Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN

PELAYANAN ASUHAN MANDIRI


TOGA DAN AKUPRESUR

UPTD PUSKESMAS BATURITI I


TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BATURITI I
Jalan : Gunung Agung, Pacung, Baturiti, Tlp.(0361)21118. Kode Pos,82191

KERANGKA ACUAN
PELAYANAN AKUPRESUR DI UPTD PUSKESMAS BATURITI I

I. PENDAHULUAN
Undang-undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam
upaya mencapai tujuan tersebut maka pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Melalui pergeseran paradigma sakit kearah paradigma sehat, maka tanggung jawab
kesehatan utamanya berada pada individu-individu dalam lingkungan keluarga di masyarakat.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan diarahkan untuk mendorong masyarakat mampu
memenuhi kebutuhan hidup sehatnya, serta mengatasi masalah/gangguan ringan kesehatan
secara mandiri melalui kemampuan Asuhan Mandiri.
Pemberdayaan masyarakat, penggerakan dan pembinaan aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam
mendorong kemandirian masyarakat dalam hidup sehat. Beberapa bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat antara lain Posyandu Balita, Posyandu Usila, UKK, dan bentuk-
bentuk UKBM lainnya.
Puskesmas sebagai fasilitas tingkat pertama yang lebih menekankan pada tindakan
promotif dan preventif telah melaksanakan pembinaan masyarakat dalam kemampuan
melaksankan asuhan mandiri, baik untuk tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, maupun dalam upaya mengatasi masalah/gangguan kesehatan yang
sifatnya ringan yang dapat dan boleh dilakukan oleh individu/keluarga secara mandiri.
Asuhan mandiri sebagaimana disebutkan dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
pemijatan ataupun dengan memanfaatkan obat-obat konvensional yang termasuk dalam
golongan obat bebas, atau dengan memanfaatkan tanaman-tanaman yang berkhasiat obat

II. LATAR BELAKANG


Pelayanan Kesehatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang selama ini
tumbuh dan berkembang serta terpelihara secara turun temurun di kalangan masyarakat,
digunakan sejak dahulu sampai sekarang dengan kecendrungan yang terus meningkat.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar didunia.
MenurutWorld Health Organization(WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat
hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun. Tidak
hanya menimbulkan masalah kematian, namun penyakit degeneratif ini juga sangat menguras
penderita secara ekonomi. Karena mereka harus melakukan pengobatan dalam jangka waktu
yang sangat lama, bahkan sampai akhir hidupnya.
Selain itu dapat menimbulkan dampak psikologis bagi penderita, sehingga akan
timbul stress dan mempengaruhi motivasi hidup. Bagi penderita penyakit degeratif yang
masih dalam usia produktif, tentunya akan sangat mempengaruhi kinerja.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan masyarakat primer berfungsi sebagai pemberi layanan promotif dan preventif
dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit. Sehingga dalam kegiatan promotif dan preventif diharapkan
masyarakat dapat secara mandiri menjaga kesehatan melalui akupresur. Dengan menguasai
akupresur mandiri maka diharapkan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, sehingga
penggunaan obat-obat sintetik jangka panjang dapat diminimalisir, dengan demikian biaya
kesehatan dapat ditekan, supaya tidak menjadi masalah ekonomi keluarga.
Metode akupresur mandiri juga diharapkan dapat meningkatkan usia harapan hidup
masyarakat yang menderita penyakit degeneratif maupun tidak dan ini tentunya akan menjadi
sebuah harapan baru untuk kesehatan yang lebih baik. Maka melalui program ini,
masyarakat akan diberikan penyuluhan akupresur mandiri serta di Puskesmas juga dilakukan
pelayanan akupresur.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mampu memahami tatalaksana penyelenggaraan pelayanan akupresur di
Puskesmas.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami alur pelayanan akupresur di puskesmas
2. Mengetahui dan memahami tata hubungan kerja sama antar unit pelayanan
akupresur
3. Memahami dan melaksanakan perencanaan dan pembinaan ke masyarakat
dalam rangka kegiatan promotif dan preventif
4. Memahami dan melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan akupresur

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional akuprsur di Puskesmas diperlukan
persiapan dalam beberapa aspek sebagai berikut :
1. Aspek Regulasi
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009
b. Kepmenkes RI Nomor HK.03.01/160/I/20120 tentang Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014
c. SKN (Sistem Kesehatan Nasional)

2. Aspek Manajemen
Manajemen pelayanan kesehatan tradisional akupresur terdiri dari perencanaan
(Rencana Usaha Kegiatan / RUK dan Rencana Pelayanan Kegiatan / RPK),
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Pelayanan kesehatan tradisional harus dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan dengan manajemen Puskesmas. Beberapa hal penting yang
perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan manajemen pelayanan kesehatan
tradisional akupresur adalah :
a. Tahap perencanaan
1) Inventarisasi sarana, prasarana dan alat pelayanan akupresur
2) Jenis dan jumlah bahan penunjang yang dibutuhkan
3) Inventarisasi keluhan penyakit yang memerlukan pelayanan akupresur

b. Tahap pelaksanaan dan pengendaliaan


1) Plan of Action (POA)
2) Tim pelaksanaan pelayanan akupresur
3) Pengadaan sarana dan prasarana
4) Uraian tugas dan Standar Pelayanan Operasional (SOP)
5) Sosialisasi dan Koordinasi
6) Lokakarya mini

c. Tahap pengawasan dan pertanggungjawaban


1) Pencatatan
2) Penilaian Kerja
3) Pelaporan
4) Bimbingan Teknis
3. Aspek Sumber Daya
a. Tenaga Kesehatan
Pelayanan akupresur di Puskesmas dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih akupresur
b. Sarana dan Prasarana
1) Ruang pelayanan dan kesehatan tradisional
Puskesmas dapat menyediakan ruangan khusus untuk pelayanan akupresur
kesehatan tradisional atau mengoptimalkan ruangan pelayanan yang
tersedia
2) Peralatan dan bahan
Fasilitas pelayanan akupresur di Puskesmas minimal harus tersedia :
a. Meja dan kursi
b. Tempat tidur pelayanan
c. Peralatan cuci tangan : wastafel, handuk kecil dan sabun
d. Bahan pelicin (minyak urut dan handbody)
e. Alat bantu pijat akupresur
f. Pembiayaan pelayanan kesehatan tradisional akupresur di puskesmas
dapat berasal dari APBD Kabupaten/kota, APBD Provinsi, APBN,
sumber-sumber lain yang tidak mengikat dan tidak mengikat dan tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Pasien yang datang ke Puskesmas tetap dilakukan pemeriksaan secara
konvensional dan diagnosis menggunakan ICD X. Dalam memberikan pilihan
pengobatan terdapat tiga pilihan :
1. Konvensional saja
2. Konvensional + Pelayanan Kesehatan Tradisional (komplementer)
Disebut komplemen apabila pelayanan kesehatan tradisional melengkapi
pelayanan kesehatan kovensional
3. Pelayanan kesehatan tradisional (Alternatif)
Disebut alternatif apabila pelayanan kesehatan tradisional menjadi
pengganti pelayanan kesehatan konvensional dengan indikasi tertentu.
Mekanisme integrasi tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut :

PASIEN DATANG

PEMERIKSAAN & DIAGNOSA OLEH DOKTER


(Penegakan Diagnosa Tetap Secara Konvensional)

INFORM CONSENT, REQUEST CONSENT DAN TERAPI


1. Pengisian surat persetujuan pasien atas tindakan alternatif
komplementer (inform consent)
2. Pengisian surat permintaan pasien atas pelayanan kesehatan
alternatif dan komplementer (request consent)
3. Pilihan terapi yang diberikan dokter :
a. Konvensional saja
b. Konvensional + Yankes tradisional (complement)
c. Murni Yankes Tradisional (alternatif)

HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN

Tindakan dapat diberikan oleh :

Tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan khusus dibidang


tradisional, alternatif dan komplementer (dalam pengawasan
dokter)

Alur Pelayanan Akupresur :


a. Klien mendaftar di tempat pendaftaran
b. Klien menunggu giliran sesuai nomor urut
c. Klien menuju tempat periksa dan pelayanan
d. Klien dipijat akupresur
e. Klien diberi saran dan jadwal kunjungan berikutnya apabila diperlukan
f. Klien menyelesaikan administrasi pelayanan
VI. SASARAN
Sasaran pada akupresur yaitu klien yang memerlukan pelayanan kesehatan tradisional
akupresur dengan cara melakukan pendaftaran untuk mendata identitas klien di buku
pendaftaran. Adapun klien yang memerlukan pelayanan akupresur diseleksi layak atau tidak
untuk dilakukan tindakan akupresur, maka klien harus diidentifikasi keluhannya. Klien yang
tidak boleh dilayani :
1. Anak usia dibawah 2 tahun
2. Klien sedang berobat dengan obat pengencer dahak
3. Klien diketahui menderita kelaianan pembekuan darah
4. Luka bakar pada lokasi akupresur
5. Penyakit infeksi pada kulit, koreng pada lokasi akupresur
6. Penyakit infeksi menular : HIV-AIDS, hepatitis,Typhus dll
7. Kondisi umum klien yang sangat lemah dan penyakit berat lainnya
8. Untuk ibu hamil, pelayanan akupresur hanya dapat dilakukan untuk perawatan
payudara dan mengurangi mual dan muntah

Klien yang tidak dapat dilayani dengan akupresur berdasarkan seleksi klien,
dianjurkan memeriksakan diri ke Puskesmas atau dokter terdekat. Klien yang ditangani
dilakukan pencatatan data umum yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat dan
keluhan. Jenis pelayanan akupresur yang dilayani yaitu :
1. Pelayanan untuk anak diatas 2 tahun :
a. Sesak nafas (asma)
b. Batuk pilek (common cold)
c. Perut kembung (dyspepsia)
d. Gangguan nafsu makan (anoreksia)
e. Mengompol (enuresis)

2. Pelayanan akupresur untuk wanita


a. Gangguan nyeri haid (Dismenorhea)
b. Ibu hamil (untuk perawatan payudara, mual, dan mual)
c. Perawatan setelah melahirkan (Post Partum care)
- ASI sedikit dan tidak lancer
- Kelelahan dan pusing
- Menguatkan darah dan mengembalikan kondisi Rahim

3. Pelayanan akupresur untuk gangguan kesehatan umum


a. Nyeri kepala sebelah (migraine)
b. Nyeri otot (myalgia)
c. Nyeri gigi
d. Mual (nauses)
e. Sembelit/susah buang air besar (konstipasi)
f. Susah tidur (insomnia)
g. Relaksasi otot
h. Pemulihan stamina sehabis sakit
VII. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan pelayanan akupresur bersamaan rawat jalan dalam puskesmas dan
pasiennya berasal dari poli umum yang di rujuk oleh dokter. Dan untuk pelayanan awal terapi
untuk pasien dilaksanakan tiap hari jumat. Selain itu dilaksanakan juga penyuluhan tentang
akupresur setiap minggu sekali.

JADWAL PELAKSANAAN PELAYANAN AKUPRESUR


Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frekuensi 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x
Seminggu
Sekali

JADWAL PELAKSANAAN PENYULUHAN AKUPRESUR


Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frekuensi 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x 4x
Setiap
Bulan

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
1 Akupresur

Keterangan Kegiatan rutin setiap bulan

VIII. RENCANA PEMBIAYAAN PROGRAM


Dalam mendukung terselenggaranya Pelayanan kesehatan tradisional akupresur
diperlukan pembiayaan yang memadai berasal dari dana BOK atau dana-dana lain yang ada
di Puskesmas sesuai dengan Keputusan Kepala Puskesmas selaku pengambil kebijakan dalam
puskesmas.

IX. INTEGRASI DAN SINERGI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS


SEKTOR
Integrasi adalah suatu sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi satu
kesatan dan sinergi adalah bentuk kerjasama kreatif yang dihasilkan melalui kolaborasi
masing-masing pihak terkait sehingga dengan melakukan integrase dan bersinergi akan
menghasilkan proses yang saling mendukung antara kegua belah pihak sehingga nantinya
dapat menghasilkan outpun yang positif dan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Dalam pelaksanaannya program asuhan mandiri toga dan akupresur melakukan
kerjasama dengan lintas program lainnya untuk meningkatkan sosialisasi ke masyarakat
antara lain dengan program kia melalui kelas ibu hamil dan juga memberikan asuhan
akupresur bagi pasien kia yang membutuhkan, anak, prolanis, lansia, posbindu, dan kesorga.

INTEGRASI DAN SINERGI PROGRAM AKUPRESUR


DENGAN LINTAS PROGRAM

NO PROGRAM LINTAS PROGRAM


Promkes
Lansia
Perkesmas
Kesehatan Olahraga
Kesehatan Indra
Kesehatan Mata
1 Yankestradkom Toga dan Akupresur
Kesehatan Gigi
KIA/KB
Anak
UKS
Prolanis
Gizi

INTEGRASI DAN SINERGI PROGRAM AKUPRESUR DENGAN LINTAS SEKTOR

1. UPT Pendidikan
a. Membantu pendataan sasaran peserta didik di wilayah puskesmas
b. Memfasilitasi tempat dan siswa dalam penyelenggaraan kesehatan
c. Mensosialisasikan lebih lanjut masalah kesehatan di tingkat sekolah

2. PKK
a. Meningkatkan peran serta kader di bidang kesehatan
b. Mensosialisasikan masalah kesehatan di tingkat masyarakat
c. Membantu menjaring resiko tinggi masalah kesehatan
d. Membantu menjaring sasaran dalam pelayanan kesehatan

3. UPT Pertanian
a. Membantu meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanaman toga
b. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara menanam toga

4. Perbekel
a. Membantu pendataan sasaran di bidang kesehatan
b. Membantu sosialisasi lanjutan di bidang kesehatan
c. Melakukan koordinasi berbagai masalah kesehatan di wilayah kerja

5. Kader
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam peningkatan pemahaman dan
pelaksanaan asuhan mandiri toga dan akupresur
b. Mensosialisasikan asuhan mandiri akupresur dan toga

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
Pencatatan yang diperlukan pada pelayanan kesehatan tradisional akupresur
meliputi :
a. Pencatatan klien
Pencatatan klien menjelaskan informasi tentang :
- Identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, alamat)
- Kunjungan klien baru dan kunjungan lama
- Keluhan klien
- Rencana tindakan akupresur
- Tindakan yang diberikan
- Keterangan (nasihat, anjuran atau keterangan lain yang diperlukan)

b. Sarana Pencatatan
- Catatan pelayanan kesehatan tradisional kunjungan setiap klien
- Buku catatan register setiap klien
- Form laporan bulanan

2. Pelaporan
Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang dimulai praktik
mandiri pengobatan tradisional dari griya kesehatan tradisional ke puskesmas.
Puskesmas kepada dinas kesehatan Kabupaten . kota. Selanjutnya dinas kesehatan
provinsi ke Kementerian kesehatan RI yang dilakukan secara berkala.

3. Evaluasi
Kegiatan monitoring dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan yang
berlaku atau melalui pengamatan langsung untuk melihat apakah pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan keberhasilan kegiatan, disamping
melihat hambatan/masalah yang timbul serta kinerja oleh petugas Puskesmas.
Upaya ini dilakukan juga agar terjadi kesinambungan kegiatan dan
peningkatannya. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pemanfaatan data hasil
pencatatan dan pelaporan, pengamatan langsung maupun dengan melakukan studi
dan atau penelitian khusus unyuk melakukan pengembangan kegiatan selanjutnya.
Instrumen monitoring dan evaluasi yang dipergunakan aalah pencatatan kegiayan
dalam Puskesmas serta umpan balik laporan dari Kabupaten /Kota.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baturiti I, Pemegang Program Yankestradkom Toga dan Akupresur

dr. Ni Made Kencanawati Ni Made Asri Arsini, A.Md.Keb


NIP. 197509042006042005 NIP.1904122015032006

Anda mungkin juga menyukai