Anda di halaman 1dari 40

KEBIJAKAN GLOBAL

TENTANG PELAYANAN
KEBIDANAN

DYAN. O
KEBIJAKAN GLOBAL

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, pekemimpinan dan cara bertindak.
Sedangkan global adalah kata sifat yang artinya secara umum dan keseluruhan, secara
garis besar, yang meliputi seluruh dunia. Jadi kebijakan global adalah rangkaian
konsep dan asas menjadi pedoman di seluruh dunia.
PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk meyujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.

Menurunkan angka kematian Memberi pendidikan kesehatan


ibu dan anak dan sebagai ujung dan mengubah perilaku
tombak pemberi asuhan masyarakat terhadap pola hidup
kebidanan dan gaya hidup yang tidak sehat
PELAYANAN KEBIDANAN BERMUTU

Berdasarkan Pasal 46 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang


Kebidanan bahwa dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, Bidan memberikan
pelayanan meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, serta pelaksanaan tugas
berdasarkan pelimpahan wewenang atau pelaksanaan tugas dalam keadaan
keterbatasan tertentu dan dalam Pasal 47 mengatakan Bidan dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan kebidanan, pengelola pelayanan kebidanan, penyuluh dan
konselor, pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik, penggerak peran serta
msyarakat dan pemberdayaan perempuan atau peneliti dalam penyelenggaraan
praktik kebidanan.
Pelayanan kebidanan yang
bermutu yaitu pelayanan kebidanan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kebidanan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
dan standart pelayanan kebidanan yang telah
ditetapkan

5
Ukuran Pelayanan Kebidanan Bermutu

Tersedia dan
Mudah dicapai
berkesinambunga
n

Dapat diterima
Mudah dijangkau
dengan wajar
Ukuran Pelayanan Kebidanan Bermutu

1. Tersedia dan Berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kebidanan yang baik adalah pelayanan


kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta bersifat kesinambungan. Artinya
semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan,
serta keberadaannya dalam masyarakat adalah setiap saat dibutuhkan.
Ukuran Pelayanan Kebidanan Bermutu

2. Dapat diterima dengan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kebidanan yang baik adalah yang dapat
diterima oleh masyarakat oleh masyarakat serta bersifat wajar artinya pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
Pelayanan kebidanan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
dan kepercayaan masyarakat.
Ukuran Pelayanan Kebidanan Bermutu

3. Mudah dicapai

Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi.


Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kebidanan yang baik maka
pengaturan distribusi saranan kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kebidanan
yang terlalu dominan di daerah perkotaan saja, sementara itu tidak ditemukan di daerah
pedesaan, bukanlah pelayanan kebidanan yang baik.
Ukuran Pelayanan Kebidanan Bermutu

4. Mudah dijangkau

syarat pokok keempat pelayanan kebidanan yang baik adalah yang mudah
dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud adalah disini
terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat
dijangkau biayanya.
BENTUK DAN JENIS PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan
Kebidanan
Tingkat Kedua
(Sekunder)
Pelayanan
Kebidanan Tingkat
Pertama (Primer)

PELAYANAN
KEBIDANAN TINGKAT
KETIGA (Tersier)
Pelayanan Kebidanan Tingkat Pertama (Primer)

Pelayanan kebidanan primer adalah pelayanan kebidanan yang paling


depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami
gangguan kesehatan atau kecelakaan. Pada pokoknya titujukan kepada masyarakat
yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta masyarakat berpenghasilan
rendah diperkotaan. Pelayanan kebidanan ini sifatnya berobat jalan diperlukan
untuk masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. Contohnya : Puskesmas, klinik
Pelayanan Kebidanan Tingkat Kedua (Sekunder)

Pelayanan kebidanan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat


spesialis. Pelayanan ini dilakukan di rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan
perawatan lebih lanjut (rujukan). Pelayanan ini diperlukan untuk kelompok
masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani
oleh pelayanan kesehatan primer.
Pelayanan Kebidanan Tingkat Ketiga (Tersier)

Pelayanan kebidanan tersier adalah pelayanan yang lebih


mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis luas. Pelayanan
kebidanan dilakukan oleh dokter subspesialis dan dokter subspesialis luas.
Pelayanan kebidanan ini merupakan pelayanan jalan atau rawat inap (rehabilitas).
Diperukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kebidanan sekunder.
PERATURAN-PERATURAN PEMERINTAH YANG MENGATUR
TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BIDAN

1. Permenkes No.5380/IX/1963 : wewewnang bidan terbatas pada


pertolongan persalinan normal secara mandiri dan didampingi tugas lain
2. Permenkes No.363/IX/1980 diubah menjadi Permenkes 623/1989:
Pembagian wewenang bidan menjadi wewenang umum dan khusus.
Dalam wewenang khusus bidan melaksanakan tugas di bawah
pengawasan dokter.
3. Permenkes No. 572/VI/1996: mengatur registrasi dan praktik bidan.
Bidan dalam melaksanakan praktiknya diberi kewenangan yang mandiri
yaitu mencakup : KIA, KB dan kesehatan masyarakat.
PERATURAN-PERATURAN PEMERINTAH YANG MENGATUR
TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BIDAN

4. Kepmenkes No. 900/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan,


penyempurnaan dari permenkes 572/VI/1996 sehubungan dengan
berlakunya UU no 32 tahun 1999 tentang otonomi daerah.
5. Permenkes No. 1464/Menkes/PER/2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik bidan yang merupakan penyempurnaan dari
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/149/2010.
ASPEK PEDIDIKAN
KEBIDANAN
ada Tahun 1996, jenjang pendidikan kebidanan
terendah pertama kali dibuka di perguruan
tinggi di Indonesia yakni diploma III
Kebidanan. Pendidikan kebidanan juga
tersedia pada jenjang Diploma IV yang disebut
sebagai Bidan Pendidik. Seorang bidan
pendidik diharapkan memiliki kompetensi
menjadi seorang pendidik yang berkualitas bagi
mahasiswi Diploma III Kebidanan dan
sekaligus juga berprofesi sebagai bidan.
Pada Tahun 2008 hingga 2013, perkembangan pendidikan kebidanan semakin
signifikan yakni dibukanya program S1 dan S2 di beberapa perguruan tinggi
negeri. Pendidikan Kebidanan mulai bersaing secara profesional dengan
pendidikan kesehatan lainnya seperti Pendidikan Kedokteran, Ilmu
Keperawatan dan Farmasi yang telah lebih dahulu memiliki program studi pada
jenjang S1, S2 bahkan Spesialis (Sp-1 dan Sp-2) hingga doktoral. Uniknya,
Program Studi Magister Kebidanan (S2) lebih dahulu dibuka ketimbang
Program Studi Sarjana Kebidanan (S1). Hal ini untuk segera memenuhi
tuntutan bahwa seorang dosen di perguruan tinggi minimal berpendidikan S2 .
Program Studi Magister Kebidanan pertama kali dibuka
pada Tahun 2006 di Universitas Padjadjaran. Kemudian
menyusul di beberapa perguruan tinggi negeri lainnya
antara lain:
Universitas Brawijaya (2011), Universitas Andalas
(2011) dan Universitas Hasanudin (2012). Sedangkan
Program Studi Sarjana Kebidanan pertama kali dibuka
pada Tahun 2008 di Universitas Airlangga, kemudian
menyusul dibuka di beberapa perguruan tinggi lainnya
antara lain: Universitas Brawijaya (2009) dan
Universitas Andalas (2013).
AKREDITASI

● akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan
yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau
kriteria tertentu.
● Akreditasi merupakan proses penilaian atau evaluasi mutu suatu institusi oleh tim ahli
(yang disebut asesor) yang berdasarkan pada standar mutu yang telah ditetapkan.
● Akreditasi dilakukan atas instruksi dari badan independen di luar institusi yang hasilnya
berupa pengakuan terhadap suatu institusi telah memenuhi standar yang ditetapkan.
● Akreditasi dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk menetukan apakah
sebuah institusi layak beroperasi ataukah tidak.

● Maka dalam hal ini arti akreditasi tempat Pendidikan adalah pengakuan dan penilaian
terhadap suatu lembaga pendidikan tentang kelayakan dan kinerja suatu lembaga
pendidikan yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional yang kemudian hasilnya
berbentuk pengakuan peringkat kelayakan.
Tujuan akreditasi

1. Memperoleh gambaran kinerja tempat pendidikan sebagai alat pembinaan,


pengembangan, dan peningkatan mutu; serta
2. Menentukan tingkat kelayakan suatu tempat pendidikan dalam penyelenggaraan
pelayanan pendidikan.
Fungsi akreditasi

● akreditasi tersebut berfungsi untuk :


1. Memberi gambaran tingkat kenerja tempat pendidikan sebagai alat pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan mutu (efektivitas, efisiensi, dan inovasi) pendidikan
2. Memberi jaminan kepada publik bahwa tempat pendidikan yang telah terakreditasi dapat
menyediakan layanan pendidikan sesuai standar yang ditetapkan
3. Memberi layanan publik bahwa penerima layanan pendidikan akan mendapatkan
pelayanan pendidikan yang baik sesuai persyaratan standar nasional
Pengertian Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi ( pengaturan
kompetensi ), registrasi ( pengaturan kewenangan ), dan lisensi ( pengaturan penyelenggaraan
kewenangan ).
LISENSI

Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang
berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk
pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan.
aspek legal dalam praktik kebidanan

Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan
kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah
kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan
REGISTRASI

Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya
pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tesebut.
Issue etik dalam kebidanan

Issu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berkembang didalam
masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai satu tindakan yang berhubungan dengan
segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.

Dalam praktik kebidanan sering kali bidan dihadapkan pada beberapa masalah yang
dilematis, maksudnya situasi pengambilan keputusan yang sulit dan berkaitan dengan etis.
Beberapa permasalahan etik dalam kehidupan sehari – hari yaitu :
1. Persetujuan dalam proses melahirkan
2. Memilih atau Mengambil keputusan dalam Persalinan
3. kegagalan dalam proses persalinan
4. Pelaksanaan USG dalam kehamilan
5. Konsep normal pelayanan kebidanan
6. bidan dan pendidikan seks
Etik yang berhubungan erat dengan profesi, yaitu :

1. pengambilan keputusan dan penggunan etik


2. otonomi bidan dan kode etik professional
3. etik dalam pelayanan kebidanan
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitive
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan ,
adalah yang berhubungan dengan :
1. Agama / kepercayaan
2. Hubungan dengan Pasien
3. Hubungan dokter dengan bidan
4. Kebenaran
5. Pengambilan Keputusan
6. Pengambilan data
7. Kematian
8. Kerahasiaan
9. Aborsi
10. AIDS
11. In – Vitro vertilization
Masalah etik moral yang mungkin terjadi

Masalah etik moral yang mungkin terjadi


Bidan harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :
1. Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna
2. Untuk melakukan masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan dalam mengatasi situasi :


1. Kerumitan situasi dan keterbatasan dan keterbatasan pengetahuan
2. Pengertian individu terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka,
dan factor – factor subyektif lain.
Langkah – langkah penyelesaian masalah :

1.Melakukan penyelidikan yang memadai


2. menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. kepekaan terhadap kebutuhan Orang lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai