Anda di halaman 1dari 25

PERLINDUNGAN HAK PASIEN BPJS

KESEHATAN
DI ERA
CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA
(UNIVERSAL HEALTH COVERAGE /UHC)

OLEH :

Prof. Dr. Sarsintorini Putra, SH, MH


KESEHATAN ADALAH
HAK ASASI MANUSIA
1. Pembangunan Kesehatan : Mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
2. Kewajiban Pemerintah dalam Welfare State,
mensejahterakan rakyatnya.
3. Kewajiban Pemerintah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, terjangkau oleh rakyat
Negara Besar dengan penduduk sekitar 250 juta, sebuah kebijakan
besar yang menyangkut nyawa rakyat, BPJS harus bisa
menyelesaikan persoalan kesehatan “Dengan Gotong Royong
Semua Tertolong” menjadikan Indonesia lebih baik dan lebih sehat
2
PROBLEMATIKA PERLINDUNGAN
HAK PASIEN BPJS KESEHATAN
1. Perlindungan dari aspek regulasi sudah terlindungi hak-haknya
2. Implementasi pelaksanaannya masih kurang :
a. Rumah Sakit dan Tenaga kesehatan lebih mendahulukan materi
daripada kemanusiaan.
b. Defisit BPJS k esehatan karena pelayanan kepada pasien jor-
joran, dokter memberikan tindakan yang tidak perlu, membuat
biaya klaim rumah sakit membengkak , BPJS tekor.
Operasi sectio caesaria rp. 260 T, penyakit jantung rp. 10,5 T
pada th 2018
c. Tagihan klaim rumah sakit ke BPJS Kesehatan, yang belum dibayar
tembus rp. 19T
d. Tidak adanya pengawasan dan sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran etika, disiplin, hukum tenaga kesehatan.
e. Antrean panjang, karena belum semua rumah sakit menerima
pasien BPJS Kesehatan dan belum mengikuti teknologi digital
f. Masalah rawat inap, menunggu giliran dapat kamar, keterbatasan
jenis obat, administrasi lama,.
g. Sistem rujukan berjenjang, memicu lambatnya penanganan pasien,
hingga pasien tidak tertolong
h. Minimnya SDM Rumah sakit, rendahnya INACBGs
i. Triple burden disease, penyakit menular merebak, penyakit tidak
menular lebih banyak, dan mutasi penyakit yang sudah hilang
datang lagi
HAK PASIEN BPJS
KESEHATAN
1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh
pelayanan kesehatan;
2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban
serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan
atau tertulis ke Kantor BPJS Kesehatan.
5
KEWAJIBAN PASIEN
BPJS KESEHATAN
1. Mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai peserta BPJS
Kesehatan.
2. Membayar iuran
3. Memberikan data dirinya dan anggota keluarganya secara lengkap dan benar
4. Melaporkan perubahan data dirinya dan anggota keluarganya, antara lain
perubahan golongan, pangkat atau besaran gaji, pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat dan pindah fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
5. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang
yang tidak berhak.
6. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan

6
KASUS PELANGGARAN
HAK PASIEN
Sidak Jokowi di RSUD AM Lampung, pasien BPJS
ditarik duit, seharusnya gratis.
Pasien BPJS di RSUD Cengkareng Rokayah 60 th akan
rawat inap, ditolak alasan kamar penuh. Keluarga
tidak percaya mendatangi kamar satu persatu,
ternyata ada dua kamar 8 tempat tidur kosong
difoto. Setelah menunjukkan foto-foto itu , pihak
RS memberi kamar.
Rombongan ojek mengambil jenazah bayi umur 6 bulan secara paksa
karena dipersulit rumah sakit dan harus bayar Rp. 24 juta

RSUD AM Lampung mengusir pasien pemulung yang baru satu hari


dirawat di rumah sakit, karena tertabrak truk, terpaksa pulang
diantar keluarganya naik gerobak sampah.

Keluarga pasien BPJS mengamuk, diRSUD Djasamen Sumut, merasa


rumah sakit menterlantarkan keluarganya hingga meninggal.

Ningrum membawa anaknya berobat ditolak di klinik, alasannya tidak


menerima pasien BPJS di hari Minggu
KOMPARASI


Thailand, 70 persen masalah kesehatan diselesaikan
dilayanan primer. Penghasilan dokter mencapai Rp
20 juta per bulan. Motto "More health for money not
more money for health".

Jerman, Premi asuransi berbeda-beda tergantung


penyedia dan kondisi yang ditanggung. Mahasiswa
hingga berumur 30 tahun atau hingga akhir semester
ke-14, Premi sekitar 80 EUR atau 1,2 Juta Rupiah
per bulan.
9
Malaysia, angka harapan hidup Malaysia tahun 2017


rata-rata sebesar 73,8 tahun. Indonesia masih 71,1
tahun.

Korea Selatan, mereka yang tidak melaksanakan


kewajiban membayar iuran JKN-nya, akan dikenakan
sanksi pembekuan aset.

◦ Indonesia belum menerapkan aturan sanksi bagi


penunggak iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
BPJS Kesehatan yang berupa penundaan penerbitan
layanan publik seperti SIM, STNK, dan Paspor.

10
KOMITMEN DUNIA
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SEMESTA
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC)

Pada tahun 2005, semua negara anggota WHO,


termasuk Indonesia berkomitmen mencapai UHC.

UHC adalah program yang memastikan masyarakat


memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan tanpa harus mengahadapi kesulitan
finansial dengan pelayanan fasilitas kesehatan yang
berkualitas.

11
UHC REFORMASI YANKES
UHC adalah konsep reformasi pelayanan kesehatan
mencakup aspek :
1). Aksesibilitas dan equitas pelayanan kesehatan,
2). Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
komprehensif meliputi pelayanan preventif,
promotif, kuratif, rehabilitatif.
3). Mengurangi keterbatasan finansial dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan bagi setiap
penduduk.
4). Cakupan perlindungan kesehatan-mulai dari
pelayanan sederhana sampai pelayanan berbiaya
mahal.
12
UHC DI INDONESIA ?
Target,Indonesia mencapai UHC tahun 2019, yaitutidak ada
kesulitan financial, layanan kesehatan adil, bermutu,
berkualitas melalui program JKN, dikelola oleh BPJS dengan
pencapaian sekitar 95%atau sejumlah 257,5 juta jiwa
penduduk Indonesia yang sudah menjadi peserta JKN.
Problemnya adalah defisit keuangan, iuran naik memberatkan
Kualitas pelayanan kesehatan belum memadai , kurangnya
jumlah dokter dan tenaga kesehatan lain di sejumlah daerah.

13
PROVINSI YG MEMENUHI UHC ?

◦ Provinsi DKI Jakarta,


◦ Provinsi Aceh,
◦ Provinsi Papua Barat,
◦ Provinsi Gorontalo

4 (empat) provinsi yang sudah dapat


dikategorikan UHC di mana kepesertaan
JKN-KIS dari penduduknya lebih 95%.
14
BAGAIMANA MENKES BARU
MENGATASI PROBLEMATIKA PERLINDUNGAN
HAK PASIEN DI ERA UHC ?

Masyarakat Tak Mampu Tetap Dapat Layanan BPJS Kesehatan

Menkes Mayjen TNI


Dr Terawan Agus Putranto
15
GEBRAKAN MENKES
SETELAH 2 MINGGU DILANTIK
1. Serahkan Gaji dan Tunjangan untuk BPJS Kesehatan
Gerakan moral untuk mengatasi defisit program jaminan
kesehatan nasional., agar bisa diikuti secara suka rela.
2. Makan Berdesakan di Kantin
Menurut ibu penjual kantin, baru pertama kali dalam 30 tahun ini
menyaksikan seorang Menteri Kesehatan rela berdesakan makan
bersama karyawan di kantin.

16
STRATEGI MENKES
MENGATASI DEFISIT BPJS KESEHATAN
1. Melibatkan unicorn (GoJek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka dan
Ovo). (perusahaan privat berkapital lebih dari $ 1 miliar)
2. Informasi dan Konsultasi medis gratis Sehatpedia, dg 638 dokter,
dihubungkan dg unicorn .
3. Membentuk tim kecil membahas penanggulangan defisit JKN
4. Melakukan gerakan moral untuk menangani masalah defisit BPJS,
5. Mendorong keterlibatan filantropis dalam menangani masalah defisit
JKN,
6. Berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
untuk menurunkan harga obat.
17
7. Menata kembali formularium nasional (fornas) atau daftar
penyediaan jenis dan harga obat yang menjadi acuan untuk
pelayanan kesehatan JKN
8. Meningkatkan penggunaan alat kesehatan produksi dalam
negeri.
9. Koordinasi 3 pihak , Pemerintah sebagai Regulator, BPJS sbg
Operator, dokter sebagai kalangan organisasi profesi.
10.Efisiensi tindakan tanpa mengurangi kualitas
11. Optimalkan layanan dan manfaat
12.Kembalikan fungsi Puskesmas.

18
13. Mengambil alih ijin edar obat dari BPOM, utk menekan
harga obat
14.Potensi wisata Mak Erot, pijat tradisional , jamu, kerokan.
15.Melawan gratifikasi dokter, Stunting, Biaya terbesar
penyakit jantung, dan operasi caesar, Indikasi medis tidak
tepat, katastropik

19
PELAYANAN KESEHATAN YANG
TIDAK DIJAMIN
(Perpres 12 Tahun 2013, Peraturan BPJS Kesehatan No. 1
Tahun 2014) :
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
dalam peraturan yang berlaku;
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang
tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam
keadaan darurat;
3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat
kecelakaan kerja atau hubungan kerja sampai nilai yang
ditanggung oleh program jaminan kecelakaan kerja; 20
4. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang
ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas;
5. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
6. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
7. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
8. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
9. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat
dan/ atau alkohol;
10. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri,
atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;

21
11. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional,
termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment);
12. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen);
13. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
14. Perbekalan kesehatan rumah tangga;
15. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap
darurat, kejadian luar biasa/wabah; dan
16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan
manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.
17. Klaim perorangan. 22
KESIMPULAN
1. Seluruh jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan harus tersedia
untuk seluruh lapisan rakyat.
2. Pelayanan kesehatan dapat diterima dan wajar, tidak bertentangan
adat istiadat, budaya, agama, dan kepercayaan masyarakat.
3. Lokasi mudah dicapai oleh masyarakat, pengaturan sarana
kesehatan menjadi sangat penting.
4. Biaya terjangkau., urusan biaya adalah tanggung jawab pemerintah
5. Pelayanan kesehatan bermutu, memuaskan, sesuai dengan kode etik
dan standar profesi
6. Belum bergabungnya sejumlah RS Swasta, pasien rujukan
menumpuk di RS milik pemerintah, pasien mengular antri.
23
7. Evaluasi tarif INA-CBGs secara berkala, harus ada perbedaan tarif antara RS
pemerintah dan swasta.
8. Tarif INA-CBGs yang rendah, bermuara pada pelayanan substandar, berpotensi
hilangnya nyawa manusia yang tidak ternilai harganya.
9. Peran penting Pemda, memperluas cakupan kepesertaan, meningkatkan kualitas
pelayanan, dan meningkatkan tingkat kepatuhan.
10. Rasio dokter dan pasien yang masih kurang ideal.
11.Perbaikan Kartu Identitas Peserta BPJS Kesehatan agar mencantumkan identitas
seperti golongan darah sehingga tidak dapat digunakan orang lain.
12. Efisiensi pelayanan kesehatan yang benar berindikasi medis dan audit medis.
13. Melihat kenyataan yang membutuhkan pelayanan JKN cukup tinggi, program
JKN harus dijaga sebagai program yang berkelanjutan.

24
Terima kasih

25

Anda mungkin juga menyukai