Anda di halaman 1dari 3

POLICY BRIEF

Kenaikan Tarif BPJS Kesehatan adalah kebijakan yang kontra produktif, Mengapa?
Sumayyah Jamal H. M. Arifin
1607010103

BPJS Kesehatan terus mengalami terakhir sehingga menimbulkan banyak pro


defisit anggaran. Bahkan defisitnya dan kontra.
diproyeksi mencapai Rp 32 triliun di tahun
Tarif iuran kelas III dengan manfaat
ini. Oleh karenanya pemerintah memutuskan
pelayanan di ruang perawatan kelas III naik
untuk menaikkan iurannya untuk
dari Rp. 25.000 menjadi Rp. 42.000 per
menyelesaikan masalah tersebut dengan
bulan. Selain itu, iuran kelas mandiri II
anggapan bahwa jika tidak dinaikkan maka
dengan manfaat pelayanan di ruang
BPJS Kesehtatan bisa bangkrut. Penyebab
perawatan kelas II naik dari Rp. 51.000
defisit anggaran tesebut yakni besaran iuran
menjadi Rp. 110.000 per bulan. Sementara
yang terlalu kecil pada peserta mandiri,
iuran kepesertaan BPJS Kesehatan dengan
banyaknya peserta mandiri yang hanya
manfaat pelayanan di ruang perawatan naik
mendaftar pada saat sakit dan memerlukan
dua kali lipat dari 80.000 menjadi Rp.
layanan kesehatan yang berbiaya mahal,
160.000 per bulan untuk tiap peserta.
serta peserta mandiri yang tidak disiplin
membayar iuran sehingga menimbulkan Besar kenaikan iuran ini sesuai
tunggakan. Besar tunggakan peserta mandiri dengan usulan Sri Mulyani sebelumnya
saat ini mencapai Rp 15 triliun. yang terlihat dalam databooks di bawah ini.

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan


tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor
82 Tahun 2008 tentang Jaminan Kesehatan.
Aturan ini diteken Presiden Joko Widodo
dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2020. Ditetapkannya kebijakan ini
menimbulkan perdebatan beberapa waktu
Dilihat dari sisi finansial, kebijakan dari kelas satu turun ke kelas dua dan
ini memang diakui bisa menjadi solusi seterusnya. Kedua, kebijakan ini akan
defisit BPJS kesehatan. Namun, naiknya memicu tunggakan dari golongan mandiri,
iuran BPJS kesehatan hingga 100 persen di yang saat ini tunggakannya mencapai 46
semua kelas ini akan memicu hal-hal yang persen. Jika fenomena ini menguat, maka
kontra produktif bagi BPJS Kesehatan itu akan mengganggu finansial BPJS secara
sendiri. Setidaknya ada dua hal yang keseluruhan. Seharusnya sebelum
memicu fenomena kontra produktif ini. menaikkan iuran BPJS Kesehatan,
pemerintah dan BPJS kesehatan melakukan
Pertama, akan memicu gerakan turun
langkah-langkah strategis untuk mengatasi
kelas dari peserta BPJS Kesehatan, misalnya
masalah defisit tersebut.

Rekomendasi: banyak perusahaan yang


Langkah-langkah strategis yang dapat memanipulasi jumlah karyawannya
dilakukan adalah dalam kepesertaan dan juga
1. Melakukan pembenahan data perusahaan yang belum
golongan penerima bantuan iuran mendaftarkan karyawannya menjadi
(PBI) karena banyak orang mampu anggota BPJS Kesehatan.
yang menjadi anggota PBI. Hal ini 3. Mengalokasikan kenaikan cukai
dikarenakan ada jaringan yang kuat rokok secara langsung untuk BPJS
dengan tokoh masyarakat sehingga Kesehatan. Sejatinya, dampak
diikutkan sebagai anggota PBI. negatif dari rokok bisa dialokasikan
Selain itu, peserta golongan mandiri untuk penanggulangan.
kelas III bisa dimasukkan menjadi
peserta PBI karena dilihat dari status Jika ketiga poin tersebut dilakukan,
ekonomi, golongan mandiri kelas III maka kenaikan iuran BPJS kesehatan yang
sangat rentan terhadap kebijakan ekstrim tidak perlu dilakukan, atau
tersebut. setidaknya jika dinaikkan, maka tidak
2. Melakukan audit pada semua sampai 100 persen. Adanya kebijakan ini
perusahaan yang menjadi anggota juga akan memicu masyarakat mendesak
BPJS kesehatan. Karena masih pemerintah dan BPJS untuk menjamin mutu
dan memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih prima. Tidak ada lagi diskriminasi
pelayanan terhadap anggota BPJS dan non
BPJS.

Anda mungkin juga menyukai