Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KMB 1

PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pembimbing:

Ns Ririn sri handayani M.Kep.,Sp.Kep. MB

Disusun oleh:

NAMA: SITI SANJAYA AYU


NIM : 2014401031
KELAS: REGULER 1

Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Jurusan DIII KEPERAWATAN Tingkat 2

Tahun 2021/2022
STUDI KASUS

Seorang pasien laki-laki usia 19 tahun dibawa ke RS oleh perawat dari Puskesmas karena
kecelakaan dan mengalami fraktur femur. Dokter menyarankan pasien dilakukan tindakan
operasi dan dipasang plat screw namun keluarga menolak dan menginginkan pasien pulang
paksa u/ntuk dibawa ke sangkal putung. Perawat membaca hasil radiologi pasien tersebut
mengalami fraktur incomplete tertutup. Pasien menggunakan BPJS mandiri untuk biaya
pengobatannya.

Kerjakanlah tugas dibawah ini berdasarkan kasus diatas :


1. Bagaimanakah kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan rujukan di era BPJS ?
Jelaskan alur rujukan pasien
mulai dari faskes pratama hingga RS tipe A
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi SBAR ? jika anda sebagai perawat yang
merujuk pasien tersebut,
bagaimana pelaksanaannya ? tuliskan apa yang akan anda sampaikan kepada perawat/dokter
yang menerima
pasien di RS rujukan.
3. Jika anda sebagai perawat ruang rawat yang menghadapi pasien tersebut dan keluarganya,
prinsip etika profesi apa
saja yang akan anda terapkan dan jelaskan bagaimana pelaksanaannya ?
Jawab:
1.Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan rujukan diera BPJS
 Pemerintah: sebagai penenentu kebijakan kesehatan (policy maker),manfaat yang
diperoleh diantaranya, membantu penghematan dana dan memperjelas sistem pelayanan
kesehatan

 Alur rujukan pasien


Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, FKTP dan FKTL wajib melakukan sistem
rujukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila ada
peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan
maka tidak dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.Bagi peserta BPJS Kesehatan
pelayanan rujukan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Rujukan horizontal
adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila
perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap.
2. Rujukan vertical
adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat
dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi atau sebaliknya.Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:
- pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau subspesialistik;
- perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau ketenagaan.
-
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan yang
lebih rendah dilakukan apabila:
- permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan
yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
- kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
menangani pasien tersebut;
- pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani
oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan
untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
- perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.
-
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhhan medis
yaitu:
 Dimulai dari pelayanan di FKTP
 Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke FKRTL
 Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan atas
rujukandari faskes primer.
 Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan atas rujukan
dari faskes sekunder dan faskes primer.
Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan apabila peserta BPJS Kesehatan
dalam kondisi :
 Terjadi gawat darurat. Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku
 Bencana, Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah
 Kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakkan
rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
lanjutan
 pertimbangan geografis; dan pertimbangan ketersediaan fasilitas
Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan kesehatan lain
dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu
rangkaianperawatan pasien di Faskes tersebut. Rujukan parsial dapat berupa:
 pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
 Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
2. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas
kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
 SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif
dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau
berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam
situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk
diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
 Jika saya sebagai perawat karena dikasus ini orang tua dari pasien tidak mau anaknya
di rawat ( ditangani ) saya terlebih dahulu akan berbica kepada pihak keluarga pasien
bahwa penting nya tindakan oprasi dan pemasangan plat screw pada pasien karna
tindakan tersebut untuk keselamata dan kesembuhan pasien.
 Yang saya sampaikan kepada doker terkait hal saya akan merujuk pasien ke dokter
Perawat: assalamualaikum, mohon maaf mengganggu waktunya. Apakah benar ini
dengan dokter aisyah
Dokter : waalaikumsalam iya benar sus
Perawat: saya perawat ayu dari ruang mawar ingin melaporkan keadaan pasien yang
bernama Tn. Mario umur 19 tahun tgl masuk 17 juni 2021 bahwa pasien kecelakaan
dan mengalami fraktur femur dan harus segera ditangani dok
Dokter: baik sus
3. jika saya sebagai perawat saya akan menghadapi pasien & kluaraga dengan cara memberi
pengertian bahwa penting nya perawatan di Rumah Sakit agar pasien diberi perawatan dan
pengobatan secara maksimal, dan disini saya akan memakai prinsip etika propesi tanggung
jawab karena apa, semua tenaga kerja profesional sudah sepatutnya bekerja dengan diliputi rasa
tanggung jawab yang besar. Pekerjaan harus dilakukan secara serius dan baik sehingga hasilnya
bisa maksimal. dengan memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan, maka
perusahaan dapat dianggap memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
Setiap profesional juga harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dan
juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga memiliki tanggungjawab terhadap dampak
yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan orang lain atau masyarakat umum

Anda mungkin juga menyukai