PROPOSAL TESIS
PROPOSAL TESIS
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
Universitas Indonesia
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis saya
yang berjudul:
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Administrasi Rumah Sakit
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Dr. Atik Nurwahyuni S.KM., M.KM selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
tesis ini;
(2) Pihak RS. “X” yang telah mengijinkan saya melakukan penelitian dan telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan.
(3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan
moral; serta
(4) Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
v
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
vi
3.2.1 Visi .................................................................................................... 13
3.2.2 Misi.................................................................................................... 13
3.2.3 Tujuan ................................................................................................ 14
3.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 14
3.4 Sumber Daya Manusia RS “X” ............................................................... 17
3.5 Fasilitas Pelayanan .................................................................................. 17
3.6 Kinerja Pelayanan ................................................................................... 20
vii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Kuisioner
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan UU
Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit beberapa fungsi rumah sakit diantaranya
penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis (1).
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang baik terdapat peran rumah sakit
didalamnya sehingga menjadi kewajiban rumah sakit memberika pelayanan yang
bermutu, aman, antidiskriminatif, efektif dan terjangkau oleh masyarakat.
Keterjangkauan pembiayaan kesehatan pada tahun 2014 Indonesia menerapkan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Terjadinya perubahan sistem pembayaran kesehatan
ini mengelurkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar
Tarif Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) dalam Penyelenggaran Program Jaminan Kesehatan
disebutkan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membayar
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) menggunakan Indonesia Case Based Groups
(INA-CBGs)(2).
Terdapat perbedaan tarif INA-CBG’s dan tarif RS menjadi permasalahan dalam
penerapan sistem pembayaran kesehatan ini sehingga RS perlu melakukan upaya untuk
tercapainya kendali mutu dan biaya salah satunya dengan menerapkan clinical pathways.
Penerapan clinical pathways memberikan efek baik pada outcomes pasien, lama
rawat, biaya dan praktik professional hanya saja tantangannya ada pada
pengembangannya pada situasi yang spesifik disetiap tempat (3). Tantangan ini tidak
terkecuali terjadi di RS.X dimana pada beberapa diagnosis walau sudah dilaksanahan
clinical patways terdapat kesenjangan antara tarif INA-CBG’s dan pengeluran biaya di
RS X, salah satunya pada diagnosis apendisitis.
1
Universitas Indonesia
2
Apendisitis merupakan suatu keadaan darurat yang paling umum terjadi di bagian
(4)
bedah abdomen dan kejadian apendisitis merupakan kasus emergensi bedah yang
(5)
paling sering didunia dan merupakan penyakit yang menjadi perhatian oleh karena
(4).
angka kejadian apendisitis tinggi di setiap negara Di Amerika Serikat, 250.000 kasus
(6).
apendisitis dilaporkan setiap tahun Sebanyak 621.435 kasus apendisitis terjadi di
Indonesia (4).
Di RS X, kejadian apendisitis sebanyak 371 kasus pada tahun 2018 dan 338 kasus
pada tahun 2019. Dengan selisih tarif RS terhadap tarif INACBGS 363% pada tahun 2018
dan meningkat menjadi 410 % pada tahun 2019.
Selama ini belum ada penelitian untuk mengevaluasi implimentasi clinical
pathway di rumah sakit X untuk melihat lebih detail dan mengetahui hal-hal yang
mungkin belum tepat sehingga terdapat kesenjangan antara tarif INA-CBG’s dan tarif
yang ditetapkan oleh RS X.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini penting untuk dilakukan dalam
rangka mengevaluasi penerapan clinical pathway pada kasus pasien apendisitis untuk
mengetahui output, outcome dan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam penerapan
clinical pathway di RS X.
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sebagai salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
hal ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah maupun
masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan upaya derajat kesehatan yaitu dengan
didirikannya fasilitas pelayanan kesehatan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan atau masyarakat. Ada banyak rupa pelayanan kesehatan, dimana salah
satunya adalah rumah sakit (Pemerintah Republik Indonesia, 2009).
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
Mutu pelayanan kesehatan yang dijabarkan oleh WHO bahwa sistem kesehatan
harus berusaha melakukan perbaikan – perbaikan di 6 bidang dimensi kualitas jika ingin
tercapai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dimensi kualitas ini mengharuskan
perawatan kesehatan menjadi efektif, efisien, dapat diakses, pelayanan berpusat pada
pasien, adil dan aman. (WHO, 2006)
Dari definisi tersebut diatas layanan kesehatan yang bermutu tinggi harus bisa
mencapai hasil akhir kesehatan yang diinginkan bagi masing – masing individu sesuai
dengan pilihan akhir yang mereka inginkan. Layanan kesehatan juga harus sesuai dengan
standart profesional kesehatan, adanya bukti ilmiah, konsisten dengan keefektifan fokus
klinis dan penyedia layanan kesehatan serta efisien secara biaya.
Universitas Indonesia
8
dengan berbasis bukti dan hasil yang dapat diukur selama pasien berada di rumah sakit.
(Marchisio et al., 2009; Rivany, 2009)
Universitas Indonesia
9
2.4 Apendisitis
2.3.1 Definisi
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis (umbai cacing/usus
buntu). Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira kira 10 cm, dan
Universitas Indonesia
10
berpangkal pada sekum (bagian dari usus besar). Ketika usus buntu tersumbat, usus buntu
akan meradang dan menyebabkan radang usus buntu. Jika penyumbatan berlanjut,
jaringan yang meradang menjadi terinfeksi oleh bakteri dan mulai mati karena
kekurangan suplai darah, yang akhirnya menyebabkan pecahnya apendiks (apendiks
berlubang atau pecah). Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis adalah
erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. histolytica. Penelitian epidemiologi juga
menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi
terhadap timbulnya apendisitis. Jika penyumbatan berlanjut, jaringan yang meradang
karena terinfeksi oleh bakteri mulai mati karena kekurangan suplai darah dan akhirnya
menyebabkan pecahnya apendiks (apendiks berlubang atau pecah) (6)
2.3.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, 250.000 kasus apendisitis dilaporkan setiap tahun (6)
Universitas Indonesia
11
2.3.6 Penatalaksanaan
Perawatan terbaik untuk radang usus buntu adalah operasi untuk mengangkat
radang usus buntu sebelum pecah dan pemberian obat antibiotika. Sambil menunggu
operasi, pasien akan diberi cairan IV untuk menjaga hidrasi. Pembedahan biasanya
dilakukan melalui prosedur abdomen terbuka atau laparoskopi, untuk mengangkat
apendiks. Laparoskopi merupakan prosedur minimal invasif di mana sayatan kecil
(lubang kunci) dibuat di perut dan usus buntu dikeluarkan dengan bantuan kamera kecil
yang dipandu oleh ahli bedah. (6)
2.3.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat diakibatkan oleh apendisitis adalah:
1. Perforasi usus
2. Peritonitis
3. Abses apendiks
4. Ganggren apendiks
5. Residual apendiks
Universitas Indonesia
12
2.3.8 Prognosis
Prognosis baik jika didiagnosis dan ditangani secara dini, tetapi jika penanganan
terlambat maka akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
Universitas Indonesia
13
BAB 3
GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN
3.2.1 Visi
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat
3.2.2 Misi
3.2.2.1 Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi dan terjamin mutunya
dengan berorientasi pada “Customer Satisfaction” yang berarti cepat, tepat, akurat
dengan biaya yang terjangkau.
3.2.2.2 Memberikan pelayanan yang informatif yang di dukung oleh SDM dan
management profesional dengan tujuan,meningkatkan pengetahuan kesehatan.
Universitas Indonesia
14
3.2.3 Tujuan
Universitas Indonesia
15
d) Bagian Keuangan
Sub Komite
Universitas Indonesia
16
c) Komite Keperawatan
Instalasi Laboratorium
Instalasi Radiologi
Instalasi Farmasi
Instalasi Gizi
Universitas Indonesia
17
a. IGD 24 jam
b. Rawat Jalan :
Spesialis Anak
Spesialis Mata
Spesialis THT
Spesialis Paru
Universitas Indonesia
18
Spesialis Saraf
Spesialis Bedah
Spesialis Urologi
c. Rawat Inap :
Perawatan Kelas I
Perawatan Kelas II
d. Ruang Bersalin / VK
Universitas Indonesia
19
e. Ruang Operasi / OK
f. Medical Check Up
2. Penunjang Medis
a. Laboratorium
b. Radiologi
i. Radiodiagnostik Konvensional
ii. CT – Scan
iii. USG
c. Rehabilitasi Medik
d. Instalasi Farmasi
e. Instalasi Gizi
f. Haemodialisa
g. Endoskopi
3. Pelayanan Khusus
a. Treadmill
b. Terapy Wicara
c. Tumbuh Kembang Anak
d. Terapy Alergi
e. Skin Care
4. Pelayanan Non-Medis
Ambulanc
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
BAB 4
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL
1. Input merupakan bagian yang terdapat dalam sistem dan diperlukan agar sistem
tersebut dapat berfungsi.
4. Feedback merupakan keluaran dari sebuah sistem dan juga menjadi sebuah
masukan bagi sistem tersebut sendiri.
FEEDBACK
Penelitian ini mengabungkan antara teori sistem dan teori pengembangan clinical
pathway yang dibuat oleh Nicola Davis (2005).
Universitas Indonesia
Identifikasi ketua & tim CP serta
Pemetaan alur pelayanan penentuan tangggung jawab
22
Universitas Indonesia
PROSES : OUTPUT : OUTCOME :
INPUT :
1. Tahap uji coba Apakah pelayanan 1. Status pulang
1. Biaya
dan penerapan pasien
2. SDM sudah sesuai
clinical 2. Billing pasien
3. Kebijakan, PPK, dengan clinical
SPO pathway
4. Sarana dan 2. Evaluasi pathway
prasarana berkala apendisitis ?
5. Ketersediaan 1. Lama hari
obat dan alkes rawat
6. Pengembangan 2. Pemeriksaan
clinical pathway medis
3. Pemeriksaan
penunjang
4. Penggunaan
obat dan alkes
5. Asuhan
keperawatan
6. Visite dokter
Feedback
Universitas Indonesia
4.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
1 Biaya Keseluruhan biaya yang Wawancara Pedoman Mendapatkan Informasi -
dikeluarkan dalam rangka mendalam wawancara mengenai biaya untuk
24
Universitas Indonesia
kesehatan lain)
Kebijakan Konsep serta azas yang menjadi Telaah Dokumen Telaah Dokumen Mendapatkan Dokumen -
3
pedoman dan dasar dalam Kebijakan SK, PPK,
Universitas Indonesia
26
apendisitis
Universitas Indonesia
6 Pemilihan Keputusan tim cp untuk Wawancara Pedoman Mendapatkan
diagnosis atau melakuukan pengembangan mendalam wawancara Informasi tentang
prosedur clinical pathway dari kasus high keputusan clinical
volume, high risk dan high cost pathway yang akan
dibentuk dari setiap
KSM
7 identifikasi Keseluruhan pihak yang berkaitan Wawancara Pedoman Mengetahui Informasi
stakeholder dan dengan pengembangan clinical mendalam wawancara terkait tentang pihak
pimpinan pathway dan outcome. Dimulai yang ikut dalam
dari pasien, tim cp, tim pengembangan
multidisiplin, komite medik, clinical pathway
manajemen, organisasi profesi dll.
8 Penentuan ketua Ketua & anggota tim clinical Wawancara Pedoman Mengetahui Informasi
dan tim clinical pathway serta uraian tugas dari mendalam wawancara dan mengenai penentuan
pathway masing - masing telaah dokumen ketua dan anggota tim
clinical pathway
Universitas Indonesia
28
9 Proses pemetaan Alur pasien dimulai ketika masuk Wawancara Pedoman Mendapatkan
alur rumah sakit sampai diperbolehkan mendalam, wawancara dan Informasi mengenai
untuk keluar rumah sakit observasi observasi alur pasien ketika
lapangan lapangan masuk hingga keluar
10 Audit awal & Dimulai ketka pembentukan tim Wawancara Pedoman Mendapatkan
pengumpulan clinical pathway, penentuan mendalam, telaah wawancara dan Informasi mengenai
data standar, pemilihan sampel, audit, dokumen telaah dokumen upaya pelaksanaan
pengumpulan data dan analisa audit awal clinical
data pathway di RS “X”
Universitas Indonesia
12 Tahap uji coba Pelatihan dan sosialisasi serta Wawancara Pedoman MengetahuiInformasi
& penerapan komunikasi dari pimpinan kepada mandalam, telaah wawancara. mengenai pelatihan
clinical pathway semua pihak yang terkait dalam dokumen dan Telaah dan sosialisasi
penerapan clinical pathway obsevasi lapangan dokumen, clinical pathway
pelatihan dan kepada bagian terkait
observasi (staf medis)
lapangan
13 Evaluasi berkala Feedback terhadap pelaksanaan Wawancara Pedoman Mendapatkan
penerapan clinical pathway, mendalam wawancara Informasi mengenai
evaluasi penyelesaian clinical dan telaah pelaksanaan evaluasi
pathway dan pencatatan variasi dokumen clinical pathway
apendisitis
14 Lama hari rawat Jumlah hari pasien mendapatkan Mencatat dari Mendapatkan Rasio
inap perawatan di rumah sakit, data billing pasien informasi mengenai
terhitung dari tanggal pasien Lama Hari Rawat
masuk hingga pasien keluar pasien apendisitis
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
17 Asuhan Seluruh asuhan keperawatan yang Mencatat dari Mendapatkan Rasio
keperawatan diberikan oleh perawat dalam data billing pasien informasi asuhan
memberikan layanan kesehatan keperawatan yang
serta pengobatan kepada pasien diberikan kepada
seperti pemasangan dan pelepasan pasien apendisitis
infus, pemberian obat, edukasi beserta biayanya
kepada keluarga, pemantauan
kondisi serta keluhan dari pasien
18 Penggunaan Jumlah & jenis obat, alkes dan Mencatat dari Mendapatkan Rasio
obat dan alkes reagen dalam perawatan pasien data billing pasien informasi jumlah dan
apendisitis jenis obat serta alkes
yang digunakan
disertai biayanya
Universitas Indonesia
32
19 Visite dokter Kunjungan dan pemeriksaan yang Mencatat dari Mendapatkan Rasio
dilakukan DPJP selama proses data billing pasien informasi jumlah
perawatan pasien visite DPJP yang
dilakukan selama
perawatan pasien
apendisitis disertai
biayanya
20 Status pulang Kondisi pasien saat pulang dari Mencatat dari Mendapatkan kondisi Rasio
pasien RS data billing pasien pasien saat pulang dari
RS :
1) sembuh
2) atas permintaan
sendiri
3) rujuk
4) meninggal
Universitas Indonesia
21 Billing pasien Total keseluruhan biaya atas Mencatat dari Mendapatkan informasi Rasio
layanan yang didapatkan pasien data billing pasien jumlah total baya dalam
Universitas Indonesia
34
BAB 5
METODOLOGI PENELITIAN
Kriteria eksklusi:
1. Memiliki penyakit penyerta
Universitas Indonesia
Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dari seluruh data pasien
apendisitis di RS X pada bulan Januari 2019 – Desember 2019 yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi.
1. Direktur 1 orang
5. Perawat 1 orang
Universitas Indonesia
36
a. Data primer
Data didapat secara langsung dengan cara turun ke lapangan dengan melakukan
wawancara mendalam terstruktur kepada informan.
b. Data sekunder
Data didapat melalui hasil telusur data tagihan pasien pada sistem informasi rumah
sakit dan telaah dokumen rumah sakit studi terkait dengan penerapan clinical
pathway apendisitis di RS “X”
Universitas Indonesia
5.8 Metode Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, entry data akan dimasukkan ke
dalam Microsoft Office Excel sesuai dengan format yang telah ditentukan sebelumnya
untuk kemudian dianalisa menggunakan Micrososft Office Excel. Data akan disesuaikan
dengan format file yang telah ditentukan dalam modul petunjuk pengerjaan lalu akan
dimasukkan ke dalam pengolahan data serta mendapatkan hasil akhir berupa data mentah.
Diperlukan adanya etika penelitian agar peneliti terhindar dari kesalahan yang
bertentangan dengan etika penelitian. Etika penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah :
1. Pengajuan kaji etik penelitian yang ditujukan kepada Tim Kaji Etik Departemen
Administrasi Kebijakan Kesehatan dan peneliti meminrta persetujuan lolos etik dari
Komite Etik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam upaya
melindungi hak asasi dan kesejahteraan informan dalam bentuk surat keterangan
lolos uji etik.
2. Peneliti dinyatakan lolos kaji etik dari Tim Kaji Etik Departemen AKK melalui surat
keterangan lolos kaji etik.
3. Peneliti melaporkan diri kepada rumah sakit dengan membawa surat permohonan
turun lapangan yang telah dibuatkan oleh bagian akademik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
4. Menghormati, menghargai serta tunduk pada peraturan yang berlaku di tempat
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
37
DAFTAR PUSTAKA
Available at:
https://watermark.silverchair.com/120403.pdf?token=AQECAHi208BE49Ooan
9kkhW_Ercy7Dm3ZL_9Cf3qfKAc485ysgAAAagwggGkBgkqhkiG9w0BBwag
Universitas Indonesia
38
ggGVMIIBkQIBADCCAYoGCSqGSIb3DQEHATAeBglghkgBZQMEAS4wE
QQMvw0pfVGdSmgUHb0RAgEQgIIBW3A8LQjm0ZphdfsbGV0-
u2eDANqxmKg2IjgQpI9gGuBLcjNz (Accessed: 26 March 2020).
Davis, N. (2005) Integrated Care Pathways a guide to good practice. Edited by N. Davis.
Wales: National Leadership and innovation agency for healthcare. Available at:
www.agaaoi.cymru.nhs.uk (Accessed: 26 March 2020).
Depkes, R. (2009) ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit’, Jakarta. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004
KBBI (2020) Arti kata rumah sakit, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Available at:
https://kbbi.web.id/rumah sakit (Accessed: 26 March 2020).
Francke, A. L. et al. (2008) ‘Factors influencing the implementation of clinical guidelines
for health care professionals: A systematic meta-review’, BMC Medical
Li, W. et al. (2014) ‘Integrated clinical pathway management for medical quality
improvement – based on a semiotically inspired systems architecture’, European
Journal of Information Systems, 239(4), pp. 400–417. doi: 10.1057/ejis.2013.9.
Marchisio, S. et al. (2009) ‘Effect of Introducing a Care Pathway to Standardize Treatment
and Nursing of Schizophrenia’, Community Mental Health Journal, 45(4), pp. 255–
259. doi: 10.1007/s10597-009-9198-3.
WHO (2006) Quality of care : a process for making strategic choices in health systems.
Geneve : World Health Organization.
Available at :
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/43470/9241563249_eng.pdf?sequene=1&
isAllowed=y (Accessed: 26 March 2020).
Universitas Indonesia
39
INFORMED CONSENT
Selamat Pagi/Siang/Sore
Perkenalkan nama saya Susi Kurnia Riza mahasiswi S2 angkatan 2017 Program Studi Kajian
Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Saya
bermaksud melakukan penelitian mengenai “Analisis Penerapan Clinical Pathway
Apendisitis di RS “X” Tahun 2019”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam
penyelesaian studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan clinical pathway terhadap outcome medis
dan tagihan rumah sakit.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini dimana akan
dilakukan wawancara dalam waktu 1 – 2 jam dan mohon ijin untuk merekam saat wawancara
berlangsung. Jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap kinerja
Bapak/Ibu.. Bapak/Ibu bebas untuk menolak ikut serta dalam penelitian ini dan apabila
Bapak/Ibu telah memutuskan untuk ikut, Bapak/Ibu juga bebas mengundurkan diri setiap
saat. Apabila Bapak/Ibu memerlukan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi saya Susi
Kurnia Riza 085647832412. Setelah Bapak/Ibu membaca maksud dan kegiatan penelitian di
atas, serta setuju untuk ikut dalam penelitian ini maka saya mohon untuk mengisi nama dan
tanda tangan di bawah ini.
Nama : ……………………………………
Usia : ……………………………………
Jenis Kelamin : ……………………………………
Jabatan : ……………………………………
Bekasi, …………………. 2020
(..................................................)
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
Universitas Indonesia
Lampiran 2 Instrumen Wawancara
1. Biaya / Dana
a. Menurut bapak / ibu, bagaimana penganggaran
✓ ✓
yang telah disiapkan untuk pelaksanaan
pengembangan, penyusunan & penerapan clinical
pathway apendisitis? Termasuk anggaran
kebutuhan akan obat serta alat kesehatan.
b. Menurut bapak / ibu adakah kendala / hambatan
✓ ✓
yang ditemui dalam penganggaran tersebut?
c. Apa yang menjadi dasar bagi bapak / ibu dalam
✓ ✓
menetapkan anggaran clinical pathway apendisitis
tersebut?
d. Menurut bapak / ibu, adakah saran maupun
✓ ✓
masukan yang bisa diberikan untuk mengatasi
kendala / hambatan tersebut?
2. Tenaga (Sumber Daya Manusia)
a. Menurut bapak / ibu, bagaimana dengan kesiapan
✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
staf rumah sakit dalam proses pengembangan,
penyusunan & penerapan clinical pathway
apendisitis
41
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia