PROPOSAL TESIS
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi
Manajemen Rumah Sakit
Oleh:
ANJARI WAHYU WARDHANI
NIM : 251000117410004
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
HALAMAN USULAN PENELITIAN
Penguji Penguji
Pembimbing II Pembimbing I
KATA PENGANTAR
untuk itu pada kesempatan ini penulis haturkan ucapan terima kasi h dan
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
– negara berkembang (Ile dan Garr, 2011). Menurut WHO (2010), rata-
jumlah uang yang disediakan untuk pelayanan kesehatan akan habis, baik
1
Thabrany, 2014
2
Kemenko Kesra RI, 2012
tanpa memperhatikan cost effectiveness dan cost efficiency. Sehingga
Untuk mengatasi hal itu, World Health Assembly (WHA) ke-58 tahun
2020 yang dibangun atas dasar 3 (tiga) pilar, yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat , dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil , merata, dan
3
Sulastomo, 2007
4
Adisasmito, 2010
menyelenggarakan program kesehatan (Peraturan BPJS Kesehatan
transformasi dari empat badan usaha milik Negara (BUMN) yaitu PT.
Indonesia, Rumah Sakit sangat banyak jumlahnya baik itu rumah sakit
milik pemerintah maupun rumah sakit swasta. Setiap rumah sakit juga
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
sebagai jasa penyembuhan penderita dan pemulihan kesehatan pasien.
utama masyarakat, hal itu juga perlu ditunjang dengan pemberian fasilitas
daya manusia.
persaingan global yang selama ini kita abaikan. Sumber daya manusia
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan
jelas dan prosedur yang sudah tertanam pada semua anggota organisasi.
pencapaian visi, misi dan tujuan sebuah organisasi. Adanya perilaku yang
khas inilah yang akan menjadi ciri khas suatu perusahaan dengan
adanya nilai-nilai atau prinsip yang mendasari para karyawan dalam suatu
Hubungan vertikal yang berlaku ditempat kerja. Oleh sebab itu budaya
Menurut Budi Paramita yang dikutip oleh Andi Eko Pratama budaya
kerja yaitu Sikap terhadap pekerjaan dan perilaku pada waktu bekerja
diatas budaya kerja merupakan sikap dan perilaku karyawan yang menjadi
program BPJS kesehatan tersebut pada bulan januari 2014 yang lalu.
semakin meningkat.
Sakit Budi Kemuliaan Batam akan rutin melakukan evaluasi. Pada tahap
agent dan change leader yang berposisi sebagai kepala divisi, kepala
cabang, dan pimpinan grup. Para agent akan memberikan contoh kepada
karyawan lain. Hal ini seiring dengan penerapan sistem top down dimana
komisaris.
nyaman dengan nilai dan perilaku yang sudah ada sebelumnya. Selain itu
psikis.
Menurut salah satu staf Koder Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam,
dalam satu tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari kinerja dokter bedah
yang menurun. Fenomena yang terjadi pada Rumah Sakit Budi Kemuliaan
yang belum optimal, hal tersebut terlihat dari masih kurangnya rasa disiplin
selain itu kurangnya kerja sama dan koordinasi antara dokter dengan
berasal dari pelayanan jasa dan fasilitas yang diberikan kepada pasien.
Salah satu fasilitas yang diberikan adalah fasilitas jasa rawat inap. Rawat
Kesehatan) dibayar dimuka per orang per bulan (per member per
dengan ciri-ciri sebagai berikut : kontrak dengan dokter atau rumah sakit
care pembayaran pada provider tidak berdasarkan fee for service dan
Sistem INA CBGs lebih lanjut diatur pada Permenkes No. 27 Tahun
Kesehatan Program JKN diatur pada Permenkes No.69 Tahun 2013 yang
2014 tentang Standar Tarif JKN. Tarif INA CBGs mempunyai 1.077
kelompok tarif terdiri dari 789 kode grup atau kelompok rawat inap
diseases and related health problems) yang mana ICD-10 untuk diagnosis
pengecekan terhadap klaim yang diajukan oleh pihak Rumah Sakit, serta
kesehatan yang diterima oleh peserta, masalah lainnya yang juga menjadi
kesehatan.
biaya).
tersebut”.6
6
Amal C. Sjaaf (1994)
biaya yang secara rasional dibutuhkan untuk pelayanan tertentu dan
dengan unit cost, semakin tinggi pemborosan maka semakin tinggi unit
2007).
pemerintahan yang terdapat di tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari
7
Hanna Permana Subanegara, 2010
8
Hanna Permana Subanegara, 2010
9
Sabarguna, 2007
memikirkan cara untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik
pelayanan kesehatan.
Gawat Darurat, Rawat Jalan dan Rawat Inap. Data kunjungan pasien
rawat Jalan periode Januari – Desember 2017 dapat dilihat pada table 1.1
LANGGANAN
NO BUPEL UMUM NON BPJS BPJS JUMLAH
BPJS
BPJS TK COB
1 JANUARI 2,353 724 3,617 31 87 6,812
2 FEBRUARI 1,593 510 2,527 33 80 4,743
3 MARET 2,287 855 3,886 40 114 7,182
4 APRIL 1,950 635 3,414 45 104 6,148
5 MEI 2,007 607 3,603 51 120 6,388
6 JUNI 1,522 413 2,790 35 61 4,821
7 JULI 1,955 614 3,917 52 115 6,653
8 AGUSTUS 1,817 574 3,885 52 107 6,435
9 SEPTEMBER 1,745 533 3,836 67 74 6,255
10 OKTOBER 1,755 591 3,971 84 70 6,471
11 NOVEMBER 1,734 598 4,262 65 63 6,722
12 DESEMBER 1,715 596 4,191 39 53 6,594
JUMLAH 22,433 7,250 43,899 594 1,048 75,224
2017 sejumlah 75224 orang. Pasien umum sejumlah 22433 orang ; pasien
non BPJS sejumlah 7250 orang ; pasien BPJS sejumlah 43899 orang ;
paisen TK sejumlah 594 orang ; pasien BPJS COB sejumlah 1048 orang.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa kunjungan terbesar adalah pasien
LANGGANAN
NO BUPEL UMUM NON BPJS BPJS JUMLAH
BPJS
BPJS TK COB
1 JANUARI 286 91 520 11 25 933
2 FEBRUARI 254 61 559 11 21 906
3 MARET 272 76 552 19 18 937
4 APRIL 232 45 445 9 16 747
5 MEI 278 67 496 9 17 867
6 JUNI 183 40 416 6 13 658
7 JULI 240 51 528 7 22 848
8 AGUSTUS 198 55 566 12 13 844
9 SEPTEMBER 214 55 539 20 8 836
10 OKTOBER 200 58 653 18 14 943
11 NOVEMBER 196 43 663 17 8 927
12 DESEMBER 230 60 630 11 13 944
JUMLAH 2,783 702 6,567 150 188 10,390
2017 sejumlah 10390 orang. Pasien umum sejumlah 2783 orang ; pasien
non BPJS sejumlah 702 orang ; pasien BPJS sejumlah 6567 orang ;
pasien TK sejumlah 150 orang ; pasien BPJS COB sejumlah 188 orang.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa kunjungan terbanyak adalah pasien
BPJS, kemudian pasien umum, non BPJS, BPJS COB dan pasien TK.
Tabel 1.3 Data Klaim Rawat Inap SMF Bedah Umum
JML
NO BUPEL PASIEN TARIF RS TARIF INACBGS FPK SELISIH
Rp
1 JANUARI 98 Rp 682,850,058 Rp 628,420,000 512,968,000 (Rp54,430,058)
Rp
2 FEBRUARI 75 Rp 483,128,500 Rp 499,515,479 383,502,000 (Rp116,013,479)
Rp
3 MARET 43 Rp 266,432,000 Rp 332,614,051 217,878,800 (Rp114,735,251)
Rp
4 APRIL 80 Rp 526,218,500 Rp 546,148,867 433,057,900 (Rp113,090,967)
Rp
5 MEI 71 Rp 509,311,900 Rp 561,594,564 432,436,100 (Rp129,158,464)
Rp
6 JUNI 69 Rp 388,169,100 Rp 469,231,649 309,010,000 (Rp160,221,649)
Rp
7 JULI 98 Rp 628,420,000 Rp 682,850,058 512,968,000 (Rp115,452,000)
Rp
8 AGUSTUS 86 Rp 691,886,780 Rp 688,406,500 444,000,200 (Rp247,886,580)
Rp
9 SEPTEMBER 79 Rp 570,289,898 Rp 540,324,600 373,912,100 (Rp47,581,414)
Rp
10 OKTOBER 98 Rp 753,069,423 Rp 666,416,300 492,658,500 (Rp260,410,923)
Rp
11 NOVEMBER 106 Rp 900,512,895 Rp 769,515,400 564,279,800 (Rp336,233,095)
Rp
12 DESEMBER 90 Rp 684,555,133 Rp 602,958,700 475,090,900 (Rp209,464,233)
TOTAL 993 Rp7,084,844,187 Rp6,987,996,168 Rp5,151,762,300 (Rp1,904,678,113)
Data klaim rawat inap SMF bedah umum periode Januari sampai
biaya klaim pelayanan pasien BPJS di rawat inap pada kasus bedah
“Belum optimalnya budaya kerja dokter smf bedah umum khususnya pada
Kemuliaan Batam.”
dan dapat memberikan manfaat pada penulisan tesis ini, maka penulis
pasien BPJS?
Pathway?
1 Tujuan Umum
Kemuliaan Batam
2 Tujuan Khusus
Batam
2. Bagi Pemerintah
harapan dokter
Kesehatan
Lingkup sasaran dalam penelitian ini dibatasi pada dokter SMF Bedah
TINJAUAN PUSTAKA
staf, termasuk pola komunikasi dan hasil kerja seluruh staf institusi
10
manajemen mutu pelayanan kesehatan, edisi 2 : 68
feeling untuk berubah (keluar dari zona nyaman).11 (prof. dr. A. A.
2 : 66)
Beberapa unsur budaya yang perlu disikapi oleh pimpinan antara lain
tanggungjawabnya.
melaksanakan tugasnya
tugasnya
11
manajemen mutu pelayanan kesehatan, edisi 2 : 66
12
manajemen mutu pelayanan kesehatan, edisi 2 : 70
kesehatan, edisi 2 : 70)
institusi pelayanan kesehatan terletak pada pola piker (mind set) staf.
b. Staf merasa khawatir atau cemas kehilangan harga diri atau rasa
budaya kerja
g. Individualisme egosentris
13
manajemen mutu pelayanan kesehatan, edisi 2 : 68
keberhasilan institusi dalam mencapai tujuannya namun dalam
agent of change
mutu institusi
14
Notoadmodjo, 2003 : 121, medical book hal : 11
Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan
(Hidayat, 2007).
a. Pengetahuan implisit
15
Hidayat, 2007
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005
telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan,
b. Pengetahuan eksplisit
a. Cara Tradisional
kebenaran.
b. Cara Modern
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
a. Umur
lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup
b. Pendidikan
17
Notoadmodjo, 2005 : 11-14
18
Nursalam, 2001 : 25
suatu cita-cita tertentu (Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam,
baik dari orang lain maupun dari media masa dengan pendidikan
c. Pengalaman
19
Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001
20
Notoatmodjo, 1993
21
Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
dirinya sendiri, orang lain, objek atau issue.24 (Petty, cocopio, 1986
yaitu :
1) Komponen kognitif
22
Notoatmodjo,2002 :13
23
Thomas & Znaniecki, 1920
24
Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6
25
Allport, 1935
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama
kontroversial.
2) Komponen afektif
terhadap sesuatu.
3) Komponen konatif
26
Azwar S., 2000 : 23
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir meainkan dibentuk atau
istirahat
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
1) Menerima (receiveing)
27
Heri Purwanto, 1998 : 63
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
1) Pengalaman pribadi
28
Soekidjo Notoajmojo, 1996 : 132
Untuk dapat menjadi dasar pembentuka sikap, pengalaman
emosional.
dianggap penting
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa
konsumennya
6) Faktor emosional
dan tikdak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau
29
Azwar, 2005
30
Azwar, 2005
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak
31
Notoatmodjo, 2003
yang terdiri dari 5 point (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
(equal-interval scale)
3) Unobstrusive Measures
4) Multidimensional Scaling
fisiologis lainnya.
tetap.
organisme.32
macam yakni :
32
Skinner (1938)
2.4.3 Faktor-faktor perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
sebagainya.
c. Perilaku tidak sadar yang merugikan kesehatan
kesehatan kalangan usia subur, pada ibu hamil dan anak balita
dikota-kota.
diagnosis penyakit yang mempunyai gejala atau ciri yang sama serta
pemakaian sumber daya (biaya perawatan) yang sama dan prosedur atau
yang relative homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan
mempunyai arti relatif sama. Setiap pasien yang dirawat di sebuah rumah
Related Groups (INA DRGs). Aplikasi INA CBGs menggantikan fungsi dari
aplikasi INA DRG yang saat itu digunakan pada Tahun 2008. Sistem yang
(length of stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan
penyakitnya.
antara satu rumah sakit dengan rumah sakit yang lain, walaupun
sembarangan.
kasus penyakit akut saja; (2) tarif tidak adekuat pada beberapa
kasus seperti, kasus sub akut dan kronik, prosedur khusus, MRI
Pada masa transisi antara INA DRG dan INA CBG yakni
sistem costing yang sama dengan INA DRG. Namun pada tahun
dalam hal ini keuangan (costing) jadi lebih efisien dan efektif dalam
baik.
5. Mengurangi pemeriksaan dan penggunaan alat medis yang
sakit.
budget anggaran.
Clinical Pathway.
pemerintah.
containment.34
33
Kementerian Kesehatan RI (2012)
34
Boy Sabarguna (2007),
35
Hanna Permana(2010)
a. Anggaran Biaya
pelayanan dijalankan.
b. Biaya standar
c. Prosedur pencatatan
menghindari pemborosan.36
36
Sabarguna, 2007
37
Efraim Turban 1980
program Managed Care yang mengontrol peningkatan biaya
Cost monitoring :
Komitment dimana, bagaimana dan Hasil yang dicapai
berapa banyak yang
Hasil yang ingin dicapai Text
dikeluarkan Waktu
Strategi Feedback
Modifikasi-modifikasi
strategi
konversi, dalam hal ini teknik cost containment, yang sesuai dengan
38
Mohaghegh, Saeed; 2007
keadaan. Formulasi strategi kemudian menjadi penyeimbang,
operasional tahunan dari 14% per tahun menjadi rata-rata kurang dari
inflasi.
atau banyak kesalahan yang mereka lakukan dan perilaku boros para
dari karyawan rumah sakit yang terdiri dari kalangan tenaga medis
dan tenaga non medis yang memiliki latar belakang serta budaya
39
Robert W. Rutledge, 1996
40
Efraim Turban 1980; Sabarguna, 2007
2.6.4 Kesadaran biaya (cost awareness)
Fokus utamanya adalah pada semua biaya dan oleh semua individu,
barang atau produk jasa. Pengorbanan itu sendiri bisa dalam bentuk
karena biaya besar kaitannya dengan apa yang mereka kerjakan dan
41
Subanegara, Dr. Hanna Permana, 2010
pengeluaran dan pelayanan tanpa mengurangi mutu pelayanan. Hal-
Robert W,1996).
yaitu:
(aware) akan keuangan kamar operasi / operation room (OR). Hal ini
42
Rutledge, Robert W,1996
dilakukan karena besarnya pengeluaran dari suplai OR. Pihak
kesehatan di rumah sakit untuk lebih sadar (aware) akan biaya untuk
masa depan.44
43
Cynthia Saver dalam jurnal OR Manager, (2010)
44
David B. Levine, Brian J.Cole dan Scott A.Rodeo
berhubungan dengan pekerjaan kita dapat meningkatkan sikap
profesioanlisme kita.45
berhubungan dengan pasien dan berada pada posisi yang baik untuk
pemberian layanan.46
pasien), kepuasan bekerja dan stress dari hal-hal yang tidak jelas,
45
Clayton Petty (1988)
46
Claudia Jorgenson (1994)
47
Bovier et al, (2005)
melakukan program-program edukasi untuk melibatkan para dokter
48
Racheli.Magnezi, et al (2010),
aktivitas-aktivitas tersebut sesuai dan tepat waktu, menurut tujuan
sebelumnya.50
benar atau tidak atau suatu proses yang menjamin bahwa tindakan
49
businessdictionary
50
Sondang Siagian (1997)
51
Siswandi (2011)
2.7 Managed Care
pelayanan kesehatan.
yang akan semakin luas maka diperlukan juga jaringan pelayanan yang
efisien.
pelayanan kesehatan.
(POS)
b) Kebebasan memilih
PPK.
potongan harga.
sharing.
berikut ini:
kesehatan.
kesehatannya.
berbasis PPK dan yang bukan berbasis PPK. Berikut adalah teknik-
2. Case management
3. Utility Review
4. Audit medis
yang datang mencari layanan maka semakin banyak uang yang didapatkan
dan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh RS atau pemilik RS.
take homepay dokter atau perawat serta tenaga fungsional kesehatan lain
asuransi profesi yang harus dibayar oleh dokter dari risiko gugatan
(merupakan prasyarat yang harus dimiliki oleh dokter untuk dapat diterima
berhasil dalam meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap,
mengurangi insidensi tuntutan hukum dan dapat menjadi Rumah Sakit
yang disukai masyarakat dan favorit. Hal tersebut diyakini merupakan kunci
akan tetapi juga terjadi di RSUD ataupun RSD yang nota bene adalah milik
tahun 1993 terbitlah Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor 436 /
dimana efektifitas dan cost containment dari layanan selalu mengacu pada
klasifikasi kombinasi jenis penyakit, tindakan medis dan sumber daya real
merefleksikan efektivitas, efisiensi dan mutu layanan. Titik awal dari upaya
Kelebihan lain yang dimiliki, konsep ini dapat juga digunakan sebagai
acuan dalam menghitung penggunaan sumber daya yang diperlukan
metode perhitungan alokasi dana dan upaya yang hanya didasarkan pada
1. Identitas Pasien
5. Tanggal lahir
9. Jenis kelamin
1. Diagnosis,
2. Pemeriksaan penunjang,
berikut:
pembiayaan.
Integrated Care Pathways, Care Maps) are one of the main tools
settings.
“Clinical Pathway” merupakan perangkat bantu untuk
rekam medis.
bila kondisi pasien diyakini sudah sangat baik, dan pada keadaan
BPJS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
BUDAYA
KERJA DOKTER
COST
PENGETAHUAN
CONTAINMENT
MANAGED
SIKAP
CARE
UTILITY
PERILAKU REVIEW
AUDIT
MEDIS
CASEMIX
INACBG’S
PROSES/ALUR CLINICAL
KLAIM PATHWAY
EFISIENSI
BIAYA PELAYANAN
KES EHATAN
METODOLOGI PENELITIAN
7. Manajemen klaim
adalah dokter bedah umum penuh waktu dan paro waktu yang bekerja
di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, koder dan kepala seksi casemix dan
direktur rumah sakit yang dapat diakses peneliti. Teknik ini juga
berikut :
1. Kesesuaian atau appropriateness, yaitu berdasarkan
penelitian
pendapatnya sendiri
3 Coder pelaksana 1
1. Alat Penelitian
bedah umum.
a. Kuisioner
b. Telaah Dokumen
ini berupa :
2. Resume medis
c. Observasi
d. Wawancara
wawancara.
1. Data Primer
Data sekunder adalah data klaim pasien BPJS yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak
lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan
penting yang dilakukan oleh peneliti dalam mengolah data yaitu data
kompleks dan rumit. Oleh karena itu dilakukan reduksi data dengan
segera.
a. Persiapan penelitian
b. Tahap Pelaksanaan
pelaksana.