diberikan Pelayanan Obat Rujuk Balik adalah pemberian obat obatan untuk penyakit kronis di Faskes
Tingkat Pertama sebagai bagian dari program pelayanan rujuk balik. Berbagai manfaat bisa didapatkan peserta PRB ini, diantaranya
peserta bisa berobat ke FKTP dan mendapatkan obat kronis yang sama dengan obat yang diperoleh di rumah sakit. Selain itu peserta
memiliki waktu yang cukup untuk berkonsultasi dengan dokter FKTP maupun apoteker di apotek.
12. Kedokteran keluarga adalah spesialisasi medis dalam pelayanan kesehatan primer yang memberikan perawatan kesehatan yang
berkelanjutan dan komprehensif untuk individu dan keluarga pada semua usia, jenis kelamin, penyakit, dan bagian tubuh.
Jump 4 : Pohon Masalah
Jump 5 : Sasaran Belajar
1. Definisi tenaga kesehatan, sarana prasarana (BPJS), lingkungan pelayanan klinik
pratama
2. Definisi Kedokteran Keluarga
3. Karakteristik kedokteran keluarga
4. Tujuan dan manfaat dari kedokteran keluarga
5. Prinsip kedokteran keluarga
6. BPJS
7. Program rujuk balik
8. Manfaat bpjs kesehatan
9. Pelaksanaan BPJS di fasilitas kesehatan tingkat pertama
10. Iuran atau sistem bayar
11. Alur pelayanan peserta bpjs
12. Tingkatan faskes di Indonesia
13. Hak dan kewajiban, kompetensi dokter keluarga
Jump 6 : Belajar Mandiri
Jump 7 : Sintesis Hasil Belajar Mandiri
Definisi tenaga kesehatan, sarana prasarana (BPJS), lingkungan pelayanan
klinik pratama
Berdasarkan UUD No 36 Tahun 2014. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Dalam Pasal 11 disebutkan bahwa :
KLINIK UTAMA
Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis
kliniknya. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dari masing-masing
spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai
tenaga pelaksana pelayanan medis.
PERIZINAN
Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah
mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah klinik
memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini. Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan :
Surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
Identitas lengkap pemohon;
Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi
milik
pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan
kegiatan;
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana,
dan
peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan
perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya.
PELAYANAN RAWAT INAP
Dokter keluarga adalah dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini
terdepan sistem pelayanan kesehatan, bertugas mengambil langkah awal
penyelesaian semua masalah yang mungkin dipunyai pasien. Melayani individu
dalam masyarakat tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter personal
dan sosialnya dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien. Berwenang
secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis,
pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-
ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.(Kolese Dokter Indonesia 2003)
3. Karakteristik kedokteran keluarga
Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan WONCA. Prinsip-
prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam
melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip pelayanan/ pendekatan kedokteran keluarga
adalah memberikan/mewujudkan:
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
menyebutkan bahwa peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja 6 (enam) bulan di Indonesia,
yang telah membayar iuran. Peserta BPJS Kesehatan dalam Pasal 4 Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan dibagi kedalam 2 kelompok
peserta, yakni Peserta penerima bantuan iuran (PBI) dan peserta bukan penerima bantuan iuran (non PBI). Untuk
golongan masyarakat menengah keatas masuk kedalam kelompok peserta BPJS Kesehatan bukan penerima
bantuan iuran (non PBI) yang iuran ditanggung sendiri, sedangkan untuk masyarakat golongan bawah (fakir miskin,
dan orang yang tidak mampu) masuk ke dalam kelompok peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran (PBI)
yang iurannya dibayar oleh pemerintah Indonesia.
Kriteria-kriteria orang yang termasuk ke dalam kedua kelompok peserta BPJS Kesehatan tersebut diatur pada Pasal 6, Pasal
7, Pasal 8, dan Pasal 9 Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, yaitu:
Penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (PBI): fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bukan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (non PBI), terdiri dari:
1. Membayar iuran;
2. Melaporkan perubahan data kepesertaan;
3. Melaporkan perubahan status kepesertaan; dan
4. Melaporkan kerusakan dan/atau kehilangan kartu identitas peserta Jaminan
Kesehatan.
7. Program Rujuk Balik
Program rujuk balik adalah pemberian obat-obatan untuk penyakit kronis di faskes tingkat pertama
sebagai bagian dari program pelayanan rujuk balik atas rekomendasi/rujukan dari dr. spesialis/sub
spesialis yang merawat khususnya penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, stroke, schizophrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang
sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam
jangka panjang.
Mekanisme pendaftaran:
a) Peserta mendaftarkan diri pada petugas Pojok PRB, dengan menunjukan :
Kartu Identitas peserta BPJS Kesehatan
Surat Rujuk Balik (SRB) dari dokter spesialis
Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dari BPJS Kesehatan
Lembar resep obat/salinan resep
b) Peserta mengisi formulir pendaftaran peserta PRB
c) Peserta menerima buku kontrol Peserta PRB
8. Manfaat BPJS Kesehatan
Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap
Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
Pelayanan kuratif dan rehabilitatif (pengobatan)
Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)
Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
Manfaat lain :
Premi Yang Diberikan Lebih Murah dari Asuransi Swasta
Berlaku Seumur Hidup
Mudah dalam Mendapatkan Pelayanan Saat Berobat
BPJS Kesehatan Menanggung Semua Penyakit
Berprinsip Gotong Royong
9. Pelaksanaan BPJS di faskes 1
Dalam implementasi sistem kesehatan nasional terdapat 4 pilar yaitu Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif. Prinsip ini akan memberlakukan pelayanan kesehatan yang difokuskan pada Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/Faskes Primer seperti di Puskesmas, klinik, atau dokter praktek perorangan
yang akan menjadi gerbang utama peserta BPJS Kesehatan dalam mengakses pelayanan kesehatan.
BPJS Kesehatan melakukan pembayaran Dana Kapitasi pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang didasarkan
pada jumlah yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan. Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud
dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada Bendaharawan Dana Kapitasi JKN pada FKTP. pasal 12
Perpres No. 32/2014 menegaskan bahwa dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa
pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
BPJS Kesehatan senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi kualitas FKTP agar peserta BPJS Kesehatan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemampuan/kompetensi FKTP dalam mengatasi
penyakit. Dalam upaya memajukan kualitas pelayanan kesehatan primer, BPJS Kesehatan juga menggelar
pertemuan bagi pemberi pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melalui kegiatan Jambore
Pelayanan Primer.
Fasilitas kesehatan tingkat 1 ialah tempat pertama yang dapat didatangi peserta BPJS Kesehatan ketika akan
berobat yang umumnya mudah dijangkau masyarakat. Keberadaan faskes tingkat 1 bertujuan untuk
memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat saat keadaan darurat. Peserta BPJS
Kesehatan bisa mendapatkan beberapa fasilitas kesehatan secara gratis dengan membayar iuran sesuai
dengan kelas.
10. Iuran atau sistem bayar BPJS Kesehatan
Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah.
Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri sebesar 5%
Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar
5% dari Gaji atau Upah per bulan
Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1%
Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah : iuran peserta kelas III yaitu sebesar Rp
35.000,-, sementara pemerintah tetap memberikan bantuan iuran sebesar Rp 7.000,-. Sebesar
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang
perawatan Kelas II. Sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim
piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% dari 45% gaji
pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 tahun/bulan.
Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.
Tidak ada denda keterlambatan pembayaran iuran terhitung mulai tanggal 1 Juli 2016.
Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada
Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama (primer) berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar
tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Standar tarif kapitasi ditetapkan sebagai berikut:
puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai
dengan Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah);
rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara
sebesar Rp.8.000,00 (delapan ribu rupiah) sampai dengan Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah);
dan
praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp.2.000,00 (dua ribu rupiah).