Anda di halaman 1dari 21

HIPOGLIKEMIA

KELOMPOK 3
ANGGOTA KELOMPOK

Ni Kadek Desy Hossiana Destri Kadek Ary Kusri Ni Putu Asri Puja
Kartika Sari Natalia Winanti Wahyuni
(023) (024) (025) (026)

I Gusti Agung Ayu


Putu Desy Intan Luh Putu Devita
Ni Putu Oktarini Putri Cahyani Indah
Cahyani Pramesti Putri
(028) Permata Putri
(027) (029)
(031)

Dinda Pramesti I Gusti Agung Mas


Kartika Wulandari Dhiana Dewi
(032) (033)
Hipoglikemia merupakan istilah yang
digunakan ketika kadar gula darah bayi
di bawah rata-rata bayi seusia dan
memiliki berat badan sama. Adapun
batasan untuk menilai apakah bayi
mengalami hipoglikemia atau tidak
DEFINISI adalah pada bayi aterm dengan berat
badan 2500 gr atau lebih, kadar
glukosa plasma darah lebih rendah dari
30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40
mg/dl pada hari berikutnya, sedangkan
pada berat badan lahir rendah kadar
glukosa rendah jika di bawah 25 mg/dl.
JENIS
Hipoglikemia pada bayi baru lahir dalam empat jenis perbedaan patofisiologi yang nyata,
yaitu sebagai berikut.
1. Bayi dari ibu penderita diabetes melitus, pradiabetes melitus dan bayi eritroblastosis berat.
Bayi demikian cenderung menderita hiperinsulinisme, mempunyai jumlah glikogen dan
deposit lemak yang banyak dan mempunyai respon terhadap glikemia dengan peninggian 5-
20 kali pada pengeluaran insulin.

2. Bayi berat badan lahir rendah, yang kemungkinan mengalami malnutrisi intrauterine.
Misalnya bayi dari ibu penderita toksemia, bayi dengan kelainan plasenta, dan bayi kembar
yang terkecil. Bayi seperti ini mempunyai kadar glikogen pada hepar yang rendah dan
perbandingan yang besar antara berat otak dan berat hati dengan peninggian konsumsi
oksigen dan peninggian metabolism, kadar glikogen hati dan otot akan berkurang.
Sebagian bayi seperti ini tidak mampu meninggikan pengeluaran adrenalin untuk
memperbaiki hipoglikemia seperti yang terjadi pada bayi normal.
Lanjutan

3. Bayi yang sangat imatur, yang rentan terhadap komplikasi sindrom


gangguan pernapasan atau asfiksia dan membutuhkan metabolisme yang
lebih tinggi daripada kemampuan yang ada pada bayi tersebut.

4. Golongan terkecil ditemukan dan termasuk defek genetik atau defek


kembangan seperti galaktosemia, penyakit penimbunan glikogen,
kepekaan terhadap leusin, insulinismus dan gangguan metabolik, serta
gangguan anatomis lain.
Adapun 1. Hipoglikemia pada neonatus
hipoglikemia a. Bersifat sementara, biasanya terjadi pada
dapat dibagi bayi baru lahir karena asupan atau masukan
menurut usia, glukosa yang kurang, hipotermia, syok, dan
yaitu pada bayi dari ibu diabetes (Zul, 2013).

hipoglikemia b. Bersifat menetap dan berulang, terjadi


akibat defisiensi hormon, hiperinsulinemia,
neonatus dan kelainan metabolisme karbohidrat dan asam
hipoglikemia amino, serta gangguan metabolisme yang
pada balita atau bersifat herediter misalnya glycogen storage
anak lebih diseases, disorders of gluconeogenesis, dan
fatty acid oxidation disorders (Zul, 2013).
besar.
2. Hipoglikemia pada balita atau anak
yang lebih besar
Hipoglikemia yang terjadi akibat
Lanjutan cadangan glikogen rendah,
pembentukan glukosa yang kurang,
bayi dari ibu diabetes, atau gangguan
endokrin dan metabolisme (Zul,
2013).
Persistent Hyperinsulinemic Hypoglicemia of Infancy, ini adalah
gangguan homeostasis glukosa yang ditandai dengan hyperinsulinemia
yang tidak diatur dan hipoglikemia yang mendalam.

Penyimpanan glikogen yang terbatas (misalnya pada prematur dan


IUGR)

ETIOLOGI
Peningkatan penggunaan glukosa (seperti pada kasus hipotermia,
polisitemia, sepsis).

Penurunan glikogenolisis, gluokoneogenesis, atau penggunaan substrat


alternatif (misalnya pada gangguan metabolisme dan insufisiensi
adrenal).

Penurunan penyimpanan glikogen (seperti pada stress akibat asfiksia


perinatal, dan starvation).
PATOFISIOLOGI

Pengaturan kadar glukosa darah sebagian besar


bergantung pada hati. Terdapat beberapa
kinerja hati yaitu mengekstrasi glukosa,
menyintesis glikogen, melakukan
glukoneogenesis, dan jaringan-jaringan perifer Jadi jika hormon yang
hingga otot dan adiposa juga ikut berperan bekerja merendahkan kadar
dalam mempertahankan kadar glukosa plasma.
Jumlah glukosa di hati bergantung pada glukosa kadarnya tinggi
keseimbangan fisiologis beberapa hormon. maka dapat terjadinya
Hormon tersebut dibagi menjadi dua, yang
pertama adalah hormon yang bekerja hipoglikemia.
merendahkan kadar glukosa, sedangkan yang
kedua adalah hormon yang bekerja
meninggikan kadar glukosa.
MANIFESTASI KLINIK

Gemetar atau tremor Serangan sianosis Apati Kejang

Serangan apnea Tangis yang lemah atau


Kelumpuhan atau letargi Kesulitan minum
intermiten atau takipnea melengking

Dapat pula timbul


keringat dingin, pucat,
Terdapatnya gerakan
hipotermia, gagal
putar mata
jantung dan henti
jantung
Gejala yang berkaitan dengan penurunan
konsentrasi glukosa plasma dengan cepat dapat
memperlihatkan peningkatan adrenergik (takikardi,
gemetar) dan kolinergik (berkeringat, rasa lemah,
dan rasa lapar). Apabila hipoglikemia ini tidak
diatasi dengan cepat, dapat timbul manifestasi
Lanjutan gejala progresif disfungsi otak (nyeri kepala,
irritabilitas, kekacauan mental, prilaku psikotik,
kejang dan koma). Keadaan hipoglikemia yang
sering dan berulang dapat menyebabkan kerusakan
permanen susunan saraf pusat atau bahkan
menyebabkan kematian.
DIAGNOSIS

a. Anamnesis
 Riwayat bayi  menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan

 Riwayat bayi prematur

 Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)

 Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

 Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus

 Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan


 Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia :

 Bayi dari ibu diabetes (IDM)

 Bayi yang besar untuk masa kehamilan (LGA)

 Bayi yang kecil untuk masa kehamilan (SGA)

 Bayi prematur dan lewat bulan

 Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)

 Bayi puasa

 Bayi dengan polisitemia

 Bayi dengan eritroblastosis

 Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya sterorid, beta-simpatomimetik dan


beta blocker
b. Pemeriksaan Fisik

• Pucat, diaphoresis, tekanan darah, frekuensi denyut


jantung, penurunan kesadaran, deficit neurologik fokal
transient.
• Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum:
• gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
• kadar glukosa plasma rendah
• Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat.

c. Pemeriksaan Penunjang

Kadar glukosa darah (GD), tes fungsi ginjal, tes fungsi


hati, C- peptide
Insufisiensi adrenal

Kelainan jantung

Gagal ginjal

DIAGNOSA
BANDING Penyakit SSP

Sepsis

Asfiksia

Abnormalitas metabolik (hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia,


hipomagnesemia, defisiensi piridoksin).
KOMPLIKASI

Pusing dan hilang


keseimbangan sehingga
Kejang Penurunan kesadaran
berisiko mengalami
kecelakaan

Cacat otak permanen Kematian


PENCEGAHAN

Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya hipotermia

Pemberian ASI merupakan tindakan preventif tunggal paling penting

Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian minum dengan menggunakan sonde dalam
waktu 1-3 jam setelah lahir

Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya

Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar glukosa dipantau
PENATALAKSANAAN

1) Jika anak masih bisa menyusu: mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya

2) Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan : beri perasan ASI atau air gula 30 -50
ml sebelum di rujuk.

3) Jika anak tidak bisa menelan: beri 50 ml ASI atau air gula melalui pipa nasogastrik .

4) Penanganan hipoglikemia dengan gejala :

1. Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1 ml/menit


Lanjutan...

b. Pasang jalur IV D 1 0 sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa 6 -8 mg/kg/menit).

c. Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam

d. Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas

e. Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :

 Infus D 1 0 diteruskan

 Periksa kadar glukosa tiap 3 jam

 ASI diberikan bila bayi dapat minum


KESIMPULAN
Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa d alam darah berkurangnya secara
abnormal yang dapat menimbulkan tremor, keringat dan sakit kepala apabila kronik dan berat, dapat
menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat.

Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah kurang dari 40 -
45mg/dl. Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia & berat badan A
terme (2500 gr atau lebih) < 30 mg/dl dlm 72 jam pertama, & < 40 mg/dl p ada hari berikutnya

Mulainya gejala bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa minggu setelah lahir. Perkiraan urutan
kekerapan adalah kecemasan atau tremor, apati, episode sianosis, konvulasi, serangan apnea intermiten atau
takipnea, menangis lemah atau dengan frekuensi tinggi, lemas atau lesu, sukar makan, dan mata berputar.
Episode berkeringat, pucat mendadak, hipotermia, dan henti serta gagal jantung juga terjadi. Sering ada
sekelompok gejala episodic. Karena Manifestasi Klinis ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab maka
penting untuk mengukur kadar glukosa serum dan menentukan apakah hipoglikemia menghilang dengan
pemberian glukosa yang cukup untuk menaikkan kadar glukosa darah menjadi normal; jika idak, diagnosis
lain harus dipikirkan .
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai