Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

L
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan

hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai

sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi

dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan

sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi

tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk

komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut

gangguan jiwa (UU No.18 tahun 2014).

Gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA) adalah

sindrom atau pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang

terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress

(misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada salah

satu bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko secara

bermagna untuk mati, sakit, ketidakmampuan, atau kehilangan kebebasan (APA,

1994 dalam Prabowo, 2014).

Data statistik yang dikemukakan oleh (WHO) (2012) menyebutkan bahwa

sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.

Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh 2

peneliti di Harvard University dan University College London, mengatakan penyakit

2
1
kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di seluruh

dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia, 2016).

Kesehatan merupakan kesejahteraan bagi setiap masyarakat. Dengan

kondisi kesehatan yang prima, manusia dapat menjalankan perannya dengan baik,

sehingga ia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Namun pada kenyataannya, derajat kesehatan khususnya bagi masyarakat

miskin di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh sulitnya akses

terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan tersebut dipengaruhi

oleh berbagai faktor. Diantaranya, tidak adanya kemampuan secara ekonomi

dikarenakan biaya pelayanan kesehatan saat ini semakin meningkat setiap

tahunnya serta banyaknya perbedaan biaya antara rumah sakit satu dengan rumah

sakit lainnya. Disamping itu persaingan rumah sakit dengan rumah sakit lain terus

meningkat, baik dari segi peningkatan IPTEK KeDokteran maupun sumber daya

yang memiliki pengetahuan pendidikan tinggi dan pola pembiayaan berbasis out of

pocket dari kantong sendiri.

Ketiadaan standar ini memang sangat merugikan konsumen jasa pelayanan

kesehatan, terlebih lagi bagi golongan masyarakat miskin. Umumnya, masyarakat

miskin tidak memiliki banyak pilihan dalam hidup mereka. Selain itu, pengetahuan

serta akses mereka menuju pelayanan kesehatan yang murah dan memadai juga

terbatas, sehingga, mereka dengan mudah menerima apa pun yang dikatakan atau

disarankan oleh Dokter atau rumah sakit. Yang mengakibatkan ketika mereka

mengetahui jumlah kewajiban yang harus mereka lunasi, mereka tidak berdaya.

2
1
Akhirnya, memilih untuk menjauhi institusi pelayanan kesehatan karena merasa

takut dengan biaya yang mahal.

Diperlukan sebuah solusi yang efektif untuk menanggulangi masalah

tersebut. Solusi itu adalah sistem Case mix. Sistem Case-Mix merupakan sistem

pembayaran pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kepastian mutu,

pemerataan, jangkauan dalam sistem pelayanan kesehatan, serta mekanisme

pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran. Case-Mix merupakan suatu

format klasifikasi yang berisikan kombinasi beberapa jenis penyakit dan tindakan

pelayanan di suatu rumah sakit dengan pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu

dan efektivitas pelayanan. Sistem Case-Mix yang kini tengah dijalankan di Indonesia

dikenal dengan nama Indonesia Diagnosis Related Group (INA-DRG).

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa derajat kesehatan penduduk

kesehatan penduduk Indonesia masih relative belum baik jika dibandingjan Negara

di Asia tenggara. Hal ini berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan

besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah ataupun masyarakat untuk kesehatan.

Secara umum kita ketahui juga bahwa biaya kesehatan di Indonesia

cenderung meningkat yang disebapkan oleh factor, diantaranya pola penyakit

degenaratif, orientasi pada pembiayaan kuratif, pembayaran out pocket atau yang

lebih dikenal fee for service secara individu, service yang ditentukan oleh provider,

teknologi canggih, perkembangan spesialis dan sub spesialis ilmu keDokteran, dan

tidak lepas juga dari tingkat inflasi. Dengan kondisi dan situasi yang seperti ini maka

akses dan mutu pelayanan kesehatan terancam, terutam bagi masyarakat yang

kurang mampu. Hal ini menyebapkan derajat kesehatan masyarakat semakin

2
1
rendah. Kondisi tersebut diperparah dengan tariff rumah sakit yang tidak standart,

sehinga masing – masing rumah sakit cenderung menetapkan tarif tersendiri.

Untuk mencegah permasalahan tersebut, pemerintah sejak tahun 2014

telah memulai sebuah program jaminan kesehatan nasional dengan BPJS

Kesehatan. Akibatnya perubahan layanan kesehatan yang ada sekarang ini dan

meningkatnya biaya kesehatan maka pembiayaan rumah sakit dengan

menggunakan asuransi BPJS Kesehatan ini maka sistem kesehatan manajemen

Casemix menjadi salah satu pemecahana masalah. Sistem Casemix adalah sistem

pembiayaan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan

dan keterjangkauan yang merupaka unsur – unsur dalam mekanisme pembayaran

biaya pelayanan kesehatan untuk pasien berbasis kasus campuran prosedur utama.

Ada 2 manfaat program Casemix ini yaitu manfaat bagi pasien dan manfaat bagi

rumah sakit. Manfaat bagi pasien yaitu adanya kepastian dengan dalam pelayanan

pengobatan berdasarkan derajat keparahan. Adanya target lama hari raya pasien

untuk mendapatkan perhatian lebih dalam tindakan medis dari petugas rumah sakit

untuk mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Untuk menerima

sediaan farmasi alat kesehatan habis pakai sesuai dengn spesifikasi yang berlaku

serta mengurangi pemeriksaan dan penggunaan alat medis yang berlebihan oleh

tenaga medis sehingga mengurangi resiko yang dihadapi oleh pasien. Adapun

manfaat bagi rumah sakit yaitu mendapatkan pembiayaan sesuai dengan beban

kerja , meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan bagi Dokter atau klinis yang

dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik,

perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja lebih akurat dan dapat

2
1
mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing – masing klinis serta

mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical Pathway.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan Casemix Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura adalah pasien

Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pasien Gawat Darurat yang menggunakan BPJS

Kesehatan.

C. BATASAN OPRASIONAL
Batasan Oprasional Casemix Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura mencakup 3

macam pelayanan yang berkaitan langsung dengan pasien, Yaitu ;

1. PELAYANAN POLI RAWAT JALAN


Pelayanan Rawat Jalan yang ditujukan kepada Poli Spesialis sesuai dengan daftar

jadwal praktek Dokter di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dengan membawa

syarat yang telah ditentukan oleh BPJS Kesehatan serta menggunakan sistem

rujukan berjenjang / Online.

2. PELAYANAN RAWAT INAP


Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dilakukan dengan

sistem yang berjenjang setelah melalui Poli Spesialis atau Unit Gawat Darurat

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT ( IGD )


Pelayanan IGD Pasien BPJS Kesehatan diberikan sesuai kaidah dengan ketentuan

yang berlaku.

2
1
D. LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum Unit Casemix Merujuk Pada ;

1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan Publik ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 122 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5038 ) ;

2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063 ) ;

3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5072 ) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637 ) ;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436 / MENKES / SK / VI

/ 93 Tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Optimal

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang

Penyelenggara Pekerjaan Perekam Medis ;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2014 Tentang

Dewan Pengawas Rumah Sakit ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 360 );

2
1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Berikut Ini Kualifikasi Ketenagaan Di Casemix Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura

NO JENIS SDM SYARAT JABATAN / KUALIFIKASI


1 Ketua Casemix - Dokter Umum
- Di utamakan memiliki pengalaman
dibidang Casemix minimal 1 Tahun
- Pengetahuan kerja mengenai sistem JKN
dan INA – CBGs
- Menguasai MS Office dan Internet
- Mempunyai Skil Dan Jiwa Kepemimpinan
- Mempunyai kemampuan dan kemauan
dalam mengelola pelayanan Casemix
- Mempunyai kemampuan dalam
mengembangkan diri
- Mempunyai kemampuan untuk bekerja
sama dengan pihak lain
- Mempunyai kemampuan untuk melihat,
menganalisa dan memecahkan masalah.
2 Verifikator - Dokter Umum / Tenaga Kesehatan Lainnya
- Pengetahuan Kerja mengenai sistem JKN
dan INA – CBGs
- Mampu berkomunikasi secara efektif
- Mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan diri
- Mampu menganalisa masalah kritis dan
berpikiran kreatif
3 Coder - D3 Rekam Medis / Tenaga Kesehatan
Lainnya
- Pengetahuan Kerja Mengenai Sistem JKN

2
1
dan INA - CBDs
- Menguasai kaidah pengkodingan dan
menguasai MS Office dan Internet
- Mampu menganalisa masalah secara kritis
dan berpikiran kreatif
4 Costing - S1 / D3 Akuntansi
- Tata kelola pembiayaan atau unit Cost
- Mampu menganalisa masalah secara kritis
dan berpikiran kreatif
- Mampu berkomunikasi secara efektif
- Mampu berkerja dengan cepat, tepat dan
teliti
Pemberkasan - SMA / Sederajat
- Pengetahuan tata kelola berkas dan arsip
- Mampu berkomunikasi secara efektif
- Mampu berkerja dengan cepat, tepat dan
teliti.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Casemix Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dipimpin oleh seseorang Dokter

Umum dan 2 orang Verifikator dalam melaksanakan tugasnya masing – masing

yang berkaitan dengan pelayanan pasien BPJS. Kepala Casemix dibantu 2 Orang

Coder pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat dan 1 Orang Costing pendidikan S1

Kesehatan Masyarakat .

Distribusi ketenagaan Casemix Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dapat dari hasil

perhitungan yang dilakukan oleh bidang SDM dan didapat sebaran untuk tenaga

Casemix sebagaimana tercantum dibawah ini :

JUMLAH
NO JABATAN PENDIDIKAN SYARAT JABATAN
TENAGA
1 Ketua Dokter Umum 1 Sudah Orientasi sebagai
Casemix Ketua Casemix Selama 3

2
1
Bulan
Sudah orientasi dibagian
2 Verifikator S1 Farmasi 2 Verfikator Casemix selama
3 Bulan
Minimal sudah bekerja
S1 Kesehatan
3 Coder 3 dibidang Coder Casemix
Masyarakat
selama 1 Tahun
S1 Kesehatan sudah orientasi dibagian
4 Costing 1
Masyarakat Casemix selama 3 bulan

C. PENGATURAN JAGA
Untuk menjalan pelayanan Unit Casemix seluruh staf bertugas mengikuti jadwal

dalam rentang waktu non shift yaitu mulai dari pukul 07 – 3- - 14 -30 WIT.

2
1
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Unit Casemix memiliki satu ruangan yang didalamnya terdapat ruangan, Kepala

Casemix / Verifikator, Coder dan Costing ( denah Terlampir )

CODER /
CODER
VERIFIKATOR

COSTING

B. STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
Berikut daftar inventaris perlengkapan Unit Casemix
JUMLAH
NO NAMA BARANG
( Unit/Buah )
1 Komputer 2
2 Printer Epson L 3110 1
3 Printer Epson DOT MATRIX LQ 2190 2
4 Epson Scaner DS 410 ADF 1
5 Scaner Brother 1

2. KELENGKAPAN BANGUNAN

2
1
Masih ada kekurangan di luas ruangan dan sarana kelengkapan ruangan

Casemix yaitu Luas Ruangan yang belum memadai, APAR, Komputer PC,

Printer dan Meja Kerja.

BAB IV

2
1
TATALAKSANA PELAYANAN

A. KEPALA CASEMIX
Secara keseluruhan tanggung jawab kepala Casemix yaitu berkordinasi serta

bekerjasama dengan Verifikator, Coder, Costing serta pemberkasan dalam hal

penagihan Klaim ke BPJS Kesehatan serta bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura.

B. VERIFIKATOR
Adapun tata laksana pelayanan Verifikator adalah menentukan serta mencari

fakta – fakta kebenaran dari identitas kasus baik secara medis maupun

administrasi.

C. CODER
Kegiatan memberikan Diagnosa utama dan Diagnosa sekunder sesuai dengan

ICD 10 serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD 9. Coder sangat

menentukan besarnya biaya yang akan dibayarkan ke rumah sakit oleh BPJS

Kesehatan.

D. COSTING
Merupaka proses menghitung biaya secara keseluruhan mulai dari awal pasien

masuk sampai pulang yang menjadi satu episode pelayanan. Kegiatan tersebut

untuk memastikan bahwa komponen biaya – biaya yang dikeluarkan dalam

proses perawatan pasien sama dengan proses pencatatan medis layanan yang

diberikan kepada pasien. Adapun tujuan utama costing ini adalah tercapainya

efisiensi di ruamh sakit melalui pengendalian biaya. Hal – hal yang harus

disiapkan adalah perhitungan unit Cost, Clinical Pathway dan penyusunan

2
1
kebijakan rumah sakit terkait dengan obat, alkes, pemeriksaan penunjang, jasa

medis dan bahan habis pakai dengan tujuan efisiensi tampa mengurangi mutu

pelayanan

BAB V
LOGISTIK

2
1
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibutuhkan fasilitas pendukung

berupa logistik dan alat tulis kantor. Pengadaan alat penunjang Unit Casemix di

tujukan dan disiapkan oleh bagian logistik umum. Adapun alat logistik untuk

mendukung pekerjaan Unit Casemix adalah Pulpen, Kerta A4 dan Kertas F4, Kertas

Fly, Spidol, Lem Kertas, Lakban Bening, Tinta Printer, Matrai 10.000, Klip, Anak Klip,

Binder Klip, Dan Lain - lain

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

2
1
A. PENGERTIA KESELAMATAN PASIEN
Pasien Safety adalah prinsip dasar dari perawatan kesehatan ( WHO ).

Keselamatan pasien menurut Sunaryo ( 2009 ) ada tidak adanya kesalahan atau

bebas dari cidera karena kecelakaan. Keselamatan pasien di rumas sakit adalah

suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang

meliputi assessment resiko, identifikasi dan pengelola hal yang berhubungan

dengan resiko pasien pelaporan dan analisis insiden.

B. TUJUAN KESELAMATAN PASIEN


Adapun tujuan dari keselamatan pasien adalah :

- Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

- Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

- Menurunya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit

- Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Strategi yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien melalui

tindakan pendidikan kesehatan antara lain dengan memberikan pendidikan

kesehatan tentang :

- Proses penyakit dan penatalaksana medis.

- Penggunaan obat yang aman dan interaksi medis

- Keamanan penggunaan peralatan medis

- Pencegahan resiko jatuh pada pasien anak, dewasa dan lansia

2
1
- Pencegahan infeksi di rumah sakit

Dalam Unit Casemix ini, keselamatan pasien tidak berhubungan secara

langsung tetapi tetap memberikan edukasi kepada pasien selama berada dalam

kawasan rumah sakit.

BAB VII

2
1
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN KESELMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya memberikan jaminan

keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara

pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di

tempat kerja, Promosi Kesehatan, Pengobatan dan Rehabilitasi.

B. TUJUAN KESELAMATAN
Tujuan dari keselamatan kerja di rumah sakit diantara yaitu terciptanya cara

kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan karyawan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura.

C. MANFAAT KESELAMATAN KERJA

1. Manfaat Bagi Rumah Sakit

- Meningkatkan mutu pelayanan

- Mempertahankan kelangsungan Oprasional Rumah Sakit

- Meningkatkan citra Rumah Sakit

2. Manfaat Bagi Karyawan Rumah Sakit

- Melindungi karyawan dari penyakit akibat kerja

- Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja

3. Manfaat Bagi Pasien Dan Pengunjung Rumah Sakit

- Mutu layanan yang baik

- Kepuasan pasien dan pengunjung

Aspek keselamatan kerja dilingkungan pelayanan Casemix diantaranya :

2
1
- Cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas di Ruangan Casemix

- Menggunakan alat pelindung diri terutama jika ada pasien dan

keluarga pasien yang memiliki penyakit menular saat berkunjung ke

Ruangan Casemix

- Ventilasi dan pencahayaan yang baik di Ruangan Casemix

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

2
1
A. Pengendalian mutu merupakan suatu program yang bersifat objektif dan

berkelanjutan untuk menilai dan memcahkan masalah yang ada sehingga dapat

memberikan kepuasan pada pelanggang dan mencapai standar yang bermutu

dan pengembangan mutu di Casemix :

1. PENGEMBANGAN MUTU STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

Pengendalian mutu Standar Prosedur Oprasional seluruh staf pelayanan

dengan mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi Standar Prosedur

Oprasional yang telah ada dan menambahkan Standar Prosedur Oprasional

yang belum ada / belum lengkap serta merevisi Standar Oprasional yang

telah ada sesuai dengan keadaan di lingkungan kerja. Seluruh staf

memberikan masukan demi terciptanya unit pelayanan intensif yang lebih

baik dari sebelumnya. Standar Prosedur Oprasional yang kurang dicatat oleh

selurh staf pelayanan untuk dibahas dalam rapat bulanan.

2. PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA

a. Pelatihan dan seminar secara berkala baik internal maupun eksternal

seperti pelatihan Coder, Costing dan Verifikator Casemix

b. Pendidikan formal maupun informal untuk seluruh petugas pelayanan

c. Pertemuan staf dilakukan tiap bulan membahas dan melakukan evaluasi

terhadap laporan bulanan dan permasalahan Casemix

3. PENGEMBANGAN MUTU FASILITAS DAN PERAWATAN

2
1
a. Lakukan perawatan berkala untuk peralatan penunjang kegiatan Casemix

untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang

didapat

b. Buat inventarisasi fasilitas dan peralatan yang ada sehingga dapat

diketahui apakah jumlah dan fungsinya masih dapat dipertahankan atau

perlu diajukan permintaan baru atau perbaikan yang ada

c. Menjaga kebersihan ruangan dan mengendalikan infeksi melalui

penyediaan cuci tangan

2
1
BAB IX
PENUTUP

Casemix merupakan suatu metode yang memungkinkan upaya menetapkan

efisensi dan kualitas suatu rumah sakit dengan melakukan identifikasi campuran

beberapa jenis kasus atau pasien yang dirawat dan identifikasi dari seluruh sumber

daya yang digunakan. Sistem Casemix adalah juga mengkarifikasi penyakit yang

digabung dengan biaya perawatan selam di rumah sakit berdasarkan

pengelompokan diagnosis akhir.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan mutu yang baik dan

biaya yang terjangkau menjadi harapan seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan harus mengutamakan

pengendalian biaya dan pengendalian mutu. Pengembangan pelayanan rumah sakir

pembayaran atau pembiayaan yang terstandar akan dapat memberikan

keuntunganbaik kepada pasien, terbukti bahwa manajemen Casemix mampu

memberikan efisensi dalam hal pembiayaan dan pelayanan sehingga mutu

pelayanan rumah sakit makin baik dan kepuasan pasien semakin terpenuhi

2
1

Anda mungkin juga menyukai