Anda di halaman 1dari 27

SISTEM

RUJUKAN
Sity Kunarisasi
8 September 2020
Topik kuliah
an
Pengertian Rujuk

Jenjang Rujukan

jukan
Azas Penyelenggaraan Ru

ta c ara m e lak uk an Rujukan


Ta

Surat Pengantar Rujukan

Kesimpulan Rujukan
PENGERTIAN RUJUKAN
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban : merujuk
pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan 1

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.2

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal.3
Jenjang Rujukan
1. Penyelenggaraan terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan
tingkat primer, upaya kesehatan sekunder, dan upaya kesehatan
tersier diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan
paripurna melalui sistem rujukan.

2. Rujukan berupa :
§ Perorangan dalam bentuk pengiriman pasien, spesimen, dan pengetahuan
tentang penyakit memperhatikan kendali mutu dan kendali biaya.
§ Masyarakat dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan berwenang serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pelayanan Kesehatan Perorangan
● Primer : pelayanan kesehatan dimana terjadi kontak pertama secara
perorangan sebagai proses awal pelayanan kesehatan (pengobatan dan
pemulihan maupun pencegahan)

● Sekunder : pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima rujukan


dari pelayanan kesehatan perorangan primer, yang meliputi rujukan
kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk kembali
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.2

● Tersier : menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan kesehatan di


bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang merujuk.3
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
● Primer : pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan
pengobatan dan pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat.1
● Sekunder : menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana,
teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta didukung oleh
pelayanan kesehatan masyarakat tersier.2
● Tersier : menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana,
teknologi, SDM Kes, dan rujukan operasional, serta melakukan
penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan
penapisan teknologi dan produk teknologi yang terkait.3
.
Klasifikasi Fasyankes
Prosedure Rujukan
(1) Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan.
(2) Peserta asuransi kesehatan komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan
ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang.
(3) Setiap orang yang bukan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dapat
mengikuti sistem rujukan.
Azas penyelenggaraan Rujukan

o Berjenjang
o Terdekat dan sesuai kebutuhan pasien
o Tidak berlaku bila gawat darurat/bencana/geografis
Tata Cara Rujukan
● Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.

● Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang


berbeda tingkatan atau dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya

● Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan


dalam satu tingkatan atau dilakukan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang
sifatnya sementara atau menetap.
Tata Cara Rujukan/Arah Rujukan
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:

a. Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan


kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik
dalam menangani pasien tersebut;
c. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan,
efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan
dan/atau ketenagaan.
Interval Referral
● Dokter keluarga melimpahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan pasien kepada dokter yang lebih ahli dalam jangka
waktu tertentu, yang dalam jangka waktu tertentu tersebut dokter
keluarga tidak ikut menanganinya namun tetap berkoordinasi
dengan dokter tempat rujukan. Setelah rujukan interval ini selesai
dilakukan, maka tanggung jawab dan wewenang untuk
melanjutkan penanganan pada pasien akan kembali pada dokter
keluarga yang merujuk.

● Misalnya: pasien membutuhkan operasi dan pelayanan rawat inap


dalam jangka waktu tertentu. Setelah operasi dan pelayanan rawat
inap selesai, tanggung jawab dan wewenang terhadap pasien
kembali pada dokter keluarga
Collateral Referral
● Dokter keluarga melimpahkan tanggung jawab dan
wewenang satu masalah kesehatan khusus saja.

● Misalnya: penanganan penyakit glaukoma kronik


diserahkan pada dokter spesialis mata, sedangkan
penanganan masalah kesehatan pasien yang lain
tetap menjadi tanggung jawab dan wewenang
dokter keluarga tersebut
Cross Referral
● Dokter keluarga melimpahkan tanggung jawab dan
wewenang terhadap masalah kesehatan pasien
sepenuhnya pada dokter yang lebih ahli untuk selamanya.
● Ketika dokter yang lebih ahli sudah menerima, maka
tanggung jawab dan wewenang sepenuhnya berpindah.
● Misalnya: pada kondisi dimana pasien tersebut pindah ke
daerah lain.
● Rujukan ini dokter keluarga harus menyertakan resume
rekam medik pasien secara lengkap, yang mencantumkan
bagaimana perjalanan penyakit pasien, riwayat
penyakitnya dan juga dokumen-dokumen penunjang
seperti hasil foto thorax, laboratorium dan lain-lain.
Split Referral
● Rujukan terpecah mirip dengan rujukan Collateral
● Penanganan masalah kesehatan Pasien menjadi
tanggung jawab dan wewenang 2 dokter atau lebih
(level sejajar).
● Misalnya: pasien asma akibat lama kerja di
perusahaan semen, maka penanganannya oleh
dokter perusahaan saat pasien bekerja dan dokter
keluarganya
Tata Laksana Sistem Rujukan
Fasyankes tingkat Pertama
1. Rujukan dari Fasyankes Tingkat Pertama ke Tingkat Dua
● Proses merujuk pasien
● Prosedur administratif rujukan
● Prosedur operasional merujuk pasien.

2. Tindak Lanjut atas Rujukan Balik dari Fasyankes Tingkat Dua


● Prosedur klinis
● Prosedur administratif.
● Prosedur operasional
Rujukan Medik dapat dilakukan bila :

● Pasien membutuhkan pelayanan spesialistik § Puskesmas setempat tidak mampu


dan sub spesialistik untuk penanganannya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
● Pasien membutuhkan penanganan dengan § Pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan
sarana/teknologi yang lebih canggih/memadai oleh masyarakat
§ Sarana kesehatan tidak mampu dan tidak
● Mendapat persetujuan dari pasien atau klg nya
memiliki fasilitas yang cukup
● Keadaan pasien memungkinkan untuk dirujuk § Tidak ada tenaga kesehatan yang kompeten
● Jarak ke tempat rujukan tidak membahayakan di sarana perujuk
keselamatan pasien
● Tenaga kesehatan dan atau tenaga ahli tidak
ada di sarana perujuk
Pelayanaan Pasien Meninggal
● Pada kondisi pasien kritis, selain tetap mengusahakan pelayanan medis
semaksimal mungkin, maka provider berwenang perlu memberikan
penjelasan kepada keluarga, sehubungan dengan kondisi senyatanya
pasien
● Setiap kejadian pasien meninggal di fasyankes, baik sebelum 48 jam
ataupun sesudah 48 jam kedatangannya, tetap harus diinformasikan
kepada fasyankes ataupun klinik perujuk disertai keterangan tentang:
• Diagnosis penyakit dan penyebab kematiannya,
• Saran-saran tindak-lanjut kepada fasyankes perujuk
• Laporan ataupun pemberitahuan khususnya kepada Dinkes Kab/kota dan Puskesmas
dimana pasien tersebut tinggal terutama pada:
ØPasien meninggal karena penyakit menular yang perlu ditindak-lanjuti dengan upaya
pencegahan penyebaran dan penanggulangan penyakit menular (KLB) di sekitar domisili
pasien, dan kemungkinan perlunya dilakukan survailans.
Ø Kondisi-kondisi lainnya yang perlu diketahui fasyankes perujuk
Kewajiban memberikan informasi kepada
pasien sebelum dirujuk :

● Informasi yang disampaikan sekurang- kurangnya :


● Maksud dan tujuan dirujuk
● Kemana harus dirujuk
● Menggunakan sarana/mobil apa yang dirujuk
● Risiko selama diperjalanan sampai tempat rujukan
● Pembiayaan rujukan
Surat Rujukan :
• Tempat, tanggal dan waktu saat merujuk
• Dokter ahli yang menjadi tempat rujukan, mencakup nama, gelar dan
departemen atau klinik/rumah sakit tempat dokter tersebut praktik.
• Identitas umum pasien yang akan dirujuk, mencakup nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan alamat.
• Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang)
• Diagnosis kerja dan DD
• Terapi dan tindakan yang telah dilakukan
• Tujuan rujukan
• Dokter yang merujuk, mencakup nama, gelar dan departemen atau klinik/rumah
sakit tempat merujuk, nomor telpon bila diperlukan koordinasi lebih lanjut
Kop Surat
KLINIK PRATAMA ..................................................................................................
Alamat ...................................................................................
______________________________________________________________________________________________________SURAT PENGANTAR RUJUKAN
Nomer : .........................
Kepada Yth.
................................................
................................................
Dengan ini kami mengirimkan pasien :
Nama : ................................................ jenis kelamin :.................................
tanggal lahir :................................................ pekerjaan :.................................
alamat :...................................................................................................................
dengan :
anamnesis : ...........................................................................................
pemeriksaan fisik : ...........................................................................................
pemeriksaan penunjang : ...........................................................................................
diagnosis kerja : ...........................................................................................
terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan : .....................................................................................
tujuan rujukan : ..........................................................................................
Terimakasih.
tanggal dan waktu : ................................................
nama dan tanda tangan tenaga kesehatan ...............................................................................
Catatan :
þ Rujukan telah mendapatkan Persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
þ Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan Penjelasan, meliputi: diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang
diperlukan; alasan dan tujuan dilakukan rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; ransportasi rujukan; danrisiko atau penyulit yang
dapat timbul selama dalam perjalanan.
Prinsip Pelayanan Rujukan Kegawat daruratan :
• Tempat, tanggal dan waktu saat merujuk
• Dokter ahli yang menjadi tempat rujukan, mencakup nama, gelar dan
departemen atau klinik/rumah sakit tempat dokter tersebut praktik.
• Identitas umum pasien yang akan dirujuk, mencakup nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan alamat.
• Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang)
• Diagnosis kerja dan DD
• Terapi dan tindakan yang telah dilakukan
• Tujuan rujukan
• Dokter yang merujuk, mencakup nama, gelar dan departemen atau klinik/rumah
sakit tempat merujuk, nomor telpon bila diperlukan koordinasi lebih lanjut
Prinsip & Kewenangan setiap Fasyankes :
Koordinasi Rujukan antara Sarana Kesehatan:

PERUJUK TERUJUK
§ Memberi informasi mengenai
§ Harus menghubungi fasyankes kesiapan menerima rujukan
rujukan § Memberi informasi mengenai kondisi
§ Melaporkan kondisi pasien pasien pasca pelayanan di fasyankes
§ Meminta saran untuk rujukan
mempersiapkan pasien rujukan
§ Menyertai formulir rujukan
Kesimpulan
Jenis Rujukan :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Jenjang Rujukan :
a. upaya kesehatan perorangan
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)
2) Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)
3) Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
b. upaya kesehatan masyarakat
1) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)
3) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT
Arah Rujukan :
a. Rujukan secara vertikal
b. Rujukan secara horizontal
THANKS
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai