KESEHATAN
DI ERA
CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA
(UNIVERSAL HEALTH COVERAGE /UHC)
OLEH :
6
KASUS PELANGGARAN
HAK PASIEN
Sidak Jokowi di RSUD AM Lampung, pasien BPJS
ditarik duit, seharusnya gratis.
Pasien BPJS di RSUD Cengkareng Rokayah 60 th akan
rawat inap, ditolak alasan kamar penuh. Keluarga
tidak percaya mendatangi kamar satu persatu,
ternyata ada dua kamar 8 tempat tidur kosong
difoto. Setelah menunjukkan foto-foto itu , pihak
RS memberi kamar.
Rombongan ojek mengambil jenazah bayi umur 6 bulan secara paksa
karena dipersulit rumah sakit dan harus bayar Rp. 24 juta
“
Thailand, 70 persen masalah kesehatan diselesaikan
dilayanan primer. Penghasilan dokter mencapai Rp
20 juta per bulan. Motto "More health for money not
more money for health".
“
rata-rata sebesar 73,8 tahun. Indonesia masih 71,1
tahun.
10
KOMITMEN DUNIA
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SEMESTA
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC)
11
UHC REFORMASI YANKES
UHC adalah konsep reformasi pelayanan kesehatan
mencakup aspek :
1). Aksesibilitas dan equitas pelayanan kesehatan,
2). Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
komprehensif meliputi pelayanan preventif,
promotif, kuratif, rehabilitatif.
3). Mengurangi keterbatasan finansial dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan bagi setiap
penduduk.
4). Cakupan perlindungan kesehatan-mulai dari
pelayanan sederhana sampai pelayanan berbiaya
mahal.
12
UHC DI INDONESIA ?
Target,Indonesia mencapai UHC tahun 2019, yaitutidak ada
kesulitan financial, layanan kesehatan adil, bermutu,
berkualitas melalui program JKN, dikelola oleh BPJS dengan
pencapaian sekitar 95%atau sejumlah 257,5 juta jiwa
penduduk Indonesia yang sudah menjadi peserta JKN.
Problemnya adalah defisit keuangan, iuran naik memberatkan
Kualitas pelayanan kesehatan belum memadai , kurangnya
jumlah dokter dan tenaga kesehatan lain di sejumlah daerah.
13
PROVINSI YG MEMENUHI UHC ?
16
STRATEGI MENKES
MENGATASI DEFISIT BPJS KESEHATAN
1. Melibatkan unicorn (GoJek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka dan
Ovo). (perusahaan privat berkapital lebih dari $ 1 miliar)
2. Informasi dan Konsultasi medis gratis Sehatpedia, dg 638 dokter,
dihubungkan dg unicorn .
3. Membentuk tim kecil membahas penanggulangan defisit JKN
4. Melakukan gerakan moral untuk menangani masalah defisit BPJS,
5. Mendorong keterlibatan filantropis dalam menangani masalah defisit
JKN,
6. Berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
untuk menurunkan harga obat.
17
7. Menata kembali formularium nasional (fornas) atau daftar
penyediaan jenis dan harga obat yang menjadi acuan untuk
pelayanan kesehatan JKN
8. Meningkatkan penggunaan alat kesehatan produksi dalam
negeri.
9. Koordinasi 3 pihak , Pemerintah sebagai Regulator, BPJS sbg
Operator, dokter sebagai kalangan organisasi profesi.
10.Efisiensi tindakan tanpa mengurangi kualitas
11. Optimalkan layanan dan manfaat
12.Kembalikan fungsi Puskesmas.
18
13. Mengambil alih ijin edar obat dari BPOM, utk menekan
harga obat
14.Potensi wisata Mak Erot, pijat tradisional , jamu, kerokan.
15.Melawan gratifikasi dokter, Stunting, Biaya terbesar
penyakit jantung, dan operasi caesar, Indikasi medis tidak
tepat, katastropik
19
PELAYANAN KESEHATAN YANG
TIDAK DIJAMIN
(Perpres 12 Tahun 2013, Peraturan BPJS Kesehatan No. 1
Tahun 2014) :
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
dalam peraturan yang berlaku;
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang
tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam
keadaan darurat;
3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat
kecelakaan kerja atau hubungan kerja sampai nilai yang
ditanggung oleh program jaminan kecelakaan kerja; 20
4. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang
ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas;
5. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
6. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
7. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
8. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
9. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat
dan/ atau alkohol;
10. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri,
atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
21
11. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional,
termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment);
12. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen);
13. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
14. Perbekalan kesehatan rumah tangga;
15. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap
darurat, kejadian luar biasa/wabah; dan
16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan
manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.
17. Klaim perorangan. 22
KESIMPULAN
1. Seluruh jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan harus tersedia
untuk seluruh lapisan rakyat.
2. Pelayanan kesehatan dapat diterima dan wajar, tidak bertentangan
adat istiadat, budaya, agama, dan kepercayaan masyarakat.
3. Lokasi mudah dicapai oleh masyarakat, pengaturan sarana
kesehatan menjadi sangat penting.
4. Biaya terjangkau., urusan biaya adalah tanggung jawab pemerintah
5. Pelayanan kesehatan bermutu, memuaskan, sesuai dengan kode etik
dan standar profesi
6. Belum bergabungnya sejumlah RS Swasta, pasien rujukan
menumpuk di RS milik pemerintah, pasien mengular antri.
23
7. Evaluasi tarif INA-CBGs secara berkala, harus ada perbedaan tarif antara RS
pemerintah dan swasta.
8. Tarif INA-CBGs yang rendah, bermuara pada pelayanan substandar, berpotensi
hilangnya nyawa manusia yang tidak ternilai harganya.
9. Peran penting Pemda, memperluas cakupan kepesertaan, meningkatkan kualitas
pelayanan, dan meningkatkan tingkat kepatuhan.
10. Rasio dokter dan pasien yang masih kurang ideal.
11.Perbaikan Kartu Identitas Peserta BPJS Kesehatan agar mencantumkan identitas
seperti golongan darah sehingga tidak dapat digunakan orang lain.
12. Efisiensi pelayanan kesehatan yang benar berindikasi medis dan audit medis.
13. Melihat kenyataan yang membutuhkan pelayanan JKN cukup tinggi, program
JKN harus dijaga sebagai program yang berkelanjutan.
24
Terima kasih
25