Anda di halaman 1dari 15

2021

PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN


BATRA
PUSKESMAS BRABASAN

Puskesmas Brabassan
Jl. Mangga No. 14
Desa Brabasan, Kec. Tanjung Raya

1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan jaman sarana kesehatan lingkungan dan


masyarakat harus bisa jadi pendukung telah terciptanya lingkungan yang sehat.
sehingga tercipta SDM yang benar dan bisa dihandalkan dan Pembangunan
kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM).
Maka kegiatan Batra ini jadi peran penting untuk menciptakan kesadaran
pengelola batra dalam mengobati pasien sesuai kaedah pengobatan .
Dalam tatakelola Puskesmas perencanaan ini dikenal dengan istilah Plan of Action
(POA) yang mengesankan bentuk perencanaan tradisional karena focus pada
perencanaan hilirnya itu kegiatan-kegiatan. Dalam perkembangannya POA semakin
sarat dengan pola perencanan strategi. Ditambah kondisi lingkungan makro yang
mensyaratkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Penilaian Kinerja Puskesmas
(PKP) dan Indikator mutu yang harus dicapai puskesmas, sehingga penyusunan
perencanaan haruslah mampu mengarahkan agar hasil kinerja puskesmas nantinya
dapat memenuhi SPM, PKP, dan capaian indikator mutu tersebut.
Pengobatan Tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan atau
perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
Upaya penyembuhan yang dikenal masyarakat saat ini sangat beragam jenisnya,
antara lain : Pengobatan konvensional atau dikenal masyarakat sebagai pengobatan
modern yang dilakukan oleh tenaga medis, kemudian pengobatan non konvensional
yang disebut sebagai pengobatan komplementer-alternatif, dimana banyak sekali
praktisi medis maupun non medis yang melakukan metoda, alat maupun obat-obatan
diluar kaidah-kaidah pengobatan yang telah diberlakukan dalam praktek kedokteran
pada umumnya, dan juga yang bayak di minati adalah
2
pengobatan tradisional yang merupakan upaya penyembuhan berdasarkan
pengalaman secara turun-temurun.
Dalam Undang- undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 disebutkan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini mengandung makna bahwa semua
upaya pengobatan dan perawatan yang diberikan kepada masyarakat harus dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya dan selalu dapat ditingkatkan dan
dikembangkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum :
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional baik secara tersendiri
atau terpadu pada sistem pelayanan kesehatan paripurna, dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

2. Tujuan Khusus :
 Meningkatkan pengetahuan pengelola batra dalam melaksanakan
pengobatan tradisional
 Klien mendapatkan pelayanan pengobatan batra secara professional
 Agar pelaksana pengobatan batra berjalan dengan baik tanpa
menimbulkan efek samping yang merugikan klien.

C. Sasaran
Pengelola BATRA ( petugas ,keluarga pengelola batra, klien)

3
D. Ruang Lingkup
Perencanaan Program Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
1. Tahap persiapan
2. Tahap analisa situasi
3. Tahap penyusunan rencana usulan kegiatan
4. Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

E. Batasan Operasional
Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
UKM pengembangan adalah upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif, dan atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia.

4
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengobatan secara tradisional di Indonesia telah berkembang selama
berabad – abad sehingga merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat
Indonesia. Melihat kenyataan disekitar kita oleh adanya tenaga dokter sebagai
pelaksana pengobatan dan pengobatan dari barat atau pengobatan tradisional
pasti mendapat termpat di hati masyarakat Indonesia pada umumnya dan pada
bangsa jawa pada khususnya.
Tenaga pelayanan pengobatan tradisional tersebut mempunyai pasien
dan langganan masing-masing. Ada masyarakat pendukung tersendiri, ada juga
kaidah patokan serta syarat-syarat tersendiri, juga ada kaidah patokan serta
syarat-syarat tersendiri yang mereka patuhi bersama. Mereka puas ( ada juga
yang tidak puas ) dengan adanya hubungan timbal balik pelayanan kesehatan
tradisional pendukungnya. Hal ini merupakan unsur budaya dan unsur-unsur
kemanusiaan yang juga terdapat pada bangsa – bangsa di dunia betapapun
modernnya.

B. Distribusi Ketenagaan
1. Merencanakan pelaksanaan pembinaan pengobatan tradisional
2. Menyusun jadwal pembinaan ke pengelola batra dengan upaya pendanaan bersama
3. Memantau, mengendalikan, pelasanaan pembinaan pengobatan tradisional
sendiri di rumah
4. Koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam pembinaan pengobat tradisional

5
C. Jadwal Kegiatan

No Program Rincian Sasaran Lokasi Waktu Dana Pelaksana &


Kegiatan Penanggung
jawab
1. BATRA Pembinaan Pengelola Rumah Setiap - Mela Pujita
Batra Batra Pengelola bulan
2

6
BAB III

STANDART FASILITAS

1. Pengobatan tradisional dengan ketrampilan merupakan pengobatan dan atau


perawatan dengan cara, obat dan pengobatannya mengacu kepada
pengalaman, ketrampilan turun-menurun, pelatihan, dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
2. Pengobatan tradisional menggunakan ramuan merupakan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (Gelenik) atau
campuran bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.

7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Perencanaan
Perencanaan pelayanan UKM dibuat oleh penanggung jawab upaya pada awal
tahun melalui tahapan :
1. Pengumpulan data dan identifikasi masalah
Penanggung jawab upaya mengumpulkan data yang diperlukan untuk
perencanaan meliputi data capaian tahun sebelumnya, hasil umpan balik dari
masyarakat melalui survei, pertemuan, keluhan atau pengaduan.
2. Analisis masalah
Hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian dilakukan analisis oleh
penanggung jawab upaya dan pelaksana kegiatan tentang penyebab dan
pemecahan masalah. Analisis masalah menggunakan diagram tulang ikan
atau analisis akar masalah (AAM). Pemilihan pemecahan masalah
menggunakan metode USG, NGT atau MICUA.
3. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penanggung jawab upaya kemudian menyusun RUK berdasarkan
pemecahan masalah untuk tahun berikutnya (H+1).
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Penanggung jawab upaya menyusun RPK untuk tahun berjalan (H)
berdasarkan alokasi dana yang telah disetujui untuk puskesmas dengan
memperhatikan RUK yang telah disusun tahun sebelumnya. Penyusunan
RPK dilaksanakan secara bersama-sama melalui pertemuan koordinasi
lintas program di Puskesmas.

B. Pelaksanaan
Berdasarkan RPK yang telah tersusun, penanggung jawab upaya
melaksanakan kegiatan melalui tahapan:
1. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
KAK dibuat untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK.

8
2. Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan
Penanggung jawab upaya menyusun jadwal kegiatan berdasarkan KAK yang
telah dibuat. Kegiatan yang melibatkan sasaran program masyarakat seperti
kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia dibuat dengan melibatkan
sasaran melalui kesepakatan jadwal dan diketahui oleh Kepala Desa.
Kegiatan yang melibatkan lintas program disepakati melalui koordinasi lintas
program
3. Sosialisasi jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui
pertemuan lokakarya mini Puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, media
komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program.
4. Pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab upaya melaksanakan kegiatan dengan cara:
 Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan
 Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti alat tulis, pengecekan
alat kesehatan yang digunakan, pengecekan bahan misalnya stok dan
kondisi vaksin, dan lain-lain.
 Melaksanakan koordinasi dengan sasaran program dan lintas program jika
ada perubahan jadwal.
 Selesai pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya membuat
laporan dan mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan.

C. Monitoring
Monitoring pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh Tim Mutu UKM meliputi :
 Kesesuaian jadwal
 Kesesuaian proses pelaksanaan kegiatan
 Capaian hasil kegiatan dibandingkan dengan target
Monitoring dilaksanakan setiap bulan melalui kegiatan audit internal dan
dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dan Lokakarya mini bulanan.

9
D. Evaluasi
Setiap akhir kegiatan, penanggung jawab upaya membuat evaluasi
pelaksanaan kegiatan meliputi:
 Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana
 Hambatan dan masalah selama pelaksanaan kegiatan
 Masukan atau umpan balik dari sasaran program

E. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab upaya membuat RTL untuk
perbaikan kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang.
Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala Puskesmas

10
BAB V
LOGISTIK

Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi :


 Buku kegiatan
 ATK
 Leaflet
Penanggung jawab upaya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik
kegiatan meliputi jenis dan jumlah yang diperlukan.

11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
PROGRAM

Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa


memperhatikan keselamatan pasien / sasaran program melalui mekanisme pelaporan
sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan.

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA PETUGAS

a. Memonitoring Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas


b. Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan
dengan norma agama.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Sasaran mutu pelayanan UKM ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas


berdasarkan acuan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dengan
memperhatikan kemampuan sarana dan tenaga yang dimiliki puskesmas serta capaian
kegiatan sebelumnya. Sasaran mutu dipantau melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan. Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

14
BAB IX

PENUTUP

Pelayanan UKM yang baik merupakan salah satu tolok ukur kinerja
Puskesmas dan diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Kalitidu.

15

Anda mungkin juga menyukai