Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu unit atau bagian di suatu
rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang
apoteker yang bertanggung jawab atas seluruh pelayanan kefarmasian. Instalasi
Farmasi RS membantu pelayanan obat obatan bagi pasien rawat jalan, rawat inap,
pasien askes maupun jamkesmas dan alat kesehatan yang menunjang pelayanan
kesehatan rumah sakit.
B. Rumusan Masaah
1. Apa yang di maksud dengan pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien
umum, paisen jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes?
2. Bagaimana alur pelayanan resep psien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien
umum, pasien jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui alur peresepan yang ada di Rumah Sakit
2. Untuk membedakan alur peresepan yang ada di Rumah Sakit

BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien umum, pasien jamkesmas,
pasien jamkesda dan pasien askes
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan
lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya,

pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname)


Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan
di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien
dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh
banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah

sangat mirip dengan kamar-kamar hotel.


Pasien umum merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di

Poliklinik dengan membayar.


JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial

untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu


JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan
pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah Kab.
kepada masyarakat Kab. & sasaran Program Jamkesda adalah seluruh
masyarakat Kab. yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas,

ASKES dan asuransi kesehatan lainnya.


Pasien ASKES merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis
dengan membawa Surat Rujukan dari PT Askes dan semua pembayaran
ditanggung oleh PT Askes sesuai dengan haknya.

Dari definisi diatas dapat diketahui perbedaan dari keenam jenis pasien tersebut.
Berikut ini contoh skema alur pelayanan kesehatan di puskesmas dan di rumah sakit :

Keteragan :
PKM : puskesmas
RS : Rumah sakit
RJTL : rawat jalan tingkat lanjut
RITL : Rawat inap tngkat lanjut
1. Pasien rawat jalan
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya,
tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname)

Berikut ini terdapat dua contoh alur pelayanan pasien dari dua rumah sakit berbeda
1. Alur pelayanan pasien di RSUP Dr. KARIADI

2. Alur pelayanan pasien di RSUD KRATON Kabupaten Pekalongan

Prosedur Kerja Tetap (Protap) / Sop Pasien Rawat Jalan :


1. Pasien mendaftarkan diri di ruang pendaftaran.
2. Pasien diarahkan ke poli rawat jalan sesuai dengan penyakitnya.
3. Pasien didaftar dalam buku register masing-masing poli rawat jalan.
4. Pasien diperiksa oleh dokter yang menangani di masing-masing poli.

5. Sesuai dengan indikasi medis pasien dimungkinkan untuk pemeriksaan


penunjang (Laboratorium, Rontgen, ECG, USG, dan lain-lain.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kembali ke dokter yang memeriksa.
7. Pasien dinyatakan oleh Dokter untuk berobat jalan dengan diberikan resep untuk
dibeli di Apotek.
8. Pasien setelah menyelesaikan administrasi di Apotek bisa langsung pulang
2. Pasien rawat inap
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di
suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien
dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak
orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat
mirip dengan kamar - kamar hotel.
Prosedur Kerja Tetap (Protap) / Sop Pasien Rawat Inap :
1. Pasien mendaftarkan diri di tempat pendaftaran.
2. Pasien diberikan status oleh petugas pendaftaran.
3. Pasien diarahkan ke poli sesuai dengan penyakitnya.
4. Pasien didaftar ke dalam buku register di masing-masing poli.
5. Pasien diperiksa oleh dokter yang menangani di poli masing-masing sesuai
dengan penyakitnya.
6. Sesuai dengan indikasi medis kalau perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
(Laboratorium, Rontgen, USG, ECG, dan lain-lain).
7. Hasil pemeriksaan penunjang diserahkan ke dokter yang memeriksa.
8. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di poli, pasien diarahkan untuk
9.

opname (rawat inap) sesuai dengan penyakitnya


Pasien langsung masuk di ruang perawatan sesuai dengan ruangan/ kelas yang

dikehendaki oleh pasien.


10. Di ruang perawatan, pasien mendapatkan perawatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Opname atau menjalani rawat inap di rumah sakit adalah kegiatan yang ingin dihindari
semua orang. Ada banyak sebab,pertama; orang yang disuruh opname di rumah sakit
oleh dokter berarti mengalami sakit cukup parah sehingga perlu perawatan
intensif.sebab kedua,repot. Memiliki anggota keluarga yang opname berarti anda harus
membagi waktu untuk di rumah sakit,pekerjaan,dan urusan rumah. Alasan
ketiga,Biaya.opname identik dengan biaya banyak yang musti dikeluarkan. Semakin
parah penyakit,semakin lama opname dan tentu semakin banyak biaya yang
dikeluarkan
3. Pasien umum

Alur Pelayanan Resep Pasien Umum:


1) Resep diserahkan kepada petugas farmasi.
2) Petugas farmasi membaca & memeriksa kelengkapan resep kemudian diberi
harga.
3) Petugas farmasi memberikan tanda bukti pembayaran kepada pasien setelah
pasien membayar resep.
4) Jika terdapat obat yang tidak tersedia di apotek tersebut maka dibuat copy resep.
5) Jika sudah sesuai, obat disiapkan sesuai resep oleh petugas farmasi
6) Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat
4. Pasien jamkesmas
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial untuk
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
a. latar belakang dan tujuan Jamkesmas
Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD 1945
mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin
dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah.Perubahan
UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem
Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, UU tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) (UU Nomor 40 Tahun 2004) turut menegaskan
bahwa jaminan kesehatan merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial. Pada
hakekatnya jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupsecara layak.

Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan


kesehatan sosial, yang telah mengalami perubahan seiring dengan waktu. Awalnya
ia dikenal dengan nama program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat
Miskin/JPKMM, atau lebih populer dengan nama programAskeskin (Asuransi
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin).Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan
sekarang ia berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). JPKMM/Askeskin maupun Jamkesmas, kesemuanya memiliki tujuan
yang sama, yaitu melaksanakan penjaminan pelayanankesehatan terhadap
masyarakat miskin dan tidak mampu, dengan menggunakan prinsip asuransi
kesehatan sosial.
Program Jamkesmas ini diharapkan untuk menjaga masyarakat agar tetap sehat
dan produktif. Pada intinya, program Jamkesmas diharapkan membantu supaya
pesertanya bisa terbebas dari mata rantai kemiskinan.
Secara umum, program Jamkesmasbertujuan meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan bermutu sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi seluruh peserta Jamkesmas.
Sedangkan tujuan khusus program ini adalah:
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di
seluruh jaringan PPK (penyedia pelayanan kesehatan) Jamkesmas (Puskesmas
serta jaringannya, dan rumah sakit).
b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak
berlebihan, sehingga terkendali mutu dan biayanya
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang

transparan

dandapat

dipertanggung jawabkan (akuntabel)


d. Meningkatkan jumlah peserta (masyarakat tidak mampu) yang dicakupagar
mendapat pelayanan kesehatan di jaringan PPK Jamkesmas
e. Meningkatkan kualitaspelayanan kesehatanbagi masyarakat miskin
b. Sasaran Peserta Program Jamkesmas :
1.

Orang miskin dan tidak mampu serta gelandangan. Pengemis, anak terlntar

serta masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas


2. Masyarakat miskin penghuni panti panti sosial, masyarakat miskin korban
bencana pasca tanggap darurat serta masyarakat miskin penghuni Rumah
Tahanan (Rutan) dan masyarakat miskin Penghuni Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas).
c. Bagaimana prinsip pelaksanaan program Jamkesmas?
UU SJSN menyebutkan sejumlah prinsip penyelenggaraan Jaminan Kesehatan yang
turut digunakan Jamkesmas, yaitu :

Jamkesmas dikelola secara nasional. Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh

peserta dari berbagai wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Nirlaba, artinya pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk mencari
untung/laba, melainkan untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan

peserta.
Portabilitas (dari kata portable, artinya mudah dibawa-bawa), artinya
meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal (selama berada di
dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia), jaminan kesehatan
tetap dapat diterima secara berkelanjutan. Dapat juga diartikan walaupun
memerlukanpelayanan rujukan di tempat lain (selama berada di dalam
wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia, dan termasuk jaringan PPK

Jamkesmas)jaminan kesehatan tetap dapat diterima.


Transparan, efisien, dan efektif.
d. Siapa saja yang dapat menjadi peserta Jamkesmas?
Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskindan tidak mampu
diseluruh Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat
Keputusan (SK) Bupati/Walikota tahun 2008 berdasarkan kuota kabupaten/kota

(BPS) yang dijadikan basis data (database)nasional.


Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta masyarakat miskin yang

tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai peserta non-kartu)


Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang sudah atau yang

belum mempunyai kartu Jamkesmas).


Semua penderita penyakit Thalasemia mayor
Semua pasien yang menerima Jaminan Persalinan (Jampersal)
Kepesertaan Jamkesmas memiliki masa berlaku, yaitu bermula semenjak
ditetapkannya penggunaan kartu Jamkesmas (oleh Kementerian Kesehatan) hingga
ditetapkannya penggunaan kartu yang baru, yang berarti kartu yang lama tidak lagi
berlaku.
e. fasilitas kesehatan (FASKES) yang menjadi pemberi pelayanan dalam program
Jamkesmas?
Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam jaringan PPK Jamkesmas adalah:
Puskesmas dan jaringannya
Rumah sakit dan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) yang telah bekerja
sama dengan program Jamkesmas (memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang
ditandatangani

perwakilan

faskes

dan

Tim

Pengelola

Jamkesmas

Kabupaten/Kota setempat, dengan diketahui oleh Tim Pengelola Provinsi).


Perjanjian Kerja Sama ini harus diperbaharui setiap tahunnya
f. Pelayanan apa saja yang dijamin dalam Program Jamkesmas?
Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi:

Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan RawatInap


Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan TingkatLanjutan
(RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III danpelayanan gawat

darurat.
Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentukpelayanan
kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)berdasarkan kebutuhan
medik sesuai dengan Standar Pelayanan Medik.

g. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Jamkesmas di Puskesmas dan


jaringannya
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas dan
jaringannya meliputi pelayanan :
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
b. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
c. Tindakan medis kecil
d. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal
e. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
f. Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepi disediakan
BKKBN)
g. Pemberian obat
2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas perawatan,
meliputi pelayanan :
a. Akomodasi rawat inap
b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
c. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
d. Tindakan medis kecil
e. Pemberian obat
f. Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED)
3. Persalinan normal dilakukan di puskesmas / bidan di desa / polindes / dirumah
pasien fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta.
4. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum dalam
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).
h. Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diperoleh peserta Jamkesma di FASKES
lanjutan (seperti Rumah Sakit dan Balkesmas)?
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi:

Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh

dokter spesialis/umum
Rehabilitasi medik
Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik
Tindakan medis
Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan
Pelayanan KB, termasuk kontap efektif (sterilisasi dan alat kontrasepsi
dalam rahim), kontap pasca persalinan/keguguran, penyembuhan efek
samping dan komplikasinya (alat/obat KB (kontrasepsi) disediakan

BKKBN)

Pemberian obat yang mengacu pada daftar obat (Formularium)

Pelayanan darah

Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit.


2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan kelas
III (tiga) RS, meliputi :

Akomodasi rawat inap pada kelas III.

Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium

mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik.


Tindakan medis
Operasi sedang, besar dan khusus
Pelayanan rehabilitasi medis
Perawatan intensif (ICU/Intensive Care Unit, ICCU/Intensive Cardiac

Care Unit, PICU/Pediatric Care Unit, NICU/Neonatal Care Unit, PACU)


Pemberian obat mengacu padaFormularium
Pelayanan darah
Bahan dan alat kesehatan habis pakai
Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit (Pelayanan Obstetri-

Neonatus Esensial Komprehensif/PONEK)


Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum dalam
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).


Seluruh penderita Thalasemia dijamin, sebagai peserta Jamkesmas non-kartu.

Pelayanan tingkat lanjut sebagaimana di atas meliputi :


Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di rumah sakit dan balkesmas.
Pelayanan rawat jalan lanjutan yang dilakukan pada balkesmas bersifat pasif
(dalam gedung) sebagai FASKES penerima rujukan. Pelayanan balkesmas yang
ditanggung oleh program Jamkesmas adalah Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dalam gedung.

i. ALUR PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS

1) Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan Pelayanan


(SJP) dan Surat Keabsahan Peserta (SKP) Jamkesmas.
2) Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut.
3) Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi
kekurangan tersebut.
4) Resep yang telah memenuhi persyaratan adminstrasi, dilakukan pengkajian
resep sesuai dengan Prosedur Tetap Pengkajian Resep.
5) Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obat-obatannya
sesuai dengan Protap Penyiapan Obat.
6) Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik tetapi apabila tidak ada
obat generiknya maka ditanyakan kepada dokter konsulennya apakah bisa
diganti dengan obat lain dengan indikasi yang sama atau jika memang harus
dengan obat tersebut maka diresep harus diberi keterangan mengenai
diagnosis penyakit dan alasan diberikan obat tersebut serta harus
ditandatangani oleh dokter spesialis. Obat tersebut harus mendapatkan
persetujuan dari direktur apakah obat diberikan sesuai resep atau tidak.
7) Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat
j. Prosedur Untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Peserta Jamkesmas
1) Untuk peserta non kartu yang termasuk gelandangan, pengemis, anak/orang
terlantar dan masyarakat miskin penghuni panti sosial, harus menunjukkan surat
rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat.
2) Bagi masyarakat miskin penghuni lapas/rutan, harus menunjukkan surat
rekomendasi Kepala Lapas/Rutan.
3) Untuk peserta PKH yang belum/tidak memiliki kartu Jamkesmas, cukup
menggunakan kartu PKH.
4) Bayi (sebelum usia satu tahun) yang lahir dari Ibu peserta Jamkesmas setelah
terbitnya SK Bupati/Walikota, harus menunjukkan akte kelahiran/surat kenal
lahir/surat keterangan lahir/pernyataan dari tenaga kesehatan, serta kartu
Jamkesmas Ibu dan Kartu Keluarga orang tuanya.
5) Korban bencana pasca tanggap darurat, kepesertaannya berdasarkan keputusan
Bupati/Walikota setempat, sejak tanggap darurat dinyatakan selesai dan berlaku
selama satu tahun.
Kemenkes telah mencetak dan mendistribusikan kartu Jamkesmas tahun 2013 untuk
86,4 juta penduduk Indonesia. Pendistribusian kartu Jamkesmas yang baru warna
biru tersebut melalui 497 Dinkes Kab/Kota dan 9.900 Puskesmas di seluruh
Indonesia. Selain itu juga, Kemenkes telah melakukan Sosialisasi yang
diberlangsung secara bertahap dari bulan November s.d Desember 2012 di seluruh
Indonesia.

5. Pasien jamkesda
Departemen Kesehatan telah melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini telah berjalan sejak
tahun 2005 dengan nama ASKESKIN yang kemudian ditahun 2008 berganti nama
menjadi JAMKESMAS. Pada tahun 2007 sudah ada SK Walikota tentang
penetapan Keluarga Miskin yang mana kemudian data inilah yang diakses Depkes
sebagai acuan Pemberian Dana Miskin, yang selanjutnya disebut JAMKESMAS.
Karena banyak terjadi komplain dalam pelaksanaanya

kemudian diadakan

pendataan ulang. Yang mana data jumlah jiwa miskin menjadi lebih banyak
sehingga ada keluarga miskin yang tidak terdanai

(tercakup) dalam program

JAMKESMAS. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu untuk memberikan Dana


tambahan untuk diberikan kepada Masyarakat miskin yang belum tercakup dalam
program JAMKESMAS. Dana ini diambilkan dari APBD perubahan yang yang
selanjutnya disebut JAMKESDA
PERBEDAAN JAMKESMAS DAN JAMKESDA

Pemegang kartu Jamkesmas berhak menggunakan kartunya di seluruh


Indonesia, dan secara umum mendapat perlakuan yang sama. Yakni, rawat jalan
tingkat pertama di puskesmas dan atau puskesmas pembantu, rawat inap di
puskesmas perawatan, RS pemerintah, dan RS swasta yang menjalin kerja sama
untuk rawat jalan tingkat pertama (RJTP) atau rawat jalan tingkat lanjut (RJTL).

Jamkesda merupakan bentuk jaminan kesehatan di tingkat daerah, yakni


pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi menanggung biaya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang belum atau tidak masuk Jamkesmas,
namun dipandang perlu mendapat bantuan pembiayaan atas pelayanan
kesehatan dengan menggunakan dana yang berasal dari APBD kabupaten/kota

dan atau provinsi.


Pelayanan yang diberikan kepada pemegang kartu Jamkesda secara umum untuk
RJTP dan rawat inap tingkat pertama (RITP) dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah kabupaten/kota, baik puskesmas, puskesmas dengan
perawatan (rawat inap), balai kesehatan masyarakat milik daerah dan rumah
sakit umum daerah, serta rumah sakit swasta yang menjalin kerja sama dengan
pemkab/pemkot itu sendiri.
Jika pemegang kartu Jamkesda atas indikasi medis perlu menjalani rawat jalan
tingkat lanjut, yang bersangkutan dapat memanfaatkan rumah sakit umum atau
rumah sakit khusus milik pemprov dan atau pemerintah pusat.

Jadi, berbeda dari Jamkesmas, Jamkesda hanya berlaku secara lokal, artinya di wilayah
kabupaten/kota dan Provinsi yang telah menjalin kerja sama, tidak berlaku di seluruh
Indonesia.
CONTOH ALUR PELAYANAN JAMKESDA KAB. BALANGAN(KALIMANTAN
SELATAN)

6. Pasien askes
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama PT. Askes
Indonesia (Persero)merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus
oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis
Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya.
SYARAT PESERTA ASKES

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan calon PNS (tidak termasuk PNS/CPNS di
lingkungan Dephan/TNI/POLRI), Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan
PNS, pensiunan PNS di lingkungan Dephan/TNI/POLRI, pensiunan
TNI/POLRI, pensiunan Pejabat Negara), Veteran dan Perintis Kemerdekaan
beserta anggota keluarga yang ditanggung.
2) Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan), tidak termasuk anggota
keluarga.
3) Anggota Keluarga yang ditanggung : Isteri / suami yang sah dari peserta yang
mendapat tunjangan istri/suami (Daftar isteri / suami yang sah yang tercantum
dalam daftar gaji / slip gaji, dan termasuk dalam daftar penerima pensiun).
4) Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang
mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji, termasuk
dalam daftar penerima pensiun, belum berumur 21 tahun atau telah berumur 21
tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal,
dan tidak atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta
masih menjadi tanggungan peserta.
5) Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan
tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang.
Hak Peserta Askes Sosial
1. Memperoleh kartu peserta
2. Memperoleh penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara
pelayanan kesehatan
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan ketentuan yang berlaku.
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke
kantor PT Askes (Persero).
Cara Memperoleh Kartu Peserta Askes
1. Asli/fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil /Pensiunan/Petikan
Gelar Kehormatan Veteran/Perintis Kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap.
2. Fotocopy Daftar Gaji terakhir yang dilegalisir bagi PNS dan Surat Tanda Bukti
Penerima Pensiun (STBPP) bagi Penerima Pensiun.
3. Fotocopy Surat Nikah, Akte Kelahiran Anak/Keterangan Lahir, Surat Keputusan
Pengadilan Negeri untuk Anak Angkat.
4. Surat Keterangan dari Sekolah/ Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari
21 tahun sampai dengan 25 tahun).
5. Asli / fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
6. Surat Pernyataan/Keterangan Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT) bagi
Pegawai Tidak Tetap (PTT).

7. Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4 cm,


kecuali bagi anak usia balita.
ALUR PELAYANAN RESEP PESERTA ASKES
1. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut.
2. Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi
kekurangan tersebut.
3. Petugas farmasi melakukan entry data. Selain itu, dilakukan pengecekan apakah
obat dalam resep termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) ASKES
atau tidak.
4. Obat yang tidak termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES
di buat copy resep.
5. Untuk obat yang terdapat dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES
tetapi melebihi peresepan maksimal dan untuk obat-obat khusus harus
dilengkapi dengan protokol terapi yang ditanda tangani oleh dokter yang
memberikan terapi dan disetujui oleh PT. ASKES.
6. Apabila obat telah mendapat persetujuan dari petugas PT. ASKES maka
dilakukan pengkajian resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi
disiapkan obat-obatannya
7. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat
sesuai dengan Protap Penyerahan Obat.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pemerintah memiliki sedikitnya tiga
pertimbangan menaikkan premi per bulan untuk peserta jaminan sosial yang dikelola
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Semula, premi itu Rp 15.500,
dan direncanakan naik menjadi Rp 19.225 per orang. Menurut Nafsiah, kenaikan itu
menjadi upaya untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah tanggungan negara akibat
kenaikan jumlah pasien penderita penyakit tak menular. Dia menyebutkan, sedikitnya
200 ribu warga Indonesia per tahun meninggal akibat penyakit seperti serangan jantung,
gagal ginjal, dan kanker, yang disebabkan oleh rokok. Jumlah perokok aktif di
Indonesia, kata dia, tercatat mencapai 61 juta orang. Jumlah tanggungan pemerintah
justru meningkat karena penyakit akibat perilaku hidup yang tak sehat dan penyakit
akibat rokok,
Nafsiah menambahkan, premi dinaikkan karena program Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda) akan diintegrasikan ke dalam program BPJS secara bertahap.
Integrasi tak otomatis Jamkesda dihapus pada 2014, ucapnya. Nafsiah mengklaim
belajar dari masalah Kartu Jakarta Sehat yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo. Pada awal-awal peluncuran Kartu Sehat, jumlah pasien yang berobat di rumah

sakit meningkat berlipat-lipat. Premi naik untuk mengantisipasi jumlah pasien yang
membeludak,

BAB III
KESIMPULAN

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan
lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya,

pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname)


Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan
di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien
dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh
banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah

sangat mirip dengan kamar-kamar hotel.


Pasien umum merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di

Poliklinik dengan membayar.


JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial

untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu


JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan
pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah Kab.
kepada masyarakat Kab. & sasaran Program Jamkesda adalah seluruh
masyarakat Kab. yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas,

ASKES dan asuransi kesehatan lainnya.


Pasien ASKES merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis
dengan membawa Surat Rujukan dari PT Askes dan semua pembayaran
ditanggung oleh PT Askes sesuai dengan haknya.

Anda mungkin juga menyukai