0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan3 halaman
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit kepada masyarakat melalui berbagai program inovasi seperti meningkatkan kebersihan lingkungan dan gizi masyarakat. Sistem rujukan kesehatan di Indonesia membagi rujukan menjadi rujukan kesehatan dan medik yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan pengobatan, dengan pelayanan dirujuk secara berjenjang dari fasilitas kesehatan primer hing
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit kepada masyarakat melalui berbagai program inovasi seperti meningkatkan kebersihan lingkungan dan gizi masyarakat. Sistem rujukan kesehatan di Indonesia membagi rujukan menjadi rujukan kesehatan dan medik yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan pengobatan, dengan pelayanan dirujuk secara berjenjang dari fasilitas kesehatan primer hing
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit kepada masyarakat melalui berbagai program inovasi seperti meningkatkan kebersihan lingkungan dan gizi masyarakat. Sistem rujukan kesehatan di Indonesia membagi rujukan menjadi rujukan kesehatan dan medik yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan pengobatan, dengan pelayanan dirujuk secara berjenjang dari fasilitas kesehatan primer hing
Puskesmas selain memberikan pelayanan untuk memeriksa dan mengobati masyarakat tetapi juga untuk memberikan penyuluhan atau melakukan pencegahan bersama masyarakat sehingga masyarakat bisa mengetahui dan dapat mencegah timbulnya penyakit. Berikut contoh kegiatan inovasi dari beberapa contoh puskesmas, antara lain : 1. Pada puskesmas Kandangan, kabupaten Temanggung telah membuat dan melaksanakan beberapa inovasi seperti: Kandangan Bebas Plunglap (Kegiatan agar masyarakat tidak BAB sembarangan), Petik Mawe (Agar setiap rumah bertanggung jawab untuk memeriksa jentik di rumah ataupun di lingkungan),dll. 2. Puskesmas Bajulmati, kabupaten Banyuwangi mempunyai inovasi seperti TAK MANABI (Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi) untuk menurunkan angka kematian bayi, TOMBO ATI (Temukan Orang Batuk Obati Sampai Sembuh) untuk menemukan secara dini penderita TB dan mengobati hingga tuntas, JAMU KUAT (Jamban Untuk Keluarga Sehat) untuk menuju desa dan kecamatan ODF/Berhenti buang air besar sembarangan),dll. 3. Puskesmas Klatak, kabupaten Banyuwangi memiliki program seperti Seribu Koin Mas BEZI (Setiap Hari Sabtu Konsultasi Indor Masyarakat dengan problem Gizi) untuk mengurangi anka gizi kurang pada balita dan bumil KEK (Kekurangan Energi Kronis), D’GUCI MAS (Dengan Gerakan Cuci Tangan Masyarakat Akan Sehat) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci tangan dan dengan langkah cuci tangan yang benar, REHAT SEJAMAN (Remaja Sehat Sekolah Jadi Nyaman) untuk mencegah pernikahan dini. 4. Puskesmas Godean I, Yogyakarta memiliki suatu upaya untuk meningkatkan pelayanan dalam hal berkomunikasi yaitu penggunaan bahasa isyarat. Pada tahun 2018, karyawan puskesmas Godean I melaksanakan bimbingan teknis bahasa isyarat selama 2 jam yang diharapkan dapat memudahkan karyawan untuk memberikan pelayanan kepada semua orang. Hampir di setiap puskesmas memiliki contoh kegiatan yang sama, namun untuk pelayanan menggunakan bahasa isyarat masih sulit untuk ditemukan dan kebanyakan berkomuniksi menggunakan bahasa isyarat seadanya. https://dinkes.banyuwangikab.go.id/portal/program-inovasi-puskesmas-kabupaten- banyuwangi-tahun-2018/# http://puskesmaskandangan.temanggungkab.go.id/home/pengumuman/275/daftar-kegiatan- inovasi-puskesmas-kandangan https://www.solider.id/baca/4562-tingkatkan-pelayanan-puskesmas-godean-i-belajar-bahasa- isyarat
i. konsep rujukan di Indonesia
Sistem Kesehatan Nasional membedakan rujukan menjadi dua, yaitu: 1. Rujukan Kesehatan Rujukan ini dihubungkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan, berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Rujukan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu rujukan teknologi, sarana, dan operasional. Rujukan ini berhubungan dengan pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu. 2. Rujukan Medik Rujukan ini dihubungkan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, berlaku untuk pelayanan kedokteran. Rujukan ini dibedakan menjadi 3 yaitu rujukan penderita, pengetahuan dan bahan-bahan pemeriksaan. Jenis rujukan medik, yaitu: a. Transfer of patient Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif, dll. b. Transfer of specimen Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. c. Transfer of knowledge/personal Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta dapat berobat ke puskesmas, klinik, atau dokter keluarga atau praktek mandiri yang tercantum pada kartu peserta BPJS Kesehatan. Apabila peserta membutuhkan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis maka dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat dua atau FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut). Apabia penyakit peserta masih belum dapat ditangani di fasilitas sekunder, peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tersier seperti Rumah Sakit tipe A, Rumah Sakit tipe B. Peserta BPJS harus mengikuti sistem rujukan yang ada. Peserta mengalami sakit apapun kecuali keadaan darurat harus berobat ke fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, klinik, dokter keluarga atau praktek mandiri, tidak boleh langsung ke Rumah Sakit ataupun dokter spesialis. Apabila peserta BPJS melanggar hal tersebut maka peserta harus membayar biaya tersebut sendiri. Untuk peserta BPJS Kesehatan, pelayanan rujukan bisa dilakukan dengan dua acara: 1. Rujukan Horizontal Dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam suatu tingkatan bila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan keehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan ataupun ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. 2. Rujukan Vertikal Dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, bisa dilakukan dari tingkat pelayanan lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Rujukan vertikal dari tingkat pelayanan lebih tinggi dilakukan apabila: Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialitik atau sunspesialistik. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesui dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan atupun ketenagaan. Rujukan vertikal dari tingkat lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah dilakukan apabila: Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkat pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang, ataupun Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesui dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan atupun ketenagaan. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan berurutan sesuai kebutuhan medis,yaitu: a. Dimulai dari pelayanan di FKTP seperti puskesmas, klinik, dokter keluarga atau dokter praktek b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka peserta dapat dirujuk ke FKTL seperti rumah sakit c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di fasilitas kesehatan sekunder hanya dapat diberikan atas rujukan fasilitas kesehatan primer d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di fasilitas kesehatan tersier hanya dapat diberikan dari fasilitas kesehatan sekunder dan fasilitas kesehatan primer Ketentuan pelayanan rujukan dapat dikecualikan apabila: Terjadi gawat darurat. Kondisi kegawat daruratan mengikuti ketentuan yang berlaku Bencana, kriteria bencana ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah Kekhususan permasalahan kesehatan pasien untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan. Pertimbangan geografis, dan Pertimbangan ketersediaan fasilitas https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/Sistem-Pelayanan-Rujukan.pdf