Anda di halaman 1dari 17

KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PEMBUATAN KLINIK MANDIRI

Disusun Oleh
Kelompok 4 :
Abraham Kafiar Agustina Manumara
Agustina Paulina Gayatri Frantirda
Juniarsih Widiastuty Mega Napitupulu
Mesakh Samuel Kermite

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ALIH JENJANG PENDIDIKAN NERS
2019
A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, perawat merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat ikut mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan. Dalam UU No.38
tahun 2014 tentang Keperawatan disebutkan perawat menjalankan praktik
berbentuk pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat
maupun sakit. Pelayanan Keperawatan yang di berikan ini adalah pelayanan
komprehensif yang meliputi bio-psiko-sosio-spiritual.

Profesi perawat memiliki body of knowledge khusus dan dalam


menjalankan praktik memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat yang
berlandaskan pada standar praktik professional dan standar kinerja
profesional. Standar praktik ini bertujuan agar perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis (PPNI, 2005). Perawat
dapat memberikan pelayanan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan,
baik di praktik mandiri dan atau di luar praktik mandiri seperti rumah sakit,
puskesmas atau klinik kesehatan. Saat ini masih sedikit perawat yang
memberikan pelayanan keperawatan di praktik mandiri. Padahal melalui
praktik mandiri ini perawat lebih memiliki kesempatan untuk dapat
menunjukan sisi profesionalismenya di masyarakat. Oleh karena itu,
penulis akan memaparkan tentang praktik keperawatan mandiri sebagai
salah satu wujud implementasi profesionalisme keperawatan.

Berdasarkan UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 1


ayat 4, praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh
perawat dalam bentuk asuhan keperawatan. Sedangkan praktik mandiri
perawat adalah tindakan perawat profesional atau Ners melalui kerjasama
yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain
dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistik sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok (Konsorium ilmu-ilmu kesehatan,
1989).

Praktik keperawatan mandiri atau Nurse enterpreunership memiliki


lingkup area yaitu: 1) pelayanan asuhan keperawatan, 2) pengembangan,
pengkajian dan pelayanan perawatan kesehatan, 3) pelayanan konsultasi, 4)
pemberi informasi kesehatan (ICN, 2012). Sedangkan menurut The College
of Registered Psychiatric Nurses of British Columbia, perawat dalam
membuka praktik mandiri keperawatan memiliki cakupan domain sebagai
praktisi klinik pemberi asuhan keperawatan, memberikan edukasi dan
penyuluhan kesehatan, melakukan penelitian dalam pengembangan praktik
dan melakukan administrasi pelayanan praktik. Perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan khususnya dalam praktik mandiri dengan melakukan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

Berdasarkan UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan, dalam


upaya kesehatan perorangan perawat memiliki wewenang untuk melakukan
proses keperawatan secara holistik, memberikan tindakan pada keadaan
gawat darurat sesuai dengan kompetensinya, melakukan rujukan,
memberikan konsultasi keperawatan, melakukan penyuluhan kesehatan dan
konseling, serta melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien
sesuai dengan resep dokter atau obat bebas dan obat bebas terbatas. Selain
itu untuk upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang merencanakan
tindakan keparawatan kesehatan masyarakat, membantu penemuan kasus
penyakit, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan melaksanakan
advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat.

Melalui praktik keperawatan mandiri ini sebenarnya perawat dapat


lebih menunjukkan sisi profesionalismenya. Menurut Catalano (2003),
profesionalisme adalah demonstrasi karakteristik pribadi, etika, dan
keterampilan tingkat tinggi dari anggota suatu profesi. Di praktik mandiri
ini perawat relatif lebih independen dalam mengendalikan kebijakan dan
kegiatan (otonomi) pelayanan keperawatan, dimana hal ini merupakan
karakteristik yang penting bagi sebuah profesi (Black, 2017). Perawat
secara legal dapat menjalankan praktik mandiri berdasarkan PERMENKES
No. 17 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 dan UU No. 38 tahun 2014.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


279/MENKES/SK/IV/2006, perawat dapat menjalankan perannya, yaitu :

 Upaya promotif yang dapat dilakukan perawat yaitu melakukan


penyuluhan atau pendidikan kesehatan, memberikan konseling
keperawatan, dan ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan
PHBS.
 Upaya preventif yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi keluarga
rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan di
masyarakat, dan mengidentifikasi faktor-faktor resiko terjadinya
masalah kesehatan baik di kelompok khusu maupun di suatu daerah.
 Upaya kuratif/pengobatan yang dapat dilakukan dengan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien kunjungan baik direct care maupun
indirect care, memantau keteraturan berobat sesuai program
pengobatan, dan melakukan kunjungan rumah sesuai rencana
perawatan.
 Upaya rehabilitatif yang merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
pasien yang dirawat dirumah, maupun kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama.

Peran-peran tersebut dapat lebih mudah terlihat implementasinya saat perawat


menjalankan praktik mandiri keperawatan. Terlebih dengan beban kerja perawat
yang tinggi di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit membuat sikap
profesional dalam memberikan asuhan keperawatn sering diabaikan oleh perawat
itu sendiri.

Salah satu contoh dari praktik mandiri keperawatan yang telah berjalan di
Indonesia yaitu RUMAT yang berfokus pada pemberian pelayanan keperawatan
spesialis luka diabetes dan home care. RUMAT ini telah memiliki 63 cabang
dibeberapa daerah di Indonesia dan total pasien yang sembuh pada tahun ini
mencapai 1.421 orang. RUMAT akan memastikan bahwa pasien diperlakukan
sesuai standar dimanapun mereka dirawat, karena data pasien tersimpan secara
online dan dengan mudah dapat diakses oleh perawat yang mebutuhkan. Hal ini
merupakan contoh nyata dari praktik mandiri keperawatan yang dilakukan oleh
perawat profesional.

Sebagai sebuah profesi, perawat memberikan pelayanan keperawatan secara


holistik kepada klien berdasarkan pada standar praktik yang berlaku. Pelayanan
keperawatan yang diberikan dapat melalui fasilitas pelayanan kesehatan baik di
praktik mandiri maupun di luar praktik mandiri. Sikap profesionalisme perawat
dalam menjalankan praktik keperawatan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Sedangkan beban kerja perawat yang tinggi di fasilitas pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, membuat perawat sering mengesampingkan sikap
profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan. Sehingga melalui
praktik mandiri, perawat dapat lebih independen serta dapat lebih menunjukkan
sikap profesionalismenya. Oleh karena itu, sebagai calon perawat profesional
praktik keperawatan mandiri harus lebih kita kembangkan dan tingkatkan lagi.

Pada era globalisasi saat ini, tenaga kesehatan dituntut untuk menuju puncak yang
lebih baik, mampu bersaing dan melakukan perubahan terhadap kesehatan di
Indonesia.
Pelayanan yang kami berikan kepada masyarakat tak hanya pelayanan umum
kebidanan seperti ANC dan Bersalin saja, akan tetapi hadir dengan konsep baru
yang lebih menarik dan berkualitas. BPM kami menambahkan beberapa sarana
dan program rutin seperti “ Bulan ANC Gratis, Hypnobirthing, Yoga for
Pregnancy, Study for Golden Age, Family Planning Award, Day of Lansia,dan
Duta Anti Narkoba,HIV/AIDS and Free Sex”. Kami harap dengan sarana dan
program yang kami berikan, masyarakat pengguna jasa layanan bidan dapat
memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari standarisasi pelayanan praktik
kami, memberikan inovasi yang baru kepada masyarakat, agar masyarakat lebih
tertarik untuk kehidupan yang lebih sehat dan terencana.

B. VISI, MISI, DAN TUJUAN RENCANA USAHA

Visi : Menyehatkan Masyarakat dan Memasyarakatkan kesehatan

Misi :

1. Mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

2. Mengurangi komplikasi yang disebabkan karna rendahnya kualitas


pelayanan kesehatan.

3. Memperbaiki Sistem Rujukan dan akses pelayanan kesehatan.

4. Membangun masyarakat yang dapat berperan sebagai penentu


kesehatan diri sendiri, keluarga, serta lingkungan.

Tujuan Rencana Usaha :

1. Agar masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah,


berkualitas, dan tetap ekonomis.

2. Agar masyarakat lebih mengenal dan peduli dengan prilaku hidup sehat
seperti rutin ANC, tidak takut dengan proses bersalin, mengenal manfaat
imunisasi dan asi ekslusif, mau berkontribusi dalam penggunaan alat
kontrasepsi, serta remaja dan lansia dapat berperan aktif untuk kehidupan
yang lebih baik.

3. Dapat membantu pemerintah dalam pengaturan program kesehatan ke


arah yang lebih baik dan berkualitas.
C. ANALISIS SWOT

FAKTOR INTERNAL

Kekuatan ( Strength) Kelemahan ( Weakness)

1. Telah menyelesaikan Program 1. Sering terganggu dengan rasa


S1 Keperawatan Ners jenuh dan lelah.

2. Diakui Pemerintah dengan 2. Terbatasnya Sumber Daya


adanya surat ijin usaha Manusia yang direcruit sesuai
standar.
3. Mengetahui pengetahuan
secara tekhnis maupun non 3. Karyawan masih kurang kerja
tekhnis. sama dan tidak solid.

4. Memiliki modal dan sistem


manajemen yang baik.

5. Dapat melaksanakan
komunikasi dan konseling yang
baik dengan masyarakat.

FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threats)

1. Tempat dan lahan pembangunan 1. Masih terbatasnya pengetahuan


praktik strategis. masyarakat dengan program yang
diberikan
2. Memiliki sarana dan program
kesehatan keperawatan yang pertama di 2. Jarang dilakukan evaluasi hasil
Mimika. dari pemerintah.

3. Mendapat dukungan dari kebijakan


pemerintah dan lingkungan sekitar.

D. INOVASI/ UNGGULAN LAYANAN

BPM ANNISA RAUDHA mengharapkan masyarakat dapat menikmati sarana


dan program yang akan dilaksanakan agar masyarakat lebih tertarik dan mau
berpartisipasi dalam menata pola hidup sehat. Selain pelayanan umum yang sesuai
standar kebidanan seperti, ANC,INC,PNC,BBL,KB, dan KESPRO. Sarana dan
Program yang diberikan ialah :

1. Home Care

2. Wound Care

3. Care Giver

4. Day of Lansia

Day of lansia adalah hari khusus untuk lebih dekat dengan para lansia yang
diselenggarakan setiap 6 bulan sekali. Tujuan penyelenggaraan program ini untuk
mengatasi permasalahan lansia di hari tua mulai dari fisik, psikologi, serta sosial.
Pada day of lansia ini akan diadakan senam bersama, pemeriksaan rutin
kesehatan(posyandu lansia), penyaluran bakat dan kreatifas ( Membuat anyaman,
rajutan, kue, dsb) serta seminar humor agar para lansia tidak jenuh dan tetap
semangat dalam menghadapi perjalanan hidupnya.

7. Duta Anti Narkoba, HIV/AIDS, dan Free Sex

Program ini diselenggarakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi


di Indonesia dan para remaja dapat berperan aktif terhadap perkembangan fisik,
psikologis, serta sosial mereka agar dapat tumbuh, berfungsi, serta berperan untuk
suatu perubahan . Pemilihan duta ini akan dilaksanakan setiap 3 tahun sekali dan
dipilih dari remaja yang memiliki permasalahan hidup seperti putus sekolah, anak
jalanan, yatim piatu, dsb. Setelah dipilih remaja tersebut akan diberikan
pengajaran tentang kesehatan reproduksi, bahaya dan dampak dari narkoba serta
free sex. Setelah itu, mereka akan diberi challenge dan yang terpilih akan
disekolahkan/ diberi lapangan pekerjaan untuk suatu perubahan yang lebih baik.
Program ini telah disetujui oleh pemerintah setempat dan bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan dan kepolisian setempat.

E. JENIS LAYANAN DAN HARGA-HARGA


No Jenis Pelayanan Tarif

1. Pelayanan ANC

a. Kunjungan kehamilan Rp. 20.000

b. cek lab Rp. 50.000

c. Yoga for pregnancy/bulan Rp. 55.000

d. Imunisasi TT Rp. 25.000

2. Pelayanan Persalinan

a. Proses persalinan Rp. 500.000

b. Perawatan Nifas Rp. 15.000

3. Pelayanan Kunjungan Nifas

a. Pemeriksaan nifas + Rp. 30.000


Senam

4. Pelayanan Imunisasi

a BCG Rp. 20.000

b Polio Rp. 20.000

c Hepatitis B Rp.
20.000
d DPT-HB
Rp. 20.000
e Campak
Rp. 20.000
Study for Golden Age/bulan
Rp. 50.000

5. Pelayanan KB
a Pil Rp. 15.000

b KB suntik 1 bulan Rp. 20.000

c KB suntik 3 bulan Rp. 25.000

d IUD

1) Pasang IUD Rp. 250.000

2) Kontrol IUD Rp. 20.000

3) Lepas IUD Rp. 50.000

Rp. 65.000
e Implan
Rp. 50.000
Lepas Implant
Rp 10.000
f Kondom

6. Pasien umum

Periksa Rp. 20.000

NB : Program Pelayanan dari pemerintah tidak dipungut biaya apapun.

F.TEMPAT/LOKASI USAHA
Sesuai dengan PERMENKES NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010 dan

KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002.

BPM Annisa Raudha membangun BPM dengan luas tanah m x m

di Jln. Red Ambarukmo No.12 Kebayoran baru, Jakarta Selatan


BPM Annisa Raudha berada pada lokasi yang mudah diakses dan strategis. Tidak
berada dekat dengan pelayanan lainnya ataupun dekat dengan kebisingan kota
seperti di samping mall, pusat perbelanjaan, dll. BPM Annisa Raudha memiliki 16
Ruangan, dan setiap ruang minimal memiliki diameter 2 x 3 meter dan memiliki
penerangan/ ventilasi yang cukup, terdiri dari :

1. Ruang register : Tempat pasien pengisian data (Rekam Medik pada pasien
baru atau lama), alasan datang dan keluhan Utama.

2. Ruang Tunggu : Ruang tunggu sebelum dilakukan pemeriksaan

3. Ruang ANC : Ruang periksa atau pelayanan Ante Natal Care melakukan
asuhan kebidanan mulai Anamnesa (pasien lama : menanyakan hal yang lebih
berfokus pada keluhan pasien untuk lebih mendalami, pasien baru : ditanyaan hal
yang lebih spesifik) , Px. fisik (head to toe, Palpasi Abdomen, DJJ, Pengukuran
TBJ), pemeriksaan penunjang (Jika diperlukan : pemerisaan kadar Hb, kadar gula
darah, PP test, protein urine), penegakan diagnosa sesuai keluhan dan hasil
pemeriksaan.

4. Ruang KIE : Ruang Konseling dengan pasien. (konseling


ANC,KB,KESPRO,dsb)

5. Ruang VK : Ruang penatalaksanaan Intra Natal Care (INC), mulai dari


kala 1 hingga lahirnya bayi.
6. Ruang Nifas : Ruang Perawatan setelah partus/ PNC, dilengkapi dengan
box bayi.

7. Ruang KB : Ruang penatalaksanaan penggunaan KB (


Suntik,IUD,Implan,dsb)

8. Ruang Kespro : Ruang penatalaksanaan Pap Smear dan IVA Test

9. Mushola : Tempat beribadah bagi umat muslim.

10. Ruang Yoga : Ruang penatalaksanaan Yoga for Pregnancy, dilengkapi


dengan 10 matras, sound system, dan full kaca.

11. Ruang Study for Golden Age : Ruangan yang dirancang seperti taman
bermain, untuk proses pembelajaran periode emas tumbuh kembang anak.

12. Dapur Umum : Penyediaan makanan dan minuman

13. Steril Alat : Ruangan untuk sterilisasi alat

14. Ruang pertemuan : Ruangan Multifungsi untuk mendukung setiap program


yang akan dilaksanakan.

15. Loket pembayaran & pengambilan obat : tempat pembayaran setelah


melakukan pemeriksaan dan pengambilan obat.

16. WC : BAK & BAB

G. STRATEGI PEMASARAN PRODUK


Dalam strategi pemasaran produk BPM Annisa Raudha menggenalkan program
dan sarana kesehatan dengan pembuatan brosur dan iklan . Tujuannya untuk
mengenalkan serta memudahkan masyarakat mengetahui tentang program dan
pelayanan kesehatan yang ditawarkan. Strategi produk yang diciptakan memiliki
motto yaitu :

QUALITY, EXCELLENT, AND ECONOMIS.


Ada 4 strategi yang digunakan yaitu strategi produk, strategi harga, strategi lokasi
dan strategi promosi.
Strategi Produk : menciptakan motto yang mudah dikenal oleh
masyarakat.

Strategi harga : menawarkan harga 5% lebih murah.

Strategi Lokasi : berada di lingkungan PUS yang tinggi dan tempat


strategis serta mudah dijangkau.

Strategi Promosi : Membuat brosur dan memasang iklan.

5. KELAYAKAN USAHA
a. Aspek Hukum

 BPM Annisa Raudha memiliki SIPB yang telah disahkan pemerintah dan
jangka waktu masih berlaku.

 Memiliki IMB ( Izin Membangun Bangunan) dan Sertifikat Tanah lengkap

 Memiliki Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek

 Pemilik memiliki Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.

 Memiliki Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah

 Masing-masing karyawan bidan memiliki SIKB

 Dan dokumen-dokumen lain yang mendukung pembangunan BPM

b. Aspek pemasaran

 Berada dilingkungan yang strategis dan mudah diakses

 Memiliki pasien yang 70 % antusias terhadap program yang dijalankan

 Jumlah PUS, Pengguna KB, dan Lansia tinggi.

c. Aspek Keuangan

TOTAL DANA BERSIH ( MODAL)


a. Modal membangun BPM (bersih) Rp. 90.000.000,-
b. Listrik, PDAM, Telephone, TV Kable, Speedy,WIFI Rp. 10.000.000,-

c. Pengadaan Alat

1. Peralatan Tidak Steril Rp. 29.589.500,-

2. Peralatan Steril ( DTT) Rp. 2.335.500,-

3. Bahan Habis Pakai Rp. 1.635.000,-

4. Peralatan pencegahan infeksi Rp. 2.825.000,-

5. Peralatan Lain(Elektronik,Barang Inventaris,dll) Rp.109.142.000,-

6. Linen (Selimut pasien,Sprei,Sarung bantal,dll) Rp. 680.000,-

7. Obat-obatan (KB,Imunisasi,Analgetik Antipiretik,dsb)Rp. 28.135.000,-

8. Laundry ( Detergen,Pemutih,Pengharum) Rp. 861.000,-

d. Gaji Pegawai (per bulan) Rp. 5.501.000,-

TOTAL Rp.280.704.000,-

Jadi, Modal awal Rp.500.000.000,- dikurangi pengeluaran Rp.280.704.000,-

Sisa Rp.219.296.000,- sebagai kas awal.

I. JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG


DIBUTUHKAN
Kriteria/ persyaratan yang telah ditentukan meliputi;

a. Bag. Administrasi/ Registrasi Awal pasien (2 orang)

b. Bidan (memiliki STR, SIKB, Kompeten) (4 orang)

c. Pembantu rumah tangga ( Wanita 2 orang, sehat jasmani & rohani, umur 28-37
tahun, dapat melakukan aktifitas rumah tangga seperti penyediaan pakaian bersih,
makanan & minuman, alat sterilisasi, dsb.)

d. Cleaning Service ( Pria maupun wanita 2 orang, sehat jasmani & rohani, umur
28-37 tahun)
e. Supir dan Security ( Pria 2 orang, dapat mengendarai mobil ataupun motor,
memiliki SIM A dan SIM C, sehat jasmani & rohani, umur 28-37 tahun)

Kriteria/Persyaratan Recruitment Perawat

 Telah menyelesaikan program minimal DIII. Keperawatan

 Menjadi anggota PPNI

 Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

 Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang telah di legalisir

 Fotocopy KTA

 Memiliki Surat Domisili tempat tinggal setempat ( KTP,KK,dll)

 Memiliki Surat Keterangan Sehat dari pelayanan setempat/ telah lulus check
up kesehatan.

 Memiliki Surat Kelakuan Baik atau tercatat tidak sedang dalam sanksi profesi/
hukum.

 Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis

 Membuat surat perjanjian mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan/saling


tukar informasi dengan sesama bidan,serta dapat mengikuti kegiatan-kegiatan
akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.

 Menyanggupi persyaratan untuk memelihara dan merawat peralatan yang


digunakan untuk praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik serta sanggup
untuk mengganti apabila ada kerusakan atau kecacatan ketika dalam proses
pelayanan berlangsung.

Kriteria/persyaratan recruitment bag.Administrasi :

 Minimal S1 Manajemen atau Ekonomi.

 Wanita

 Umur 20-29 tahun


 Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

 Memiliki Surat Domisili tempat tinggal setempat ( KTP,KK,dll)

 Memiliki Surat Keterangan Sehat dari pelayanan kesehatan setempat

 Tidak buta warna

 Mampu berbahasa inggris dengan baik.

 Memiliki Surat Kelakuan Baik atau tercatat tidak sedang dalam sanksi profesi/
hukum.

Memiliki pengetahuan baik tekhnis maupun non tekhnis ( bagi bidan)

Secara tekhnis :

1. Menguasai standar Pelayanan Kebidanan (24 Item) secara teori maupun


praktik.

2. Menguasai seluruh Kompetensi Kebidanan mulai dari konsepsi ,ANC ,INC,


PNC, BBL, KESPRO, KB, KOMUNITAS secara teori dan praktik.

3. Menguasai minimal bahasa inggris dan bahasa indonesia secara aktif dan
pasif.

4. Memiliki minimal 10 Sertifikat yang ber-skp dari IBI setempat dan sesuai
kompetensi bidan.

5. Memiliki Curriculum Vitae/ pengalaman kerja sebelumnya minimal di dua


tempat pelayanan kesehatan.

Non tekhnis :

a. Memiliki wajah yang menarik

b. Memiliki solidaritas yang tinggi

c. Pandai bersosialisasi

d. Memiliki rasa humor

e. Kreatif dan inovatif


f. Murah senyum, ramah dan santun

g. Tekun, teliti, dan aktif.

Anda mungkin juga menyukai