PROPOSAL TESIS
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi
Manajemen Rumah Sakit
Oleh:
ANJARI WAHYU WARDHANI
NIM :
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS PENGARUH KINERJA DOKTER SMF BEDAH UMUM
DALAM SISTEM INA-CBGs PADA PELAYANAN BPJS
TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PELAYANAN
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
BUDI KEMULIAAN BATAM
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Penguji Penguji
Pembimbing II Pembimbing I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
untuk itu pada kesempatan ini penulis haturkan ucapan terima kasih dan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Keaslian Penelitian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
– negara berkembang (Ile dan Garr, 2011). Menurut WHO (2010), rata-
jumlah uang yang disediakan untuk pelayanan kesehatan akan habis, baik
Untuk mengatasi hal itu, World Health Assembly (WHA) ke-58 tahun
2020 yang dibangun atas dasar 3 (tiga) pilar, yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat , dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil , merata, dan
transformasi dari empat badan usaha milik Negara (BUMN) yaitu PT.
Indonesia, Rumah Sakit sangat banyak jumlahnya baik itu rumah sakit
milik pemerintah maupun rumah sakit swasta. Setiap rumah sakit juga
utama masyarakat, hal itu juga perlu ditunjang dengan pemberian fasilitas
yang memadai dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.
berasal dari pelayanan jasa dan fasilitas yang diberikan kepada pasien.
Salah satu fasilitas yang diberikan adalah fasilitas jasa rawat inap. Rawat
intensif.
Kesehatan) dibayar dimuka per orang per bulan (per member per
dengan ciri-ciri sebagai berikut : kontrak dengan dokter atau rumah sakit
sakit telah menerima kendali tersebut dalam kontrak. Dalam managed care
diagnosis penyakit atau kelompok penyakit, bukan biaya satuan per jenis
Sistem INA CBGs lebih lanjut diatur pada Permenkes No. 27 Tahun
Kesehatan Program JKN diatur pada Permenkes No.69 Tahun 2013 yang
2014 tentang Standar Tarif JKN. Tarif INA CBGs mempunyai 1.077
kelompok tarif terdiri dari 789 kode grup atau kelompok rawat inap
diseases and related health problems) yang mana ICD-10 untuk diagnosis
pengecekan terhadap klaim yang diajukan oleh pihak Rumah Sakit, serta
kesehatan yang diterima oleh peserta, masalah lainnya yang juga menjadi
kesehatan.
biaya).
Amal C. Sjaaf (1994) dalam makalahnya mengatakan : ‘Hanya
tersebut”.
dengan unit cost, semakin tinggi pemborosan maka semakin tinggi unit
2007).
pemerintahan yang terdapat di tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari
pelayanan kesehatan.
milik swasta yang melayani jasa kesehatan bagi masyarakat Batam dan
program BPJS kesehatan tersebut pada bulan januari 2014 yang lalu.
Gawat Darurat, Rawat Jalan dan Rawat Inap. Data kunjungan pasien
rawat Jalan periode Januari – Desember 2017 dapat dilihat pada table 1.1
LANGGANAN
NO BUPEL UMUM NON BPJS BPJS JUMLAH
BPJS
BPJS TK COB
1 JANUARI 2,353 724 3,617 31 87 6,812
2 FEBRUARI 1,593 510 2,527 33 80 4,743
3 MARET 2,287 855 3,886 40 114 7,182
4 APRIL 1,950 635 3,414 45 104 6,148
5 MEI 2,007 607 3,603 51 120 6,388
6 JUNI 1,522 413 2,790 35 61 4,821
7 JULI 1,955 614 3,917 52 115 6,653
8 AGUSTUS 1,817 574 3,885 52 107 6,435
9 SEPTEMBER 1,745 533 3,836 67 74 6,255
10 OKTOBER 1,755 591 3,971 84 70 6,471
11 NOVEMBER 1,734 598 4,262 65 63 6,722
12 DESEMBER 1,715 596 4,191 39 53 6,594
JUMLAH 22,433 7,250 43,899 594 1,048 75,224
2017 sejumlah 75224 orang. Pasien umum sejumlah 22433 orang ; pasien
non BPJS sejumlah 7250 orang ; pasien BPJS sejumlah 43899 orang ;
paisen TK sejumlah 594 orang ; pasien BPJS COB sejumlah 1048 orang.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa kunjungan terbesar adalah pasien
LANGGANAN
NO BUPEL UMUM NON BPJS BPJS JUMLAH
BPJS
BPJS TK COB
1 JANUARI 286 91 520 11 25 933
2 FEBRUARI 254 61 559 11 21 906
3 MARET 272 76 552 19 18 937
4 APRIL 232 45 445 9 16 747
5 MEI 278 67 496 9 17 867
6 JUNI 183 40 416 6 13 658
7 JULI 240 51 528 7 22 848
8 AGUSTUS 198 55 566 12 13 844
9 SEPTEMBER 214 55 539 20 8 836
10 OKTOBER 200 58 653 18 14 943
11 NOVEMBER 196 43 663 17 8 927
12 DESEMBER 230 60 630 11 13 944
JUMLAH 2,783 702 6,567 150 188 10,390
2017 sejumlah 10390 orang. Pasien umum sejumlah 2783 orang ; pasien
non BPJS sejumlah 702 orang ; pasien BPJS sejumlah 6567 orang ;
pasien TK sejumlah 150 orang ; pasien BPJS COB sejumlah 188 orang.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa kunjungan terbanyak adalah pasien
BPJS, kemudian pasien umum, non BPJS, BPJS COB dan pasien TK.
JML
NO BUPEL PASIEN TARIF RS TARIF INACBGS FPK SELISIH
1 JANUARI 98 Rp 682,850,058 Rp 628,420,000 Rp 512,968,000 (Rp54,430,058)
2 FEBRUARI 75 Rp 483,128,500 Rp 499,515,479 Rp 383,502,000 (Rp116,013,479)
3 MARET 43 Rp 266,432,000 Rp 332,614,051 Rp 217,878,800 (Rp114,735,251)
4 APRIL 80 Rp 526,218,500 Rp 546,148,867 Rp 433,057,900 (Rp113,090,967)
5 MEI 71 Rp 509,311,900 Rp 561,594,564 Rp 432,436,100 (Rp129,158,464)
6 JUNI 69 Rp 388,169,100 Rp 469,231,649 Rp 309,010,000 (Rp160,221,649)
7 JULI 98 Rp 628,420,000 Rp 682,850,058 Rp 512,968,000 (Rp115,452,000)
8 AGUSTUS 86 Rp 691,886,780 Rp 688,406,500 Rp 444,000,200 (Rp247,886,580)
9 SEPTEMBER 79 Rp 570,289,898 Rp 540,324,600 Rp 373,912,100 (Rp47,581,414)
10 OKTOBER 98 Rp 753,069,423 Rp 666,416,300 Rp 492,658,500 (Rp260,410,923)
11 NOVEMBER 106 Rp 900,512,895 Rp 769,515,400 Rp 564,279,800 (Rp336,233,095)
12 DESEMBER 90 Rp 684,555,133 Rp 602,958,700 Rp 475,090,900 (Rp209,464,233)
TOTAL 993 Rp7,084,844,187 Rp6,987,996,168 Rp5,151,762,300 (Rp1,904,678,113)
Data klaim rawat inap SMF bedah umum periode Januari sampai
B. Rumusan Masalah
dan dapat memberikan manfaat pada penulisan tesis ini, maka penulis
C. Pertanyaan Penelitian
pelayanan kesehatan ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kemuliaan Batam
2. Tujuan Khusus
Batam
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
harapan dokter
Kesehatan
F. Keaslian Penelitian
G. Ruang Lingkup
Lingkup sasaran dalam penelitian ini dibatasi pada dokter SMF Bedah
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Asuransi
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
sendiri dapat berupa benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan
kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan
sosial.
mampu) tidak berada dalam keadaan terlantar dan tanpa suatu sumber
jaminan sosial merupakan suatu hal yang mendesak dan tidak dapat
ganda yaitu sosial dan ekonomis. Tujuan dan fungsi sosial diwujudkan
jaminan hari tua, sakit dan kematian, dengan demikian korban akan
2. Bersifat wajib
untuk selanjutnya ketika hidup dan kehidupan mulai dapat dinilai dalam
dibutuhkan peserta
a. Pola Tripartie
b. Pola Bipartie
4. Managed Care
tertentu
provider
utilisasi
berkurang
ditetapkan
yang akan semakin luas maka diperlukan juga jaringan pelayanan yang
dan efisien.
utilitas pelayanan.
of Servie (POS).
pelayanan kesehatan.
pelayanan kesehatan.
(POS)
a) Pelayanan bersifat
komprehensif.
PP murah.
potongan harga.
sedang.
tinggi.
mutu.
sharing.
berikut ini:
pendaftar (pasien).
kesehatan.
kesehatannya.
digunakan baik untuk program yang berbasis PPK dan yang bukan
2. Case management
yang minimal.
masalah tersebut”.
perusahaan sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur dan manajer-
manajer yang melatarbelakangi iklim kultur buruh-buruh dalam kelom pok kecil-
kecil yang informal. Hidayat (2002); we were all born of human beings and
indispensably diverse.
unit together and give together and give it a distinctive identity”. Hal
identitas yang berbeda. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam
budaya yang kuat, keyakinan dan nilai dipegang teguh, dibagi luas dan
segenap nilai, norma dan aturan yang sudah ditetapkan dalam rangka
lingkungan).
Bahkan, kinerja akan selalu menjadi isu aktual dalam organisasi karena
atau unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait
organisasi.
proses.
pada tingkat pegawai atau pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi
karakteristik individu.
hasil tindakan, tetapi tindakan itu sendiri (Campbell, 1993 dalam Ricard
2003).
baik, banyak pakar atau ahli yang berpendapat tentang standar kinerja
pekerjaan
pribadi (traits)
b. Dimensi Kinerja
dihasilkan
kebijakan organisasi
public tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat atau
awalnya, sumber daya manusia tak lebih dari factor produksi yang
dari pola kerja. Pola kerja pada paradigma lama pengelolaan SDM
SDM bersifat proaktif, ada keterkaitan dengan satuan lini maupun visi
tepat
akan jauh dari harapan. Oleh karena itu, kelembagaan atau unit
organisasi.
manusia
a. Aspek kompetensi
mendukung.
c. Aspek system penghargaan (reward system)
efektif.
E. Teori Pengetahuan
Definisi
berasal dari berbagai macam sumber seperti media poster, kerabat dekat,
1. Jenis pengetahuan
a. Pengetahuan implisit
b. Pengetahuan eksplisit
a. Cara Tradisional
kebenaran.
b. Cara Modern
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
a. Umur
dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi
b. Pendidikan
Nursalam, 2001).
c. Pengalaman
diagnosis penyakit yang mempunyai gejala atau ciri yang sama serta
pemakaian sumber daya (biaya perawatan) yang sama dan prosedur atau
tindakan pelayanan di suatu rumah sakit kedalam grup-grup. Sistem
yang relative homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan
Related Groups (INA DRGs). Aplikasi INA CBGs menggantikan fungsi dari
aplikasi INA DRG yang saat itu digunakan pada Tahun 2008. Sistem yang
(length of stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan
penyakitnya.
secara out of pocket dengan besaran tarif yang berbeda antara satu
rumah sakit dengan rumah sakit yang lain, walaupun hasil diagnosis
Sistem ini mulai dikenalkan pada tahun 2005 melalui Surat Keputusan
INA CBG.
penyakit akut saja; (2) tarif tidak adekuat pada beberapa kasus seperti,
Pada masa transisi antara INA DRG dan INA CBG yakni pada
tahun 2011, sistem yang digunakan masih menggunakan sistem
costing yang sama dengan INA DRG. Namun pada tahun yang
Dan pada era Jaminan Kesehatan Nasional, sistem INA CBGs masih
digunakan dengan terus dilakukan evaluasi tarif oleh NCC dan yang
program Casemix INA CBGs secara umum adalah secara Medis dan
dalam hal ini keuangan (costing) jadi lebih efisien dan efektif dalam
baik.
lebih akurat.
anggaran.
Clinical Pathway.
c. Manfaat Bagi Penyandang Dana Pemerintah (Provider)
pembiayaan kesehatan.
pemerintah.
G. Clinical Pathway
uang yang didapatkan dan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh
take homepay dokter atau perawat serta tenaga fungsional kesehatan lain
profesi yang harus dibayar oleh dokter dari risiko gugatan (merupakan
prasyarat yang harus dimiliki oleh dokter untuk dapat diterima bekerja di
umum di RS tersebut.
RS milik BUMN akan tetapi juga terjadi di RSUD ataupun RSD yang nota
bene adalah milik Pemerintah Daerah, kondisi ini disadari oleh Pemerintah,
dimana efektifitas dan cost containment dari layanan selalu mengacu pada
kombinasi jenis penyakit, tindakan medis dan sumber daya real yang
merefleksikan efektivitas, efisiensi dan mutu layanan. Titik awal dari upaya
Kelebihan lain yang dimiliki, konsep ini dapat juga digunakan sebagai
metode perhitungan alokasi dana dan upaya yang hanya didasarkan pada
1. Identitas Pasien
5. Tanggal lahir
mulai dari:
1. Diagnosis,
2. Pemeriksaan penunjang,
transparansi pembiayaan.
Clinical Pathway.
Integrated Care Pathways, Care Maps) are one of the main tools
homecare settings.
medis.
saja tidak diambil bila kondisi pasien diyakini sudah sangat baik,
BPJS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
KINERJA
DOKTER
BUDAYA PENGETAHUAN
MANAGE CARE
KERJA DOKTER
COST CONTAINMENT
SISTEM
INA-CBGs
UTILITY REVIEW
PROSES/ALUR
KLAIM
EFISIENSI BIAYA
PELAYANAN
KESEHATAN