Pelayanan rujukan diberikan kepada peserta JKN jika rumah sakit tidak
dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, pelayan dan ketenagaan. Sistem rujukan mengatur alur
dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai masalah kesehatan
tertentu untuk memeriksakan kesehatannya.
Pelayanan kesehatan pada tingkat FKRTL ini hanya bisa diberikan jika
peserta mendapat rujukan dari fasilitas primer/FKTP. Rujukan ini hanya
diberikan jika pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik dan
fasilitas kesehatan primer yang ditunjuk untuk melayani peserta, tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan peserta karena
keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan atau ketenagaan. Jika penyakit peserta
masih belum dapat tertangani di fasilitas kesehatan sekunder, maka peserta
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tersier. Di sini, peserta akan mendapatkan
pelayanan dari dokter sub-spesialis yang menggunakan pengetahuan dan
teknologi kesehatan sub-spesialistik.
Peserta BPJS harus mengikuti sistem rujukan yang ada. Sakit apapun,
kecuali dalam keadaan darurat, harus berobat ke fasilitas kesehatan primer,
tidak boleh langsung ke rumah sakit atau dokter spesialis. Jika ini dilanggar
peserta harus membayar sendiri. Khusus untuk gawat darurat ini diperlukan
kesamaan pandang antara BPJS dengan FKTP dan FKRTL.
Bagi peserta BPJS Kesehatan, pelayanan rujukan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1. Rujukan horizontal
Adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan
apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan
yang sifatnya sementara atau menetap.
2. Rujukan vertikal
Adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda
tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke lebih
tinggi atau sebaliknya.
Rujukan vertikal dari tingkatan yang lebih rendah ke tingkatan yang lebih tinggi
dilakukan apabila:
- Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau
subspesialistik;
- Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan.
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.
Pelayanan Ambulans
Berdasarkan Permenkes Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan
kesehatan Dalam Penyelenggaran Program Jaminan Kesehatan, maka pelayanan
ambulans hanya dijamin bila rujukan dilakukan pada:
1. Fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
2. Pada kasus gawat darurat dari fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan penyelamatan nyawa pasien.