Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit berperan dalam pembangunan kesehatan, dimana dalam Sistem
Kesehatan Nasional tahun 2004 disebutkan bahwa rumah sakit adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata kedua dan ketiga,
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.
Mutu pelayanan RS adalah sesuatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir
selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian
masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Sumatera Utara yang
masih rendah menjadi salah satu alasan mereka untuk berobat keluar negeri.
Pada dekade yang lalu bila dibahas mutu pelayanan rumah sakit, maka terdapat
komponen safety/aman di dalamnya. Namun kecenderungan internasional saat ini adalah
pelayanan yang aman lebih mengemuka atau lebih ditonjolkan dan berdampingan dengan
mutu. Jadi pelayanan rumah sakit harus aman dan bermutu. Berdasarkan hasil penelitian
di Eropah tahun 1996-1999 dinyatakan bahwa salah satu metode untuk menilai atau
mengukur mutu pelayanan rumah sakit adalah Akreditasi Rumah Sakit.
Menindaklanjuti hal tersebut diatas, Departemen Kesehatan sejak tahun 1995
melakukan akreditasi terhadap rumah sakit yang ada di Indonesia, baik milik pemerintah
maupun swasta. Tujuan dilakukannya akreditasi rumah sakit adalah untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap pasien. Hal ini sejalan dengan UU
Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perlindungan Terhadap Konsumen dan UU No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran. Melalui akreditasi diharapkan manajemen rumah sakit
mempunyai hospital by laws, medical staf by laws, pedoman medico legal dan SOP
(Standard Operating Procedure) yang terkait dengan pelayanan profesi.
Ada enam belas bidang pelayanan yang dinilai dalam akreditasi rumah sakit, yaitu :
(1). Administrasi & manajemen, (2). Medis, (3). Gawat darurat, (4) .Rekam medis, (5).
Keperawatan, (6). Radiologi, (7). Laboratorium, (8). Kamar operasi, (9). Farmasi, (10).
K3, (11). Pengendalian infeksi, (12). Perinatal Risiko Tinggi, (13). Rehabilitasi medis,
(14). Gizi, (15). Intensif, (16). Darah. Sementara itu manfaat nyata yang akan diperoleh
dari akreditasi rumah sakit, adalah : (1).
Peningkatan pelayanan (diukur dengan clinical indicator), (2). Peningkatan
administrasi dan perencanaan, (3). Peningkatan koordinasi asuhan pasien dan peningkatan
koordinasi pelayanan, (4). Peningkatan komunikasi antara staf, (5). Peningkatan sistem
dan prosedur, (6). Lingkungan yang lebih aman, (7). Minimalisasi risiko, (8). Penggunaan
sumber daya yang lebih efisien, (9). Kerja sama yang lebih kuat dari semua bagian dari
organisasi. (10). Penurunan keluhan pasien dan staf, (11). Meningkatnya kesadaran staf
akan tanggung jawabnya, (12). Peningkatan moril dan motivasi, (13). Re-energized
organization dan, (14). Kepuasan pemangku kepentingan (stakeholder).
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, rumah sakit sebagai suatu organisasi
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, baik eksternal maupun internal yang bersifat

dinamis. Jika rumah sakit bersifat statis, tidak melakukan upaya penyelarasan melalui
berbagai pendekatan politik, ekonomi, teknologi, budaya, pola penyakit dan lainnya,
maka eksistensi rumah sakit akan terancam, sebaliknya rumah sakit yang mampu
melakukan berbagai tindakan agar terus berkembang dalam lingkungannya akan tetap
bertahan bahkan berpotensi untuk terus maju dan siap menghadapi persaingan dimasa
depan. Untuk itu pengembangan strategik dan implementasinya yang efektif adalah
penting untuk kelangsungan hidup rumah sakit.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mendorong peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu dan
mampu berdaya saing antarindividu, keluarga, masyarakat serta bangsa dalam kondisi
lingkungan yang kondusif dan sehat
b. Tujuan Khusus
1) Terwujudnya penyelenggaraan sistem kesehatan dalam organisasi kesehatan atau
rumah sakit yang mencakup sistem pembangunan kesehatan, sistem pelayanan
kesehatan dan sistem informasi kesehatan secara tepat, cepat serta akurat.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat dengan penggunaan obat secara rasional.
3) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian individu, keluarga serta masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan, status gizi, pencegahan dan pemutusan rantai
penularan penyakit.
4) Meningkatkan pemakaian sarana sanitasi kesehatan dan pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
5) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas dalam membentuk tenaga
kesehatan yang profesional.
6) Dan menjalin kemitraan lintas sektor, LSM/Lembaga Masyarakat maupun Pemda
dan lain sebagainya.
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam masalah ini adalah : definisi RS, tugas dan fungsi RS,
jenis dan klasifikasi RS, persyaratan, perizinan, kewajiban dan hak RS, kewajiban dan
hak pasien, hambatan dan kelemahan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Penyelenggaraan Rumah Sakit

A. Definisi
Definisi menurut WHO (World Health Organization). Sebagaimana yang
termuat dalam WHO Technical Report Series No. 122/1957 yang berbunyi : Rumah
Sakit adalah bagian integral dari satu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif dan preventif kepada masyarakat
serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah.
Rumah Sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta
pusat penelitian bio-medik
.Definisi lain di kemukakan dalam situs Wikipedia yaitu : Rumah sakit adalah
sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh
dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Menurut American Hospital
Association (1974) yang ada di dalam buku karangan Azrul Azwar (1996 : 82),
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
yang terorganisir serta 10 sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasienRumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.Pelayanan
Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
B. Tugas dan Fungsi
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.
Rumah Sakit mempunyai fungsi:

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan


standar pelayanan rumah sakit;

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan


kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka


peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang


kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

C. Jenis dan Klasifikasi


1. Jenis
Rumah sakit dapat dibedakan berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.
a. Berdasarkan jenis pelayanan

2.

Rumah Sakit Umum: memberikan pelayanan kesehatan pada semua


bidang dan jenis penyakit;

Rumah Sakit Khusus: memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Berdasarkan jenis pengelolaan

Rumah Sakit Publik: dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,


dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Publik yang dikelola
Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan tidak dapat
dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat;

Rumah Sakit Privat: dikelola oleh badan hukum dengan tujuan provit
yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah


memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit
pendidikan ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri
yang membidangi urusan pendidikan.
Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga
kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat
dibentuk Jejaring Rumah Sakit Pendidikan.
3. Klasifikasi
Menurut kemampuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dapat
digolongkan dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Rumah sakit tipe A,
ciri-ciri : Specialis dan sub specialis lebih luas, Top referral hospital
2. Rumah sakit tipe B,
ciri-ciri : Specialis dan sub specialis terbatas, pelayanan rujukan dari
kabupaten
3. Rumah Sakit tipe C,
ciri-ciri : Spesialis terbatas, Pelayanan rujukan dari Puskesmas
4. Rumah sakit tipe D,
ciri-ciri : Pelayanan rujukan dari Puskesmas
5. Rumah sakit tipe E (rumah sakit khusus) : RS Jiwa, RS Jantung, RS Paru,
Kanker, Kusta dll
Dalam beberapa kebutuhan rumah sakit juga dapat di golongkan menjadi
2, yaitu : RS pendidikan dan non pendidikan. RS pendidikan
dikelompokkan menjadi 2 golongan:

(1) pusat ilmu kesehatan pada universitas besar yang mengadakan


penelitian ilmu kesehatan dasar; dan18
(2) RS pendidikan yang mengadakan tiga atau lebih program kedokteran
spesialis.
Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan
fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.
Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas:
a.

Rumah Sakit umum kelas A;

b.

Rumah Sakit umum kelas B

c.

Rumah Sakit umum kelas C;

d.

Rumah Sakit umum kelas D.

Klasifikasi Rumah Sakit khusus terdiri atas:


a.

Rumah Sakit khusus kelas A;

b.

Rumah Sakit khusus kelas B;

c.

Rumah Sakit khusus kelas C.

D. Persyaratan
1. Persyaratan Umum

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,


sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau


swasta.

Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus
berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang
kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

2. Persyaratan Lokasi

Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,


keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.

Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut


Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi


yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, Rencana
Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/ atau Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan.

Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada


studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi
dan efektivitas, serta demografi.

3. Persyaratan Bangunan
Persyaratan bangunan harus memenuhi:

Persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada


umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,


kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.

Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan


pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang:

Rawat jalan;

Ruang rawat inap;

Ruang gawat darurat;

Ruang operasi;

Ruang tenaga kesehatan;

Ruang radiologi;

Ruang laboratorium;

Ruang sterilisasi;

Ruang farmasi;

Ruang pendidikan dan latihan;

Ruang kantor dan administrasi;

Ruang ibadah, ruang tunggu;

Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;

Ruang menyusui;

Ruang mekanik;

Ruang dapur;

Laundry;

Kamar jenazah;

Taman;

Pengolahan sampah; dan

Pelataran parkir yang mencukupi.

4. Persyaratan Prasarana
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi:

Instalasi air;

Instalasi mekanikal dan elektrikal;

Instalasi gas medik;

Instalasi uap;

Instalasi pengelolaan limbah;

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

Petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;

Instalasi tata udara;

Sistem informasi dan komunikasi; dan

Ambulan.

Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan


kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit. Prasarana juga harus dalam
keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Selain itu juga harus
didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
5. Persyaratan Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan
penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen
Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan. Jumlah dan jenis sumber daya
manusia harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit;

Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik atau
pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit. Rumah Sakit dapat
mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;

Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib


memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien;

Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan


kebutuhan pelayanan. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan
dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan

serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat. Pendayagunaan tenaga


kesehatan asing hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah
memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik.
6. Persyaratan Kefarmasian

Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat


kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau;

Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pelayanan


kefarmasian;

Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di Rumah
Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu;

Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit harus
wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan Pemerintah.

7. Persyaratan Peralatan

Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi


standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai;

Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/ atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang;

Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan


harus diawasi oleh lembaga yang berwenang;

Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan


sesuai dengan indikasi medis pasien;

Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh


petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya;

Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan


berkesinambungan;

Ketentuan mengenai pengujian dan/ atau kalibrasi peralatan medis, standar


yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah sakit yang tidak memenuhi persyaratan umum, lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan tidak diberikan izin mendirikan,
dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit.
E. Perizinan

Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin, yang terdiri dari izin
mendirikan dan izin operasional;

Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang untuk 1 (satu) tahun;

Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan;

Izin diberikan setelah memenuhi semua persyaratan;

Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau
penanaman modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapatkan
rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah
Daerah Provinsi;

Izin Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri
diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan urusan
penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri;

Izin Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;

Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di
bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:


a. Habis masa berlakunya;
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
c. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan; dan/
atau
d. Atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum.
F. Kewajiban dan Hak Rumah Sakit
1. Kewajiban Rumah Sakit

Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada


masyarakat;

Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan


efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit;

Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan


kemampuan pelayanannya;

Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai


dengan kemampuan pelayanannya;

Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;

Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan


pasien tidak mampu/ miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka,
ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti
sosial bagi misi kemanusiaan;

Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;

Menyelenggarakan rekam medis;

Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
anak-anak, lanjut usia;

Melaksanakan sistem rujukan;

Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan;

Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;

Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;

Melaksanakan etika Rumah Sakit;

Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional


maupun nasional;

Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau


kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;

Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by


laws);

Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas; dan

Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.


Pelanggaran atas kewajiban dikenakan sanksi admisnistratif berupa:

Teguran;

Teguran tertulis; atau

Denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.

2. Hak Rumah Sakit

Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan
klasifikasi Rumah Sakit;

Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan


penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan


pelayanan;

Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan;

Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;

Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan;

Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang
ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.

G. Kewajiban dan hak pasien


1. Kewajiban Pasien
Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang
diterimanya, yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.
2. Hak Pasien

Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit;

Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi


dan standar prosedur operasional;

Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;

Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan


peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit;

Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk datadata medisnya;

Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;

Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama


hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;

Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di


Rumah Sakit;

Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap


dirinya;

Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;

Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan

Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar


pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

H. Hambatan dan Kelemahan


Sebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program
kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari
masyarakat, lingkungan, puskesmas maupun dari sekitar lainnya.
Hambatan program dalam manajemen rumah sakit antara lain :
1. Hambatan pada sumber daya yaitu meliputi motivasi yang rendah pada staf
pelaksana, partisipasi masyarakat yang rendah, peralatan tidak lengkap,
informasi tidak valid, dana yang kurang dan waktu yang kurang.
2. Hambatan pada lingkungan yaitu meliputi geografis (jalan rusak), iklim,
tingkat pendidikan rendah, sikap dan budaya masyarakat yang kurang
partisipatif.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah membuat daftar hambatan dan kendala
program kemudian mengeliminasi, memodifikasi, serta mengurangi yang tidak bisa
dilakukan dan menyesuaikannya dengan tujuan operasional kegiatan program.

BAB III
KERANGKA RENCANA USAHA

Bulan
No
.

Kegiatan

1.
2.

Mencari Ide
Memutuskan Untuk
Mendirikan Usaha
Analisis SWOT

3.

4.
5.
6.
7.
8.

Keterangan
1

Memilih Sistem Dan


Jenis Produksi
Melaksanakan Riset
Pasar
Menaksir Pasar
Potensial
Memilih Lokasi
Usaha
Menyiapkan
Rencana SDM Dan
Dana

Januari
2 3 4

Februari
1 2 3

Maret
2 3 4
Mendirikan RS tipe D

Kekuatan :
Kelemahan :
Kesempatan :
Ancaman :

Menyeleksi tenaga medis dan


penunjang
medis,
tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga manajemen Rumah Sakit,
dan tenaga nonkesehatan.
Jumlah dan jenis sumber daya
manusia disesuaikan dengan jenis
dan klasifikasi Rumah Sakit;

9.
10.
11.

Menyiapkan
Rencana Produksi
Menyiapkan
Rencana Manajemen
Menyiapkan

12.

13.
14.
15.

Rencana Pemasaran
Menyiapkan Dana
Untuk Memulai
Usaha
Melaksanakan
Usaha
Menyusun Rencana
Pembangunan
Menyusun Aplikasi
Rencana Asuhan

1. Swadaya : dari dana pribadi


2. Pinjaman : baik dari bank /
dari perorangan
3. Mitra bisnis : mengajak
investor menjadi mitra bisnis

Anda mungkin juga menyukai