Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanismeasuransi kesehatan sosial
yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh Pemerintah.
http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1
Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
jaminan kesehatan nasional bersifat wajib bagi setiap penduduk, termasuk orang asing yang
bekerja lebih dari enam bulan di Indonesia.
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2014/01/01/3/204694/Ini-Cara-
Mendaftar-Jaminan-Kesehatan-Nasional
Pada umumnya masyarakat indonesia masih berpikir praktis dan jangka pendek sehingga
belum ada budaya menabung untuk dapat menanggulangi apabila ada musibah sakit.
Masyarakat kita umumnya belum “insurance minded” terutama dalam asuransi kesehatan.
Hal ini mungkin premi asuransi yang ada.
Dengan demikian untuk menjamin agar semua risiko tersebut dapat teratasi tanpa adanya
hambatan financialmaka Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan melalui
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat nasional, wajib, nirlaba, gotong royong,
ekuitas, dll merupakan jalan keluar untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi dalam
kehidupan kita.
Jika ada sanak-famili, tetangga, lingkungan anda yang terkena serangan jantung/perlu
masuk ICU/Rumah Sakit:
Jika biaya perawatan mencapai Rp 50 juta, berapa banyak dari saudara, jika tidak dijamin
Askes, yang sanggup bayar ketika hal itu terjadi? Bila kita semua sudah menjadi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional maka beberapa pertanyaan yang sering timbul akan dapat
terjawab sehingga hambatan financial untuk pembiayaan kesehatannya sudah teratasi.
http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/topik-kesehatan/115-jaminan-kesehatan-
nasional/179-mengapa-perlu-jaminan-kesehatan-nasional
KONSEP DASAR
ASKES
PT Askes (Persero) merupakan BUMN yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima
Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan
Usaha lainnya.
2) Pejabat Negara
Pegawai Negeri Tidak Tetap Dokter/Dokter Gigi/Bidan (Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No. 1540/MENKES/SK/XII/2002
– Anak yang sah dan atau anak angkat berusia di bawah 21 tahun, belum
menikah, belum berpenghasilan dan masih menjadi tanggungan peserta atau
sampai usia 25 tahun bagi yang masih mengikuti pendidikan formal.
– Jumlah anak yang ditanggung adalah dua anak (Keppres No.16 tahun 1994)
Rawat Jalan
Rawat Inap
3. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup.
7) Radioterapi
10) Pelayanan One Day Care Meliputi perawatan dan akomodasi minimal 6-24 jam,
meliputi : observasi, konsultasi, pengobatan, penunjang diagnosa, tindakan medis,
obat sesuai DPHO serta transfuse darah.
• Administrasi pelayanan
A. Administrasi pelayanan
B. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan
subspesialis
C. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
D. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
E. Pelayanan alat kesehatan implant
F. Pelayanan penunjang diagnosik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
G. Rehabilitasi medis
H. Pelayanan darahi
I. Pelayanan kedokteran forensic
J. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.
Kepesertaan BPJS
• Setiap warga negara Indonesia
• Warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan
• Pekerja Formal
• Pekerja Informal
TUJUAN
UNDANG-UNDANG NO. 40 TH 2004
Pasal 19
• Pemenuhan hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan
dirinya dan keluarganya yang merupakan hak asasi manusia
http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/UU%20No.%2040%20Tahun%202004%
20tentang%20SJSN.pdf
Pendekatan
HUKUM
Resolusi WHA ke 58 Thn 2005 di Jenewa: setiap negara perlu mengembangkan UHC
yg berkelanjutan.
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada Pasal 28H,
menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 2 mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat
miskin, dalam implementasinya dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan
pemerintah dan pemerintah daerah.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk
Kemudian sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan
terbitnya UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),
menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait harus
memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyatnya. Karena melalui SJSN sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial pada
hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
Kerja;
Pelaksanaan program Jamkesmas dilaksanakan sebagai amanat UUD 1945 Pasal
28H ayat (1), yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem
Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan terbitnya Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), menjadi suatu bukti yang
kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang
besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Karena melalui
SJSN sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
HAM
Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) menyatakan:
1. Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang,
papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas
keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut
usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan
yang terjadi diluar kekuasaannya.
2. Ibu dan anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua anak, baik
yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati perlindungan
sosial yang sama.
Pasal 12 ayat (1) Konvensi Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966, yaitu
bahwa negara peserta konvenan tersebut mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar
tertinggi yang dapat dicapai dalam hal kesehatan fisik dan mental.
Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa:
1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya.
2. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan batin.
3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Jaminan atas hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal juga terdapat dalam pasal 4
UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Jenis-Jenis BPJS
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu
berupa
1. pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan
2. ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk
pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
• HAK PESERTA
• KEWAJIBAN PESERTA
A. Membayar iuran
b. Melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dgn menunjukkan identitas
Peserta pd saat pindah domisili &/atau pindah kerja.
• Pentahapan kepesertaan:
Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi :
- PBI Jaminan Kesehatan;
- Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan
dan anggota keluarganya;
- Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota
keluarganya;
- Peserta asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. ASKES (Persero)
meliputi PNS, veteran, pejuang kemerdekaan, penerima pensiun PNS,
TNI/Polri dan seterusnya beserta anggota keluarganya; dan
- Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT.
JAMSOSTEK (Persero) dan anggota keluarganya;
Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan
paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
Pembiayaan
Iuran Jaminan Kesehatan sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi
Kerja dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan ( Perpres No. 12 tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan)
bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.
bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta bukan
Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
• Pekerja: setiap orang yg bekerja dgn menerima gaji, upah, atau imbalan dlm bentuk lain
• Pekerja Penerima Upah: setiap orang yg bekerja pd pemberi kerja dgn menerima gaji atau upah
- PNS
- Anggota Polri
- Anggota Polri
- Pejabat Negara
- Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri
- Pegawai swasta
- Pekerja yang tidak disebutkan di atas
yg menerima upah
Anggota Pekerja Penerima Upah
anak kandung, anak tiri &/atau anak angkat yg sah dari Peserta, dgn kriteria:
- tidak atau belum pernah menikah atau tdk mempunyai penghasilan sendiri
- belum berusia 21 tahun atau blm berusia 25 tahun yg msh melanjutkan pendidikan formal
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dpt juga mengikutsertakan anggota keluarga yang lain
• Pekerja Bukan Penerima Upah: setiap orang yg bekerja atau berusaha atas risiko sendiri
• Contoh: investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, . bukan
Pekerja lainnya yg mampu membayar iuran
• WNI di luar negeri Jaminan kesehatan bagi Pekerja Warga Negara Indonesia yg bekerja di
luar negeri diatur dgn ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.
• SYARAT PENDAFTARAN PESERTA Akan diatur kemudian dgn peraturan BPJS
• LOKASI PENDAFTARAN Dilakukan di kantor BPJS setempat / terdekat dari domisili peserta
1. Pemerintah mendaftarkan PBI Jaminan Kesehatan sbg Peserta kpd BPJS Kes.
2. Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dpt mendaftarkan diri sbg peserta kpd BPJS
kes.
3. Bukan pekerja & peserta lainnya wajib mendaftarkan diri & keluarganya sbg peserta kpd BPJS kes.
Prosedur BPJS di RS
Keuntungan KJN
KeuntunganJKN/AsurasiKesehatanSosial:
Kenaikan Biaya kesehatan dapat ditekan
Biaya dan Mutu Yankes dapat dikendalikan
Kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh penduduk.
Pembayaran dengan sistem prospektif
Adanya kepastian pembiayaan yankes berkelanjutan
Manfaat Yankes komprehensif(promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif)
Portabilitas nasional: peserta tetap mendapatkan jaminan kesehatan yang
berkelanjutan meskipun peserta berpindah tempat tinggal atau tempat bekerja dalam
wilayah NKRI.
Pada tahun 2000 hanya 12,71% penduduk Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan. Nilai ini
semakin meningkat dengan adanya program Askeskin sejak 2005. Pada tahun 2007, sebanyak
29,18% penduduk Indonesia telah memiliki asuransi kesehatan. Pada tahun 2010 nilai ini meningkat
menjadi 42,6% terdiri dari 9,3% non Jamkesmas dan 33,2% Jamkesmas. Berdasarkan temuan Franks
et al. (1993) serta Murtuza dan Joseph (2005) diketahui bahwa asuransi kesehatan berhubungan
erat dengan peningkatan HRQOL. Health Related Quality of Life (HRQOL) merupakan bidang yang
focus mempelajari penelitian kesehatan atau kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan.
Dari data pool crossesctiontahun 2000 dan 2007 diperoleh hasil bahwa responden yang memiliki
asuransi kesehatan memiliki HRQOL 1,67% lebih tinggi. Selain itu telah terjadi peningkatan rata-rata
HRQOL sebesar 2,20 untuk tahun 2007 dibandingkan tahun 2000. Namun dengan metode fixed
effect diketahui bahwa telah terjadi penurunan HRQOL pada responden panel karena peningkatan
umur responden. Meskipun terjadi penurunan HRQOL namun responden yang memilik asuransi
tetap memiliki HRQOL 0,96 lebih tinggi. Nilai HRQOL yang lebih tinggi juga diikuti dengan jumlah
kunjungan rawat jalan yang lebih tingi pada responden yang memiliki asuransi kesehatan
sebesar10% dan significan pada level 1%.