Anda di halaman 1dari 4

NAMA NPM

: FAJAR ARIA PHITRA : 1106131333

Materi Prof. Hasbulah Rancangan bangun Konsep JAMKESNAS-SJSN Konsep Rakyat sehat yang Kontinuum, yaitu 1. Semua penduduk terhindar atau terpapar minimal dengan berbagai aspek resiko kesehatan (lingkungan, perilaku dan ekonomi) tugas dari promosi kesehatan 2. Lingkungan Health-risk free di tambah dengan peningkatan kondisi fit/prima untuk bersaing (Jadi setiap Host di tuntut untuk meningkatkan kondisi fisiknya (seperti berolahraga, makan gizi seimbang, dll) 3. Jika terpapar, dapat dicegah atau di kurangi dampaknya terhadap kesehatan prevensi primer screening / early diagnostic 4. Jika sakit, derajat kesehatan urun, semua harus bisa mampu kembali sehat recovery, kuratif (prevensi sekunder) 5. Jika penyakit tidak bisa diobatai, dicegah agar tidak cacat ata mati rehabilitasi (prevensi tersier) Fungsi SKN dan pembagian Tugas

Gambar di atas menjelaskan sistem kesehatan adalah suatu kesatuan yang saling bergantungan satu dengan yang lain sub sistemnya. Jadi harus berjalan berbarengan. Gambaran Sistem kesehatan sekarang fokus pada upaya kesehatan perorangan (UKP)

Upaya Kesehatan Masyarakat (yang amburadul) terbukti dengan tingginya tingkat komplain dan kejadian mal praktek yang terjadi di Indonesia. Pasien bayar sendiri-sendiri (out of pocket) dan dokter menentukan tarif sendiri-sendiri Ada pasien jatuh miskin, ada dkter kaya raya, ada dokter tetap kere Paling sedikit, 120 juta penduduk Indonesia terancam jatuh miskin jika menderita penyakit berat. Dokter tidak bisa buat apa-apa. Direktur RS tidak memiliki power untuk mengendalikan atas penerimaan dan biaya RS.

Masalah utama UKP adalah 1. Uncertainty / ketidakpastian sakit Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan tidak bisa dipastikan waktunya, tempatnya, dan biayanya 2. Asimentri informasi Konsumen berada dalam posisi lemah dan provider (dokter, RS dll) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang dijualnya. 3. Externalitas Konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Misalnya: pelayanan kesehatan penyakit TBC terhadap individu tertentu, melindungi masyarakat sekitarnya terhadap penularan penyakit itu. Masalah Utama dan solusi 1. Sistem layanan UKP yang kapitalis, memiskinkan banyak orang yang terkena bencana sakit. Apa yang harus di lakukan?? a. Opsi 1, Ikut model NHS (Inggris, Malaysia, dll) : layanan gratis di RS pubik (milik pemerintah). Sangat sulit untuk diterapkan di Indonesia karena layanan keshatan di Indonesia sudah terlanjur berjualan jasa pelayanan kesehatan, tidak ada fungsi sosial. b. Opsi2, Mengumpulkan dana (pooling) dan gotong royong (sharing) untuk membeli layanan kesehatan. Pilihan Poliik di Indonesia (yang ngurus BPJS (Badan Hukum Publik Non-Pemerintah)) c. Layanan UKP, ada willingness to pay iuran. Manfaat dapat di rasakan 2. Layanan UKM, ekternalitas tinggi, manfaat tidak langsung dirasakan masyarakat. Sumber dana dari APBN di urus langsung oleh badan hukum publik pemerintah.

Sub sistem aliran pendanaan Kesehatan BPJS mengikuti model NHI / AsKesNas Iuran Pegawai formal dan non formal (swasta) : 3% di bayar majikan (perusahaan)+ 2% (di potong gaji) BPJS KESEHATAN

PENDUDUK

22,200 / BLN UNTUK ORANG MISKIN IURAN DI BAYAR PEMERINTAH

Besaran pembiayaan kesehatan BPJS mengikuti hasil kesepakatan setiap pelayanan kesehatan dengan organisasi profesi. Jadi BPJS langsung bernegoisasi dengan dokter atau konsil kedokteran akan biaya setiap pelayanan kesehatan. Keuntungan model NHI 1. Pendanaan kesehatan tidak bergantung keputusan politik / anggaran tahunan. Sesungguhnya iuran AsKesNas earmarked tax 2. Dana Kesehatan otomatis naik tiap tahun sesuai kenaikan upah / gaji 3. Mampu efesien karena kekuatan monopsoni 4. Fasilitas Kesehatan (faskes) publik dan Faskes swasta dapat melayani seluruh penduduk (syarat pembayaran memadai) 5. Respin terhadap tuntutan peserta lebih cepat (kurang birokratis) 6. Data klaim tersedia untuk riset. Kekurangan model NHI 1. Penerapan prinsip asuransi sosial yang kaku hanya isa berjalan jika porsi penduduk penerima upah (formal) besar 2. Perlu waktu untuk registrasi peserta. Tidak bisa mencapai universal sekaligus 3. Tetap membutuhkan subsidi APBN untuk penduduk miskin 4. Administrasi lebih kompleks : pungut iuran, bayar faskes, dan penanganan keluhan Materi Prof Akmal Pasal 28H Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan disini dapat dilihat bawa negara menjamin akan lingkungan hidup yang baik dan sehat bukan menjamin setiap manusia sehat. Pasal 34 Penyediaan Fasilitas Kesehatan menjadi tanggung jawab pemerintah Pasal 14 Tanggng jawab pemerintah dikhususkan untuk pelayanan publik UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 171 Besar alokasi anggaran kesehatan adalah 5% dari APBN dan di daerah 10% dari APBD Prioritas anggaran kesehatan untuk pelayanan publik sekurang-kurangnya 2/3 dari anggaran kesehatan Pasal 173 Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari swasta di mobilisasi melalui SJSN. Untuk dasar pembiayaan BPJS adalah 1. UU. 24 tahun 2004 tentang praktek kedokteran pasal 44 dan 50 dokter dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai standar SAMPAI SAAT INI STANDARNYA BELUM DIBUAT??? Masalah yang timbul : 2. Belum adanya kewajiban rumah sakit ? 3. Akuntabilitas dipertanyakan?

4. Perlu adanya peraturan pelaksanaan tentang kapitasi di RS 5. Adanya beberapa penyakit yang tidak di tanggung oleh BPJS, karena tidak tersedianya /tidak bisa melakukannya fasilitas kesehatan di Indonesia? 6. Dampak SJSN dilaksanakan bertepatan tahun PEMILU PRESIDEN 2014, jadi sangat rentan akan muatan POLITIK di dalamnya.

Kesimpulan Sesi tanya jawab 1. BPJS dilaksanakan bertahap mulai 2014, pada tahun 2014 sebanyak 60% penduduk Indonesia di tanggung pemerintah dengan sistem BPJS ini dan akan Universal pada tahun 2019. 2. Mengenai sistem pembiayaan kesehatan BPJS setiap masyarakat miskin indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa membeda-bedakan kecuali kelas perawatan (obat, tindakan medis di samakan). Kelas perawatan yang di maksud adalah untuk pegawai negeri (PNS) Gol. 1 dan 2 di kelas 2 dan Gol 3 dan 4 di kelas 1, jika pegawai atau masyarakat ingin kelas perawatan yang lebih tinggi tinggal membayar selisihnya. Seperti Askes sekarang. 3. DPHO tidak di pakai lagi dalam pelaksanaan BPJS di ganti dengan I Katalog untuk berbagai jenis obat perusahaan farmasi membuat perjanjian dengan BPJS dan diumumkan lewat Internet transparan 4. Untuk jaminan kesehatan daerah atau pun asuaransi swasta paling lambat 2016 masuk dalam sistem BPJS, terkecuali asuransi kesehatan swasta, (dapat memilih untuk bergabung atau tetap berdiri sendiri) 5. Clinical pathway setiap rumah sakit sudah punya tetapi hanya pelaksanaannya yang tidak dilakukan oleh rumah sakit. Disini jelas Dokter berjualan obat. 6. Pembayaran BPJS dilakukan dengan kesepakatan antara BPJS dengan organisasi profesi (konsil kedokteran) 7. Setelah BPJS ahun 2019.... dimana setiap masyarakat sudah di tanggung oleh BPJS akan pelayanan kesehatan, kemungkinan besar Kementerian kesehatan berubah menjadi Kementerian Kesehatan Masyarakat. 8. Anggaran akan biaya kesehatan tidak dikeluarkan lagi oleh pemerintah (kecuali rakyat miskin), tetapi anggaran tersebt di alihkan untuk memperkuat sektor Upaya kesehatan masyarakat. Dengan kata lain BPJS mengurusi UKP dan kementerian kesehatan/dinkes propinsi dan kab/kota mengurusi UKM.

Anda mungkin juga menyukai