Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang
disebut dengan Sistem Kesehatan. Pada intinya sistem kesehatan merupakan seluruh
aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan
memelihara kesehatan. Sistem kesehatan mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, sistem kesehatan tidak
hanya mencakup “health care” atau pelayanan kesehatan, tetapi meliputi
pengembangan pembiayaan dan mekasnisme risk pooling sehingga dapat melindungi
masyarakat dari beban keuangan dan beban ekonomi karena penyakit.

Dimensi lain menyangkut peningkatan kepuasan konsumen dan memberikan


informasi dan pilihan, juga merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Sistem
kesehatan juga harus mampu memberikan manfaat kepada masyarakat dengan disitribusi
yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat” yang
diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, sistem kesehatan melakukan setidaknya empat fungsi yang meliputi pembiayaan,
pemberian pelayanan, produksi sumber daya dan pembimbingan. Dengan melihat fungsi-
fungsi tersebut, maka sistem kesehatan dapat dilihat sebagai sistem produksi. Untuk
memproduksi barang dan jasanya, sistem kesehatan harus memobilisasi sumber daya,
kemudian menyalurkan sumber daya tersebut ke embaga menghasilkan produk dan jasa atau
individual yang membelinya. Banyak faktor yang menentukan kecukupan, efisiensi dan
kualitas dari barang dan jasa sistem kesehatan. Salah satunya berkaitan dengan mobilisasi
sumber pendanaan, bagaimana sumber daya ini diorganisasikan serta bagiamana sumber daya
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. National Health Account merupakan alat
yang sangat membantu untuk mengelola organisasi, fungsi, dan dampak dari pembiyaaan
sistem kesehatan tersebut.
Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit,
dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat dewasa ini sudah makin kritis
menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional tenaga kesehatan. Masyarakat
menuntut pelayanan kesehatan yang baik dari pihak rumah sakit, disisi lain
pemerintah belum dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan karena
adanya keterbatasan-keterbatasan, kecuali rumah sakit swasta yang berorientasi
bisnis, dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil dan fasilitas rumah
sakit yang baik, tetapi tidak semua rumah sakit dapat memenuhi kriteria tersebut
sehingga meningkatnya kerumitan system pelayanan kesehatan dewasa ini.

1.2 Tujuan umum


untuk mengetahui institusi pelayanan kesehatan.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan dirumah sakit
b. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan di puskesmas
c. Untuk mengetahui pelayanan di BPM
d. Untuk mengetahui pelayanan di Polindes
e. Untuk mengetahui peayana di Klinik
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa mampu memahami tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit
b. Mahasiswa mampu memahami tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas
c. Mahasiswa mampu memahami pelayanan di BPM
d. Mahasiswa mampu memahami pelayanan di Polindes
e. Mahasiswa mampu memahami pelayanan di Klinik
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Institusi pelayanan kesehatan ibu dan anak


B. Rumah sakit
1.Pengertian rumah sakit
Rumah sakit menurut WHO adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial
dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medic
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum
menyelenggarakan kegiatan :

a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan

Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,


fungsi rumah sakit adalah :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.
3. Berdasarkan kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit terdiri atas dua yaitu:
a. Rumah Sakit Pemerintah sifatnya tidak mencari keuntungan, yang dikelola oleh
Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, TNI dan BUMN.
b. Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan, baik yang
sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun yang memang mencari
keuntungan (profit).
4. Berdasarkan Layanannya
Berdasarkan sifat layanannya rumah sakit dibagi dua yaitu sebagai berikut:
Rumah Sakit Umum Untuk Rumah Sakit Pemerintah, digolongkan menjadi 5
tingkatan, sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Umum tipe A, rumah sakit umum yang memberikan  layanan medis
spesialistik dan subspesialistik yang luas.
b. Rumah Sakit Umum tipe B, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik dan subspesialistik yang terbatas.
c. Rumah Sakit Umum tipe C : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik
spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar kelengkapan.
d. Rumah Sakit Umum tipe D : Memepunyai fasilitas dan kemempuan sekurang-
kurangnya pelayanan medik dasar
e. Rumah Sakit Umum tipe E : Rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu
macam pelayanan kedokteran saja.
2. Puskesmas
Berikut ini beberapa pengertian Puskesmas:
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Departemen Kesehatan RI, 2004). Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan perkataan lain
puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya (Departemen Kesehatan RI, 1991).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertangungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu
(Departemen Kesehatan RI, 2006). Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai : Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, Pusat
pelayanan kesehatan strata pertama.

C. Klinik Kesehatan
Klinik
a.Pengertian Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan
pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9 2014) .
b.Jenis Klinik
1)Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan
dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat
dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan.
2) Klinik Utama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti mengkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau
jenis penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis ataupun dokter gigi
spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha
berupa CV, ataupun PT. Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama
adalah:
1)Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis
dasar, sementara pada klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar dan spesialis
2) Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara pada klinik
utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
3) Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat
inap, sementara pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal
klinik berbentuk badan usaha
4) Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter atau dokter
gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang spesialis untuk masing-
masing jenis pelayanan

5) Bidan Praktek Mandiri


Bidan praktek mandiri merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan
dasar.Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya.
Praktek pelayanan bidan perorangan (mandiri), merupakan penyedia layanan
kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan,
khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat
pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari
pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas,
persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat,
ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai
dengan standar.

6) Polindes
2. Pengertian
Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa
setempat.
3. Tujuan Polindes yaitu :
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang diaga terhadap permasalahan kesehatan
diwilayah desanya.
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka menuingkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan.
c. Terselenggarakannya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan keawspadaan dan kesigapan masyarakat terhadap resiko dan bahaya
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor resikonya.
d. Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dibidang kesehatan.
e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasr yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan.
f. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada didesa.
4. Kegiatan Utama Polindes
a. Pengamatan dan kewaspadaan dini (survey penyakit, surveilans gizi, surveilans
perilaku beresiko, sueveylans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta
pelayanan kesehatan dasar.
b. Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dan lain-lain
Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang
dilakukan melalui musyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan potensi
masyarakat setempat.
5. Fungsi Pondok bersalin desa
a. Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk KB)
b. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat
dan dukun bayi maupun kader
BAB III

PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit,
dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat dewasa ini sudah makin kritis menyoroti
pelayanan kesehatan dan profesional tenaga kesehatan. Masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan yang baik dari pihak rumah sakit, disisi lain pemerintah belum dapat memberikan
pelayanan sebagaimana yang diharapkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, kecuali
rumah sakit swasta yang berorientasi bisnis, dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan
baik. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil
dan fasilitas rumah sakit yang baik, tetapi tidak semua rumah sakit dapat memenuhi kriteria
tersebut sehingga meningkatnya kerumitan system pelayanan kesehatan.

Salah satu penilaian dari pelayanan kesehatan dapat kita lihat dari pencatatan rekam
medis atau rekam kesehatan. Dari pencatatan rekam medis dapat mengambarkan kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien, juga meyumbangkan hal penting dibidang
hukum kesehatan, pendidikan, penelitian dan akriditasi rumah sakit. Yang harus dicatat
dalam rekam medis mencakup hal-hal seperti di bawah ini; 1. Identitas Penderita dan formulir
persetujuan atau perizinan. 2. Riwayat Penyakit. 3. Laporan pemeriksaan Fisik. 4. Instruksi
diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan dokter yang berwenang. 5. Catatan
Pengamatan atau observasi. 6. Laporan tindakan dan penemuan. 7. Ringkasan riwayat waktu
pulang. 8.Kejadian-kejadian yang menyimpang.

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena


cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan keperluan pertama dengan standar
pelayanan kesehtan yang dikenal murah seharusnya menjadikan puskesmas sebagai tempat
pelayanan utama bagi masyarakat namun pada kenyataan banyak masyakrakat lebih memilih
pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta petugas praktek lainnya. Kondisi ini didasari
presepsi negatif dari masyarakat terhadap pelayanan anggapan bahwa mutu pelayanan yang
terkesan apa adanya artinya puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan
dalam masyarakat baik dalam sarana prasarana maupun tenaga medis atau anggaran yang
digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari sehingga banyak sekali pelayanan yang
diberikan pada masyarakan tidak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Misalnya sikap
tidak disiplin petugas pada unit pelayanan puskesmas yang dikeluhkan masyarakat. Mereka
diperlakukan kurang baik oleh petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih
terbatasnya obat obatan.

Pelayanan diklinik sering mendapatkan keluhan dari pihak pemakai layanan kesehatan
yang biasanya menjadi sasaran adalah sikap tindakan dokter atau perawat, sikap petugas
adminitrasi, selain itu juga tentang sarana yang memadai dan kelambatan pelayanan,
persediaan dan tarif pelayanan kesehatan tinggi.

Pelayanan diBidan Praktek Mandiri masih banyak pelayanan yang perlu diperbaiki
seperti kita tahu masih banyaknya kasus angka kematian ibu karena keterlambatan dalam
pelayanan hal tersebut bisa jadi dikarenakan terlambatnya dalam memberikan pelayanan saat
melakukan rujukan, dan masih banyak bidan yang mempunyai bidan praktek swasta masih
mempertahankan walaupun jelas itu kasus patologis.

Pengelolaan polindes yang baik akan menenukan kualitas pelayanan sekaligus


pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polinds yang antara
keterlibatan masyarakat dalam wadah lpm dalam menentukan tarif pelayanan. Tarif yang
ditetapkan secara bersama diharapkan memeberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memanfaatkan polindes sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus memuaskan
semua pihak. bidan yang tidak tinggal didesa dianggap tidak mungkin melaksanakan
pelayanan pertolongan persalinan dipolindes. Untuk mempercepat tumbuh kembang polindes
bidan harus selalu ada dan lebih banyak melayani masyarakat setempat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu wadah atau usaha untuk meningktkan taraf
kesehatan yang ditujukan langsung kepada individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat. Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang terkait
seperti rumah sakit, puskesmas, BPM, Polindes, dan Klinik. Setiap institusi pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan

B. Saran
pelayanan kesahatan hendaknya dijadikan sebagai acuan bagi para tenaga kesehatan
untuk terus memberikan pelayanan yang optimal dengan hasil yg maksimal, untuk
menguwujudkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan terus ditingkatkan mutu
serta kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif dan memberikan pelayanan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai