Sesi 15
Penyusunan Hospital
ByLaws di Rumah Sakit
www.esaunggul.ac.id
Materi Pembahasan
1. Latar belakang Hospital Bylaws
2. Pemahaman Hospital Bylaws.
3. Peran ,tugas dan Wewenang Pemilik
atau yang mewakili ( Dewas)
4. Peran, tugas dan wewenang Pengelola
/Managemen
5. Peran,tugas dan wewenang Komite
Medik,KSM .
www.esaunggul.ac.id
HOSPITAL BYLAWS (PERATURAN INTERNAL
RS)
o LATAR BELAKANG
o PERUBAHAN PARADIGMA RS
SOSIAL
SOSIO-EKONOMI
3
www.esaunggul.ac.id
Latar belakang Perlunya HBL
\Konflik Kepentingan
• konflik
o. KONFLIK :
• Pemilik dgn Dir. RS
• Dir. RS dgn Staf Medis
SOSIO-EKONOMI • Antar profesi, dll
• subyek hukum
• tuntutan hk
meningkat
PERLU PERATURAN
• konflik INTERNAL RS
(HOSPITAL BYLAWS)
5
www.esaunggul.ac.id
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Efektifitas yang bersumber dari Budaya Perusahaan, Etika, Nilai,
Sistem, Proses Bisnis, Kebijakan dan Struktur Perusahaan yang
bertujuan untuk mendukung dan mendorong perusahaan mengelola
sumber daya dan risiko secara lebih efektif dan efiesien,
pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan
stake holder lainnya
Seperangkat prinsip, kebijakan dan sistem manajemen perusahaan
yang diterapkan bagi terwujudnya operasional perusahaan yang
efisien , efektif dan profitable, yang dalam penerapannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, peduli terhadap lingkungan, serta
dilandasi dengan nilai sosial budaya yang tinggi
Seperangkat peraturan ataupun sistem yang mengarahkan kepada
pengendalian perusahaan bagi penciptaan pertambahan nilai bagi
pihak pemegang kepentingan (Pemerintah , pemegang saham,
pimpinan perusahaan dan karyawan dan bagi perusahaan sendiri)
6
www.esaunggul.ac.id
PRINSIP GOOD MEDICAL GOVERNANCE
7
www.esaunggul.ac.id
IMPLEMENTASI GOOD COVERNANCE DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
6.
8
www.esaunggul.ac.id
Tatakelola Rumah Sakit
10
www.esaunggul.ac.id
TATA LAKSANA ORGANISASI
11
www.esaunggul.ac.id
Good Clinical Governance
(penatalaksanaan klinis yang baik)
www.esaunggul.ac.id
Pembentukan Komite di Rumah Sakit
Dalam pasal 19(2) Perpres no 77 th 2015 ttg organisasi
Rumah Sakit disebutkan selain Komite Medik perlu
dibentuk Komite :
a. Komite Keperawatan ,
b. Komite Farmasi dan Terapi ,
c. Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi
d. Komite Etika dan Hukum,
e. Kordinasi Pendidikan (t dgn Institusi Pendidikan )
f. Komite Pengendalian Resistensi dan antimikroba
g. Komite Managemen Resiko dan Keselamatan
pasien
14
www.esaunggul.ac.id
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit :pasal 29 ayat (1) huruf r Kewajiban Rumah
Sakit adalah
“Menyusun dan melaksanakan Peraturan Internal
Rumah Sakit (hospital by Laws”
www.esaunggul.ac.id
HOSPITAL BYLAWS
o Suatu produk hukum yang merupakan
anggaran rumah tangga dalam
penyelenggaraan rumah sakit yang
ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau yg
mewakili
o Bukan peraturan atau kebijakan teknis
administratif dan klinis, seperti SOP, Uraian
tugas, Standar, Surat Keputusan dll
www.esaunggul.ac.id
HOSPITAL BYLAWS (HBL)
• HBL adalah Produk hukum yang merupakan
konstitusi (Anggaran Rumah Tangga) yang
mengatur peran, tugas dan wewenang organisasi
Pemilik, Direktur RS dan Organisasi Staf medis
yang ditetapkan Pemilik RS
• HBL meliputi :
1.Corporate bylaws - mengatur hubungan
pemilik dg Dir RS / Pengelola RS
2. Medical staff bylaws - mengatur staf medis
dlm pelayanan medis di RS
www.esaunggul.ac.id
HBL MENGATUR
Organisasi, peran, tugas dan kewenangan
pemilik atau yg mewakili
Organisasi,peran, tugas dan kewenangan
direktur (manajemen rumkit)
Organisasi, peran, tugas dan kewenangan
staf medis
www.esaunggul.ac.id
TIGA TUNGKU SEJERANGAN
DIREKTUR
KOMITE MEDIS
RUMAH SAKIT
www.esaunggul.ac.id
FUNGSI atau MANFAAT HBL
1. Sebagai acuan pemilik RS dalam melakukan
pengawasan
2. Sebagai acuan direktur RS dalam mengelola dan
menyusun kebijakan teknis operasional
3. Sarana menjamin efektifitas, efisiensi dan mutu
4. Sarana perlindungan hukum
5. Sebagai acuan penyelesaian konflik
6. Memenuhi persyaratan akreditasi
www.esaunggul.ac.id
Sebagai
persyaratan
akreditasi rumah
sakit dan
persyaratan
Sebagai acuan
Pemilik dalam
melakukan MANFAAT Sebagai sarana
pengawasan menjamin
HBL aktivitas, efisiensi
dan mutu
Sebagai
Sebagai acuan sarana
penyelesaian perlindungan
konflik hukum
www.esaunggul.ac.id
TUJUAN HBL
UMUM
Tatanan peraturan dasar yg mengatur pemilik
rumah sakit atau yang mewakili, direktur
rumah sakit, dan tenaga medis/Staf Medis
sehingga penyelenggaraan rumah sakit dapat
efektif, efisien, dan berkualitas
KHUSUS
Pedoman : berhubungan, kebijakan teknis ops,
pengaturan staf medis
www.esaunggul.ac.id
ANGGARAN
POSISI HBL
DASAR
YAYASAN /
PT / B.L.U.
P.I.R.S.
(HOSPITAL BY-
LAWS)
ATURAN
PELAKSANAAN
(SOP, URAIAN TUGAS, www.esaunggul.ac.id
APA YANG DIATUR DALAM
HOSPITAL BYLAWS?
www.esaunggul.ac.id
HOSPITAL BYLAWS
o TERDIRI DARI DUA SET:
– PERATURAN INTERNAL KORPORASI / INSTITUSI
(CORPORATE BY-LAWS) Yang mengatur
organisasi,peran,tanggungjawab dan hubungan
antara pemilik RS atau yg mewakili dengan
direktur RS atau pengelola RS.
– PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL
STAFF BY-LAWS) Yang mengatur organisasi,peran
dan tanggung jawab serta tatalaksana staf
medis dalam penyelengaraan kesehatan
www.esaunggul.ac.id
CORPORATE BY-LAWS
PERATURAN INTERNAL INSTITUSI
(PERATURAN KORPORASI )
www.esaunggul.ac.id
MATERI CORPORATE BYLAWS
PERATURAN INTERNAL INSTITUSI
NAMA, TUJUAN, FILOSOFI
Nama badan hukum pemilik RS
Tujuan RS didirikan
Filosofi organisasi: laba atau nirlaba
GOVERNING BODY
Organisasi pemilik atau yg mewakili pemilik
Tanggung-jawab, kewenangan
www.esaunggul.ac.id
MATERI CORPORATE BYLAWS
PERATURAN INTERNAL INSTITUSI
MEKANISME PENGAWASAN
Hubungannya dengan Komite Komite di RS
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Sebutan (Pimpinan,Kepala/Direktur )
Jumlah direksi, syarat, tata cara pengangkatan dan
pemberhentian, masa kerja
Tugas dan wewenang serta tanggungjawab
Hubungan dengan governing body/Pemilik
Hubungan dengan Komite Medik, KSM di RS
MEKANISME REVIEW DAN REVISI
PERATURAN RUMAH SAKIT
www.esaunggul.ac.id
ORGANISASI PEMILIK ATAU MEWAKILI PEMILIK ATAU
DEWAN PENGAWAS RS (GOVERNING BODY)
1. Sebutan Ketua, Anggota tugas dan kewenangan
(penamaan sesuai dengan organisasi pemilik)
dibantu Sekretaris
2. Jumlah anggota sesuai aturan yang berlaku
3. Persyaratan anggota sesuai aturan yg berlaku
4. Tata cara pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian
5. Masa kerja
www.esaunggul.ac.id
Keanggotaan Dewan Pengawas
1. Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari
a. Unsur Pemilik Rumah Sakit ditunjuk oleh Pemilik RS.
b. Unsur Organisasi Profesi ditetapkan oleh Pemilik RS
setelah berkoordinasi dengan organisasi profesi tenaga
kesehatan.
c. Unsur Asosiasi Perumahsakitan ditetapkan oleh Pemilik
RSt setelah berkoordinasi dengan Asosiasi Perumahsakitan.
d. Unsur Tokoh Masyarakat yang dianggap mengerti , memahami
di bidang perumahsakitan.
2. Jumlah anggota Dewas maksimal 5 (lima) orang terdiri
dari 1 (satu) ketua merangkap anggota, 4 (empat) anggota.
3. Dewas dibantu seorang Sekretaris di usulkan Direksi RS
3. Dewan Pengawas dapat membentuk komite audit atau Tim Ad-hoc untuk
melakukan pemeriksaan secara khusus
1. www.esaunggul.ac.id
TANGGUNGJAWAB:
o Menetapkan tujuan rumkit
o Mengawasi mutu layanan rumkit
o Mengawasi keterjangkauan layanan
o Meningkatkan peran masyarakat
o Melakukan integrasi dan koordinasi
www.esaunggul.ac.id
Kedudukan Dewan Pengawas
www.esaunggul.ac.id
Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas.
Dalam melaksanakan fungsi Dewan Pengawas
bertugas:
a. menentukan arah kebijakan Rumah Sakit;
b. menyetujui dan mengawasi pelaksanaan RENSTRA
c. menilai , menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu , kendali biaya;
e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban RS
g. mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit,
etika profesi, dan peraturan perundang-undangan;
www.esaunggul.ac.id
WEWENANG DEWAN PENGAWAS RS (1 )
1. menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan
kinerja dan keuangan Rumah Sakit dari Kepala/Direktur
Rumah Sakit;
2. menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
Satuan Pemeriksa Internal Rumah Sakit dengan
sepengetahuan Kepala/Direktur Rumah Sakit dan
memantau pelaksanaan rekomendasi tindak lanjut;
3. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
manajemen lainnya mengenai penyelenggaraan
pelayanan di Rumah Sakit dengan sepengetahuan
Kepala/Direktur Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan
Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau Dokumen Pola
Tata Kelola (corporate governance);
www.esaunggul.ac.id
WEWENANG DEWAN PENGAWAS RS (2)
www.esaunggul.ac.id
DIREKSI RUMAH SAKIT
1. Sebutan (Pimpinan,Kepala/Direktur )
2. Susunan,jumlah dan struktur
organisasi Direksi
3. Persyaratan, tata cara pengangkatan
dan pemberhentian, masa kerja
4. Tugas dan wewenang serta
tanggungjawab masing Direksi
5. Hubungan dengan governing
body/Pemilik RS atau Dewas RS
6. Hubungan dengan Komite Medik, KSM
dan Komite lainnya di RS
www.esaunggul.ac.id
SEBUTAN PIMPINAN MANAGEMEN RUMAH SAKIT
• Direktur Utama
• Direktur/Wakil Direktur Pelayanan Medis,
• Direktur /Wakil Direktur Administrasi
Umum,Keuangan,
• Direktur / Wakil Sumber Daya Manusia,
• Direktur /Wakil Pendidikan;
• Manager /Kepala Bidang /Kepala Bagian
www.esaunggul.ac.id
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKSI/
MANAGEMEN RUMAH SAKIT
1. melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan;
2. melaksanakan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit secara
terpadu, efisien, efektif dan kreatif;
3. menyusun kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan di RS;
4. membina dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di RS
5. mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah
sakit sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku;
39
www.esaunggul.ac.id
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKSI/
MANAGEMEN RUMAH SAKIT
6. menyusun rencana kerja dan rencana anggaran
tahunan;
7. melaksanakan program kerja, anggaran tahunan yg
telah disetujui;
8. mengusulkan rencana pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit
yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan saat ini
dan pengembangan di masa depan;
9. Managemen RS bertanggung jawab atas pengurusan
RS kepada Pemilik Rumah Sakit
10.Managemen RS bertanggung jawab kedalam dan
keluar atas penyelengaraan RS
www.esaunggul.ac.id
STANDAR KOMPETENSI PEJABAT DI RUMAH SAKIT
(Permenkes 971/2008 )
PERSYARATAN UMUM
1. Standar kompetensi jabatan meliputi Kompetensi Dasar,
Kompetensi Bidang dan Kompetensi Khusus.
2. Kompetensi Dasar harus dimiliki oleh Pejabat Struktural sesuai
ketentuanperaturan perundang-undangan antarlain .
Integritas,Kepemimpinan;PerencanaanPenganggaran;Pengorganisas
ian;Kerjasama; danFleksibel.
3. Kompetensi Bidang didapat melalui pendidikan dan pelatihan
teknis dan fungsional kesehatan sesuai dengan bidang
pekerjaannya Orientasi pada pelayanan;Orientasi pada
kualitas;Berpikir analitis;Berpikir konseptual;Keahlian tehnikal,
manajerial, dan profesional; Dan Inovatif
4. Kompetensi Khusus harus dimiliki oleh pejabat struktural dalam
mengemban tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan jabatan dan
kedudukannya. Pendidikan;Pelatihan; dan/atauPengalaman jabatan.
www.esaunggul.ac.id
Kompetensi Khusus Managemen/Direktur RS
1. Harus seorang tenaga medis yang mempunyai
kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
2. Kemampuan lain adalah telah mengikuti pelatihan
perumahsakitan meliputi Kepemimpinan,
Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis. Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana
Tahunan,Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan
Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi
Rumah Sakit, Pengelolaan SDM.
3. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama
satu tahun pertama setelah menduduki jabatan
Managemen /Direktur RS.
www.esaunggul.ac.id
CATATAN PERTANGGUNGJAWABAN DI RS
www.esaunggul.ac.id
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
o TUJUAN
– Kerjasama yg baik antara staf medis,
pemilik dan direktur rumkit
– Adaptasi kepentingan dokter dan
kepentingan rumkit
– Staf dokter bertanggungjawab atas
mutu pelayanan medik
www.esaunggul.ac.id
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
o FUNGSI
– Menggambarkan struktur organisasi staf medis
– Prosedur dan persyaratan penerimaan dokter
– Mekanisme peer-review pada kredensial, re-
appointment, clinical privileges, pendisiplinan
– Prosedur pengajuan
– Dasar kegiatan standar pelayanan profesi dan
kode etik
www.esaunggul.ac.id
MATERI MSBL
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
NAMA ORGANISASI: STAF MEDIS RUMKIT
TUJUAN ORGANISASI, MISALNYA:
Semua pasien menerima pelayanan medis
terbaik
Masalah mediko-administratif diselesaikan
bersama dgn manajemen
Self governing
Pendidikan dan pertahankan standar
www.esaunggul.ac.id
MATERI MSBL
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
www.esaunggul.ac.id
MATERI MSBL
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
KATEGORI STAF MEDIS
– DOKTER TETAP / PURNA WAKTU
– DOKTER PRAKTEK PARUH WAKTU
– DOKTER TAMU
– DOKTER KONSULTAN
– STAF PENGAJAR
– RESIDEN
– STAF TENAGA KESEHATAN LAIN
www.esaunggul.ac.id
MATERI MSBL
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
Kewenangan klinik
Penjagaan mutu
Organisasi Staf Medis
Komite Medis
Sub komite
Rapat-Rapat
Disiplin
Pendisiplinan
www.esaunggul.ac.id
MATERI MSBL
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
www.esaunggul.ac.id
CONTOH MSBL : DU PONT HOSPITAL
o DEFINITIONS
ARTICLE I NAME
ARTICLE II PURPOSES AND RESPONSIBILITIES OF THE MEDICAL STAFF
ARTICLE III MEDICAL STAFF MEMBERSHIP
ARTICLE IV MEDICAL STAFF CATEGORIES
ARTICLE V DELINEATION OF PRACTICE PRIVILEGES FOR PRACTITIONERS
ARTICLE VI STAFF OFFICERS
ARTICLE VII CLINICAL SERVICES
ARTICLE VIII OFFICERS OF CLINICAL SERVICES
ARTICLE IX CORRECTIVE ACTION
ARTICLE X HEARING AND APPELLATE REVIEW PROCEDURE
ARTICLE XI MEETINGS
ARTICLE XII CONFIDENTIALITY, IMMUNITY AND RELEASES
ARTICLE XIII GENERAL PROVISIONS
ARTICLE XIV ADOPTION AND AMENDMENT
www.esaunggul.ac.id
SUSUNAN MSBL
Dapat mengikuti petunjuk yang dibuat
Depkes dalam Permenkes 755/2011
Penyesuaian dg situasi kondisi lokal
diperlukan sebagaimana mestiya,
Tidak harus sekali jadi langsung
sempurna, tapi mulai dari sekarang
Orientasi: Good Clinical Governance
www.esaunggul.ac.id
CONTOH PENULISAN MSBL
PENERIMAAN STAF MEDIK
1. Setiap tenaga medik yang akan bekerja dirumah sakit
harus telah memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana
diatur dalam statuta ini.
2. Syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari
syarat administrative dan syarat keprofesian.
3. Syarat administratif sebagaimana dimaksud ayat (2) dinilai
oleh Direksi melalui manajer sumber daya manusia.
4. Syarat keprofesian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dinilai oleh Komite Medik melalui Sub-Komite Kredensial
dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.
5. Tenaga medik yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), berhak
memperoleh surat tanda penerimaan dari Direksi, yang
harus ditindaklanjuti dengan pembuatan Surat Ijin Praktik
di rumah sakit …. Dalam batas waktu tertentu.
www.esaunggul.ac.id
CONTOH PENULISAN MSBL
PENERIMAAN STAF MEDIK
6. Tenaga medis yang telah memenuhi ayat (5) dan telah memiliki SIP di
rumah sakit …. dapat diberi kewenangan oleh Direksi untuk melakukan
praktik kedokteran di Rumah Sakit ….. sesuai dengan kompetensi dan
persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite Medik.
7. Tenaga medik yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) wajib menyetujui untuk melaksanakan praktik
kedokteran sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan standar
prosedur operasional, yang dituangkan dalam sebuah perjanjian.
8. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) akan dinilai
kembali oleh Komite Medik melalui sub-komite kredensial bersama
SMF terkait, dengan suatu tata cara yang ditetapkan dalam statuta ini.
9. Penilaian kembali sebagaimana dimaksud ayat (7) dilaksanakan setiap 2
(dua) tahun atau waktu lain yang ditetapkan oleh Komite Medik dalam
situasi atau kondisi tertentu.
10. Ketua Sub Komite Kredensial memberikan laporan kepada Komite
Medik secara berkala.
www.esaunggul.ac.id
PERSYARATAN STAF MEDIK
1. Syarat administratif calon staf medik sebagaimana dimaksud pasal
6 ayat (3) adalah sbb:
2. Memiliki ijasah sebagai dokter atau dokter gigi dari perguruan
tinggi yang diakui oleh depdiknas.
3. Memiliki sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh Kolegium
terkait.
4. Memiliki surat bukti angkat sumpah dokter.
5. Memiliki surat pernyataan akan mematuhi etika kedokteran.
6. Memiliki surat tanda registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI)
7. Belum memiliki 3 surat ijin praktik di tempat lain, atau apabila
telah memiliki 3 tempat praktik menyatakan akan memindahkan
salah satu SIP nya ke rumah sakit ...
8. Bersedia untuk membuat SIP di rumah sakit .... dan tidak akan
melakukan praktik kedokteran sebelum memiliki SIP.
www.esaunggul.ac.id
PERSYARATAN STAF MEDIK
Syarat keprofesian calon staf medik sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (4)
adalah sbb:
1. Lulus penilaian kompetensi, integritas, dan perilaku oleh Komite Medik
melalui penelusuran ke belakang (track record).
2. Menunjukkan kemauannya untuk memberikan pelayanan medik yang
berkualitas pada pasien dan mementingkan keselamatan atau
kepentingan terbaik pasien.
3. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan
statuta staf medik, kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan rumah
sakit.
4. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi etika kedokteran.
5. Bebas dari keadaan fisik dan mental yang dapat mendiskualifikasi
kemampuannya dalam memberikan pelayanan medik.
6. Bebas dari perilaku profesi yang tercela, pelanggaran etika kedokteran
yang berat, atau pelanggaran disiplin kedokteran yang berat.
7. Menunjukkan kemauannya untuk bekerjasama dengan sejawat, baik
sesama tenaga medis maupun tenaga non medis yang bekerja di rumah
sakit.
www.esaunggul.ac.id
PERSYARATAN STAF MEDIK
Penilaian kembali syarat keprofesian untuk tujuan penentuan
perpanjangan keanggotaan staf medik dilakukan terhadap:
1. Lulus penilaian kompetensi, integritas, dan perilaku oleh Komite
Medik selama masa kerja di Rumah Sakit ataupun di Sarana
Pelayanan Kesehatan lain pada kurun waktu yang sama.
2. Menunjukkan kemampuan untuk memberikan pelayanan medik
yang berkualitas pada pasien dan mementingkan keselamatan
atau kepentingan terbaik pasien.
3. Menunjukkan perilaku profesi yang mematuhi statuta rumah
sakit dan statuta staf medik, kebijakan, prosedur, dan berbagai
ketentuan rumah sakit.
4. Menunjukkan perilaku profesi yang mematuhi etika kedokteran.
5. Bebas dari keadaan fisik dan mental yang dapat mendiskualifikasi
kemampuannya dalam memberikan pelayanan medik.
www.esaunggul.ac.id
PERSYARATAN STAF MEDIK
6. Bebas dari perilaku profesi yang tercela, pelanggaran etika
kedokteran yang berat, atau pelanggaran disiplin kedokteran yang
berat
7. Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan sejawat,
baik sesama tenaga medis maupun tenaga non medis yang bekerja
di rumah sakit.
8. Menunjukkan perilaku profesi yang senantiasa meningkatkan
kemampuan dan ketrampilannya
9. Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan
(3) butir 1 di atas didasarkan pada pendidikan dan pelatihan yang
pernah dijalani dan pengembangan profesi berkelanjutan,
pengalaman, kinerja klinis sehari-hari, pengambilan keputusan
klinis, dan pengamatan kinerja lainnya yang ditunjukkan dalam
dokumen yang dimiliki calon staf medik atau staf medik Rumah
Sakit .... .
www.esaunggul.ac.id
PERATURAN DIBAWAH HBL/MSBL
1. Tatatertib Pelayanan
2. Standar Pelayanan (non asuhan klinis)
3. Standar dan Pedoman asuhan klinis
4. Standar Prosedur Operasional
5. Pedoman Komunikasi, Informed consent,
rekam medis,
6. Continuing Professional Development
www.esaunggul.ac.id
PERATURAN DIBAWAHNYA HBL/MSBL
(yg berkaitan dengan medikolegal)
7. Alur penanganan kasus
8. Prosedur rinci penerimaan pengaduan dan
penanganan segera
9. Penyelidikan dan analisis patient safety
10. PERSIDANGAN (hearing)
11. ATURAN DISIPLIN (normatif)
12. Penanganan gugatan ganti rugi
13. Penyiapan dana / transfer risiko
14. Mekanisme pembelajaran
www.esaunggul.ac.id
BUDAYA KERJA
15.Tempat kerja
16.Waktu kerja dan lama kerja
Darurat
17.Suasana kerja
18.Teamwork
19.Keteraturan
20.Komunikasi
21.Pengawasan
www.esaunggul.ac.id
PENGISIAN REKAM MEDIS
22.Segera, akurat, lengkap
23.Prosedur
24.Segera dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif
25.Feed back sebagai lesson learned
26.Dapat digunakan untuk membuat
physician’s profiling
www.esaunggul.ac.id
INFORMED CONSENT
27. Pada elektif:
Ada aturan yg ketat agar informasi yg disampaikan
kepada pasien cukup lengkap dan benar
Oleh dokter yg merawat
Informasi anestesi terpisah
Aturan tentang siapa yg harus memberi consent
28. Pada darurat ?
29. Pada pasien tak mampu ?
www.esaunggul.ac.id
PEMBERIAN OBAT
30.Pastikan bahwa ada mekanisme yang
memonitor pemberian obat, baik di
farmasi ataupun di ruangan
Kesesuaian indikasi
Dosis
Polifarmaka
Adverse effects
www.esaunggul.ac.id
UNIT PENGAWASAN?
31.Pastikan bahwa ada unit yang menangani
hal ini:
Mengumpulkan data
Menganalisis data
Melaporkan hasilnya, baik kepada direksi
ataupun komite medis
Olahan informasi dijadikan feedback bagi
dokter
www.esaunggul.ac.id
METODE PENGAWASAN
32. KELUHAN vs KEPUASAN PASIEN
33. Incident report
Klinis, etika dan administratif
34. Farmasi – farmakologi klinik
35. Laporan kasus sulit
36. Analisis rekam medis
37. Audit medis
38. Utilization review
www.esaunggul.ac.id
PERILAKU DOKTER DAN KEPUASAN PASIEN
www.esaunggul.ac.id
TURUNAN HBL/,MSBL/NSBL
www.esaunggul.ac.id
DOKUMEN HUKUM TINDAK LANJUT
HBL/MSBL/NSBL
(PERATURAN/KEBIJAKAN,
PEDOMAN, SPO)
www.esaunggul.ac.id
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL
BYLAWS)
•Organisasi dan Tata Kerja RS,
SOTK
•Susunan dan Uraian Jabatan
•PERMENKES
www.esaunggul.ac.id
• Kepmenkes No. 772/Menkes/SK/VI/2002 Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws)
• Permenkes No. 755/Menkes/Per/IV/2011
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.
Tujuan Umum:
• Adanya suatu tatanan
peraturan dasar yang CBL &
mengatur Pemilik, Pengelola,
Tujuan Khusus:
Dimilikinya pedoman peraturan internal
rumah sakit dalam hubungannya dengan
HBL
Medik, Komite Medik), MSBL
dan Pemberi Pelayanan (Staf
Corporate
Medical Staff Bylaws Nursing Staff Bylaws
Bylaws
• Peraturan Internal • Peraturan Internal Staf • Peraturan Internal staf
Korporasi (Corporate Medis (Medical staff Perawat (Nursing staf
bylaws) adalah aturan bylaws) adalah aturan bylaws) adalah aturan
yang mengatur agar yang mengatur tata tata kelola klinis (clinial
tata kelola korporasi kelola klinis (clinial governance) untuk
(corporate governance) governance) untuk menjaga
terselenggara dengan menjaga profesionalisme staf
baik melalui profesionalisme staf keperawatan di Rumah
pengaturan hubungan medis di Rumah Sakit. Sakit.
antara pemilik atau
yang mewakili pemilik,
Direksi dan Komite
Medik di Rumah Sakit.
www.esaunggul.ac.id
PENYUSUNAN
PERATURAN/KEBIJAKAN, PEDOMAN, SPO
www.esaunggul.ac.id
• harus tercermin ketelitian dan kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan
pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di
Ketelitian dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan
dalam mengurangi kesalahan pengambilan putusan/kebijakan
Singkat dan • menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa formal,
Padat efektif, singkat, padat, dan lengkap)
• runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan gagasan ke dalam naskah
Logis dan
dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan. Struktur
Meyakinka
kalimat harus lengkap dan efektif sehingga memudahkan pemahaman
n
penalaran bagi penerima Naskah Dinas
• harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku sesuai dengan tujuan
Pembakuan
pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari penggunaan
bahasanya agar memudahkan dan memperlancar pemahaman isi Naskah
Dinas
www.esaunggul.ac.id
Peraturan/Kebijakan
www.esaunggul.ac.id
Kop Naskah Dinas
LOGO
NAMA INSTANSI
FORMAT KEPUTUSAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA Penomoran mengacu
RUMAH SAKIT ................................. pada Pola klasifikasi Arsip
NOMOR :...../........./......./......
Judul Keputusan di tulis
dengan huruf kapital
TENTANG
…………………………………………………………………………
Memuat alasan tentang
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ............................................ , perlu ditetapkannya
keputusan
Menimbang : a. bahwa ……………………………………………...…..;
b. bahwa ………………………………………………… ;
Memuat ketentuan
Mengingat : 1. ……………………………………………………….; peraturan perundang-
undangan yang menjadi
2. ………………………………………………………...; dasar ditetapkannya
keputusan
MEMUTUSKAN
Memuat substansi
Menetapkan : KEPUTUSAN ...................TENTANG........................ tentang kebijakan yang
KESATU : .......................................................................................; ditetapkan
KEDUA : .......................................................................................;
KETIGA : ......................................................................................:
Kota sesuai dengan
alamat dan tanggal
penandatanganannya
Ditetapkan di :.....................
pada tanggal :………………
NAMA JABATAN,
Nama jabatan ditulis
dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda
Tanda Tangan dan Cap Instansi baca koma, dan nama
pejabat ditulis dengan
NAMA PEJABAT huruf kapital tanpa gelar
dan cap dinas
www.esaunggul.ac.id
PEDOMAN
1. Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih
tinggi;
2. Pedoman merupakan Lampiran dari Keputusan Direktur Utama RS;
3. Memuat acuan yang bersifat umum yang perlu dijabarkan ke dalam
petunjuk operasional dan penerapannya disesuaikan dengan
karakteristik instansi/organisasi yang bersangkutan;
4. Bagian batang tubuh Pedoman terdiri dari:
a. pendahuluan, berisi latar belakang /dasar pemikiran, maksud dan
tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup dan pengertian umum;
b. materi Pedoman;
c. penutup, terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran
lebih lanjut.
4. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan adalah Dirut RS
5. Hal yang perlu diperhatikanpenomoran Pedoman sama dengan
penomoran Keputusan Direktur Utama yang mengantarnya.
www.esaunggul.ac.id
Kop Naskah
LOGO Dinas
BAB I
PENDAHULUAN Memuat latar
belakang/
www.esaunggul.ac.id
Tata Cara Penyusunan SPO
1. Melakukan identifikasi kegiatan/identifikasi kebutuhan SPO pelayanan, SPO
profesi, dan SPO administrasi;
a. Untuk melakukan identifikasi kebutuhan SPO, dapat dilakukan dengan
menggambarkan proses bisnis di unit kerja atau alur kegiatan dari pekerjaan
yang dilakukan di unit tersebut,
a. Identifikasi kebutuhan SPO profesi dilakukan dengan mengetahui pola penyakit
yang sering ditangani
2. Disusun oleh yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja karena
diperlukan komitmen terhadap pelaksanaan SPO;
3. Profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti IPTEK dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien;Ditetapkan oleh Direktur Utama;
4. Disusun menggunakan format SPO:
a. Harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan dan mengapa;
b. Harus menggunakan bahasa yang dikenal oleh pengguna;
c. Harus jelas, ringkas dan mudah dilaksanakan;
d. Tidak menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan objek harus jelas.
www.esaunggul.ac.id
FORMAT SPO/SOP
Keterangan:
1. Logo dan Nama Instansi/Satuan Kerja/Unit Kerja,
nomenklatur satuan/unit organisasi pembuat;
Permenpan No. 35 Tahun 2012SOP AP, nomor prosedur yang di-SOP-kan sesuai
2. Nomor
dengan tata naskah dinas yang berlaku di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
3. Tanggal Pembuatan, tanggal pertama kali SOP AP dibuat
berupa tanggal selesainya SOP AP dibuat bukan tanggal
dimulainya pembuatannya;
4. Tanggal Revisi, tanggal SOP AP direvisi atau tanggal rencana
ditinjauulangnya SOP AP yang bersangkutan;
5. Tanggal Efektif, tanggal mulai diberlakukan SOP AP atau sama
dengan tanggal ditandatanganinya Dokumen SOP AP;
6. Pengesahan oleh pejabat yang berkompeten pada tingkat
satuan kerja. Item pengesahan berisi nomenklatur jabatan,
tanda tangan, nama pejabat yang disertai dengan NIP serta
stempel/cap instansi;
7. Judul SOP AP, judul prosedur yang di-SOP-kan sesuai dengan
kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki;
8. Dasar Hukum, berupa peraturan perundang-undangan yang
mendasari prosedur yang di-SOP-kan beserta aturan
pelaksanaannya;
9. Keterkaitan, memberikan penjelasan mengenai keterkaitan
prosedur yang distandarkan dengan prosedur lain yang
distandarkan (SOP AP lain yang terkait secara langsung dalam
proses pelaksanaan kegiatan dan menjadi bagian dari kegiatan
tersebut).
10. Peringatan, memberikan penjelasan mengenai
kemungkinan- kemungkinan yang terjadi ketika prosedur
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
11. Kualifikasi Pelaksana, memberikan penjelasan mengenai
kualifikasi pelaksana yang dibutuhkan dalam melaksanakan
perannya pada prosedur yang distandarkan.
12. Peralatan dan Perlengkapan, memberikan penjelasan
mengenai daftar peralatan utama (pokok) dan perlengkapan
yang dibutuhkan yang terkait secara langsung dengan prosedur
yang di-SOP-kan.
13. Pencatatan dan Pendataan, memuat berbagai hal yang perlu
didata dan dicatat oleh pejabat tertentu. Dalam kaitan ini, perlu
dibuat formulir-formulir tertentu yang akan diisi oleh setiap
www.esaunggul.ac.id
pelaksana yang terlibat dalam proses.
Email : fresleyhutapea@yahoo.com
Hp : 081317565641 / 081381399700
Tugas Mahasiswa.
www.esaunggul.ac.id